Anda di halaman 1dari 6

Pergerakan Air Tanah

Perbedaan elevasi antar permukaan air tanah dikenal sebagai hydraulic head. Hal ini
disebabkan karena air mengalir mengikuti bentuk topografi. Bila kita mengikuti perjalanan
air, maka mulanya gravitasi menarik air dari zona aerasi menuju ke permukaan air tanah
kemudian pergerakan turun terjadi karena gravitasi dari daerah dengan permukaan air tanah
tinggi menuju daerah dengan permukaan air tanah rendah (danau, sungai, rawa-rawa). Secara
mendasar, pergerakan air tanah mengarah kebawah karena terdorong untuk menuju daerah
dengan tekanan yang lebih rendah (gambar 3)

Gambar 3. Pergerakan air bawah permukaan menuju daerah dengan bertekanan rendah
(Hamblin & Christiansen, 1995).

Penyaluran alami dan artifisial

Penyaluran alami bagi air tanah adalah melalui sungai, danau dan rawa-rawa yang
merupakan jalinan utama antara reservoir air tanah dan bagian lain dari sistem hidrologi. Bila
penyalurannya tidak berasal dari air tanah maka sungai-sungai akan mengalami kekeringan
selama paruh waktu tertentu dalam satu tahun.

Penyaluran artifisial merupakan hasil dari pengambilan air melalui sumur (wells)
yang dapat dilakukan dengan cara menggali atau mengebor sumur hingga zona jenuh.
Banyaknya sumur bor ternyata telah mampu mengubah sistem hidrologi, misalnya adalah
turunnya permukaan air tanah.
1 Penyaluran Alami

Beberapa kondisi geologi telah memberikan penyaluran alami dalam bentuk rembesan
(seeps) dan mata air (springs). Jika lapisan permeabel berselingan dengan lapisan
impermeabel, maka air tanah dipaksa mengalir secara lateral menuju singkapan lapisan
permeabel (gambar 4.). Kondisi demikian biasa ditemukan pada mesa dan plateau dimana
batupasir permeabel berselingan dengan serpih impermeabel. Penjajaran mata air (spring
line) biasanya ditandai dengan penjajaran pepohonan. Mata air lainnya didapatkan karena
migrasi sepanjang columnar joint dan vesicular pada basalt; muncul sepanjang sisi sungai,
misalnya Thausand Springs di Idaho yang muncul di sisiSnake RiverValley; dan muncul
disepanjang sesar.

(A) (B)

(C) (D)

Gambar 4. Mata air terbentuk pada berbagai kondisi geologi. (A) Jalur mata air berkembang
sepanjang dinding lembah. Biasanya ditandai oleh pertumbuhan vegetasi yang tidak biasanya.
(B) Mata air terbentuk sepanjang lereng lembah dimana cavernous limestone memberikan
aliran air bahwa tanah ke permukaan. (C) Air permukaan berasal dari rembesan melalui
vasikuler dan rekahan dari basalt. (D) Sesar menggeser perlapisan batuan. Jajaran mata air
merupakan hasil air bawah tanah yang naik sepanjang sesar (Hamblin & Christiansen, 1995).

Ringkasnya, mata air terbentuk karena permukaan air tanah terpotong oleh permukaan tanah
atau air tanah merembes keluar ke permukaan sepanjang rekahan dan sesar. Umumnya mata
air terjadi sepanjang dinding lembah (valley walls) dikarenakan sungai telah mengerosi
lembah hingga bagian bawah kedudukan permukaan air tanah regional.
2 Sumur

Bandingkanlah sumur gali dan sumur pemboran! Air mengalir dari rongga pori menuju
sumur mengisi kedudukan permukaan air tanah dan selanjutnya ketika air dipompa keluar,
maka permukaan air tanah mengalami penurunan (drawn down) disekitar sumur dalam
bentuk kerucut (cone) sehingga sering disebut sebagai kerucut depresi (cone of depression).
Jika air turun dengan cepat maka akan segera terisi kembali, kerucut depresi terus tumbuh
hingga pada akhirnya sumur menjadi kering. Kerucut depresi disekitar sumur besar yang
digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan pabrik industri dapat mencapai ratusan meter
diameter. Semua sumur yang berada dalam kerucut depresi akan terpengaruh. Hal ini akan
dapat memicu pertengkaran di kalangan masyarakat. Untuk itulah, simulasi model komputer
berdasarkan data permeabilitas, arah pengaliran dan kedudukan air tanah seharusnya sudah
dapat memperkirakan jumlah air yang keluar berdasarkan periode waktu tertentu (Gambar 5)

Gambar 5. Kerucut depresi pada permukaan air tanah terbentuk bila air mengalami
penurunan yang lebih cepat dari pulihnya permukaan air tanah (Hamblin & Christiansen,
1995).

3. Air Artesis (artesian water)

Air tanah pada lapisan permeabel yang tertekan diantara lapisan impermeabel mengalami
tekanan sehingga bila dilakukan pemboran, maka air akan keluar sendiri tanpa bantuan
pompa (Gambar 8.6.). Kondisi geologi yang diperlukan untuk menjadi sumur artesis adalah
sebagai berikut:

1. Sikuen batuan harus mengandung lapisan permeabel dan lapisan impermeabel. Sikuen
ini biasa terjadi pada kondisi alamiah sebagai perselingan antara serpih dan batupasir.
Lapisan permeabel disebut sebagai aquifer (lapisan pembawa air).

2. Pada daerah tinggian, batuan harus memiliki kedudukan perlapisan yang miring dan
tersingkap sehingga air dapat masuk kedalam aquifer.

3. Precipitasi yang cukup dan pengaliran permukaan harus terjadi pada daerah yang
tersingkap sehingga aquifer terus terisi.
Gambar 6. Kondisi geologi yang diperlukan untuk sistem artesis meliputi: (1) lapisan
permeabel (aquifer) diantara lapisan impermeabel, (2) batuan yang miring sehingga aquifer
dapat menerima infiltrasi dari air permukaan, (3) infiltrasi air yang memadai mengisi aquifer
akan membentuk tekanan hidrostatik. Sumur akan menjadi sumur artesian bila posisi bagian
atas sumur berada dibawah permukaan tekanan artesis (Hamblin & Christiansen, 1995).

Air yang tertekan didalam aquifer dapat keluar seperti air yang keluar dari pipa
dikarenakan tekanan hidrostatik mampu mendorongnya sehingga rekahan atau pipa yang
memotong lapisan dapat menjadi media keluarnya air menjadi mata air artesis atau sumur
yang airnya mengalir sendiri (flowing wells).

Artesian-pressure surface adalah permukaan yang merupakan batas kemampuan air


artesis untuk naik ke atas (artesian water). Permukaan ini dari daerah tangkapan (recharge
area) akan miring mengikuti kelerengan. Bila kita melakukan pemboran pada aquifer tertekan
maka air akan naik dengan sendirinya. Bila permukaan sumur berada diatas artesian pressure
surface, maka air tidak bisa mengalir ke permukaan, namun bila permukaan berada dibawah
artesian pressure surface, maka air akan mengalir sendiri ke permukaan.

4. Mata air panas (thermal springs) dan geysers

Manifestasi menakjubkan dari air tanah adalah fenomena mata air panas (thermal spring) atau
geyser dimana air dan uap tersembur ke udara. Fenomena ini hasil dari pemanasan air tanah
karena aktifitas magmatik aktif. Contoh daerah yang sangat terkenal karena fenomena ini
adalahYellowstoneNational Park, di Amerika Serikat. Kondisi pembentukan geyser yaitu :

1. Tubuh batuan yang panas harus dekat dengan permukaan.

2. Sistem rekahan tidak beraturan hadir dan menerus kebawah dari permukaan.

3. Pasokan air tanah yang relatif konstan dan besar harus selalu ada.

Semburan geyser terjadi ketika air tanah mengalami tekanan dalam rekahan, gua-gua atau
lapisan batuan yang porous hingga mencapai titik kritis kesetimbangan tekanan-temperatur.
Temperatur meningkat akan mengubah air menjadi uap. Karena itu air pada bagian bawah
akan tertekan lebih kuat dari air yang berada di permukaan dan air akan panas sekali hingga
uap akan tersembur ke udara. Setelah tekanan mengalami pelepasan, maka gua-gua akan
terisi kembali dan preses semula akan berulang kembali (Gambar 7)
(A)

(B)

Gambar 7 Pembantukan geyser. (A) perkolasi air bawah tanah turun memasuki jaringan
bukaan interkoneksi kemudian mengalami pemanasan oleh batuan beku panas (hot igneous
rocks). (B) Naiknya temperatur hingga diatas titik didih atau berkurangnya tekanan akan
menyebabkan air terubah menjadi uap yang dengan cepat akan mendorongnya ke permukaan
sehingga menghasilkan erupsi geyser. (Hamblin & Christiansen, 1995).

Air panas yang naik keatas melalui batuan samping yang dilaluinya tanpa kehilangan banyak
panas sehingga naik ke permukaan sebagai mata air panas yang kadangkala hingga
temperatur mendidih. Air ini biasanya membawa material kimia asal batuan yang dilaluinya.

5. Energi geotermal

Energi panas dari air tanah atau energi geotermal saat ini banyak dimanfaatkan sebagai salah
satu sumber energi. Sebagai contoh, Islandia telah memanfaatkan energi ini dengan sukses
sejak 1928. Sumur yang dibor di daerah geotermal akan mengambil air dan uap yang
disalurkan menuju tangki penampung dan kemudian dialirkan ke rumah-rumah dan gedung
pemerintah untuk keperluan pemanas dan air panas. Biaya yang diperlukan untuk pemanasan
langsung ini sebesar 60% dari biaya bila menggunakan pemanas berenergi minyak bumi dan
sekitar 75% dari harga metode pemanas listrik yang termurah. Uap dari energi geotermal juga
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Hanya saja masalah korosi muncul karena
airnya mengandung asam dan sejumlah garam terlarut karenanya muncul biaya tinggi pada
perawatan sistem pemipaan.

Erosi air tanah

Air tanahjuga bisa menyebabkan erosi yang biasanya terkait dengan proses pelarutan
terutama pada batugamping. Material terlarut akan dibawa dan akan diendapkan pada tempat
lain, misalkan pada ronggaporibatuan. Erosi air tanah dimulai sejak perkolasi air tanah
melalui rekahan, sesar dan bidang perlapisan batuan dan melarutkan batuan yang mudah
larut. Rekahan yang membesar akan membentuk jarian gua-gua bawah tanah yang dapat
mencapai beberapa kilometer. Bila gua-guan semakin besar maka suatu ketika akan terjadi
keruntuhan atap (roof collapse) dan terbentuklah depresi yang mirip kawah yang disebut
sebagai sinkhole. Aktivitas pelarutan yang berjalan terus akan membesarkan sinkhole dan
menjadi lembah pelarutan yang pada akhirnya akan mengerosi seluruh batuan yang mudah
larut (Gambar 8)

Topografi karst adalah bentangalam yang khas hasil dari erosi air tanah. Sistem
pengalirannya unik karena di beberapa tempat ditemukan sungai, namun kemudian hilang
dan masuk kedalam sinkholes menjadi disappearing stream. Air mengalir melalui jaringan
gua-guan membentuk sungai bawah tanah (underground stream). Mata air seringkali
dijumpai karena munculnya air tanah ke permukaan.

(A) Pada tahap awal, air merembes melalui rekahan dan bidang perlapisan batugamping. Air
merembes turun ke permukaan air tanah kemudian bergerak menuju sungai permukaan.

(B) Ketika sungai mengerosi dasar lembah lebih dalam maka terjadi penurunan permukaan
air tanah. Air dalam kanal bawah tanah maka akan membentuk jalur baru. Jalur lama yang
merupakan kanal bawah tanah terus mengalami pembesaran dan akhirnya runtuh membentuk
sinkholes atau terisi oleh runtuhan jatuhan atau endapan gua (Hamblin & Christiansen, 1995).

Gambar 8 Evolusi sistem gua (modifikasi dari underground worlds. Planet earth series. Time-
Life Books, 1982 op.cit. Hamblin & Christiansen, 1995)

Anda mungkin juga menyukai