Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PETROLOGI

RANGKUMAN MAGMATISME, PETROLOGI, DAN


ENDAPAN MINERAL

DISUSUN OLEH:

Gustian Panji Herdanto


F1D119024

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2020
Magmatise, Petrologi dan Endapan Mineral

Di sini saya akan menjelaskan mengenai:

-Lapisan interior bumi

-Tektonik lempeng dan magmatisme

-Magma dan alterasi hidrotermal

-Alterasi hidrotermal dan mineralisai

Magmatisme adalah seluruh kegiatan magma, mulai dari peleburan,


prosesketika magma naik ke permukaan bumi, sampai membeku dan
membentukbatuan. Prinsip dasar kegunung-apian adalah harus ada
magma, rekahan yangmencapai permukaan bumi, dan proses tektonika
yang memicu terjadinya rekahandan aliran magma hingga menjangkau
permukaan bumi. Sifat-sifat dan kegiatanmagma di dalam perut bumi
disebut magmatisme.Terjadinya magmatismedikontrol oleh tatanan
tektonismenya. Tektonisme dan gaya gravitasi bumimembentuk proses
pemisahan dan pengangkatan magma dalam reservoir magmaatau dalam
dapur magma, ke lapisan kerak bumi yang di atasnya
selamaupwellingberlangsung. Tektonisme menjaga keseimbangan siklus
pembentukanbatuan dalam lapisan kerak bumi, yaitu pelelehan,
pembekuan, metamorfisme,penghancuran, sedimentasi, erosi dan litifikasi.

Setting tektonik (Tektonik Lempeng) adalah suatu peristiwa/kejadian


dimana bentuk bumi dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan.Ada
3 jenis pergerakan lempeng, yaitu Divergen (lempeng saling menjauh),
Konvergen (lempeng saling bertabrakan), dan Transform (lempeng saling
berpapasan).Terjadinya pergeseran lempeng tektonik bumi karena adanya
arus konveksi di bawah kerak bumi.Kerak bumi mengapung di atas lapisan
mantel yg cair dan liat di bawahnya, sehingga kerak bumi berjalan atau
bergeser dengan lambat mengikuti arus konveksi.Adapun bagian kerak
bumi yg berjalan dan bergeser tersebut yaitu berupa lempeng benua dan
lempeng samudera.
Teori tektonika Lempeng adalah sebuah teori besar dalam bidang
geologi yang dikembangkan untuk memberikan penjelasan terhadap adanya
bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan secara alami oleh
litosfer bumi. Teori ini telah mencakup sekaligus menggantikan Teori
Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama
abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun
1960-an.Ringkasnya, karena bagian terluar dari interior bumi terbentuk
oleh dua lapisan. Perbedaan kerakbenuadanbanyaknya magma primer.
Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian
teratas mantel bumi yang isinya kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer
terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti
cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat
lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah.
Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih
kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan
tekanan yang tinggi. Pergerakanlempengsearahataumenujugunungapi yang
masihaktif shield volcano tersusunatasbatu basalt. Jika dua kerak
bergabung, maka akan ada kerak samudera yang terhimpit di tengah.

Lapisan interior bumi terdiri dari sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik
terdiri dari litosfer (solid), astenosfer (solid/rigid), mesosfer(solid/plastis),
inti luar(liquid), inti dalam(solid). Dan sifat kimia bumi terdiri dari kerak
(lempeng benua dan lempeng samudera), mantel, dan inti (core). Komposisi
kerak benua adalah SiAl, komposisi kerak samudera adalah SiMg,
komposisi mantel adalah Si,Al,Mg,Fe,Ni; dan komposisi inti terdiri dari
unsur FeNi. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya magmatisme
adalah partial melting yang terjadi ketika hanya sebagian dari fase padat
batuan yang meleleh yang terdapt di zona subduksi, Mid Ocean Ridge, dan
hotspot.Partial melting atau leburan Sebagian adalah Ketika Sebagian
padatan (solid) pada lapisan bumi Sebagian membentuk leburan.Derajad
leburan sebagian yang dibutuhkan untuk pembentukan magma basaltic
adalah antara 5-30%. Dalam kondisi geothermal normal, mantel dan kerak
tidak mengalami leburan sebagian Untuk mencapai derajad leburan
sebagian pada mantel tersebut, maka diperlukan beberapa faktor atau
proses diantaranya (Wilson, 1989, Hill, 2010): Adanya penambahan
temperatur, dengan tekanan relative sama atau sedikit berubah, terjadinya
adiabatic (temperature relative tidak berubah) decompression dari mantel,
penambahan unsur-unsur H2O dan volatile lain pada mantel. Partial
melting umumnya terbentuk pada lapisan mantel astenosfer, walaupun
juga memungkinkan terbentuk pada mantel listosfer maupun kerak litosfer,
terutama pada BATAS LEMPENG.
Magma dan Alterasi Hidrotermal

Proses Bergeraknya Magma dari Mnatel Hingga ke Permukaan Magma


berada pada dalam perut bumi dan mengalami pergerakan.Aktivitas
bergeraknya magma dalam perut bumi disebabkan karena adanya banyak
gas dan suhu yang sangat tinggi.Maka apabila ada pergesekan lempengan
bawah bumi dapat mengakibatkan naiknya magma ke atas menembus
batuan dan lapisan di atasnya bahkan sampai pada permukaan
bumi.Keluarnya magma menuju permukaan bumi ini disebut ekstrusi.

Ekstrusi pada magma merupakan aktivitas bergeraknya magma ke atas


menuju permukaan bumi . Berikut ini point-point yang dapat menjelaskan
ekstrusi magma:

• Ekstrusi magma merupakan aktivitas keluarnya magma dari dapur


magma yang ada di dalam perut bumi menuju ke permukaan bumi
atau yang biasa kita sebut dengan letusan gunung berapi.

• Magma dapat keluar naik menuju permukaan bumi apabila


terdapat gesekan pada lempengan, retakan atau lubang yang
mengarah ke permukaan bumi. Dari dapur magma nantinya magma
akan menuju celah-celah atau lubang menuju permukaan dengan
menembus batuan atau lapisan bumi yang berada di atas dapur
magma
• Ekstruksi magma ini dapat terjadi di darat maupun laut, apabila
magma telah keluar akan membuat anak gunung baru, atau gunung
berapi akan menjadi lebih tinggi atau pun dapat menjadi lebih landai.

• Apabila letak dapur magma semakin ke dalam perut bumi maka


letusannya akan semakin dahsyat juga. Magma akan terpaksa keluar
apabila di dalam dapur magma sudah memiliki suhu yang sangta
tinggi dan ada tekanan gas yang sangat kuat yang dapat mendorong
magma keluar.

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada di dalam


litosfer, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang
mengapung di dalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud
gas.Secara sederhana, pengertian magma adalah kumpulan lelehan batuan
cair yang berpijar dan sangat panas bercampur air dan gas di dalam kerak
bumi.

Macam-macam magma :

1.Magma primer atau magma primitive adalah magma yang terbentuk


dari leburan awal

yang belum mengalami belum mengalami evolusi atau diferensiasi


(umumnya berkomposisi basaltic).

2.Parental magma adalah komposisi magma yang berasal proses


diferensiasi. Batuan yang terbentuk karena proses fractional
crystallization diistlahkan sebagai parental magma.

3.Magma basaltic dari mantel, ketika mengalami diferensiasi atau


asimilasi dengan kerak maka akan mengalami peningkatan
kandungan silika, yang kemudian dapat membentuk magma
andesitik dan kemungkinan magma granitik.

4.Disamping adanya isitilah magma primitive-parental, magma


basaltic-dasitik, ada juga istilah seri magma tholeiitic-alkalin.
Magma dalam jumlah besar dapat terbentuk pada beberapa tahap
antara lain back-arc rifting yaitu pemekaran dibelakang busur sehingga
terjadinya penurunan tekanan. Within intraplate (hot spot) yaitu terdapat
pada mantel yang plastis yang berada dititik tertentu dapat bergerak keatas
yang kemungkinan hal ini terjadi dibantu oleh arus konveksi sehingga
sesampainya diatas mengalami penurunan tekanan dan membentuk
gunung api. Posh collision ialah ketika dua lempeng saling bersentuhan.
Dillimination adalah bagian yang terputus pada slab sehingga
mengakibatkan tekanan. Untuk menghasilkan magma dalam jumlah besar
kemungkinannya hanya pd kondisi adiabatic decompression, diantaranya
dpt terbentuk pada:

- MORB

- Back-arc rifting

- Within intraplate (hot spot).

- Post Collision

- Dillamination

Magmatisme pada lingkungan tektonik busur magmatik lebih


disebabkan oleh penambahan unsur -unsur volatile dan H2O yang berasal
dari komponen slab kerak yang menunjam.Dalam hal ini dikarenakan
lempeng yang menyusup berperan dalam menambah air kemantel atas
sehingga mengalami dehidrasi. Pada umumnya slab yang menunjam
kebawah tidak lebur, tetapi ada juga bebarapa yang lebur pada bagian atas
sehingga magma yang berada pada slab tersebut terbawa naik keatas.
Underplating kontinen adalah batas antara mantel dan kerak, pada
underplating kontinen sangat mudah terjadinya melting dikarenakan
terjadinya pemberhentian magma yang cukup lama.Pengendapan dari
magma tersebutlah yang mengakibatkan terjadinya melting pada bebatuan
disekitarnya.
Sedangkan lingkungan geologi yang mengindikasikan terjadinya
partial melting yang disebabkan oleh kenaikan temperatur diantaranya
pada :

- Slab yang menunjam berumur muda dan masih panas


(magmatic arcs)

- Syn collision

- Underplating kontinen (sekitar di atas bidang moho )

Pada bagian barat antara lempeng pasifik dan lempeng Eurasia


banyak terjadi island arc,sedangkan pada bagian timur dibatas pasifik dan
amerika banyak terbentuk continental arc

artinya lempeng samudra menunjam dibawah lempeng yang mana


diatasnya adalah kerak continental.

Proses perjalanan magma dari mantel hingga kepermukaan bumi.


Dalam hal ini yang pertama yaitu partial melting yang terjadi didalam
mantel bumi yaitu sekitar 200-300 km. pada fase ini olivine tidak ikut
melebur tetapi ketika tekanan terus menurun,leburan terus bertambah
olivine ikut mengalami leburan. Sehingga leburan membentuk inter-
connected dan mulai memisah dari bagian yang tidak lebur,bergerak keatas
membentuk diapiric. Kemudian akan mengumpul dibatas antara matel
astenosfer dan mantel litosfer sehingga terakumulasi menjadi magma
basaltik. Magma basaltik akan bergerak terus keatas melalui mantel
litosfer,dalam pergerakan magma ini keatas tidak merubah komposisi yang
terkandung didalamnya. Dalam perjalanan menuju permukaan,magma
basaltik berhenti cukup lama dan mengendap pada batas antara mantel
litosfer dan kerak sehingga membentuk kantong pada batas mantel dan
kerak panas yang dihasilnya pun akan bertambah yang memungkinkan
terjadinya leburan pada kerak, yang dapat membentuk magma dasitik atau
magma andesitic. Dalam hal ini maka terjadi lah proses asimilasi
deferensiasi yaitu perubahan magma atau pemisahan magma. Magma akan
terus naik keatas permukaan,pergerakan magma dari kantong pada kerak
bagian atas ke permukaan banyak membentuk beragam jenis batuan beku,
baik ragam komposisi maupun tekstur.

PROSES TERBENTUKNYA FLUIDA HIDROTERMAL

Pada kantong magma biasanya terjadi pengkristalisasi,kristalisasi


pada kantong magma dimulai dari bagian tepi, kontak dengan wall rocks,
karena mempunyai temperature lebih rendah. Dengan temperatur yang
rendah maka akan terjadi kristalisasi. Proses kristalisasi akan dimulai dari
Kristal-kristal seperti olivine,piroksen yang merupakan mineral-mineral
anhydrous

yang mana mineral yang tidak mengkonsumsi atau sedikit


mengkonsumsi H2O atau unsur volatile lainnya. ketika kristalisasi terus
berjanjut, maka pada fase akhir magmatisme, magma sisa di bagian tengah,
semakin kaya akan kandungan H2O dan volatil lain dan semakin tinggi
tekannannya. Hal tersebut sering menyebabkan terbentuknya pegmatik-
aplit yang memotong bagian tepi tubuh intrusinya. Pada akhirnya fluida
magmatik tersebut akan menerobos bagian tepi intrusi dan terus bergerak
ke atas dan mungkin bercampur dengan fluida lainnya membentuk sistem
hidrotermal.

Alterasi adalah proses terubahnya mineral primer menjadi mineral baru


(sekunder) karena berubahnya kondisi lingkungan, disebabkan beberapa
proses diantaranya adalah: Metamorfisme; Diagenesa; Hidrotermal;
Pelapukan Kimiawi. Mineralisasi adalah proses terkonsenrasinya bijih
(mineral bijih dan logam berharga) yang membentuk analomali dibanding
rata rata di kerak (atau bernilai ekonomis), diantaranya karena disebabkan
oleh proses: Metamorfisme (Orogenic Au); Diagenesa (ex Mississippi Valley
Au, Pb?); Hidrotermal (Porphyry Cu, Epithermal Au dll); Pelapukan Kimiawi
(laterit Ni, Al). Proses Mineralisasi diantaranya: (1) Proses magmatik
(kristalisasi magma): (a) Proses kristalisasi (diseminasi), intan (C) pada
kimberlit, lamprolite, (b) Proses segregasi (gravity settling), Mafik/ultra Cr,
magnetit, platinum (PGE’s), (c) Liquid immiscibility : Cu-Ni deposit,
mafik/ultra, (d) Granitik/Pegmatik: REE, Th, U. (2) Proses alterasi
hidrotermal: (a) Hidrotermal magmatic Porfir Cu-Mo-Au, Greisen Sn-W,
IOCG (Au, Cu) Epitermal (low, In and high sulph) Au, Ag, Zn, Pb VMS: Pb,
Zn, Cu, (b) Proses alterasi hidrotermal metamorfik –magmatik Kontak
pirometasomatik (skarn): Au, Cu, Sn, W Orogenic Au, IRGS, (c) Proses
hidrotermal non-magmatic Lateral secretion (Missisippi valley type):
Au,Zn,Pb SEDEX Zn, Pb, Au, Cu; BIF : Fe. (3) Proses pelapukan dan
evaporasi: (a) Akumulasi mekanik (placer): Au, Sn, Fe, REE, Th, (b)
Presipitasi (evaporasi garam, fosforit, pembentukan besi berlapis), (c)
Residual (Pembentukan Al bauksit dan laterit Ni), (d) Pengkayaan supergen:
Cu, Au.
Alterasi adalah proses terubahnya mineral primer menjadi mineral baru
(sekunder) karena berubahnya kondisi lingkungan,yang disebabkan oleh
beberapa proses brikut:

1.Metamorfisme

Metamorfisme sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu meta


yang berarti perubahan dan morph yang berrati bentuk. Sehingga
secara etimologi metamorfisme yaitu proses perubahan bentuk yang
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam hal
ini yaitu suhu dan tekanan.

2.Diagenesa

Diagenesa Diagenesa merupakan perubahan yang terjadi pada


sedimen secara alami, sejak proses pengendapan awal hingga batas
(onset) dimana metamorfosisme akan terbentuk.

Faktor yang menentukan diagenesa adalah:

1.Komposisi sedimen mula-mula

2.Sifat alami fluida interstitial dan pergerakannya

3.Proses kimia dan fisika yang bekerja selama diagenesa

3.Hidrotermal

Hidrotermal merupakan suatu teknik pengkristalan dari


temperatur tinggi pada keadaan campuran dan tekanan tinggi
4.Pelapukan kimiawi

Pelapukan kimiawi merupakan pelapukan yang


menghancurkan masa batuan yang disertai perubahan struktur
kimiawinya.Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan
kapur.Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang
tinggi.Air yang banyak mengandung CO² dapat dengan mudah
melarutkan batu kapur.

Sistem hidrotemal terbentuk mekanisme pengendapan bijih, termasuk


karakter host rock maupun proses kimia dan atau fisik yang menyebabkan
terjadinya pengendapan atau presipitasi, transportasi fluida hidrotermal,
termasuk channelway sebagai jalur migrasi fluida hidrotermal maupun
transport logam yang terbawa oleh fluida hydrotermal, Sumber fluida dan
sumber logam, sumber energy, seperti sumber panas dan gradient
geothermal, lingkungan geodinamik.
Bowling adalah fase dimana akan terjadi pemisahan fase pada vapor.
Akhirnya ketika pada kondisi itu akan terjadi ikatan misalnya gold atau
silver sofat ketika pada zona bowling maka terpisah karena terpisah karena
beberapa terpengaruh kemudian membentuk misalnya CO nya membentuk
CO2 keatas, artinya ketika ikatan ini berpisah maka mungkin ada unsur
lainnya yang tertarik dan unsur lainnya membentuk senyawa baru
misalnya sfalerit membentuk solid dan mengendap.
Tidak semua magmatisme bias mentrigger mineralisasi tertentu,
misalnya posisi magma yang membentuk stratovolkeno jadi magma bias
naik lebih ke permukaan umumnya dapat menghasilkan endapan porphyry,
endapan epithermal. Tetapi jika magma yang naik tetapi tidak membentuk
gunung api yang tidak strato umumnya tidak membentuk porphyry, Naik
membentuk intermediet dan LS epithermal. Tetapi jika magma tidak
bergerak hanya keatas menghasilkan panas dan fluida tertentu dan
umumnya hanya mentrigger terbentuknya hidrotermal low sulphidation
saja. Tidak semua gunung api purba terjadi mineralisasi atau tidak kerena
kasusnya berbeda-beda.
Endapan mineral (bahan tambang )merupakan salah satu kekayaan
alam yang berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh karenai tu
upaya untuk mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral itu
hendaknya selalu diusahakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi,
seiring dengan tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi,
semakin besar pula tingkat keyakinan akan kuantitas dan kualitas
sumberdaya mineral dan cadangan.
Mineral logam di Indonesia juga terkait dengan tektonik lempeng dan
magmatisme.Keberadaan endapan mineral yang signifikan di Indonesia,
sebagian besar berasosi dengan magmatisme atau berada pada jalur busur
magmatic, seperti :
• Endapan porfir Cu-Au kompleks Grasberg-Ertzberg yang berada pada
busur irian Jaya Tengah,
• Endapan porfiri Cu-Au Batuhijau, Elang, Onto di Sumbawa, Endapan
porfiri Cu-Au Tumpangpitu, Endapan Au-Ag Epitermal Pongkor yang
berada pada busur Sundabanda,
• Endapan porfiri-epitermal Beruang Kanan pada busur Kalimantan
Tengah,
• Endapan Au epitermal Gosowong yang berada pada busur Halmahera,
dan lain sebagainya.
Mempelajari endapan mineral adalah salah satu kunci untuk
mengetahui dan mempelajari lebih lanjut mengenai bahan tambang, serta
sangat erat kaitannya dengan dunia tambang dan juga geologi, juga tidak
lepas dari kedua hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai