Anda di halaman 1dari 3

Steady state theory

Steady State Theory adalah teori yang diusulkan dalam kosmologi abad kedua puluh untuk
menjelaskan bukti bahwa alam semesta mengembang, tetapi masih mempertahankan gagasan inti
bahwa alam semesta selalu terlihat sama, dan karena itu tidak berubah dalam praktek (dan tidak
memiliki awal dan tanpa akhir). Dalam kosmologi, teori keadaan tetap adalah model asal usul
alam semesta yang kini sudah tidak digunakan lagi. Dalam permodelan ini, materi baru terus
menerus dibuat ketika alam semesta mengembang, sehingga sesuai dengan asas kosmologi
sempurna. Akibatnya, walaupun alam semesta mengembang, alam semesta tidak berubah dan
tidak ada awal ataupun akhir. Ide ini sebagian besar telah didiskreditkan karena bukti astronomi
yang menunjukkan bahwa alam semesta, pada kenyataannya, berubah seiring waktu. Steady
State Theory adalah teori yang diusulkan dalam kosmologi abad kedua puluh untuk menjelaskan
bukti bahwa alam semesta mengembang, tetapi masih mempertahankan gagasan inti bahwa alam
semesta selalu terlihat sama, dan karena itu tidak berubah dalam praktek (dan tidak memiliki
awal dan tanpa akhir). Ide ini sebagian besar telah didiskreditkan karena bukti astronomi yang
menunjukkan bahwa alam semesta, pada kenyataannya, berubah seiring waktu. Teori steady state
pertama kali diusulkan oleh Sir James Jeans pada tahun 1920, tetapi benar-benar mendapat
dorongan pada tahun 1948, ketika dirumuskan ulang oleh Fred Hoyle, Thomas Gold, dan
Hermann Bondi. (Ada cerita apokrif bahwa mereka muncul dengan teori setelah menonton film
Dead of Night , yang berakhir persis seperti yang dimulai.) Hoyle terutama menjadi pendukung
utama teori, terutama dalam oposisi terhadap teori big bang. Bahkan, dalam siaran radio Inggris,
Hoyle menciptakan istilah "big bang" agak mengejek untuk menjelaskan teori yang berlawanan.
Tujuan utama dari teori steady state adalah untuk menjelaskan perluasan alam semesta tanpa
harus mengatakan bahwa alam semesta secara keseluruhan terlihat berbeda pada titik-titik yang
berbeda pada waktunya. Jika alam semesta pada suatu titik waktu tertentu pada dasarnya tampak
sama, tidak perlu mengasumsikan awal atau akhir. Ini umumnya dikenal sebagai prinsip
kosmologis yang sempurna. Cara utama Hoyle (dan lainnya) mampu mempertahankan prinsip ini
adalah dengan mengajukan situasi ketika alam semesta mengembang, partikel-partikel baru
diciptakan.

Teori Keadaan Tetap (The steady state theory) adalah menurut teori ini, alam semesta tidak ada
awalnya dan tidak akan berakhir. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti sekarang. Materi
secara terus-menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam angkasa yang membentuk
galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya. Teori ini dikemukakan oleh H.
Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge pada tahun 1948.

Walaupun populer pada awal abad ke-20, teori ini kini ditolak oleh sebagian besar kosmolog
profesional dan ilmuwan lain karena bukti pengamatan menunjukkan kebenaran model ledakan
dahsyat dan usia alam semesta yang terbatas. Bukti yang dianggap meruntuhkan teori ini adalah
radiasi latar gelombang mikro kosmis yang diprediksi oleh model ledakan dahsyat.

Teori ekspansi dan kontraksi

Teori ekspansi dan kontraksi berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagat raya. Satu siklus
mengalami satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung
selama 30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintang
di dalamnya.

Teori big bang

Teori Big – Bang Keberadaan awal pada peristiwa besar ini melengkapi ketidaktahuan manusia
tentang awal mula alam semesta dan merupakan bahan dari spekulasi sesungguhnya yang
mempunyai dasar kuat. Teori ini mengasumsikan sekitar 15 milyar tahun lalu dimulai dari
ledakan yang dahyat dan dilanjutkan dengan pengambangan alam semesta. Point penting . dari
semua peristiwa ini adalah waktu, materi , energi dan ruang merupakan satu keterpaduan.
Kejadian ini bukan ledakan biasa tetapi cukup memenuhi semua peristiwa dari ruang dengan
semua partikel yang menjadi embrio alam semesta yang mendesak keluar dari masing-masing
yang lain. Telah dijelaskan sebelumnya Big bang adalah teori ilmu pengetahuan yang
menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Ide sentral dari teori ini adalah
bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar
pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam
semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa
lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Albert Einstain : Ilmuwan pertama kali yang mencetuskan teori Big Bang

Teori Big-Bang juga dikenal teori Super Dense, menyatakan bahwa jika alam semesta
mengembang pada skala tertentu, maka ketika kita pergi kembali ke dalam waktu, kelompok-
kelompok galaksi akan semakin mendekat dan tentu akan sampai pada suatu saat di mana semua
materi, energi dan waktu yang membentuk alam semeseta terkonsentrasi pada suatu tempat
dalam bentuk gumpalan yang sangat padat ( super dense agglomeration). Dengan bekerja
mundur , dari peringkat resesi galaksi-galaksi yang teramati, ditemukan bahwa galaksi-galaksi
itu diduga telah berada berdekatan satu sama lain sekitar 12 milyar tahun yang lalu.
Dipostulasikan bahwa saat ini ledakan hebat menyebabkan alam semesta mengembang 1030 kali
atau lebih dari ukuran aslinya, sebagai akibatnya gumpalan yang sangat padat dari materi dan
energi berserakan menjadi banyak bagian yang semuanya berjalan dengan kecepatan berbeda-
beda ke arah berbeda-beda pula. Hasil dari ledakan ini berkondensasi membentuk benda-benda
langit seperti yang ada sekarang. Pengembangan alam alam yang teramati ini merupakan
kelanjutan dari proses ini.

Teori berkonsentrasi pada peristiwa spesifik sebagai „awal‟ alam semesta dan menampilkan
suatu evolusi progresif sejak titik itu hingga sekarang. Selama satu abad terakhir, serangkaian
percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi
mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam semesta memiliki permulaan. Para
ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam keadaan yang terus mengembang.
Dan mereka telah menyimpulkan bahwa, karena alam semesta mengembang, jika alam ini dapat
bergerak mundur dalam waktu, alam semesta ini tentulah memulai pengembangannya dari
sebuah titik tunggal. Sungguh, kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah
alam semesta bermula dari ledakan titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau
Big-bang.

Anda mungkin juga menyukai