Anda di halaman 1dari 34

Penanggalan Geokimia

Outline
Penanggalan Secara Umum
Metode Penanggalan
Studi Kasus

Penanggalan Kimia
Secara Umum

Penanggalan
kimia
biasa
disebut
sebagai
penanggalan
karbon
dengan
pemanfaatan
radioisotop. Penanggalan carbon merupakan fungsi
radioisotop untuk menentukan umur suatu senyawa
organik misalkan untum menentukan umur fosil.
Radioisotop yang digunakan adalah karbon-14 ( C14 )

Pada temuan arkeologis yang mengandung material


organik memiliki unsur radioaktif pada karbon. Unsur
radioaktif tsb secara konstan terbentuk dari pengaruh
sinar kosmik dari atmosfir dan meninggalkan sisa radiasi
pada isotop karbon.

Penerapan dari penanggalan karbon sering digunakan oleh


para arkeolog. Penanggalan tersebut bila ditinjau secara global
dapat membantu arkeolog indonesia dalam penyusunan
kronologi budaya pada umumnya khususnya sejarah budaya di
Indonesia Hal ini disebabkan jangkauan umur metoda
pertanggalan radiokarbon dari 200 tahun hingga 40.000 tahun
yang lalu sehinga cukup memenuhi kisaran budaya Indonesia.

Sampel atau cuplikan yang digunankan berupa fragmen


arang ataupun fragmen tulang yang ditemukan di area
penelitihan yang akan diuji dalam laboratorium lbih
lanjut.

Pendekatan Waktu Geologi


Para geolog menggunakan dua pendekatan berbeda untuk menentukan
waktu geologi, yaitu:
1.Penanggalan relatif(relative dating) yang menempatkan berbagai peristiwa
geologi dalam urutan kronologis berdasarkan posisinya dalam rekaman data
geologi.
2. Penanggalan mutlak(absolute dating) menggunakan berbagai teknik dan
hasilnya dinyatakan dalam angka tahun sebelum sekarang. Yang paling lazim
adalah penanggalan radiometrik dengan menggunakan unsur-unsur radioaktif
di dalam batuan.

Penanggalan Relatif
Sebelum berkembangnya teknik penanggalan
radiometrik, para geologi tidak memiliki cara
untuk menentukan umur mutlak dan hanya
berpegang kepada metode penanggalan relatif.
Penanggalan relatif menempatkan berbagai
proses geologi dalam urutan kronologis
tertentu, metode ini tidak dapat mengetahui
kapan suatu proses terjadi di masa lampau.

Ada 6 prinsip yang dipergunakan dalam


penanggalan relatif:
1. Superposition
2. Original horizontality
3. Lateral continuity
4. Cross-cutting relationship
5. Inclusion
6. Fossil succession

Penanggalan Mutlak
Pada tahun 1896, Henri Bacquerel (1852-1908) menemukan unsur radioaktif
di alam.
Pada tahun 1903, Pierre dan Marie Curie menemukan proses peluruhan
radioaktif.
Lord

Rutherford

(1871-1937) yang pertamakali mengetahui kegunaan

peluruhan radioaktif untuk menentukan penanggalan geologis secara mutlak.

Untuk menentukan waktu absolut, para peneliti mengkorelasikannya dengan


sifat radioaktif suatu unsur, yaitu waktu paruhnya (half life). Dari sifat inilah
dapat ditentukan umur material berdasarkan aktivitas radioaktifnya. Sehingga
para peneliti menyimpulkan bahwa material yang mengandung unsur radioaktif
dapat digunakan untuk menentukan umur suatu kejadian geologi dengan
menentukan umur fosil, batuan atau material lainnya dalam satuan waktu
absolut (Sampurno, 1989).

Pentarikhan dibedakan dalam :


1. Pentarikhan jejak belah, digunakan untuk menentukan umur batuan dengan
mencacah rasio antara kerapatan spontan dan jejak belah.
2. Pentarikhan kemagnetan purba, digunakan untuk menentukan umur endapan dengan
mengukur kemagnetan sesuai dengan medan magnet bumi saat pengendapan.
3. Pentarikhan radiokarbon, digunakan untuk menentukan umur arang kayu, gambut,
cangkang karang yang terdapat dalam endapan kuarter dengan mengukur C-14 yang
terkandung dalam bahan tersebut.

Ketidakpastian dalam Penanggalan


Radioaktif
Penanggalan radioaktif yang paling akurat umumnya pada batuan beku,
karena mineral hasil kristalisasi magma hanya mengandung isotop induk saja,
sedangkan isotop anak jika telah terbentuk tidak akan masuk kedalam sistem
kristal karena perbedaan ukuran.
Sehingga

yang

terukur

betul-betul

waktu

kristalisasi

mineral

yang

mengandung isotop radioaktif, bukan waktu terbentuknya isotop tersebut.

Penanggalan radioaktif pada batuan sedimen tidak dapat dilakukan, karena yang
terukur

hanyalah

waktu

terbentuknay

mineral,

bukan

waktu

berlangsungnya

sedimentasi. Pengecualian berlaku pada mineral glaukonit, suatu mineral berwarna


hijau yang mengandung isotop potassium 40 yang akan meluruh menjadi argon 40.
Glaukonit terbentuk di lingkungan laut hasil reaksi kimia dengan mineral lempung
selama proses diagenesa ketika litifikasi.
Meskipun demikian, karena argon adalah gas, maka isotop anak argon 40 biasanya
hilang menguap dari mineral. Sehingga penanggalan pasangan potassium 40/argon
40 pada glaukonit harus dipandang sebagai umur minimal.

Penanggalan radioaktif pada batuan metamorf harus dilakukan dengan sangat


berhati-hati.

Panas

yang

terjadi

selama

metamorfisme

umumnya

menyebabkan isotop anak keluar dari sistem yang ada. Bila semua isotop
anak keluar dan yang tersisa hanya isotop induk, maka rasio yang terukur
kemudian adalah cerminan waktu metamorfisme, bukan waktu kristalisasi
mineral. Namun bila tidak semua isotop anak keluar selama metamorfisme,
maka hasil penanggalan akan menjadi tidak akurat.

Metode Penanggalan
Radioaktif

Penanggalan Radiokarbon
Penanggalan radiokarbon adalah sebuah metode penanggalan
radiometrik yang menggunakan isotop karbon-14 (14C) untuk
menentukan usia material bahan organik (karbonaseous) dengan
batasan sampai sekitar 60.000 tahun BP (Before Present)
Metode pengukuran / penanggalan didasarkan pada fakta bahwa
karbon ditemukan dalam berbagai bentuk, termasuk isotop stabil
utama (12C) dan isotop stabil (14C). Pengukuran peluruhan 14C
memberikan indikasi usia materi berbasis karbon (usia radiokarbon
mentah).

Contoh Penerapan

Metode Potassium-Argon (K-Ar)


Metode Potassium-Argon (K-Ar): mengukur akumulasi
Argon pada substansi yang berasal dari dekomposisi
Potassium. Prinsip kerjanya secara umum sama dengan
metode radiokarbon, tetapi metode ini hanya sesuai
untuk batuan beku vulkanik yang masih segar

Kosmogenik
Kosmogenik: metode ini dapat mengukur umur
erosional dan umur material tersebut tersingkap. Unsur
yang digunakan ialah Cl-36, Be-10, He-3, Al-26.
Biasanya digunakan untuk batuan extraterrestrial
object seperti meteor

Uranium Series Disequilibrium


Uranium Series Disequilibrium:
Peluruhan Uranium-Helium sangat cocok untuk fosil yang
mengandung aragonit (koral, Moluska) selama tidak mengalami
perubahan atau rekristalisasi.
Kelebihan metode ini ialah ukuran sampel yang dibutuhkan tidak
besar, yaitu kurang dari 20 gram bahkan untuk tulang hanya
diperlukan 3-5 gram.
Kekurangannya ialah sampel yang diambil tidak boleh
mengandung Thorium dan harus segera ditutup sehingga tidak
dapat mengambil banyak sampel.

Contoh Penerapan

Metode Pb-210
Metode Pb-210: waktu paruhnya ialah 22,3 tahun sehingga
berguna dalam kisaran umur 150-200 tahun. Metode ini dapat
diaplikasikan untuk mengukur umur hujan salju, sedimen muda,
ikan dan angka historis pencemar lingkungan (logam).

Studi Kasus
PENENTUAN UMUR BATUAN GAMPING PENYUSUN GUA
LEANG-LEANG MELALUI PENGUKURAN AKTIVITAS 14C
DENGAN METODE LSC (LIQUID SCINTILATION COUNTING)

Pendahuluan
Kawasan kars Maros-Pangkep merupakan bagian dari hulu
beberapa sungai besar, antara lain hulu Sungai Pangkep, Sungai
Pute dan Sungai Bantimurung/Maros
Batu gamping organik merupakan kumpulan dari sisa flora dan
fauna yang telah mati (fosil) dan terendapkan. Di masa hidupnya
flora dan fauna memerlukan unsur-unsur Ca, Mg, O dan C yang
terdapat dalam air. Proses kimia yang terjadi pada flora dan fauna
setelah mati menjadi fosil dan terbentuklah sistem kristal mineral
tanpa merubah bentuk fisik fosil.

Kandungan karbon yang terdapat dalam batuan


tersebut menjadi faktor penentu dalam penentuan umur
suatu sampel.
Metode LSC (Pencacah Sintilasi Cair). Metode ini bekerja
merunut radioisotop, khususnya isotop pemancar atas
dasar interaksi larutan senyawa organik yang dapat
berflouresensi jika berinteraksi dengan radiasi (Salam,
1993)

Prinsip Metode LSC


Prinsip dari metode pencacahan sintilasi cair ini, sampel yang
mengandung radionuklida dilarutkan atau disuspensikan ke dalam
larutan sintilator (cocktail) yang sesuai di dalam vial gelas atau
plastik. Partikel radioaktif dalam sampel yang dilarutkan dalam
larutan sintilator akan bertumbukan dengan molekul pelarut yang
menyebabkan
molekul
pelarut
menjadi
tereksitasi
dan
menyebabkan molekul sintilator ini memancarkan foton. Foton
kemudian terdeteksi oleh PMT, sehingga dihasilkan pulsa listrik
yang sebanding dengan energi partikel radioaktif (Tjahaja dan
Mutiah, 2000).

Hasil dan Pembahasan


Terdapat dua sampel BG1 dan BG2
Dua kali pencucian : 1. aquades 2. larutan kimia

Analisis CO2 K2CO3 (larutan yang akan diukur


dengan LSC)

Hasil dan Pembahasan


Penentuan Total Karbon mendapatkan nilai aktivitas
spesofik dari 14C. Aktivitas spesifik dari 14C itu sendiri
dinyatakan dalam satuan disintegrasi per satuan massa
dari karbon (DPM/gramC).
Pencacahan Sampel LSC Hidex 300 SL +Larutan
Sintilator 14C dalam CO2

Hasil dan Pembahasan


Aktivitas spesifik dari kedua sampel batuan gamping
yaitu BG I dan BG II dinyatakan dalam satuan DPM/gram
C

Hasil dan Pembahasan


Umur dari sampel batuan gamping ini dapat ditentukan
dengan mengkonversi hasil pengukuran aktivitas spesifik
yang diperoleh dari masing-masing sampel batuan
gamping ke dalam persamaan penentuan umur

Kesimpulan
Umur sampel batuan gamping BG I yang dihitung
berdasarkan data aktifitas spesifik 14C adalah
25.607,403 919,305 tahun, sementara umur sampel
batuan gamping BG II berumur lebih muda, yakni
8457,792 921,899 tahun.

Anda mungkin juga menyukai