Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemahaman tentang Afinitas atau seri magma vs tatanan tektonik global merupakan
hal yang paling mutlakyang harus kita pahami sebelum mempelajari materi pembalajaran
yang akan lebih luas danterperinci, karena dari itu seoarang geologist harus bisa
mengklarifikasi genesa dan asal muasal.

B. Tujuan

Tujuan untuk mempelajari tentang Afinitas atau seri magma vs tatanan tektonik global
agar bisa mengetahui pembentukan dan perbedaan Afinitas atau seri magma vs tatanan
tektonik global.

C. Manfaat

1. mengetahui kaitannya Afinitas atau seri magma vs tatanan tektonik global


2. mengetahui pengertian Afinitas atau seri magma vs tatanan tektonik global
3. mengetahui genesa Afinitas atau seri magma vs tatanan tektonik global

D. Metode

Metode yang digunakan dalam makalah ini yaitu dengan menggunakan media
internet yaitu hasil informasi dari blogger yang mencakup tentang Afinitas atau seri magma
vs tatanan tektonik global

BAB II
DASAR TEORI

II.1.1. Pengertian Magma

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam Litosfir, yang
terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung didalamnya, serta
mengandung sejumlah bahan berwujud gas.Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada
kedalaman berkisar sekitar 200 kilometer dibawah permukaan Bumi, terdiri terutama dari
unsur-unsur yang kemudian membentuk mineral-mineral silikat.

Magma yang mempunyai berat-jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan
berusaha untuk naik melalui rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya
mampu mencapai permukaan Bumi. Apabila magma keluar, melalui kegiatan gunung-berapi
dan mengalir diatas permukaan Bumi, ia akan dinamakan lava.

Magma ketika dalam perjalanannya naik menuju ke permukaan, dapat juga mulai
kehilangan mobilitasnya ketika masih berada didalam litosfir dan membentuk dapur-dapur
magma sebelum mencapai permukaan. Dalam keadaan seperti itu, magma akan membeku
ditempat, dimana ion-ion didalamnya akan mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian
menyusun diri, menghablur dan membentuk batuan beku. Namun dalam proses pembekuan
tersebut, tidak seluruh bagian dari lelehan itu akan menghablur pada saat yang sama. Ada
beberapa jenis mineral yang terbentuk lebih awal pada suhu yang tinggi dibanding dengan
lainnya.

Dalam gambar berikut diperlihatkan urutan penghabluran (pembentukan mineral)


dalam proses pendinginan dan penghabluran lelehan silikat. Mineral-mineral yang
mempunyai berat-jenis tinggi karena kandungan Fe dan Mg seperti olivine, piroksen, akan
menghablur paling awal dalam keadaan suhu tinggi, dan kemudian disusul oleh amphibole
dan biotite. Disebelah kanannya kelompok mineral felspar, akan diawali dengan jenis felspar
calcium (Ca-Felspar) dan diikuti oleh felspar kalium (K-Felspar). Akibatnya pada suatu
keadaan tertentu, kita akan mendapatkan suatu bentuk dimana hublur-hablur padat dikelilingi
oleh lelehan.

Bentuk-bentuk dan ukuran dari hablur yang terjadi, sangat ditentukan oleh derajat
kecepatan dari pendinginan magma. Pada proses pendinginan yang lambat, hablur yang
terbentuk akan mempunyai bentuk yang sempurna dengan ukuran yang besar-besar.
Sebaliknya, apabila pendinginan itu berlangsung cepat, maka ion-ion didalamnya akan
dengan segera menyusun diri dan membentuk hablur-hablur yang berukuran kecil-kecil,
kadang berukuran mikroskopis. Bentuk pola susunan hablur-hablur mineral yang nampak
pada batuan beku tersebut dinamakan tekstur batuan.

Disamping derajat kecepatan pendinginan, susunan mineralogi dari magma serta


kadar gas yang dikandungnya, juga turut menentukan dalam proses penghablurannya.
Mengingat magma dalam aspek-aspek tersebut diatas sangat berbeda, maka batuan beku yang
terbentuk juga sangat beragam dalam susunan mineralogi dan kenampakan
fisiknya.Meskipun demikian, batuan beku tetap dapat dikelompokan berdasarkan cara-cara
pembentukan seta susunan mineraloginya.

II.1.2.PROSES PEMBENTUKAN MAGMA


Magma dalam kerak Bumi dapat terbentuk sebagai akibat dari perbenturan antara 2
(dua) lempeng litosfir, dimana salah satu dari lempeng yang berinteraksi itu menunjam dan
menyusup kedalam astenosfir. Sebagai akibat dari gesekan yang berlangsung antara kedua
lempeng litosfir tersebut, maka akan terjadi peningkatan suhu dan tekanan, ditambah dengan
penambahan air berasal dari sedimen-sedimen samudra akan disusul oleh proses peleburan
sebagian dari litosfir.

Sumber magma yang terjadi sebagai akibat dari peleburan tersebut akan menghasilkan
magma yang bersusunan asam (kandungan unsur SiO2 lebih besar dari 55%). Magma yang
bersusunan basa, adalah magma yang terjadi dan bersumber dari astenosfir.Magma seperti itu
didapat di daerah-daerah yang mengalami gejala regangan yang dilanjutkan dengan
pemisahan litosfir.

Berdasakan sifat kimiawinya, batuan beku dapat dikelompokan menjadi 4 (empat)


kelompok, yaitu:

(1) Kelompok batuan beku ultrabasa/ultramafic


(2) Kelompok batuan beku basa
(3) Kelompok batuan beku intermediate
(4) Kelompok batuan beku asam.

BAB III

PEMBAHASAN
Pengertian Magma

Magma adalah cairan silikat pijar atau larutan silikat pijar cair yang bersuhu sangat
tinggi yaitu berkisar antara 900o-1200oC atau bisa saja lebih dari itu,magma berasal dari kerak
bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas,magma juga terbentuk secara alamiah
dan bersifat mobile.

Afinitas Magma

Pada artikel ini saya akan membahas tentang afinitas magma. Menurut pengertian afinitas
secara umum adalah kecenderungan suatu unsur atau senyawa untuk membentuk ikatan
kimia dng unsur atau senyawa lain. Jadi afinitas magma itu adalah perubahan komposisi-
komposisi kimia pada magma karena disebabkan oleh pengaruh-pengaruh atau factor- factor
tertentu. Aktivitas afinitas magma ini bisa berbeda beda di setiap lingkungannya,seperti yang
telah saya baca pada penelitian-penelitian dari berbagai sumber, kegiatan afinitas magma
dipengaruhi oleh beberapa factor,diantaranya:

1. Perbedaan lingkungan tektonik


2. Kandungan unsure kimia pada batuan samping

Menurut Peccerilo dan Taylor, mereka menuturkan bahwa magma dibagi berdasarkan
kandungan SiO2 dan kombinasi antara SiO2 dengan K2O. Komposisi kombinasi tersebut
telah menunjukan bahwa adanya afinitas magma K rendah (low K series) atau sering disebut
juga tholleite, K menengah rendah (calc-alkaline series), K menengah tinggi (high K calc
alkaline series) dan K tinggi (shoshonite series). Penjelasan diatas bisa kita lihat pada
diagram berikut ini:
Penuturan oleh dua orang ilmuwan tadi,menunjukan bahwa berdasarkan afinitas kimianya,
afinitas magma yang menngandung banyak atau pun sedikitnya kandungan K2Onya apabila
dilihat dari kandungan K tertinggi ke kandungan K yang rendah dapat dinyatakan sebagai
berikut:

1. Shoshonite series
2. High-K Calc Alkaline Series
3. Calc- Alkaline Series
4. Low K Series (Tholeite)

Magma merupakan lelehan silikat yang pijar dan mudah bergerak. Magma dapat
diproduksi pada tatanan tektonik tertentu. Karena batuan beku terbentuk langsung dari
pembekuan magma, maka pembentukan batuan beku terjadi pada tatanan tektonik dimana
magmatisme tersebut terjadi. Tatanan tektonik dimana batuan beku terbentuk, tercermin dari
komposisi kimiawi dan mineralogi dari batuan beku tersebut.

Gambar 1. Tatanan tektonik pembentukan batuan beku (Hefferan


& Obrien, 2010)

Secara umum batuan beku dapat terbentuk pada empat jenis tatanan tektonik (tectonic
setting), yaitu:
a. Batas Lempeng Divergen
Pada tatanan tektonik ini, magma berasal dari pelelehan sebagian mantel atas akibat
penurunan tekanan (dekompresi). Yang termasuk dalam tatanan ini adalah rekahan tengah
samudera (MOR), misalnya di Mid Atlantic Ridge, Iceland, dsb.
Tatanan ini dicirikan oleh seri magma tholeiitic. Batuan yang terbentuk adalah basalt,
basalt porfiri dan gabro. Karakteristik petrografi:
- Ukuran kristal bervariasi (gelasan-porfiritik)
- Fenokris pada basalt porfiri berupa olivin, Ca-plagioklas, augit, spinel dan oksida Fe-Ti.
- Gabro tersusun oleh mineral utama berupa plagioklas, olivin, klinopiroksen, sedangkan
mineral aksesorinya berupa hornnblende, apatit dan titanomagnetit.
b. Batas Lempeng Konvergen
Pada tatanan ini, magma dapat berasal dari pelelehan sebagian mantel atas, serta pada
kondisi tertentu magma dapat berasal dari pelelehan kerak samudera yang menunjam dan
kerak benua bagian bawah. Tatanan tektonik ini dapat menghasilkan berbagai jenis seri
magma, yaitu alkalline, tholeiitic dan calc-alkaline. Tatanan ini terbagi menjadi tiga sub-
tatanan tektonik, yaitu:
1) Island Arc, yaitu lempeng samudera menunjam pada lempeng samudera yang lain, misalnya
Carribbean Arc, Aleutian Arc, dsb. Batuan beku yang terbentuk bervariasi dari intermediet
hingga mafik, yaitu diorit, granodiorit, tonalit, dan gabro. Karakteristik petrografi:
- Fenokris dengan mineral utama berupa olivin, orthopiroksen, klinopiroksen, dan plagioklas,
sedangkan hornblende dan biotit sebagai mineral aksesoris.
- Massa dasar terdiri dari gelasan dan mikrokristalin berupa pigeonit (klinopiroksen)
2) Active Continental Margin (ACM), yaitu lempeng samudera menunjam pada lempeng benua,
misalnya Pegunungan Andes, Busur Gunungapi Mexico, dsb. Batuan beku yang terbentuk
berupa granodiorit, diorit, granit, dan tonalit. Karakteristik petrografi:
- Mineral esensial berupa Na-plagioklas, K-feldspar, kuarsa, augit, hornblende, biotit dan
magnetit.
- Mineral aksesoris berupa sphene, apatit dan allanit.
3) Back-arc Basin, yaitu berupa basin dibelakang busur gunung api yang terbentuk oleh
dekompresi. Batuan yang terbentuk berupa basalt, basaltic-andesit, andesit, dan dasit.
Karakteristik petrografi:
- Fenokris berupa olivin, plagioklas, Ca-piroksen, kromit, dan titanomagnetit.
- Massa dasar berupa material gelasan.
c. Magmatisme di Tengah Lempeng (Intraplate Magmatism)
Pada tatanan ini, magma tidak keluar dari batas antar lempeng tetapi magma keluar di
tengah-tengah lempeng samudera atau lempeng benua.
1) Magmatisme di tengah lempeng samudera (Oseanic Intraplate Magmatism), misalnya di
Kepulauan Hawaii. Tatanan ini disebut juga Oceanic Island. Seri magma berupa alkaline dan
tholeiitic. Batuan yang terbentuk berupa basalt. Karakteristik petrografi:

Alkaline Basalt Tholeiitic Basalt


Tekstur: kasar, intergranular, Tekstur: halus, intergranular
ofitik
Fenokris: olivin (medium, Fenokris: olivin (kasar,
zoning), klinopiroksen, plagioklas unzoning), orthopiroksen,
plagioklas
Olivin<Augit<Plagioklas Olivin<Plagioklas<Augit
Massa dasar: olivin, titansalite Massa dasar: augit, pigeonit,
(Cpx), K-feldspar gelas vulkanik

2) Magatisme di tengah lempeng benua (Continental Intraplate Magmatism), misalnya di East


African Rift, Danau Baikal, dsb. Seri magma yang terbentuk adalah alkaline dan tholeiitic.
Batuan yang terbentuk berupa batuan beku alkaline (fonolit, trasit, lamproit), silisic (riolit,
riodasit, sienit) dan alkalic basalt. Karakteristik petrografi:
- Komposisi mineral fenokris dan massa dasar sama yaitu olivin, Ca-klinopiroksen, okside Fe-
Ti, amfibol, biotit, plagioklas, K-feldspar, kuarsa, nefelin, dan apatit.

KAITANNYA AFINITAS MAGMA DENGAN TATANAN TEKTONIK (TECTONIC


SETTINGS)

Batuan beku tebentuk langsung dari hasil kristalisasi magma. Menurut Wilson (2007),
magma akan tebentuk di bagian kerak bumi tertentu seperti:

1. Constructive Plate Margin

Tatanan tektonik ini terletak pada zona divergen, yaitu diantara dua lempeng atau lebih yang
saling menjauh. Magma dapat terbentuk di dua daerah yaitu Mid Oceanic Ridge dan Back
Arc Basin.

Mid Oceanic Ridge

Mid Oceanic Ridge merupakan daerah dimana dua lempeng samudera yang saling menjauh.
Magma pada daerah tektonik ini berasal dari pelelehan sebagian mantel atas. Magma
terbentuk karena adanya pelepasan tekanan oleh batuan induk peridotit karena proses
divergen. Batuan yang terbentuk pada tatanan tektonik ini pada umumnya bersifat mafik-
ultramafik seperti peridotit, basalt, atau gabbro. Batuan beku berstrektur lava bantal dan
kekar tiang juga banyak ditemukan.

Back Arc Basin

Back Arc Basin merupakan tatanan tektonik divergen. Berbeda dengan Mid Oceanic Ridge.
Back Arc Basin terbentuk di belakan busur kepulauan. Hal ini dapat terjadi akibat adanya
rifting di belakang zona penunjaman selama proses subduksi berlangsung sehingga
terbentuklah cekungan. Magma yang dihasilkan dalam zona ini bersifat basa. Batuan beku
yang banyak terbentuk pada zona ini adalah basalt.

2. Destructive Plate Margin

Tatanan tektonik ini terletak pada zona konvergen dimana dua lempeng atau lebih saling
bertumbukan satu sama lain. Magma dapat terbentuk di dua daerah yaitu Island Arc dan
Active Continental Margin.

Island Arc

Island Arc merupakan daerah dimana lempeng samudera dan lempeng samudera atau
lempeng benua yang tipis saling bertumbukan. Zona ini disebut sebagai zona subduksi atau
zona penunjaman. Magma akan terbentuk akibat dari pelelehan sebagian mantel atas atau baji
mantel dan kerak samudera yang menunjam. Daerah Island Arc ditandai dengan munculnya
busur kepulauan dengan deretan gunung api yang masih aktif.

Batuan beku yang terbentuk di zona ini pada umumnya bersifat intermediet-basaltik seperti
andesit atau basalt. Diferensiasi magma tidak terjadi secara dominan di daerah ini sehingga
batuan tersebut memiliki tekstur yang sedikit akan fenokris. Batuan vulkanik juga banyak
terbentuk akibat aktivitas vulkanisme yang intensif.

Active Continental Margin

Pada daerah ini terjadi tumbukan antara lempeng samudera dengan lempeng benua yang
tebal. Magma dapaet berasal dari pelelehan sebagian mantel atas atau kerak benua bagian
bawah. Pada daerah ini gunung api jarang ditemukan, namun gunung api yang ditemukan di
daerah ini sangat berbahaya.

Batuan beku yang tebentuk di daerah ini pada umumnya bersifat intermediet-felsik seperti
granit atau diorit. Diferensiasi magma terjadi secara dominan dan lanjut sehingga butiran
Kristal akan berbentuk besar-besar.

3. Oceanic Intra-plate Margin (Oceanic Island)

Tatanan tektonik ini terbentuk di tengah-tengah lempeng samudera dan biasanya akan
membentuk kepulauan gunung api. Sumber magma berasal dari pelelehan parsial mantel atas.
Magma akan berkumpul di suatu tempat yang disebut hotspot. Magma tersebut dapat keluar
ke permukaan bumi dan membentuk gunung api. Contohnya adalah kepulauan Hawaii
dimana terdapat Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea hasil dari aktivitas hotspot.

Pada daerah ini batuan beku yang dapat tebentuk adalah batuan beku volkanik dengan sifat
mafik-ultramafik karena magma berasal dari diferensiasi lempeng samudera yang bersifat
basa.

4. Continental Intra-plate Margin

Tatanan tektonik ini terbentuk di tengah lempeng benua. Magma dapat terbentuk di dua
tempat yaitu Continental Flood Basalt Province dan Continental Rift Zone.
Continental Flood Basalt Province

Tatanan tektonik ini merupakan hasil dari erupsi besar-besaran gunung api yang
menyebabkan terjadinya pelamparan lava basalt di lantai samudera atau daratan. Contoh dari
tatanan tektonik ini seperti batuan beku yang ada di Siberia dan Antartika. Batuan beku yang
terbentuk adalah basalt.

Continental Rift Zone

Tatanan tektonik ini merupakan daerah dimana dua kerak benua yang saling menjauh.
Magma berasal dari pelelehan sebagian kerak benua bagian atas atau bagian tengah sehingga
magma bersifat asam-intermediet. Magma terbentuk akibat adanya pelepasan tekanan pada
saat terjadi divergen. Batuan yang dapat terbentuk pada zona ini seperti granit, diorite, atau
riolit.

Gambar 1. Seting tektonik batuan beku (1) mid oceanic ridge, (2) continental rift

zone, (3) island arc, (4) active continental margin, (5) back arc basins, (6) volcanic island,
(7) continental flood basalt

DAFTAR PUSTAKA

https://ekkypriyambodo.wordpress.com/2015/02/26/tectonic-settings-pada-batuan-beku/

Wilson, M., 1989, Igneous Petrogenesis: A Global Tectonic Approach, Harper Collins
Academic, London. 466 p.

https://www.scribd.com/doc/260064778/Afinitas-Magma-Petrologi

http://arsgeo.blogspot.co.id/2015/04/setting-tektonik.html
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Petrografi.

Makalah ini membahas mengenai Afinitas atau Seri Magma vs Tatanan Tektonik
Global.. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Krtik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi pembaca dan dapat
menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca di masa yang akkan datang.
Yogyakarta, 26 September 2016

Penulis

Anda mungkin juga menyukai