1. Pendahuluan
Mendaki gunung adalah suatu kegiatan keras, berbahaya, penuh petualangan,
membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi.Bahaya dan
tantangan yang seakan hendak mengungguli, merupakan daya tarik dari kegiatan ini.
Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah menguji kemampuan dirinya
untuk bersekutu dengan alam yang keras, keberhasilan suatu pendakian yang sukar dan sulit
berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan dirinya
sendiri.
2. Sejarah Mountaineering
a. Sejarah Dunia
1942 : Anthoine de Ville memanjat tebing Mont Aiguille (2907 m) di pegunungan alpen
untuk berburu chamois (Kambing gunung)
1624 : Pastor pastor Jesuit, melintasi pegunungan himalaya dari gharwal di Iindia ke
Tibet menjalankan tugas misionarisnya
1760 : Professoe de Saussure menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat
menaklukkan puncak mont blanc guna kepentingan ilmiahnya.
1786 : Puncak tertinggi di pegunungan alpen Mont Blanc (4807 m) akhirnya dicapai oleh
Dr. Michel Paccaro dan Jacquet Balmat.
1852 : Batu pertama jaman keemasan dunia keemasan di Alpen diletakkan olehAlfred
Wills dalam pendakiannya ke puncak Wetterhorn (3.708 m), cikal bakal pendakian
gunung sebagai olah raga.
1852 : Sir George Everest, akhirnya menentukan ketinggian puncak tertinggi dunia, dan
di abadikan dengan namanya (8.848 m), orang Nepal menyebut puncak ini dengan nama
sagarmatha, orang tibet menyebutnya chomolungma.
1878 : Clinton Dent (bukan pepsoden) memnjat tebing Aigullie de dru di perancis yang
memicu trend pemanjatan tebing yang tidak terlalu tinggi tetapi cukup curam dan sulit,
banyak orang menganggap peristiwa ini adalah kelahiran panjat tebing
1895 : AF Mummery orang yang disebut sebagai bapak pendakian gunung modern hilang
di Nanga Parbat (8.125 m), pendakian ini adalah pendakian pertama puncak di atas
ketinggian 8.000 m
1924 : Mallory dan Irvina mencoba lagi mendaki Everest, keduanya hilang di ketinggian
sekitar 8.400 m
1953 : Pada tanggal 29 mei Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing Norgay akhirnya
mencapai atap dunia puncak everest.
b. Sejarah Indonesia
1623 : Yan Carstenz adalah orang pertama melihat adanya pegunungan sangat tinggi, dan
tertutup salju di pedalaman irian
1899 : Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran
laporanYan Carstensz hampir 3 abad sebelumnya tentang “ … pegunungan yang sangat
tinggi, di beberapa tempat tertutup salju!” di perdalaman Irian. Maka namanya
diabadikan sebagai nama puncak yang kemudian ternyata merupakan puncak gunung
tertinggi di Indonesia.
1962 : Puncak Carstenz akhirnya berhasil dicapai oleh tim pimpinan Heinrich Harrer.
1964 : Beberapa pendaki Jepang dan 3 orang Indonesia, yaitu Fred
Athaboe,Sudarto dan Sugirin, yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil
mencapai Puncak Jaya di Irian. Puncak yang berhasil didaki itu sempat dianggap
Puncak Carstensz, sebelum kemudian dibuktikan salah.
Puncak Eidenburg, juga di Irian, berhasil di daki oleh ekspedisi yang dipimpinPhilip
Temple.
Dua perkumpulan pendaki gunung tertua di Indonesia lahir : Wanadridi Bandung
dan Mapala UI di Jakarta, lalu di susul oleh perkumpulan perhimpunan pencinta alam
lainnya mulai dari, MPA,SISPALA, KPA, ERNIPALA, MODIPALA dan sebagainya
1972 : Mapala UI, diantaranya adalah Herman O. Lantang dan Rudy Badil, berhasil
mencapai Puncak cartenz. Mereka merupakan orang-orang sipil pertama dari Indonesia
yang mencapai puncak ini.
6.Perlengkapan Mountaineering
peralatan / perlengkapan yang dibawa ketika mendaki gunung tropis 2000 m - 3800 m
utama
Tas carrier / day pack (tergantung kebutuhan)
cover bag
Dry bag
tenda
matras
slepping bag (SB)
alat - alat penunjang
survival kit ( alat multifungsi: pisau lipat, peluit, tali, SPOT)
navigation (GPS, kompas, Altimeter, termometer, barometer)
komunikasi ( HP (klo da sinyal", Telpon sattelite, HT, WT,dsb)
cooking stuff n Logistic
makanan yang cukup untuk kita bawa (roti, susu dsb.).
obat- obatan pribadi (encok, nyeri, antiseptik, anti -nyamuk, anti lintah dan pacet) dan
multivitamin (A-Z)
energy bar (coklat, keju, gula merah, /yang mengandung kadar energi tinggi)
kompor portable mini beserta gas/ parafin/ spirtus
botol minum beserta air
Untuk pribadi
Jacket (waterproof dan windproof)
rain coat
Sarung tangan
kaos kaki min 2
celana dalam
jam tangan
Sepatu /sandal
topi / topi hangat dan sal leher
kacamata
hand body, sun block, pelembab bibir
senter (headlamp, handlamp): LED/ Bolam kuning boros energi
ikat pinggang, dompet, tas pinggang, gantungan kunci ( carrabiner mini)
Perlengkapan Teknik
1. Tali (Rope)
Tali yang dipergunakan dalam pendakian / pemanjatan tebing (climbing rope) bersifat fleksible,
elastis dan tahan terhadap beban yang berat.Diameter tali berkisar antara 11, 10 dan 9 mm.
Kemampuan menahan beban berkisar antara 1.360 s/d 2.720 kg. Yang biasa digunakan ada dua
jenis yaitu : Hawser laid dan Kernmantel.
2. Helmet / Crash Hat
Berfungsi sebagai pelindung kepala terhadap benturan benda keras.
3. Harness
Tali tubuh yang berfungsi sebagai sabuk pengaman.
4. Carabineer
Carabineer adalah cincin kait yang berbentuk oval atau D dan mempunyai gate / pintu, terbuat
dari allumunium alloy dan mempunyai kekuatan antara 1.500 – 3.500 kg. Carabineer ini ada dua
jenis, yaitu : screw gate (berkunci) dan snape gate (tidak berkunci).
5. Sling
Sling terbuat dari webbing tubular. Panjang sekitar 1,5 m dengan lebar 2,5 cm dibentuk menjadi
sebuah loop (lingkaran) yang dihubungkan dengan simpul pita.
Dari kegiatan penjelajahan, ada beberapa jenis perjalanan yang disesuaikan dengan
medannya, yaitu :
1. Perjalanan pendakian gunung
2. Perjalanan menempuh rimba
3. Perjalanan penyusuran sungai, pantai dan rawa
4. Perjalanan penelusuran gua
5. Perjalanan pelayaran
Untuk perjalanan ilmiah dan kemanusiaan, bisa pula dikelompokkan berdasarkan jenis medan
yang dihadapi. Dari setiap kegiatan tersebut, kita dapat mengelompokkan perlengkapannya
sebagai berikut :
1. Perlengkapan dasar, meliputi :
o Perlengkapan dalam perjalanan / pergerakkan
o Perlengkapan untuk istirahat
o Perlengkapan makan dan minum
o Perlengkapan mandi
o Perlengkapan pribadi
2. Perlengkapan khusus, disesuaikan dengan perjalananan, misalnya
o Perlengkapan penelitian (kamera, buku, dll)
o Perlengkapan penyusuran sungai (perahu, dayung, pelampung, dll)
o Perlengkapan pendakian tebing batu (carabineer, tali, chock, dll)
o Perlengkapan penelusuran gua (helm, headlamp/senter, harness, sepatu karet, dll)
3. Perlengkapan tambahan
Perlengkapan ini dapat dibawa atau tergantung evaluasi yang dilakukan (misalnya : semir,
kelambu, gaiter, dll).
f. Kondisi Akibat/Pengaruh
Yang dimaksud dengan kondisi akibat atau pengaruh adalah suatu kondisi yang pada
umumnya/biasanya tidak merupakan potensi bahaya, tetapi akibat pengaruh tertentu
menjadikannya sebagai potensi atau bahaya. Beberapa contoh misalnya :
Adanya bangkai binatang besar diatas aliran sungai yang sangat jernih dihutan atau
digunung yang kita gunakan sebagai sumber air.
Adanya ganggang beracun pada genangan air tetrentu yang kita anggap sebagai sumber air
yang baik.
Munculnya gas beracun di wilayah gunung berapi dimana biasanya wilayah tersebut aman.
Hal ini mungkin akibat aktivitas gunung berapi beraktivitas diluar normalnya.
Jenis-jenis ikan tertentu yang biasanya tidak beracun menjadi ikan beracun bila dikonsumsi
akibat adanya kandungan mineral tertentu atau micro organisme tertentu diperairan
habitatnya.
Dan contoh lainnya.
Jenis-jenis simpul :
a. OVERHAND
Overhand merupakan simpul yang paling sederhana dan mudah dibuat.
Langkah-langkah :
Simpul ini lebih byk digunakan saat di tebing untuk mengunci simpul-simpul lain, misalnya
digunakan pada ujung tali rappeling atau digunakan sebagai pengunci simpul bowline.
Simpul overhand sebaiknya tidak digunakan untuk menggantung beban secara langsung.
Apabila simpul langsung dibebani, maka setelah digunakan overhand akan mengikat sangat kuat
sehingga sulit dilepas dan ikatan simpulnya akan mengalami stress yg besar, sehingga
mengurangi kekuatan tali. Untuk membuat overhand yang lebih kuat, lingkaran loop pada
overhand dapat digandakan. Simpul ini dinamakan double overhand.
b. FIGURE OF EIGHT(F8)
Figure of eight adalah simpul berbentuk seperti angka delapan. Cara membuatnya lebih
rumit dari overhand. Dari sekian simpul yang ada, figure of eight paling sering digunakan oleh
caver dan pemanjat. Simpulnya pun mudah dibuat dan dilepas.
Langkah-langkah :
Dalam membuat simpul ini bagian luar dari tali jangan sampai terbalik karena kan sangat
berbahaya
Figure of eight bisa juga untuk menyambung dua tali seperti di bawah ini:
c. BOWLINE
Meskipun simpul figure of eight lebih baik dari simpul bowline, simpul bowline masih sering
digunakan dalam arena-arena memanjat. Bowline lebih sering digunakan untuk mengikat harness
pada latihan-latihan di jalur free climbing
yang lintasannya pendek. Ketika pada
jalur-jalur pendek, pemanjatan dilakukan
secara repetisi, berulang-ulang untuk
menuntaskan sebuah jalur. Cara memanjat
menyebabkan pemanjat harus sering-
sering mengikat dan melepas simpul pada
harness, sehingga membutuhkan simpul
yang praktis serta dapat mudah diikat dan
dilepas seperti bowline.
d. FISHERMAN’S
Simpul ini umumnya dipakai untuk menyambung 2 buah tali. Penyambungan tali dilakukan
karena misalnya tali yang digunakan kurang panjang. Selain untuk menyambung tali,
fisherman’s pun biasa digunakan untuk membuat loop tali
prusik
Langkah-langkah :
Simpul fisherman’s sulit dilepas setelah dibebani. Ketika simpul dibebani, kedua ujungnya
akan saling mengikat kuat. Untuk mendapatkan ikatan simpul yang lebih kuat kita bisa
menggunakan double fisherman’s, kita hanya tinggal menggandakan overhandnya.
e. CLOVE HITCH
Fungsi dari simpul ini untuk mengikat harness ke anchor pitch untuk cow’s tail atau
mengikatkan tali pada pohon. Selain cepat dan mudah dibuat, dapat pula diatur panjang
pendeknya tali yang disimpul. Semakin besar beban yang ditanggung Clove
Hitch, semakin kuat simpul akan mengikat. Setelah dibebani, simpul ini
mudah dilepas. Jangan lupa menambahkan simpul overhand pada Clove
Hitch supaya lebih aman.
Simpul ini sering disebut pula tape knot atau water knot. Berbeda dengan
yang lain simpul ini digunakan untuk mengikat webbing. Simpul berguna
untuk menyambung 2 buah ujung tali webbing, baik untuk membuat loop
maupun menambah panjang webbing. Dasar simpul pita adalah simpul
overhand. Kedua ujung webbing yang disambung saling mengikat dengan
simpul overhand.
Simpul ini dulu populer ketika sling yang sudah dijahit belum diproduksi.
Simpul pita biasanya digunakan untuk membuat sling. Dalam pembuatan
simpul pita, kira-kira sisakan 5cm pada ujung webbingnya untuk mencegah lepasnya simpul.
g. SIMPUL KUPU-KUPU(BUTTERFLY KNOT)
Simpul ini digunakan di tengah tali dan biasanya digunakan untuk membuat traverse line,etriers
(tangga tali),dan belay anchor. Bisa juga untuk membentuk gantungan bentuk Y sebagai
pengaman. Gunakan simpul ini secara hati-hati untuk menghindari kesalahan yg fatal
Kegunaan simpul ini untuk membuat anchor sebagai pengaman utama atau pengaman
tambahan. Cara membuatnya mudah dengan melingkarkan tali pada
sebuah pohon atau yg lain beberapa kali sehingga membentuk
gesekan yang cukup. Digunakan sebagai belay untuk sesuatu yang
sangat berat dan mudah di lepas dengan cara mengontrol gesekan
yang terjadi.Dalam pembuatan simpul ini jangan sampai terjadi
overlap antar tali/webbing
i. SIMPUL PRUSIK
Simpul prusik adalah simpul klasik dan sering digunakan pada awal-awal
berkembangnya panjat tebing dulu untuk ascending, yaitu meniti fixed rope. Lebih lanjut, lilitan
tali prusik pada fixed rope menghasilkan friksi yang dapat menahan beban pemanjat.
Dengan diproduksinya peralatan ascending modern seperti jumar, simpul prusik untuk
ascending kini jarang digunakan. Simpul hanya digunakan sebagai alternatif apabila tidak
tersedia jumar. Selain untuk ascending, simpul prusik berguna pula untuk berbagai fungsi,
misalnya sebagai pengaman tambahan untuk rappeling.
Sebagai variasi simpul prusik untuk ascending, kita dapat pula menggunakan simpul
kleimheist dan french prusik. Kedua simpul mempunyai prinsip kerja yang sama dengan simpul
prusik, yaitu mengandalkan friksinya untuk menahan beban. Namun, meskipun ketiga simpul
mudah dibuat dan tidak sulit dilepas, sebaiknya kita hanya menggunakan ketiganya sebagai
alternatif kalau tidak tersedia jumar. Hal ini demi efektivitas dan keamanan memanjat.
1. French prusik :
Berguna sebagai pengaman sementara sperti saat membenarkan rigging, ketika melepas simpul
yang ada pada tengah tali
2. Klemheist knot:
Merupakan variasi dari French prusik yg memeliki sifat khusus,dan kelebihannya bisa
menggunakn webbing, dan ketika di bebani akan sulit terlepas
j. ITALIAN HITCH
Seperti simpul prusik, italian hitch merupakan simpul yang
klasik. Simpul ini dulu biasa digunakan untuk rappeling atau
belay. Dengan diproduksinya berbagai alat rappeling dan belay
yang lebih modern, italian hitch kini jarang digunakan. Simpul ini
memanfaatkan gesekan untuk mengontrol laju tali, karabiner yang
cocok untuk adalah krabinar HMS yg bentunya seperti pada
gambar. Meski simpul jarang digunakan, namun bukan berarti
tidak berguna kalau dipelajari. Dalam kasus-kasus tertentu, italian
hitch dapat digunakan sebagai alternatif. Misalnya, kalau
pemanjat tidak membawa alat rappeling ketika turun tebing, maka
Italian hitch bisa menjadi solusi. Namun, menggunakan alat-alat
yang terkini tentu lebih baik. Sekali lagi, itu kalau kita berhitung
soal efektivitas dan kemanan memanjat.
k. GARDA self-locking hitch
Simpul ini menggunakan dua buah karabiner yang parallel,dengan ini membuat suatu system
tali yang hanya dilewati satu arah saja. Garda dikembangkan oleh tim rescue Alpine dan simpul
ini sangat berfungsi untuk keadaan yang darurat,berguna untuk Self Rescue maupun hauling. Di
sarankan beban yang bekerja bila menggunakan sytem garda ini tidak melebihi 100 kg. Untuk
menjamin keamanan, selalu gunakan karabiner yang berbentuk D.
Ground Anchor
LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat
mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari
Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal
balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen
lainnya. Sedangkan pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut No 23 tahun
2007 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya. Ruang lingkup
lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga
menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik
pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia,
tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-benda
mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni
mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun
karena tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang
dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak
maksimal pada lingkungan tersebut.
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan
hidup.
a. Faktor Alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya
kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami,
angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya
bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya
lingkungan.
b. Faktor Buatan
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan
dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan
yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan
sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara
liar yang menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang
tempat terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:
b. Pelestarian udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan
ozon di atmosfer
c. Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.
Pecinta alam berasal dari kata “cinta” dan “alam”. Motivasipun beraneka ragam, ada
yang sekedar rileks, ada yang sengaja ingin menambah wawasan agar lebih mempertebal rasa
yakin dan percaya kepada Tuhan, ada yang untuk penelitian dan banyak lagi.
Mencintai alam bukan hanya sekedar mengagumi. Mencintai alam mengandung arti
merasa kagum, hormat, mengambil manfaat dari apa yang ada di alam dengan memperhatikan
untung ruginya baik bagi alam maupun lingkungan sekitarnya, perasaan dan niat untuk
memelihara, niat untuk memperbaiki juga mempertimbangkan keharmonisan hubungan
hubungan manusia dengan alam.
1. Kelompok yang interest atau yang lebih berorientasi kepada kegiatan adventures,
2. Kelompok yang hanya ingin mencari teman atau tempat untuk nongkrong,
3. Kelompok yang interest pada keorganisasian,
4. Kelompok yang interest pada lingkungan hidup
Organisasi pecinta alam adalah organisasi yang menghimpun para pencinta alam sebagai
anggotanya. Secara umum organisasi adalah sejumlah orang yang bekerja sama untuk mencapai
suatu tujuan. Sejumlah orang berarti lebih dari satu orang atau individu. Sedangkan untuk
bekerja sama sejumlah orang tersebut harus ada aturan mainnya agar tujuan dapat tercapai
dengan baik. Aturan main tersebut ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis.
1. Berdasarkan Pancasila,
2. Menjadikan Kode Etik Pecinta Alam sebagai landasan hubungan,
3. Tujuan tidak bertentangan dengan Perundangan-undangan yang ada,
4. Ada alamat jelas, dan mudah dihubungi,
5. Jumlah anggota idealnya adalah 20 orang,
6. Ada AD/ARTnya (AD: anggaran dasar/ART:anggaran rumah tangga)
7. Ada nama jelas dan tidak mengundang masalah dari pihak lain,
8. Ada lambang organisasi(bendera, stampel, badge dan perlengkapan lain)
9. Tidak merupakan anak atau menjadi bawahan salah satu organisasi politik
10. Ada pengakuan dari pihak lain/luar (Akta atau ijin)
Memupuk patriotisme yang sehat dikalangan anggotanya. Hal ini dapat dicapai dengan
dapat beradaptasi dengan alam masyarakat atau rakyat kebanyakan. Memang tekad
yang mendasari pendirian organisasinya ini adalah suatu keyakinan bahwa patriotisme
yang sehat tidak mungkin timbul dari slogan-slogan, indoktrinasi atau poster-poster.
Patriotisme yang sehat hanyalah mungkin dibina atas partisipasi yang aktif dari
seseorang melalui hidup di tengah-tengah alam dan masyarakat Indonesia pada
umumnya.
Mendidik para anggotanya baik mental maupun fisik. Di sini juga ditekankan aspek
edukasi tanah air secara aktif dekat.
Mencapai semangat gotong-royong dan kesadaran sosial.
Pecinta Alam Indonesia sadar sepenuhnya bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa. Pecinta Alam Indonesia juga sadar bahwa dirinya merupakan bagian
dari masyarakat Indonesia yang mempunyai tanggung jawab terhadap Tuhan, Bangsa, dan
Tanah air. Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap Pecinta Alam adalah saudara, sebagai
makhluk yang mencintai alam, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Sesuai dengan hakikat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan sebagai berikut :
Navigasi darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu objek dan arah
perjalanan, baik pada medan sebenarnya maupun pada peta. Kemampuan membaca dan
memahami peta, menggunakan alat-alat navigasi untuk menentukan posisi, serta menganalisis
dan memberikan asumsi awal terhadap medan yang dilalui merupakan salah satu dari keahlian
dasar yang perlu dimiliki oleh pecinta alam. Hal tersebut merupakan beka lawal dalam
merencanakan dan melakukan kegiatan dialam terbuka maupun dalam usaha pencarian atau
penyelamatan korban kecelakaan.
1. Peta
Peta adalah gambaran unsur-unsur alam atau buatan manusia yang berada di atas
ataubawah permukaan bumi dan digambarkan pada bidang datar dengan proyeksi tertentu dalam
ukuran yang diperkecil yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara visual
maupunmatematis. Jenis peta berdasar penggunaan, antara lain : peta dasar, petatematik,
petatopografi, petahidrogafi, petageologi. Peta tofografi pada umumnya disertakan pula, yang
akan membantu untuk mengetahui secara detail daerah-daerah permukaan bumi yang terpetakan
tersebut.
a. Judul peta
b. Keterangan pembuatan peta
Contoh : peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi, Dinas Tofografi
Belanda, US Army Map Service, Bakosurtanal, dan sebagainya.
c. Nomor peta
Yaitu menjelaskan nomor registrasi peta.
d. Lembar derajat
Yaitu penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang
digunakan untuk memudahkan kita jika ingin mendapatkan gambaran yang lebih luas
mengenai suatu daerah dengan menggabung-gabungkan bagian-bagian lain peta tersebut.
e. Koordinat peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta, atau kedudukan titik pada
suatu bidang atau terhadap dua garis bilangan sistem koordinat pada peta. Sistem
koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem garis sumbu yaitu garis-garis yang
saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam
yaitu :
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang
tegak lurus terhadap garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam derajat,
menit dan detik.
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak
terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan wilayah nol ini ada
disebelah barat Jakarta (600 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari barat
ketimur. Sistem koodinat mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6 angka. Untuk
daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, sedangkan untuk daerah yang lebih sempit
menggunakan penomoran 6 angka.
f. Garis Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik berketinggian sama
dari muka laut, berbelok-belok mengikuti ketinggian yang sama dan tertutup. Garis
kontur dimaksudkan untuk :
Jarak dilapangan
h. Legenda Peta
Yaitu informasi tambahan untuk mempermudah interpretasi peta baik dari unsur-
unsur yang dibuat manusia maupun alam. Pada umumnya legenda peta disajikan dalam
bentuk gambar beserta keterangan tertulis, termasuk perbedaan warna-warna (untuk peta
berwarna). Bagian legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai petaseperti : titik
triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, Desa, dan pemukiman, dan sebagainya.
i. Tahun Peta
j. Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta. Cara yang paling mudah ialah
dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan tegak yang ada di peta. Pada bagian
bawah biasanyajuga penunjuk arah Utara peta, Utara sebenarnya, dan Utara magnetik.
- Utara peta/utara grid adalaharahutara yang ditunjukkan garis koordinat tegak peta
kearah atas
- Utara sebenarnya adalah arah yang menunjukkan Kutub Utara bumi.
- Utara magnetik adalah arah utara yang menunjukkan Kutub Utara magnetik bumi.
Kutub Utara magnetik bumi letaknya tidak bertepatan dengan Kutub Utara bumi,
kira-kira berada di sebelah Utara Kanada, di Jazirah Boothia, karena pengaruh rotasi
bumi letak kutub utara magnetik bumi bergeser dari tahun ketahun. Utara magnetik
ini adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum magnetik kompas. Untuk
keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara magnetik dapat dianggap
sama.Untuk kepeluan-keperluan yang lebih menuntut ketelitian perlu
mempertimbangkan adanya ikhtilap peta, ikhtilap magnetik, ikhtilap peta magnetik
dan variasi magnetik.
1. Ikhtilap peta, adalah beda sudut antara utara sebenrnya dengan utara tetap. Beda
sudut ini terjadi karena kerataan jarak pararel garis bujur peta bumi menjadi garis
koordinat vertikal pada peta.
2. Ikhtilap magnetik, adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara magnetik.
3. Ikhtilap petamagnetik, adalah beda sudut antara utara peta dengan utara magnetik
bumi.
4. Variasi magnetik bumi, adalah perubahan atau pergeseran letak kutub magnetik bumi
pertahun.
2. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan selalu
menunjuk kearah utara-selatan. Arah yang ditunjuk jarum kompas tersebut merupakan arah utara
magnetis bumi, bukan utara bumi sebenarnya. Secara fisik kompas terdiri atas :badan, jarum, dan
skala penunjuk.Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet
bumi. Dalam penggunaannya, hindarkan dari benda yang mengandung logam karena akan
mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatan berkurang.
Jika kita melakukan perjalanan menurut arah kompas (menggunakan kompas prisma atau
lensa) disiang hari, maka tindakan yang akan kita lakukan secara berturut-turut:
3. Orientasi peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya
(menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Dalam melakukan orientasi peta, perlu
mengenal dan mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi,misalnya gunung, sungai,
bukit,atau tanda lainnya. Dapat juga dengan mengamati bentang alam yang terlihat dan
mencocokkan dengan kontur pada peta. Secara praktis, utara kompas dapat dianggap satu titik
dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.
Langkah-langkahorientasipeta:
- Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut
yang menjadi arah perjalanan (sudutkompas). Hitung juga sudut dari titik akhir ketitik
awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah sudut back azimuth.
- Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (pohonbesar,
pohon tumbang, longsoran tebing)
- Bidikkan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita. Perhatikan tanda medan lain di
ujung lintasan yang akan dilalui pada arah itu.
- Setelah sampai padatan dimedan itu, bidikkan kompas kembali kebelakang (sudut
back azimuth) untuk mengecek apakah anda berada pada lintasan yang diinginkan.
Bergeserlah kekiri atau kekanan untuk mendapatkan back azimuth yang benar.
- Sering kali tidak ada tanda medan yang dapat dijadikan sasaran. Dalam hal ini, anda
dan seorang rekan menjadi tanda tersebut.
Rumus mencari sudut Back Azimuth:
-
Jika X0 < 1800 = X0 + 1800
- Jika X0 > 1800 = X0 - 1800
5. Reseksi
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau
lebih tanda medan yang diketahui. Tehnik resection membutuhkan alam yang terbuka untuk
dapat membidik tanda medan. Tidak selalu seluruh tanda medan harus dibidik. Jika kita sedang
berada di tepi sungai, jalur sepanjang jalan atau sepanjang suatu punggungan maka hanya perlu
satu tanda medan lainnya yang dibidik.
►Langkah-langkah resection :
6. Interseksi
Prinsip intersection : menentukan posisi suatu titik di peta dengan menggunakan dua titik
atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui
posisi suatu benda atau posisi seseorang yang terlihat di lapangan, tetapi sukar untuk dicapai.
Pada intersection kita sudah harus yakin posisi kita di peta.
►Langkah-langkah intersection :
1. Lakukan orientasi peta atau orientasi medan, dan pastikan kedudukan kita di peta.
2. Bidiklah obyek yang sedang kita amati, dari posisi kita, yang telah kita ketahui di peta.
3. Pindahkan sudut pertama yang kita dapati dari hasil bidikan pertama itu ke atas peta
berupa satu titik.
4. Tariklah garis lurus yang menghubungkan titik posisi kita di peta dengan titik hasil
bidikan pertama itu.
5. Bergeraklah ke posisi lain dan lakukanlah kembali resection untuk memastikan
kedudukkan kita di peta. Jarak antara posisi pertama bidikan dengan posisi kita yang
kedua diharapkan cukup sebanding dengan sudut yang akan diambil/dibidik.
6. Bidiklah obyek yang sedang kita amati, dari posisi kita yang kedua.
7. Pindahkan sudut kedua yang kita dapati dari hasil bidikan kedua itu ke atas peta
berupa satu titik.
8. Tariklah garis lurus yang menghubungkan kedua titik kedua posisi kita yang kedua
dengan posisi titik hasil bidikan yang kedua.
9. Perpotongan antara kedua garis lurus tersebut merupakan posisi obyek yang sedang
kita amati di atas peta.
Biasanya posisi pertama maupun posisi kedua untuk melakukan bidikan adalah posisi
yang tinggi, sehingga dapat mengamati obyek yang berada di bawahnya.
1. Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi, kecuali bila disebut secara khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
2. Garis kontur tidak akan pernah berpotongan
3. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatan dua garis
kontur tersebut berubah-ubah.
4. Daerah datar mpunyai kontur yang jarang-jarang, sedangkan daerah terjal atau curam
mempunyai garis kontur yang rapat.
5. Garis kontur tidak akan pernah bercabang.
6. Punggung gunung atau bukit terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang
berbentuk huruf “U” yang ujung melengkungnya menjauhi puncak.
7. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” yang
ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.
8. Garis kontur berbentuk kurva tertutup.
9. Garis ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara (tengah-tengah) antara dua
garis yang berurutan.
P3K
1. Perban
Anda dapat menggunakan perban untuk mengikat luka, dan membalut bagian tubuh
untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Fungsi lain dapat dipakai sebagai alat pengikat
jika tak ada yang lain.
2. Plester
Gunakan plester untuk menahan penutup luka/kasa untuk menghindari infeksi luka
karena kotoran.
3. Pil pereda rasa sakit/analgetik
Simpanlah pil pereda rasa sakit anda untuk keadaan darurat. Misalnya: ponstan.
4. Gunting kecil
Belilah gunting dengan kualitas terbaik dan tahan karat.
5. Peniti
Digunakan untuk mengikat perban dan jahitan sementara.
6. Pembalut segitiga/Mitela
kain ini untuk sangat fungsional untuk berbagai keperluan. Patah tangan dapat diatasi
dengan membuat ambin dari perban yang besar.
7. Kapas
Kapas berguna untuk membersihkan luka dan dapat menyerap darah dari luka. Tetapi
jangan digunakan secara langsung sebagai penutup luka, karena bila luka mengering
kapas akan melekat dan sulit dilepas.
8. Antiseptik
Gunakan pengoles antiseptik untuk membersihkan luka. Krim antiseptik tersebut akan
mempercepat penyembuhan.
Sehari-hari dimana saja dan kapan saja, tidak jarang kita jumpai berbagai macam
kecelakan, dengan akibat luka ringan maupun berat.Menilik dari hal tersebut, diharapkan kita
sebagai anggota masyarakat pada umumnya dan sebagai pecinta alam yang sering mengadakan
kegiatan di alam bebas pada khususnya dapat menguasai dan menerapkan pengetahuan tentang
pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan/Gangguan Yang Diakibatkan Oleh Aktifitas di
Alam Bebas
1. Shock
Tanda-tanda :
Nafas dangkal tidak teratur.
Kulit pucat, dingin dan lembab.
Kesadaran menurun, denyut nadi cepat, lemah dan kemudian menghilang.
Mata hampa, suram.
Penderita merasa pusing, mual.
Penyebab :
Tekanan emosi hebat
Kehilangan darah atau cairan
Keracunan
Pertolongan :
Baringkan penderita dengan kepala lebih rendah, kecuali pasien menderita gegar
otak dan patah tulang.
Kendorkan pakaian, beri selimut.
Jangan beri minum.
2. Pingsan
Tanda-tanda :
Penderita tidak sadar, terbaring tidak bergerak, terkadang sangat gelisah.
Pernafasan ada nadi berdenyut.
Penyebab :
Kurang memeproleh zat asam.
Terlalu kepanasan/kedinginan, kesakitan.
Keracunan
Penyakit kronis, ginjal, jantung, diabetes, dsb.
Pertolongan :
Baringkan penderita ditempat teduh dan udara segar.
Bila wajah pucat, kepala direndahkan (sebaliknya).
Buka/longgarkan pakaian.
Bila penderita muntah, letakkan kepala dalam posisi miring, untuk mencegah
muntahan terselak masuk ke paru-paru.
Beri penyegar (decologne) atau amoniak agar segera sadar.
3. Mati suri
Tanda-tanda :
Kesadaran diantara pingsan dan mati.
Pernafasan tidak nampak.
Nadi tidak teraba.
Wajah pucat kebiru-biruan.
Penyebab :
Tidak dapat bernafas
Menghirup gas beracun.
Pertolongan :
Lakukan seperti penderita pingsan.
Bersihkan jalan nafas.
Segera bawa ke dokter.
4. Kejang otot (Kram)
Penyebab :
Terlalu letih
Karena dingin/panas
Kekurangan garam, rendahnya kadar mineral.
Bernafas terlalu cepat ketika tidak diperlukan, sehingga menghalangi pemakaian
kalsium oleh tubuh.
Tanda-tanda :
Rasa sakit yang terus menerus, berlangung selama beberapa detik sampai beberapa
jam.
Pertolongan :
Dengan merenggangkan otot tersebut, bila kejang dibetis, berdiri dengan bertumpu
pada jari kaki atau mendorong bagian depan kaki ke atas dan memijit otot yang
kejang kearah jantung.
Bila yang menderita kejang adalah otot lengan atas depan, pijitlah otot tersebut
dengan satu tangan dan mintalah bantuan teman anda untuk meluruskan siku
tersebut.
5. Terkilir (Reptura Tendo)
Yaitu terlepasnya tendo dari tulang/otot (Tendo adalah penghubung antara tulang/sendi).
Tanda-tanda :
Seseorang yang menderita reptura tendo atau terkilir biasanya terdengar suaranya.
Rasa sakit yang hebat sehingga orang tersebut menggeliat kesakitan dan memegang
otot tersebut dalam posisi konstraksi.
Ia tidak akan membiarkan otot tersebut digerakkan, bahkan biasanya tidak akan mau
diperiksa, kecuali bila telah menerima obat penghilang rasa sakit.
Membengkak sakit selama beberapa hari dan timbul tanda biru/hitam.
Penyebab :
Konstraksi otot yang kuat yang terjadi dengan tiba-tiba.
Otot yang tegang dan tidak fleksibel mudah menderita reptura tendo.
Pertolongan :
Rest : istirahat
Ice : pendinginan
Compression : penekanan
Elevation : pendinginan bagian tubuh yang cidera
Segera hubungi dokter
6. Dislokasi (sendi meleset)
Yaitu terlepasnya sendi dari tempat yang seharusnya.
a. Pernafasan
Tanda-tanda :
Banyak keluar air liur dan air mata
Batuk-batuk
Warna muka merah
Pertolongan :
Bawa secepatnya ketampat yang bebas gari gas beracun tersebut.
Tidurkan terlentang dan beri selimut.
Bila perlu beri penafasan buatan jangan dari mulut ke mulut.
Segera bawa ke rumah sakit
b. Melalui kulit
Pertolongan :
Pakaian yang terkena racun dilepas
Bagian tubuh yang terkena racun disiram dengan air dingin terus menerus.
c. Melalui makanan
11. Keracunan Botulinum(banyak dijumpai pada makanan dalam kaleng)
Gejala :
Muncul secara mendadak 18-36 jam sesudah memakan makanan tersebut
Lemah badan, disusul penglihatan kabur dan ganda.
Penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.
pertolongan :
Hanya dapat diberikan di rumah sakit dengan menyuntikkan serum antitoksin
khusus untuk Botulinum.
Pencegahan :
Sebelum dihidangkan, makanan dalam kaleng dibuka kemudian direbus bersama
kalengnya didalam air sampai mendidih.
12. Keracunan jamur
gejala :
Muncul dalam jarak beberapa menit sampai 2 jam sesudah makan jamur beracun
tersebut.
Sakit perut yang hebat, mencret.
Banyak berkeringat
Mental kacau
Pingsan
Pertolongan :
Usahakan agar muntah
Bilas lambung
Bila perlu berikan pernafasan buatan
13. Hipotermia [Penyakit Dingin]
Hipotermia adalah suatu keadaan dimana tubuh merasa sangat kedinginan. Setelah panas
dipermukaan tubuh hilang maka akan terjadi pendinginan pada jaringan dalam dan organ tubuh.
Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat mengerut
dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki.Dalam kondisi yang parah mungkin
korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi.
Penyebab:
Kedinginan terlalu lama
Pakaian yang basah, kaos kaki yang basah semakin menambah dinginnya badan.
tidak memperhatikan makanan sehingga tubuh tidak memperoleh ernergi untuk
memanaskan badan
Dinginnya udara seringkali membuat perut kembung sehingga enggan untuk
makan, kecuali memang kehabisan makanan.
1. Pendahuluan
Istilah SAR mulaipopuler di Indonesia, tetapi tidak banyak yang mengetahui apa arti
tugas dan bagaimana organisasi SAR di Indonesia. SAR kepanjangan dari search and Rescue,
yaitu: suatu usaha atau kegiatan untuk melakukan pencarian dan petolongan / penyelematan
terhadap orang atau material yang hilang atau dikawatirkan hilang dalam suatu musibah.
2. Sejarah
SAR di Indonesia mulai dikenal mulai tahun 50-an (1950) dengan terdaftarnya Negara
kita sebagai anggota ICAO (International Civil Aviation Organisation) Yang menangani musibah
penerbangan, kemudian pada tahun 60-an terdaftar menjadi anggota IMCO (Inter Government
Maritime Consultatine Organisation) atau sekarang lebih dikenal sebagai IMO, maka mulai
berkembang pula SAR untuk pelayaran. Sampai kemudian berdasarkan keputusan Presiden No.
11/1972 tanggal 28 Februari lahirlah BASARI (Badan Sar Indonesia)
4. Unsur-UnsurOrganisasiOperasi
Dalam penyelenggaraan SAR dibentuk organisasi khusus untuk satu jangka waktu
(selama operasi berlangsung) agar dapat dilakukan koordinasi dan pengendalian dari unsur-unsur
SAR yang digunakan sehingga mendapat hasil yang optimal. Untuk itu dikenal istilah-istilah SC,
SMC, OSC, SRU.
SC (SAR Coordinator). Adalah pejabat yang mampu memberikan dukungan kepada KKR
/ SKR untuk menggerakkan unsur-unsur karena kewenangannya atau jabatan yang
dimilikinya.
SMC (SAR Mission Coordinator). Adalah pejabat yang ditunjuk oleh BASARNAS /
KKR / SKR karena memiliki kemampuan / kualifikasi yang ditentukan atau telah
mengikuti pendidikan. Pajabat ini akan mengkoordinasikan dan mengendalikan operasi
SAR dari awal sampai selesai.
OSC (On Scene Commander). Adalah pejabat yang ditunjuk oleh SMC untuk
mengkoordinasikan serta mengendalikan unsur SAR dilapangan.
SRU (Search and Rescue Unit). Adalah unsure sar yang digerakkan oleh unsur SAR
dapat berupa unsur SAR berbagai instansi (darat, laut dan udara) yang diperbantukan
atau ditugaskan oleh instansi induknya atau merupakan kelompok masyarakat, kelompok
pecinta alam yang merupakan partisipasi dalam operasi SAR.
6. Tahap kegiatan
a. Awareness Stage (Tahap Kekhawatiran)
Adalah kekhawatiran bahwa suatu keadaan darurat diduga akan muncul (saat disadarinya
terjadi keadaan darurat / musibah)
b. Initial Action Stage (Tahap Kesiagaan / Preliminary Mode)
Adalah tahap seleksi informasi yang diterima, untuk segera dianalisa dan ditetapkan
bahwa berdasarkan informasi tersebut
c. Planning Stage (Tahap Perencanaan / Confinement Mode)
Yaitu saat dilakukan suatu tindakan sebagai tanggapan (respons) terhadap keadaan
sebelumnya, antara lain :
Search Planning Event (tahap perencanaan pencarian).
Search Planning Sequence (urutan perencanaan pencarian).
Degree of Search Planning (tingkatan perencanaan pencarian).
Search Planning Computating (perhitungan perencanaan pencarian).
d. Operation Stage (Pertolongan)
Detection Mode / Tracking Mode And Evacuation Mode, yaitu seperti dilakukan operasi
pencarian dan pertolongan serta penyelamatan korban secara fisik. Tahap operasi
meliputi :
Fasilitas SAR bergerak kelokasi kejadian.
Fasilitas SAR bergerak kelokasi kejadian.
Melakukan pencarian dan mendeteksi tanda-tanda yang ditemui yang
diperkirakan ditinggalkan survivor (Detection Mode).
Mengikuti jejak atau tanda-tanda yang ditinggalkan survivor (Tracking Mode).
Menolong/ menyelamatkan dan mengevakuasi korban (Evacuation Mode), dalam
halini memberi perawatan gawat darurat pada korban yang membutuhkannya dan
membawa korban yang cedera kepada perawatan yang memuaskan (evakuasi).
Mengadakan briefing kepada SRU.
Mengirim / memberangkatkan fasilitas SAR.
Melaksanakan operasi SAR di lokasi kejadian.
Melakukan penggantian / penjadualan SRU dilokasi Kejadian.
e. Mission Conclusion Stage (Tahap Akhir Misi / Evaluasi)
Merupakan tahap akhir operasi SAR, meliputi penarikan kembali SRU dari lapangan
keposko, penyiagaan kembali tim SAR untuk menghadapi musibah selanjutnya yang
sewaktu-waktu dapat terjadi, evaluasi hasil kegiatan, mengadakan pemberitaan (Press
Release) dan menyerahkan jenasah korban, survivor kepada yang berhak serta
mengembalikan SRU pada instansi induk masing-masing dan pada kelompok
masyarakat.
7. Operasi Pencarian
o Briefing pencarian
o Pemberangkatan unsur SAR
o Perjalanan ke area pencarian
o Pelaksanaan pencarian
o Bila perlu penggantian unsur SAR
o Mencari sampai menemukan korban
o Penarikan unsure keposko
o Debriefing unsur SAR
Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup. Survival adalah berusaha
mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapat pertolongan.
Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang disebabkan alam,kecelakaan,gangguan
satwa, atau kondisi lainnya.
V : Vanguish fear and panic / Kuasai diri dari rasa takut dan panic
S : Stop / berhenti
T : Thinking / berpikir
Secara umum aspek-aspek dalam kondisi survival dibagi tiga yang saling mempengaruhi
dan berkaitan yaitu aspek psikologis (panik, takut, cemas, sepi, bingung, tertekan), aspek
fisiologis (sakit, lapar, haus, luka, lelah), dan aspek lingkungan (panas, dingin, hujan).
Komponen pokok survival
1. Sikap mental
- Semangat bertahan hidup
- Kepercayaan diri dan optimis
- Akal sehat dan jernih
- Disiplin dan rencana matang
2. Pengetahuan dan keterampilan
- Membuat bivak
- Memperoleh makanan dan air
- Membuat api
- Mengatasi gangguan binatang
3. Pengalaman dan latihan
- Latihan identifikasi tanaman
- Latihan membuat jebakan binatang
4. Kondisi fisik yang fit
5. Perlengkapan berupa survival kit
1. Lakukan STOP
2. Koordinasi anggota
3. Pembagian tugas
4. Orientasi medan
5. Hemat makanan
6. Berusaha mencari pertolongan dengan menarik perhatian
1. Makanan
Saat sumber makanan yang dibawa sebagai bekal telah semakin menipis atau bahkan
habis, kita bias memanfaatkan yang berasal dari alam berupa flora dan fauna.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengkonsumsi tumbuhan:
- Hindari tanaman dan buah yang berwarna mencolok
- Hindari makanan yang mengeluarkan getah putih, kecuali yang sudah dikenal aman
dimakan
- Oleskan tanaman yang akan dimakan kekulit, bibir, lidah. Bila terasa gatal atau panas
sebaiknya jangan dimakan
- Variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari akumulasi zat yang mungkin
semakin buruk bagi kesehatan
- Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam
- Makanan yang dimakan kera juga bias dimakan manusia
Dari batangnya:
Batang pohon pisang (putihnya), bamboo yang masih muda (rebung), pakis dalamnya
berwarna putih, sagu dalamnya berwarna putih
Dari daunnya:
Sedangkan dalam mengkonsumsi hewan, hamper semua unggas dan ikan bias
dimakan. Begitu juga dengan beberapa jenis serangga, reptile, dan mamalia.
Belalang, jangkrik, cacing, jenis burung, laron, lebah, larva, madu, siput, katak
hijau, kadal (bagian belakang dan ekor), ular (1/3 bagian tubuh tengahnya)
Membuat perangkap
Macam-macam trap:
- Tali / kawat
- Umpan
- Batang kayu
- Cabang pohon
2. Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari
tanpa makan, tapi orang tersebut hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.
Syarat-syarat air yang layak diminum:
- Tidak berwarna
- Tidak berasa
- Tidak berbau
Sumber air antara lain:
Mata air, sungai, hujan, embun, tumbuhan (rotan, pisang, lumut, kantung semar),
hasil kondensasi tumbuhan, dan galian tanah.
3. Shelter
Shelter adalah tempat perlindungan sementara yang dapat memberikan
kenyamanan dan melindungi dari keadaan panas, dingin, hujan, dan angin. Shelter dapat
menggunakan alam seperti gua, lubang pohon, dan celah di batu besar. Selain itu dapat
dibuat dari tenda, plastik, dan ponco.
Syarat bivak:
- Hindari daerah aliran air dan jalur hewan
- Bukan sarang nyamuk / serangga
- Di atas shelter tidak ada pohon tua / rapuh
- Shelter buatan dari bahan yang kuat missal ponco
- Terlindung langsung dari angin
- Jangan terlalu merusak alam
4. Api
Api berguna untuk penerangan, meningkatkan semangat psikologis, memasak
makanan dan minuman, menghangatkan tubuh, mengusir hewan buas, dan dapat
membuat anda / kode untuk mencari pertolongan.
Cara membuat api:
- Dari korek api
- Dengan lensa / kaca pembesar. Fokuskan sinar pada satu titik di mana diletakkan
bahan yang mudah terbakar
- Gesekkan kayu dengan kayu sehingga panas dan dekatkan dengan penyala
- Busur dan gurdi. Buatlah busur yang kuat dengan menggunakan tali sepatu atau
parasut. Gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan
bahan penyala sehingga dapat terbakar.