Anda di halaman 1dari 12

rhyolite….

dengan batuan piroklastiknya…


bingung mau nulis apa untuk mengilustrasikan yang satu ini…

anggap saja kita sedang memandang sesosok bidadari dan ulah kita itu dibayar setimpal
‘cash!’ oleh sosok itu karena membalasnya dengan sebuah senyuman…

iya, sebuah senyuman… cukup sebuah senyuman serupa isyarat yang memaksa kita
bercengkrama dengan rasa tenang, dag dig dug, dan mabuk kepayang…

balasan itu kurang lebih seperti ini ilustrasinya..

rhyolite adalah batuan vulkanik kaya silika. meski begitu volumenya di bumi ini tidak
sebanyak basalt. namun mereka menutupi area yang luas di bumi. kayak di amerika selatan
endapan tuf riolitik menutupi ribuan kilometer persegi dataran setempat. sama juga kayak di
australia, di new zealand, dan zona vulkanik sirkum pasifik.

sama kayak basalt hadir dalam berbagai macam setting tektonik, termasuk diatas mantle
plume, sepanjang zona rift, dan zona kompresi dari plate atau tumbukan kontinen. namun
jarang di setting oseanik, tapi umum di kontinen. seperti layaknya postingan yang lain riolit
ini banyak juga mengundang ‘kontroversi’….

teksturnya? mineraloginya?

teksur yang umum berupa quartz-feldspar porphyry, seperti gelas, dan berbagai macam
batuan piroklastik. fase (mineral) nya meliputi biotit, plagioklas, anortoklas, dan magnetit.
diantara mineral jarang juga hadir dalam groundmass dan fenokris kayak fayalit, aguit,
pigeonit, hipersten, horndblend, riebecktite, acmite, ilmenite, zirkon, sphene, apatite, garnet,
cordierite, andalusite, dan silimanite.

riolit dan lavanya membentuk dome dan secara relatif alirannya pendek (gak sejauh basalt
soalnya viskositas riolit ini lebih tinggi). dan gunung api yang mengandung riolit ini adalah
gunung api komposite (ex: stratovolkano), hadir terpisah dari dome, juga ditemukan di
gunung api siliceous yang berasosiasi dengan shield volcanoes, dan juga hadir disekitar
caldera. (jadi bisa disimpulkan kalo ryolite ini hadir sebagai ‘tudung’ atas yang nutupin
endapan vulkanik yang lain or kebentuk paling akhir).

secara tekstular ryolit ini berkisar dari holohyalin sampai holokristalin. tekstur porfritik juga
umum, terutama yang bertipe hipokristalin (kristal sama gelas fifty fifty). holokristalin dan
obsidian serta batuapung hadir secara lokal. tekstur yang paling paling umum lagi dikenal
sebagai tekstur piroklastik (seringkali disebut langsung sebagai batuan karena genetiknya)
kita kenal dengan batuan piroklastik dimana teksturnya mirip batuan sedimen (padahal dia
kan langsung hasil kristalisasi magma) yah.. begitulah adanya kawan… hehehe

tekstur piroklastik ini tersusun oleh fragmen kristal, batuan (fragmen litik), dan gelas atau
kombinasi ketiganya. berdasarkan ukuran fragmennya maka fragmen piroklastik ini
dibedakan menjadi ash, lapili, dan bom atau blok vulkanik. tuff dan lapili merupakan batuan
riolit yang umum. namun breksi juga hadir, secara lokal tuff ‘terpanggang’ karena sisa panas
yang masih tersimpan di dalamnya saat pengendapan (letusan) terjadi, maka kita kenal istilah
welded tuff.

tabel klasifikasi material piroklastik berdasarkan 'ukurannya' (modified from Parsons (1969),
Fisher and Schnicke (1984), Raymond (1993).

welded tuff skala mikroskopis


welded ignimbrite ('vitrophyre') foto hand-specimen...

welded tuff outcrop

welded tuff terbenuk akibat hasil panas yang masih kesimpan dalam abu vulkanik ketika
diendapkan dan panas ini kemudian ‘mengelas’ endapan hingga jadi batuan, ciri khasnya
ditunjukan oleh kelurusan kelurusan mineral dan gelas serta batuan (batuapung). istilah
ignimbrite ditujukan untuk jenis batuan piroklastik dengan sortasi kasar dan buruk (seringkali
terelaskan or welded) sortasi buruk ini mencirikan kalau dia terbentuk hasil density current
tinggi (bayangin sedimen langsung dimuntahkan seabrek abrek tanpa terjadi suspensi oleh
fluida (air contohnya) dan langsung ngendap begitu saja) maka tak heran ignimbrite kerap
kali meninggalkan struktur welded dalam batuannya (sat ngendap langsung dan panasnya
masih ada).

karena sifat riolit yang lebih ‘dingin’ (~500-600 deg C) dibandingkan magma lain maka lava
riolit ini cenderung memiliki viskositas tinggi dan persebarannya gak pernah jauh-jauh kayak
aliran basalt yang mampu membentuk pelamparan yang luas (flood basalt). struktur yang
khas dapat dijumpai di ryolit adalah flow banding dimana struktur ini hadir menyerupai
lengkungan layer sedimen yang menunjukan aliran lava.

flow banding structure in rhyolite

tekstur piroklastik (pyroclastic rhyolite) seperti tuff dan lapili tuff ini hadir berlapis (layaknya
sedimen seperti dijelaskan postingan sebelumnya) akibat mekasnisme fragmentasi eksplosif
dari vesikulasi (kaya gas), degassing magma, diikuti oleh pengendapan material piroklastik
(Dellino dan LaVolpe, 1995, Alidibirov dan Dingwell, 1996, Keating dan Valentino, 1998;
Wilson dan Houghton, 2000). endapan jatuhan hadir sebagai aksi gravitasi terhadap material
vulkanik yang dilepaskan diudara. sementara endapan surge dan aliran hadir sebagai hasil
dari pengendapan material dengan densitas rendah sampai tinggi dari campuran partikel dan
gas yang bergerak ke arah lereng dan secara lateral menjauhi volcanic vent. ada struktur lain
dikenal dengan ooze-out (bukan ooze calcareus kayak di laut dalam ya sob) dapat terjadi
sebagai hasil deformasi endapan ini selama proses welding (Smith 1960). struktur yang lebih
besar terbentuk selama eksplosi besar selama erupsi dan collapse dikenal dengan caldera,
serta struktur gede lainnya dikenal dengan pyroclastic sheet.

satu hal lagi yang penting bila memperhatikan sikuen tuff yang berlapis lapis. sebenarnya
perlapisan juga mencirikan kimia dari tuff. sikeun dari tuff ini dapat dimulai dari ryolit atau
hihgh silica rhyolite (paling atas), dan diakhiri dengan less silceous rock seperti quartz latite,
dacite, atau andesit. kimia batuan dan mineralnyapun menunjukan perubahan seiring dengan
berubayhnya batuan.. itu jelas…

bagaimana dengan kimianya?? (mm…. lagi lagi… ini lagi)

dari kandungan silikanya riolit mengandung SiO2> 69% paling banyak dibandingin batuan
vulkanik yang lain. kalo diliat tabel CIPW dibawah dari sample riolit berbagai tempat
menunjukan emang bener SiO2nya tinggi bener ~70%, sementara Al2O3nya sekitar 10-17%.
riolit dengan nilai Al2O3 (analissi 3)rendah menunjukan kalo dia bersifat peralkalin
menandung sodik pyroksen di normatifnya, sementara rillit Al2O3 tinggi (analisis 5 dari
tabel) menunjukan kalau dia peraluminous dan mengandung normatif korundum. nilai
magnesium untuk riolit rendah (<0.3%).

trace elemennya REE memiliki LREE yang tinggi dan HREE rendah. nilai isotopnya
bervariasi begitu juga isotop Sr yang sering digunakan untuk mengetahui asal usul magma..
karena riolit ini terbentuk sebagai hasil derivasi akhir maka sulit memprediksi magma asalnya
tapi paling mungkin yang paling dekat dengan asosiasinya di kontinen.

pertanyaan selanjutnya bagaimana dan dimana keterjadiannya?

ok sekarang kita berbicara petrogenesis dan occurence dari riolit. riolit seperti layaknya
batuan vulkanik lain, dapat hadir di berbagai setting tektonik mulai dari hot spot (mantle
plume), rift, transform, triple junction region, sampai arc..

meskipun jarang riolit juga dapat hadir di daerah hot spot, tapi secara lokal tentunya.
kehadiran ini diketahui berdasrkan observasi di gunung api islandia yang merupakan daerah
hot spot yang memproduksi riolit. di hawaii juga ada rilit tapi sangat sedikit sekali dan lokal.s
selain itu yellowston national park amerika yang merupakan hot spot dengan setting kontinen
juga semnghasilkan riolit.

untuk daerah rift contohnya di rio grande rift Amrik, dan galapagos rift di pasifik. sementara
di daerah triple junction (pertemuan tiga pergerakan lempeng berbeda) juga dapat
menghasilkan lava riolit. contohnya cost range volcanic suite california amrik.

terus ada juga arc ryolit sama kayak arc basalt dan arc andesite lainnya (setting
keterjadiannya), dan seperti halnya rift ryolite mereka terbentuk melimpah di continental-arc
volcano dan juga gunung api di kerak oseanik pada setting arc. contohnya?? ya di jawa sob,
nusa tenggara, sumatra, dan arc arc lainnya yang ada gunung apinya..

skip skip skip… sekarang petrogenesisnya..

origin (asal usul) dan evolusi magma riolitis masih kontroversial dan dan kurang lebih terdiri
dari enam proses yang bisa saja hadir semuanya atau tidak:

1. anateksis dari batuan dlam mantel, juga batuan mantel yang tertransporkan ke mantel oleh
proses tektonik.

2. kristalisasi fraksional dari magma basaltis maupun magma lainnya.

3. nateksis bautan ekrak.


4. asimilasi diikuti oleh kristalisasi fraksional (AFC or Assimilation Fractional
Crystallization).

5. fraksionasi atau melting diiktui oleh liquid-state thermogravitational diffusion (difusi


karena gravitasi).

kita akan jelaskan satu satu.. tapi tunggu! ambil napas dan keluarin kentut dulu… ok satu dua
tiga.. hufff.. pret pret pret!

pufff.. puffff.. puffff...!!! mantaaabbbb...!!

bapak kiri: asliii!!!!!! ini aroma apa pak?! bapak kanan: gila!! gila!! entahlah somewhere
between heaven and earth...

proses yang pertama (diatas) menjelaskan proses generasi magma riolitis melalui melting
batuan dalam mantel dan tidak banyak didukung oleh studi eksperimental. Ringwood (1974)
beranggapakn bahwa magma riolitis dapat terbetnuk dari proses partial melting dari eklogi
tkuarsa, seperti halnya model petrogeneisis arc basalt.

eclogiite dibentuk dari dalam mantel melalui metamorfisme basalt pada lempeng oseanik
selama subduksi terjadi. proses ini dimati melalui studi eksperimen melting yang dilakukan
C.R. Stern dan Wyllie (1981). dan Huang dan Wyllie (1975, 1981). namun dari studi ini
mengindikasikan bahwa magma primer riolitis melt didak dapat digenerasikan pada
kedalaman mantel melalui anateksis baik oleh batuan mantel atau kereak oseanik yang
tersubduksi. maka proses ini sepertinya tidak dapat menjelaskan asal usul magma riolitis.

kristalisasi fraksional dari magma basaltis melalui Liquid fractionation (proses kedua),
merupakan metode generasi melt silisik (magma silisik), petama kali di utarakan oleh Bowen
(1928). proses crystal-liquid fractionation ini dianggap oleh banayk petrologis sebagai proses
yang sangat umum dari modifikasi magma. argumen yang mendukung crystal liquid
fractionation ini termasuk: (1) argumen yang didasarkan pada partisi dari unsur yang ada
dalam kristal dan gelas atau dalam gelas. (2) enrichment/depletion (pengayaan/pemiskinan)
trend, yang menunjukan suatu unsur akan masuk kedalam kelompok dia akan bersifat felsik
atau mafik dalam sikuen batuan. (3) kehadiran jumlah besar dari fase ekilibrium cairan yang
menunjukan bahwa kristal dan cairan (liquid) mengalami ekilibrium yang kotetik. (4)
kehaduran batuan terfraksionasi tinggi secarakimiawi seperti riolit (ex: aplite) sebagai dike,
pod, dan border zone, dan stock kecil yang mengintrusi pluton yang lebih besar. bukti bukti
ini menunjukan bahwa proses ini dapat memicu terbentuknya formasi baatuan riolitik,
meskipun magma indknya mungkin saja tidak selalu basaltis.

beberapa bukti lain yang menunjukan bahwa crystal liquid fractionation model, telah
dipertanyakan, dan argumen yang mempermaslhkan jumlah riolit yang dkproduksi melalui
proses ini telah di presentasikan (misalhnya Hildreth 1981 dan Marsh 1990). sebagai contoh,
silika dalam variation diagram sat ini dianggap menunjukan seidkit kecenderungan memiliki
kandungan Ca, Fe, dan Mg yang miskin dengan meningkatnya silika, kecenderungan nini
dikontrol oleh menignkatnya silika itu sendiri. Hildreth (1979) menyatakan bahwa pengayaan
dari unsur terjadi pada fase awal erupsi, dianggap sebagai magma terdiferensiasi berupa
magma kaya silika, larutan sriolit pada seri batuan yang hadir, yang menurut Hildreth tidak
dapat menjelaskan crystal liquid fractionation itu sendiri. argumen ketiga yang mendukung
hal ini adalah jika memang magma riolitik diproduksi dari hasil diferensiasi magma basalt
maka haruslah magma basaltnya diproduksi lebih dahulu dalam jumlah yang lebih besar lagi.
dan hal ini diketahui bahwa memang benar jumlah besar magma induk mafik ini ada.
(Garland et al 1995).

anateksis crustal rock, sekarang diketahui secara signifikan (proses ketiga) merupakan salah
satu proses yang dapat membentuk magma riolitik (McBirney dan Weill, 1969). pada proses
ini mgma diproduksi melalui melting batuan silieous atau secara partial melting terjadi dari
batuan basa. melting semacam ini terjadi di bagian bawah kerak (lower crust), sebagai hasil
dari penempatan (produksi) magma basaltis. bukti yang mendukung hal ini yang mana proses
anateksis menghasilkan magma riolitis termasuk: (1) rasio isotop Sr yang tinggi pada
beberapa riolit dan korelasi antara kimia basement rock yang siliceous dan ketinggian rasio
Sr (ketika basement rock hadir maka rasio isotop Sr juga tinggi, (2) korelasi oksigen, helium
dan komposisi isotop lainnya dari riolit dan batuan kerak, (3) asosiasi spasial dari bimodal
basalt-riolit pada vulkanik suite, (4) komposisi yang berbeda antara elemen major dan REE,
(5) hubungan tekstural (misalnya coreded atau agian plagioklas yang melting dan kristal
kuarsa), (6) model yang berhasil mengkombinasikan data kimia dan mineralogi ntuk
menghasilkan pengaruh dari evolusi magma anatektik, dan (7) percobaan metling yang
menunjukan bahwa melting dari source rock (yang menyerupai batuan mantel) dapat
menghasilkan cairan riolit.
proses diferensiasi magma riolit dari magma basalt

asimilasi dari country rock atau mixingmagma dikombinasikan dengan fraksionasi (AFC)
(proses 4 dan 5) juga dapat menghasilkan magma riolitis (Sigurdsson dan Sparks, 1981).
mixing dari magma dapat menghasilkan berbagai jeni sbatuan, namun anatektik rilit
diangggap sebagai produk akhir (endmember) dari hasil mixing magma lain dengan magma
baslt yang menghasilkan berbagai batuan intermediet. ketika magma riolit yang sudah
terbentuk (dari hasil asimilasi prose sebelumnya misalnya) bercampur (mixing) dengan
magma basalt dia akan menghasilkan magma dengan komposisi intermediet (less siliceous
dari riolit) seprti andesit dan dasit namun pada akhirnya nanti akan terbentuk juga magma
riolit. sama juga ketika asimilasi dari silicous country rock dapat meningkatkan kandungan
silika (dari magma) kemudian mengubah kimia lain dari magma yang bersifat lebih basic,
namun fraksionasi dapat menghasilkan riolit. sementara itu AFC (assimilation and fractional
crystllization). hadir secara simultan (DePaolo 1981d), riolit dapat berkembang. dari hasil
studi isotop, dan eksperimen, serta kelimpahan fenokris pada batuan menunjukan bahwa AFC
hanya terjadi di bagian bawah, dan leibh kepada bagian mafic dari dapur magma, sementara
bagian atasnya (ryolitic roof zone) proses asimilasi dan kristalisasi terpisah dalam ruang dan
waktu.

proses terakhir (proses 6) Liquid state thermogravitational diuffusion telah diajukan oleh para
ahli sebagai salah satu metode yang membentuk zona dalam dapur magma yang akan
menghasilkan riolit kaya silika (SiO2>75%).. proses ini melibatkan konveksi yang memicu
terjadinya proses kimia yang banyak terjadi di roof zone dari dapur magma dalam volatil
volatil yang ada di dalamnya, memudahkan redistribusi kimia dari unsur dan formasi dari
riolit kaya silika (liat ilustrasi bawah). pada proses ini pertukaran unsur dengan wall-rock di
sekitar dapur magma dapat terjadi. gradien temperatur, dari yang lebih dingin di bagian atas
dan tepi dapur magma sementara bagian tengah magmanya panas hal ini lah yang memicu
konveksi terjadi.
zonasi komposisi magma yang mengisi dapur magma

hasil pengamatan pada sikuen erupsi pada ash sheet (perlapisan tuff) menunjukan bahwa
kimia dari tuff semakin ke atas semakin kurang siliceous!. pengamatan mnunjukan: (1) dapur
magma secara komposisi terzonasi (zoned) seperti gambar diatas, (2) erupsi mengosongkan
dapur maga yang terjadi dari atas ke bawah (proses berkurangnya volume). hal ini mudah di
gambarkan, jika dapur magam secara komposisi terzonasi dan teruerupsi terus kemudian
dapur magma kosong. erupsi pada fase awal akan menghasilkan riolit kaya silika dari bagian
atas dapaur magma dan batuan ini akanmenyelimuti permukaan untuk pertama kali.
kemudian erupsi pada fase berikutnya mungkin dapat menghasilkan (secara berurutan)
riodasit, dasit, dan bahkan basalt, membentuk suatu perlapisan yang berurutan. maka, tubuh
batuan dari berbagai komposisi, menjadi kurang siliceous, atau kurang terevolusi lagi, ke arah
atas. proses ini memerlukan pengosongan cepat dari dapur magma, kaeran periode antara
erupsi akan memugdahkan modifikasi lebih lanjut dari magma, yang apat menghasilkan
erupsi berurutan yang akan mengevolusi magma (Stix danGorton, 1990).
bukti lain diajukan oleh Hildreth (1979) menunjukan bahwa liquid-state thermogravtational
diffusion model dapat terjadi:

1. kehadiran gradien dari isotop Sr87/Sr86 dan isotop alinnya dalam dapur magma,
menunjukan suatu layer atau zonasi dalam dapur magma.

2. zoning unsur major dan jejak hadir dalam dapur magma silisik.

3. roof zone secara khas memiliki magma dengan kadnunga SiO2 sekitar 77%, ditunjukan
oleh komposisi dari lava yang tererupsi pertama kali.

4. thermogravitational separation telah didemonstrasikan di lab (Turner, 1995).

5. difusi dapat dibuktikan dari eksperimen (D.R Baker, 1990).

beberapa poin diatas telah mengundang dan menatnag penelitian untuk mengamati
mekanisme dari formasi zonasi magma ini. poin 1 sampai tiga hanya menyatakan zonasi
dapur magma, bukan proses dari difusi termogravitasional itu sendiri. zonasi dapur magma
dianggap oleh kebanyakan petorlogis konsiten dengan ctystal liquid fractionation model (T.P
Flood, Vogel, Schuraytz, 1989). simulasi eksperimental telah dilakukan dikenal dengan soret
effect (difusi kimia yang dipicu thermal), tidak menunjukan trend kimia seperti yang
diharapkan.

terus kalau semua model proses petrogenesis kontreversial mau ake yang amna dong?? pada
dasarnya semua proses itu penting dan dpat dipakai pada kondisi dan setting tertentu. pada
setting oseanik crystal-liquid fractionation terjadi secara lokal berkombinasi dengan
assimilation atau anateksis, merupakan proses yang umum terjadi. pada busur benua
(continental arc) pada transform fault dan continent interaction site, dan pada continental
hotspot, anateksis dapat terjadi bersama crytsal-liquid fractionation, magma mixing, dan
assimilation, liquid-state thermogravitational diffusion dapat mempengaruhi origin dari arc-
magma, mengevolusi rift-magma, dan magma riolit kontinental, namun tingakt dan proses
dari pengaruh dari proses ini terhadap evolusi magma belum diketahui.

contoh dari formasi besar riolit adalah di Yellowstone national park Amerika Serikat (cari
ndiri di internet) dan di sumatra juga banyak kayaknya, di jawa, di sumbawa dan di mana
mana..

KESIMPULAN

riolit dapat hadir di daerah rift, dalam lempeng diatas hot spot, dab sepanjang zona di
transform fault/triple junction-interaksi dengan kontinen. batuan piroklastik dan tipe lainnya
tidak selalu riolitik. tekstur dari batuan menunjukan proses fragmentasi selama erupsi, aliran,
dan ‘erosi’ (proses fisika yang hanya terjadi sebagian yang dkontrol oleh kimia magma).

sekian sob… ditunggu caci makinya.. wabillahitaufik walhidaya wassalam

seperti biasa ini cuma galeri tambahan


rhyolite bertekstur porfiritik
flow banding pada rioli

Anda mungkin juga menyukai