Anda di halaman 1dari 30

ALDAKAWANASETA

Mahasiswa Pecinta Alam


Universitas Dian Nuswantoro Semarang
2015/2016

ROCK CLIMBING
MATERI PANJAT TEBING

• Sejarah dan Defenisi Panjat Tebing


• Teknik dan Sistem Pemanjatan
• Pengenalan Peralatan Panjat Tebing
• Pengenalan Simpul
• Jenis batuan dan Safety Procedure
• Manajemen Pemanjatan
SEJARAH DAN DEFENISI PEMANJATAN
Climbing adalah kegiatan memanjat, apakah itu pada sebuah
bukit, gunung, atau dinding buatan. Muncul dalam berbagai jenis, gaya,
dan variasi. Sejarah Rock Climbing atau panjat tebing dapat dikaitkan
dengan gunung, panjat tebing ini ada sejak para pendaki selalu
mencoba menantang pendakian dan tebing. Perlu diketahui, Rock
Climbing atau panjat tebing melibatkan pendakian pada tebing curam
dan batu.
Di Indonesia Lomba panjat tebing pertama kalinya dilakukan
d’Jimbaran, Bali pada tahun 1987. Pada tahun 1988 dinding panjat
buatan untuk pertama kalinya mulai kenalkan di Indonesia oleh
pemanjat dari Prancis. Dan pada Tahun yang sama berdiri organisasi
yang menampung para pemanjat tebing d’seluruh Indonesia yaitu
Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia (FPGTI) dan sekarang
menjadi FPTI.
APA ITU ROCK
CLIMBING…??
• Panjat tebing (Rock Climbing) adalah teknik
memanjat tebing batu dengan memanfaatkan cacat
batuan, baik tonjolan maupun rekahan. Panjat
tebing juga merupakan suatu olah raga yang
mengutamakan kelenturan dan kekuatan tubuh,
kecerdikan serta keterampilan mempergunakan
peralatan dalam menyiasati tebing itu sendiri.

• Pada prinsipnya olahraga panjat tebing khususnya


panjat tebing alam memerlukan keterampilan baik
dalam pemakaian dan pemasangan peralatan
maupun teknik pemanjatan yang nantinya akan
menjamin keselamatan pemanjat itu sendiri.
DASAR PEMANJATAN

Pada awalnya panjat tebing adalah bagian dari


mendaki gunung yang terdiri dari hiking, Hill Walking,
Scrambling, Rock Climbing, dan Rock Ice Climbing.
Pada prinsipnya panjat tebing adalah menaiki,
memanjat,  mendaki sebuah batuan atau tebing
menggunakan seluruh anggota tubuh dan memanfaatkan
cacat batuan berupa celah, tonjolan, rekahan
menggunakan  tertentu baik dibantu/tidak dibantu
dengan peralatan khusus untuk menggapai ketinggian..
FAKTOR UTAMA KEBERHASILAN PEMANJATAN
1. Teknik Pemanjatan(Climbing Technique)
Three point contact(3 titik kontak)
Mempertahankan posisi di tebing dengan 2 tangan 1 kaki atau 1 tangan 2 kaki,
dengan cara ini kamu dapat meminimalkan tenaga.
Usahakan tangan selalu lurus.
Saat meraih pegangan setinggi apapun segera jatuhkan badan dengan menekuk
kedua lutut dan meluruskan tangan, jika siku terus-terusan dibengkokkan maka
dijamin tenaga ditangan akan cepat terkuras. Dengan tangan lurus sebagian
beban tubuh di topang oleh otot bahu dan dada jadi lebih sedikit ringan. 
Memanjat dengan kaki dan bukan tangan.
Kaki kita pasti memiliki tenaga lebih kuat dari tangan, perbanyak mendorong
vertikal dengan kaki bukan menarik dengan tangan.
DASAR PEMANJATAN

2.     Kekuatan Fisik(Energetic/Power)
Dapat  dibantu dengan  latihan yang fisik lain conoh :
pemanasan,  lari, pull up, sit up, push up dan banyak lainnya.
3.     Dukungan Emosi(Physycologist Support)
Konsentrasi harus benar-benar dilakukan dalam kegiatan
pemanjatan, terutama untuk seorang leader dan belayer.
Perlu di perhatikan juga hal-hal yang mengganggu
konsentrasi seperti, menggampangkan, lapar dan lain-lain.
KATEGORI TEBING BERDASARKAN
BENTUKNYA

 Face yaitu Permukaan tebing yang


berbentuk datar.
 Hang yaitu Bentuk sisi miring pada
tebing.
 Roof yaitu relief tebing yang berbentuk
seperti teras terbalik.
 Top yaitu puncak Tebing.
TEKNIK PEMANJATAN

1. Artificial Climbing 

Pemanjatan tebing dengan


menggunakan dan memanfaatkan
peralatan sepenuhnya dipergunakan
sebagai pengaman dan untuk menambah
ketinggian si pemanjat.
TEKNIK PEMANJATAN
2. Free Climbing 
Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat
pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun
keselamatan diri dapat ditingkatkan dengan adanya
keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan
mengikuti prosedur yang benar. Pada free climbing, peralatan
berfungsi hanya sebagai pengaman bila jatuh dan bukan untuk
menambah ketinggian. Dalam pelaksanaanya ia bergerak
sambil memasang, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia
masih mampu bergerak atau melanjutkan pemanjatan.
TEKNIK PEMANJATAN

3. Sport Climbing  
Suatu pemanjatan yang lebih menekankan
pada faktor olahraganya. Pemanjatan
dipandang seperti halnya olahraga yang lain,
yaitu untuk menjaga kesehatan. Pada Sport
climbing rute yang dipanjat umumya telah
bolted (pada interval ketinggian tertentu ada
hanger pada dinding tebing). 
SISTEM PEMANJATAN

1. HIMALAYA SYTLE
Sistem pendakian yang biasanya dengan rute yang
panjang sehingga untuk mencapai sasaran (puncak)
diperlukan waktu yang lama. Sistem ini berkembang
pada pendakian-pendakian ke Pegunungan Himalaya.
Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa
kelompok dan tempat-tempat peristirahatan (base camp,
fly camp). Sehingga dengan berhasilnya satu orang dari
seluruh team, berarti pendakian itu sudah berhasil untuk
seluruh team.
SISTEM PEMANJATAN

2. ALPINE STYLE
Sistem ini banyak dikembangkan di
pegunungan Eropa. Pendakian ini mempunyai
tujuan bahwa semua pendaki harus sampai di
puncak dan baru pendakian dianggap berhasil.
Sistem pendakian ini umumnya lebih cepat
karena para pendaki tidak perlu lagi kembali ke
base camp (bila kemalaman bias membuat fly
camp baru, dan esoknya dilanjutkan kembali).
TEKNIK TURUN / RAPPELING
Teknik ini digunakan untuk menuruni tebing.
Dikategorikan sebagai teknik yang sepeuhnya bergantung
dari peralatan. Prinsip rappelling adalah sebagai berikut :

1.Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan


tempat bergantung. 
2.Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki
pada tebing sebagai pendorong gerak turun. 
3.Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan
dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan. 
PENGENALAN PERALATAN
1. Tali Carmantle 3. Carabiner

2. Harnest 4. Helmet
PENGENALAN PERALATAN
• 5. Rock Soes 7. Stoper

• 6. Friend 8. Hexa
9. Hammer 10. Paku Piton

11.Tri Cam 12. Webbing


13. Prusik 14.
Etrier/tangga gantung

15. Peralatan Belay 16. Peralatan


Ascender
17. Chocker 18. Sky Hook

19. Calk Bag


PENGENALAN SIMPUL
1. Simpul Delapan (Figure Of Eight Knot)

2. Simpul Pangkal (Clove Hitch)


PENGENALAN SIMPUL
• 3. Simpul Kambing (Bowline Knot )

• 4. Simpul kupu-kupu (Butterfly Knot)


PENGENALAN SIMPUL
• 5. Simpul Nelayan(Fisherman)

• 6. Simpul Prusik/Jerat(Prusik Knot)


PENGENALAN SIMPUL
• 7. Simpul Sambung Pita(Ring Dent)

• 8. Simpul Tunggal(Overhand Knot)


Macam-macam batuan
Beberapa batuan yang sering dijumpai yang terutama lokasi dimana sering dijadikan ajang pemanjatan di Indonesia
.
•Batuan Beku
•Batuan Sedimen
•Batuan Metamorf
Macam-macam tebing
Beberapa batuan yang sering dijumpai yang terutama lokasi dimana sering dijadikan pemanjatan di Indonesia.
1. Batuan Limenstone, batuan yang memiliki lubang-lubang dan berwarna putih
2. Batuan beku, Andersit berwarna hitam keabu-abuan massif dan kompak
v Lava Andersit, seperti andersit biasanya dijumpai lubang-lubang kecil bekas keluarnya gas dan dijumpai dengan
kesan berlapis
v Breksi lava, menyerupai batu breksi pada umumnya
v Granit, berwarna terang dengan warna dasar putih
3. Batuan sedimen
v Batu gamping, berwarna putih kekuningan, kompak, banyak dijumpai retakan atau lubang dan biasanya berlapis
v Breksi sedimen, seperti halnya breksi lava tetapi batu ini biasanya berupa batu pasir
4. Batu metamorf, hampir sama dengan batu gamping tapi disini sudah mengalami rekristalisasi dan warnanya
sangat beragam.
Safety PROCEDURE DALAM PANJAT
TEBING
1. Mengenal alat
2. Gunakan alat standar keamana
3. Konsentrasi penuh
4. Menggunakan ancor atau pengaman ganda
5. Pemilihan jalur pemanjatan
6. Perhatikan pengambilan point
7. Uji kelayakan pengaman
Manajemen pemanjatan
1. Orientasi jalur (ormed)
2. Penentuan personil
3. Setting peralatan
4. Persiapan pemanjatan
5. Pemanjatan
6. Cleaning
7. Pembuatan topo

Anda mungkin juga menyukai