Anda di halaman 1dari 15

DASAR KURIKULUM GEOGRAFI

DOSEN KOORDINATOR : IBU DIAN UTAMI S.Pd., M.Pd

Oleh:

1. Intan Permata Sari (1813034005)


2. Cici Lianisa (1813034031)
3. Jihan Nabila Ikhsani (1813034049)
4. Rizky Melatama (1853034003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan nama Allah Swt. Yang Maha Pemurah, lagi Maha
Penyayang. Puji dan syukur dengan hati yang tulus penulis mempersembahkan
kehadirat Allah Swt., karena atas berkat taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat mempersembahkan makalah tepat pada waktunya. Tak lupa pula shalawat
dan shalam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad Saw., sang pahlawan revolusioner Islam, yang telah membebaskan
kita dari zaman kebodohan (jahilia), menuju zaman yang kita nikmati saat ini.

Penulisan makalah ini, dibuat untuk menambah khasanah berfikir kita tentang
materi “Landasan Pengembangan Kurikulum”.Sehingga dengan pemikiran
tersebut, kita dapat mengerti dan memahami serta mengaplikasikan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, maka penulis sangat mengharapkan
sumbang fikiran berupa saran, kritik atau masukan yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini, agar dapat berguna bagi kita semua, dan demi
kesempurnaan makalah ini di masa depan. Amin…

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTARISI.........................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................................
A. Landasan Filosofis, Psikologis dan Sosial Budaya.........................................................
B. Tingkat Pengembangan Kurikulum................................................................................
C. Dalam Pengembangan Kurikulum..................................................................................
BAB III :..............................................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................
DAFTARA PUSTAKA........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek
kehidupan manusia. Hal itu di sebabkan pendidikan berpengaruh langsung
terhadap perkembangan manusia,perkembangan seluruh aspek kepribadian
manusia.Kalau bidang-bidang lain seperti ekonomi,pertanian,arsitektur,dan
sebagainya berperan menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan
manusia,pendidikan berkaitan langsung dengan pembentukan manusia.Pendidikan
“menentukan” model manusia yang akan di hasilkannya.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup
sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan,menentukan proses pelaksanaan dan
hasil pendidikan.Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan
dan di dalam perkembangan kehidupan manusia,penyesunan kurikulum
membutuhkan landasan-landasan yang kuat,yang di dasarkan atas hasil-hasil
pemikiran dan penilitian yang mendalam.Kalau landasan pembuatan sebuah
gedung tersebut,tetapi kalau landasan pendidikan,khususnya kurikulum yang
lemah,yang akan “ambruk” adalah manusia.
Ada beberapa landasan utama dalam perkembangan suatu kurikulum yaitu
landasan filosofis,landasan psikologis,landasan social budaya,serta
perkembangan ilmu dan teknolgi.Pada bab ini akan di bahas landasan filosofis,
landasan psikologi dan landasan sosial budaya.
B. Rumusan Masalah
a. Landasan Filosofis dan Psikologis
b. Tingkat Pengembangan Kurikulum Dan
c. Pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Filosofis
Pendidikan berintikan interaksi antar manusia,terutama antara pendidik dan
terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan.Di dalam interaksi tersebut terlibat isi
yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi tersebut berlangsung.Apakah
yang menjadi tujuan pendidikan,siapa pendidik dan terdidik,apa isi pendidikan
dan bagaimana proses interaksi pendidikan tersebut,merupakan pertanyaan-
pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang mendasar,yang esensial yaitu
jawaban-jawaban filsofis.
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti “ cinta akan kebijakan ”( love of
wisdom ).Orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan
berbuat secara bijak.Ia harus tahu atau berpengetahuan.Pengetahuan tersebut di
peroleh melalui proses berfikir,yaitu berfikir secara sistematis,logis dan
mendalam.Pemikiran demikian dalam filsafat sering di sebut sebagai pemikiran
radikal.atau ke akar-akarnya (radic berarti akar).
Landasan Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) setidak-
tidaknya bertolak dari landasan filsofis sebagai berikut.
1. Secara ontologis ,manusia memiliki jismiyah,nafsiyah yang mengandung di
mensi al-nafsu,al-aql dan qalbdan potensi ruhiyah yang memancar dari
dimensi al-ruh dan al-fitra,sehingga ia siap mengadakan hubungan vertical
dengannya (hablun minaullah),sebagai manifestasi dari sikap teosentris manusia
yang mengakui ketuhanan Yang Maha Esa.Manusia di ciptakan adalah yang
mampu mengembangkan tugas-tugasnya di muka bumi,baik sebagai hambah
Allah maupun khalifanya.Untuk dapat mewujudkan fungsi kekhalifahannya,maka
seseorang harus.
a. Memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan,
b. Bisa melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan ilmu dan ketrampilan
yang di miliki.
c. Bisa menemuka jati dirinya sebagai apa atau siapa dirinya itu.
d. Bisa bekerja sama dengan orang lain dan berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi
pihak lain.
2. Secara epistemologi, pengembangan kurikululn berbasis kompetensi (KBK)
memiliki dasar rasional tertentu yaitu.siapa yang di jadikan di peserta didik,apa
kompetensi hasil didik sebagai apa,siapa yang membutuhkan hasil didik,berapa
jumlahnya,dan bagaimana jenjang karir yang tersedia di masyarakat,dan
bagaimana proses pendidikannynkan agar tujuan yang di inginkan terwujud.Ada
pun cara pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) di lakukan
dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut.
a. Lulusan yang kompeten hal apa yang akan di bentuk melalui program
pendidikan atau program di perguruan tinggi agama islam (PTAI).
b. Andaikan lulusan yang kompeten itu harus melaksanakan
tugas/pekerjaan,kemampuan-kemampuan dasar apa dan bagaimana yang harus di
tempuh oleh mereka.
c. Apa indekator-indikator atau bukti-bukti yang menunjukan bahwa mahasiswa
telah sukses dalam mencapai kemampuan dasar dan hasil belajar yang telah
ditetapkan.
d. Agar mahasiswa dapat mencapai hasil belajar atau mewujudkan indikator-
indikator hasil belajar tersebut,maka hal-hal,masalah-masalah,latihan-latihan apa
yang harus dibahas dan atau dikerjakan oleh mereka dalam kegiatan belajar
mengajar.
3. Secara aksiologis,pengembangan KBK diarahkan pada pengembangan
kemampuan menjalankan tugas-tugas atau pekerjaan tertentu.Tugas atau
pekerjaan itu bisa berbasis pada.
a. Kebutuhan pemerintah dan atau kebetuhan users atau para pengguna jasa hasil
didik.
b. Kebutuhan pengembangan akademik atau keilmuan
c. Kebetuhan PTAI itu sendiri
d. Kebutuhan individu atau peserta didik (mahasiswa)
Dilihat dari segi historisnya bahwa aspirasi umat islam pada umumnya dalam
pengembangan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI),pada mulanya di dorong
oleh beberapa tujuan yaitu.
1. Untuk melaksanakan pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu agama Islam
pada tingkat yang lebih tinggi secarah lebih sistematis dan terarah
2. Untuk melaksanakan pengembangan dan peningkatan dakwah Islam
3. Untuk melaksanakan reproduksi dan kaderisasi ulama dan fungsionaris
keagamaan,baik pada kalangan birokrasi Negara maupun sector swasta,lembaga-
lembaga social,dakwah,pendidikan dan sebagainya
Dilihat dari segi dasar sosiologi bahwa masyarakat Indonesia bersifat
plural,serba guna dan beragam,sehingga tidak adil bila segala-galannya harus di
samakan.Karena itu,pengembangan kurikulum harus mampu memberi peluang
pada masing-maasing perguruan tinggi agama islam (PTAI) untuk berimprovisasi
dan berkreasi dalam mengembangkan pendidikan sesuai dengan mampuan dan
kebutuhannya.Di samping itu masyarakat bersifat dinamis dan
berkembang,sehingga memerlukan kemampuan untuk beradaptasi dan atau
kesiapan untuk berhadapan dengan dinamika perubahan dan perkembangan yang
ada.
Dilihat dari segi dasar psikologinya,bahwa setiap mahasiswa memiliki
potensi-potensi dasar yang perlu diaktualisasikan dan ditumbuh kembangkan
secara berkalanjutan untuk dapat melaksanakan fungsinya sebagai hamba Allah
dan khalifahNya di muka bumi.Setiap mahasiswa memiliki bakat,minat dan
kemampuan yang berbeda-beda,sehingga memerlukan treatment yang berbeda-
beda pula.
Dilihat dari segi landasan hukumnya,sebagaimana tertuang dalam penjelasan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang System Pendidikan
Nasional,bahwa salah satu startegi pembangunan pendidikan nasional adalah
mengembangkan dan melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi.
Sedangkan landasan Psikologis dalam proses pendidikan terjadi interaksi
antar individu manusia,yaitu antara peserta didik dan pendidik dan juga antara
peserta didik dengan orang-orang yang lainnya.manusia berbeda dengan makhuk
lainnya,karena kondisi psikologinya.Manusia berbedah dengan benda atau
tanaman,karena benda atau tanaman tidak mempunyai aspek
psikologisnya.Manusia juga lain dari binatang,karena kondisi psikologis manusia
jauh lebih tinggi tarafnya dan lebih kompleks dibandingkan dengan
binatang.berkak kemampuan-kemampuan psikologis yang lebih tinggi dan
kompleks inilah sesungguhnya manusia menjadi lebih maju,lebih banyak
memiliki kecakapan,pengetahuan,dan ketrampilan dibandingkan dengan binatang.
Apa yang di maksud dengan kondisi psikologis itu,kondisi psikologis
merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu,yang di nyatakan
dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan lingkungannya.Prilaku
tersebut merupakan manisfestasi dari diri-diri kehidupannya,baik yang tamapk
maupun yang tidak tampak,prilaku kognitif,efektif,dan psikomotor.
Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses
perkembangan.Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidik adalah
membantu perkembangan peserta didik secara optimal.Sejak kelahiran sampai
menjelang kematian,anak selalu berada dalam proses
perkembangan,perkembangan seluruh kehidupannya.Tanpa pendidikan di
sekolah,anak tetap berkembang,tetapi dengan pendidikan di sekolah tahap
berkembangannya menjadi lebih tinggi dan lebih luas.

B. Tingkat Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) seperti pengembangan
kurikulum pada umumnya terdiri dari beberapa tingkat.Yaitu tingkat
nasional,tingkat lembaga,tingkat bidang studi,dan tingkat satuan bahasa (modul).
1. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional
Pada tingkat ini pengembangan kurikulum dibahas dalam lingkup
nasional,meliputi jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah,baik secara vertikal
maupun horisontal dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan nasional.
Secara vertikal berkaitan dengan kontinuitas pengembangan kurikulum antara
berbagai jenjang pendidikan (pendidikan dasar,menengah dan pendidikan
tinggi).Sedangkan secara horisontol berkaitan dengan keselarasan antara berbagai
jenis pendidikan dalam berbagai jenjang.
Dalam kaitannya dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBB),pengembangan
kurikulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka mengembangkan standar
kempetensi untuk masing-masing jenjang dan jenis pendidikan,terutama pada
jalur pendidikan sekolah.
2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Lembaga
Pada tingkat ini di bahas pengembangan kurikulum untuk setiap jenis lembaga
pendidikan pada berbagai satuan dan jenjang pendidikan.Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini antara lain:
a. Mengembangkan kompotensi lulusan,dan merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan pada berbagai jenis lembaga pendidikan.
b. Berdasarkan kompetensi dan tujuan di atas selanjutnya dikembangkan bidang
studi-bidang studi yang diberikan untuk merealisasikan tujuan tersebut.
c. Mengembangkan dan mengidentifikasikan tenaga-tenaga kependidikan (guru
dan non guru) sesuai dengan kualifikasi yang di perlukan.
d. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang di perlukan untuk member
kemudahan belajar.
3. Pengembangan Kurikulum Tingkat Bidang Studi (Penyusunan Silabus)
Pada tingkat ini dilakukan pengembangan silabus untuk setiap bidang studi pada
berbagai jenis lembaga pendidikan.Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis kompetensi dan tujuan setiap
bidang studi.
b. Mengembangkan kompetensi dan pokok-pokok bahasan,serta
mengelompokannya sesuai dengan ranah pengetahuan,pemahaman,kemampuan
(ketrampilan),nilai dan sikap
c. Mendiskripsikan kompetensi serta mengelompokannya sesuai dengan skope
dan skuensi.
d. Mengembangkan indicator untuk setiap kompetensi serta criteria pencapaiannya

C. Pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum


Pendekatan seseorang terhadap kurikulum akan merefleksikan pandangannya
tentang dunia,termasuk didalamnya pandangan tentang kenyataan,nilai dan
pengetahuan yang dianutnya.Pendekatan pengembangan kurikulum yang
menggambarkan posisi holistic atau metaorientasi,meliputi landasan,dominan,dan
prisnsip teoritis serta prinsip praktis dari kurikulum.
Pendekatan dalam pengembangan kurikulum merefleksikan pandangan
seseorang terhadap sekolah dan masyarakat.Para pendidik pada umumya tidak
berpegang pada salah satu pendekatan dengan murni,tetapi menganut beberapa
pendekatan yang sesuai. Sehubungan dengan uraian di atas,untuk melakukan
pengembangan kurikulum,terlebih dahulu perlu dipahami hal-hal yang berkaitan
dengan pendekatan pengembangan kurikulum.Dalam hal-hal yang berkaitan
dengan pendekatan pengembangan kurikulum.Dalam hal ini,Syaodih (200)
mengemukakan pendekatan pengembangan kurikulum berdasarkan system
pengelolaan,dan berdasarkan focus sasaran.
1. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berdasarkan System Pengelolaan
Di lihat dari pengelolaannya pengembangan kurikulum di bedakan antara system
pengelolaan yang terpusat (sentralisasi),dan tersebar (desentralisasi).Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah tahun 1968 dan 1975 bersifat sentralisasi,hanya
ada satu kurikulum untuk satu jenis pendidikan di seluruh Indonesia.
2. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Berdasarkan Fokus Sasaran
Berdasarkan focus sasaran,pengembangan kurikulum di bedakan antara
pendekatan yang mengutamakan penguasaan ilmu pengetahuan,penguasaan
kemampuan standar,penguasaan kompetensi,pembentukan pribadi,dan
penguasaan kemampuan memecahkan masalah social kemasyarakatan.
3. Pendekatan Kompetensi
Pendekatan kompetensi merupakan pendekatan pengembangan kurikulum yang
memfokuskan pada penguasaan kompetensi tertentu berdasarkan tahap-tahap
perkembangan peserta didik.Peserta didik berada dalam proses perkembangan
yang berkelanjutan dari seluruh asspek kepribadian,sebagai pemekaran terhadap
potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan
oleh lingkungan.

LANDASAN SOSIAL BUDAYA


Landasan sosial budaya merupakan asumsi – asumsi yang bersumber dari
sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Karakteristik sosial budaya dimana peserta didik hidup berimplikasi
pada program pendidikan yang akan dikembangkan.

Kebudayaan bukan hanya berupa material belaka, melainkan juga berupa


sikap mental, cara berpikir dan kebiasaan hidup. Kebudayaan mencakup berbagai
dimensi, diantaranya keluarga, pendidikan, politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan
rekreasi. Semua dimensi tersebut hendaknya dipertimbangkan dalam proses
pengembangan kurikulum.

a) Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai


suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan.
Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta
didik untuk terjun kelingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk
pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan
serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih
lanjut di masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal
maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi
kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala
karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus
acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia
yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui
pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun
kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik,
kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki-sosial budaya
tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota
masyarkat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah
tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para
warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya,
politik atau segi-segi kehidupan lainnya.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga
masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan
perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa
melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta
dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.
Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya
mempertimbankan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial-
budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun
global.
Gagasan pemerintah untuk merealisasikan penegmbangan kurikulum
muatan lokal tersebut yang dimulai pada sekolah dasar, tlah diwujudkan
dalam Keputusan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
0412/U/1987 Tanggal 11 Juli 1987 tentang penerapan Muatan Lokal
Sekolah Dasar kemudian disusul dengan penjabaran pelaksanaanya dalam
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar Menengah No.
173/C/Kep/M/1987Tanggal 7 Oktober 1987dalam sambutannya Mendikbud
menyatakan:” Dalam hal ini harus diingat bahwa adanya”muatan lokal”
dalam kurikulum bukan bertujuan agar anak terjerat dalam lingkungannya
semata-mata. Semua anak berhak mendapat kesempatan guna lebih terlibat
dalam mobilitas yang melampaui batas lingkungannya sendiri” (Umar
Tirtaraharja dan Lasula 2000:274).
Contoh kurikulum muatan lokal yang saat ini sudah dilaksanakan disebagian
besar bsekolah adalah mata pelajaran Keterampilan, Kesenian dan Bahasa
Daerah. Tujuan pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilihat dari
kepentingan nasional dan kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya
dengan kepentingan nasional muatan lokal bertujuan:
a. melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.
b. Mengubah nilai dan sikap terhadap masyarakat lingkungan kearah yang
positif.
Jika dilihat dari sudut kepentingan peserta didik pengembangan kurikulum
muatan lokal meliputi :
a. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya
( lingkungan alam sosial dan budaya)
b. Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka
tidak asing dengan lingkungannya.
c. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk
memecahkan masalah yang ditemukan dilingkungan sekitarnya (Umar
Tirtarahardja dan La Sula,2000:276).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti “ cinta akan kebijakan ”( love of
wisdom ).Orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan
berbuat secara bijak.Ia harus tahu atau berpengetahuan.Pengetahuan tersebut di
peroleh melalui proses berfikir,yaitu berfikir secara sistematis,logis dan
mendalam.Pemikiran demikian dalam filsafat sering di sebut sebagai pemikiran
radikal.atau ke akar-akarnya (radic berarti akar). Sedangkan landasan
Psikologis dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar individu manusia,yaitu
antara peserta didik dan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-
orang yang lainnya.manusia berbeda dengan makhuk lainnya,karena kondisi
psikologinya. Landasan sosial budaya merupakan asumsi – asumsi yang
bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Karakteristik sosial budaya dimana peserta didik
hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan dikembangkan.

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) seperti


pengembangan kurikulum pada umumnya terdiri dari beberapa tingkat.Yaitu
tingkat nasional,tingkat lembaga,tingkat bidang studi,dan tingkat satuan bahasa
(modul). Pendekatan pengembangan kurikulum yang menggambarkan posisi
holistic atau metaorientasi,meliputi landasan,dominan,dan prisnsip teoritis serta
prinsip praktis dari kurikulum.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih
terdapat kesalahan ataupun kekelliruan di dalamnya.Olehnya itu, penulis sangat
mengharapkan kritik saran maupun masukan yang sifatnya membangun dari
teman-teman atau para pembaca, terutama dosen pembimbing Mata
Kuliah “Pengembangan dan telaah kurikulum” demi kesempurnaan makalah ini
di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:http://tobeloluary.blogspot.com/2015/01/makalah-landasan-
pengembangan-kurikulum.html#!http://tobeloluary.blogspot.com/

Prof. Dr. S. Nasution, M.A. kurikulum dan pengajaran,(Jakarta:Bumi


Aksara),hlmn 14,23,34

Anda mungkin juga menyukai