Anda di halaman 1dari 52

JENIS-JENIS BEBATUAN

Berdasarkan proses pembentukannya, batuan dibedakan manjadi tiga macam, yaitu batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
a. Batuan Beku
1) Berdasarkan Tempat Pembekuannya
Jenis Batuan
a) Batuan Beku Dalam

b) Batuan Beku Korok

Ciri-ciri
1) Terbentuk jauh di dalam kulit bumi dan
hanya terdiri dari kristal saja, karena
proses pendinginnnya berjalan sangat
lambat.

Contoh Batuan
Granit

Granidiorit

Gabro

Porfir granit

Porfir diorite

3) Terdiri dari kristal besar, kristal kecil,


dan ada yang tidak mengkristal
1) Terbentuk di permukaan bumi

Riolit

2) Proses pendinginan sangat cepat

Basalt

3) Tidak
batuan

Andesit

Obsidian

Skoria

Pumis

2) Umumnya berbutir lebih kasar dan


jarang menunjukkan adanya lubanglubang gas.
1) Batuan yang terbentuk di daerah korok
atau celah kerak bumi sebelum magma
sampai ke permukaan bumi.
2) Proses pendinginan cepat .

c) Batuan Beku Luar

menghasilkan

kristal-kristal

Berdasarkan Mineral Penyusunnya


a) Batuan Beku Mineral Ringan (Felsik) Tersusun oleh mineral-mineral ringan biasanya
berwarna terang, mudah pecah, dan banyak
mengandung silikat sehingga termasuk batuan yang
bersifat asam
b) Batuan Beku Mineral Berat (Mafik) Tersusun atas mineral-mineral berat biasanya
berwarna gelap, sulit pecah dan kandungan silikatnya
sedikit sehingga termasuk batuan yang bersifat basa.

b. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses sedimentasi
(pengendapan). Proses terbentuknya batuan sedimen disebut diagenesis. Butir-butir batuan
sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik pelapukan oleh
angin maupun air. Butir-butir dari hasil dari pelapukan mengendap secara berlapis yang makin
lama makin menebal dan berbentuk padat. Adanya tekanan atau beban yang terlalu berat inilah
yang menyebabkan batuan berbentuk padat. Tekanan yang lama membentuk agregat batuan yang
padat. Karena pemadatan dan sedimentasi inilah berbagai endapan berangsur-angsur berubah
menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai
berikut :
1) Berdasarkan tempat terbentuknya
Berdasarkan tempat terbentuknya(lingkungan pengendapan), batuan sedimen terdiri dari
No
a
b
c
d
e

Jenis Batuan Sedimen


Glasial
Fluvial
Limnis/lakustre
Marine
Teristris

Tempat proses pengendapan


di daerah es atau gletser
di Sungai
di Danau, Rawa atau Waduk
di Laut
di Darat

2) Berdasarkan tenaga yang Mengendapkan


No
a
b
c

Jenis Batuan Sedimen


Glasial
Aeolis
Akuatis

Tenaga pengendapnya oleh


Gletser
Angin
Air

3) Berdasarkan proses pengendapannya


No
Jenis Batuan Sedimen
a
Batuan Sedimen Klastika

c.

Batuan Sedimen Kimiawi

Batuan Sedimen Organik

Penjelasan
Batuan sedimen yang susunan
kimianya sama dengan batuan
asalnya
Batuan sedimen yang diendapkan
secara kimiawi dan proses
pengendapannya
terjadi
perubahan susunan kimianya
Batuan sedimen yang diendapkan
melalui kegiatan organik

Contoh
Breksi

Konglomerat
Gamping

Dolomit

Terumbukarang

Batu Bara

Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun
secara kimia sehingga menjadi berbeda dari batuan induknya. Proses perubahan batuan metamorf
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain suhu yang tinggi, tekanan yang kuat dan waktu yan
lama.
Batuan metamorf terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
No
Nama batuan
1) Batuan Metamorf Kontak

Keterangan
Batuan terbentuk akibat
pengaruh suhu yang tinggi

2)

Batuan yang berubah


karena pengaruh tekanan
yang sangat tinggi, dalam
waktu yang sangat lama
dan dihasilkan dari proses
pembetukan kulit bumi
oleh
tenaga
endapan.
Batuan
ini
banyak
ditemukan pada daerahdaerah patahan dan lipatan
yang tersebar di seluruh

Batuan Metamorf Dinamo

Contoh batuan
Marmer (berasal
dari batu
gamping/kapur)
batu lumpur
(mudstone)
menjadi batu tulis
(slate)

dunia.

3)

Batuan Metamorf Pneumatolitis

Batuan yang berubah


karena pengaruh gas-gas
dari magma.

kuarsa dengan gas


boriium berubah
menjadi turmalin
(sejenis permata)

kuarsa dengan gas


fluorium berubah
menjadi topas
(permata berwarna
kuning)

TEKTONISME
Tektonisme adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah vertikal maupun horisontal
yang mengakibatkan perubahan lokasi (dislokasi) lapisan batuan pada permukaan bumi.
Dislokasi adalah perubahan letak dari kompleks batuan, baik yang mengakibatkan putusnya
hubungan batuan atau tidak. Pada umunya bentukan hasil tenaga tektonisme berupa lipatan dan
patahan.
Tektonisme terdiri dari dua macam sebagai berikut :
a. Orogenesis
Orogenesis adalah suatu gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi wilayah relatif
sempit. Pada gerakan diagenesis ini terjadi pembentukan lipatan dan patahan.
1) Bentukan Lipatan
Lipatan adalah gerakan pada lapisan bumi yan tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu
yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat. Kerutan atau lipatan
bumi ini nantinya bisa membentuk pegunungan.Punggung lipatan disebut dengan antiklinal dan
lembah lipatan dinamakan sinklinal.
Contoh daerah lipatan yang besar adalah Pegunungan Sirkum Pacifik, Sirkum Mediterania dan
Pegunungan Bukit Barisan.
Daerah sinklinal yang sangat luas dinamakan geosinklinal.
Berdasarkan posisi sumbunya, jenis-jenis lipatan sebagai berikut :
-

lipatan tegak

lipatan miring

lipatan menggantung

lipatan isoklinal

lipatan rebah

lipatan kelopak

2) Bentukan Patahan (Sesar)


Patahan adalah gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung dalam waktu yang
cepat, sehingga dapat menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah.
Berdasarkan arah pergeserannya, sesar dapat dibedakan atas sesar normal/sesar turun, sesar naik
dan sesar mendatar.
Dari berbagai tipe sesar, dapat menghasilkan bentuk permukaan bumi sebagai berikut :
a) Horst (tanah naik), bagian dari patahan yang mengalami pengangkatan lebih tinggi daripada
daerah sekitarnya.
b) Graben/Slenk (tanah turun), bagian dari patahan yang posisinya lebih rendah dibandingkan
daerah sekitarnya.

VULKANISME
Vulkanisme yaitu peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung api, yaitu magma
yang bergerak dari lapisan dalam mantel menyusup ke lapisan lithosfer yang lebih atas atau
sampai ke permukaan bumi. Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terjadi
dari berbagai mineral dan mengandung gas yang larut di dalamnya. Suhu magma sangat tinggi
sehingga bersifat aktif. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya
gas yang terkandung di dalamnya. Magma dapat berbentuk padat, cair dan gas.
Gejala vulkanisme terbentuk dengan persyaratan sebaga berikut :
a.

Terbentuknya dapur magma di Lapisan dalam kulit Bumi

Dapur magma/kantung magma adalah ruang di lapisan dalam kulit bumi tempat magma berada.
Kedalaman dan besarnya dapur magma beragam. Perbedaan letak dapur magma merupakan
penyebab perbedaan kekuatan letusan. Dapur magma yang letaknya dalam menimbulkan letusan
yang lebih kuat dibandingkan yang letaknya dangkal.
b.

Intrusi Magma

Intrusi magma yaitu proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan/ retakan dan celah
pada lapisan batuan pembentuk lithosfer, akan tetapi tidak sampai keluar permukaan bumi.
Tekanan gas-gas yang terkandung di dalam magma itu sendiri yang menyebabkan terjadinya
proses intrusi. Dengan adanya proses pendinginan karena penurunan suhu, magma dapat
membeku dan membentuk bongkah-bongkah batuan yang sangat keras.
Intrusi magma sebelum mencapai permukaan bumi menghasilkan bentukan sebagai berikut :
1
2

Batholith
Lakolith

Sills atau kepingan


intrusi

Korok/Gang

merupakan dapur magma yang membeku


batuan beku sebagai hasil magma yang menyusup antara dua
lapisan lithosfer yang berbentuk lensa cembung.
berbentuk tipis mendatar, menyusup antara dua lapisan lithosfer.
batuan beku hasil intrusi magma yang berbentuk tipis,
memanjang memotong lithosfer dengan arah vertikal atau miring.

Ekstruksi/Erupsi magma adalah proses keluarnya magma sampai permukaan bumi.

Berdasarkan kekuatan letusannya, ekstrusi dibedakan sebagai berikut :


1) Erupsi Efusif
Erupsi Efusif adalah proses keluarnya magma dari gunung api yang berupa lelehan lava dan
lahar. Jenis ini terjadi jika magma relatif encer.
2) Erupsi Eksplosif
Erupsi Eksplosif adalah keluarnya magma ke permukaan bumi yang disertai letusan/ledakan yan
cukup dahsyat. Jenis ini terjadi jika cairan magma kental dan memiliki kandungan gas yang
relatif banyak.
Berdasarkan celah/lubang keluar, ekstrusi magma dibedakan sebagai berikut :
1) Erupsi Linier
Proses keluarnya magma melalui celah/retakan yang memanjang, sehingga membentuk deretan
gunung api. Misalnya, deretan gunung api sepanjang pulau Jawa.
2) Erupsi Areal
Proses keluarnya magma yang terjadi karena letak magma yang dekat dengan permukaan bumi,
sehingga magma membakar dan melelehkan lapisan batuan yang berada diatasnya. Lubang
magma berukuran besar, contohnya seperti pegunungan di Argentina dan Paraguay.
3) Erupsi Sentral
Proses keluarnya magma melalui satu lubang sehingga membentuk kerucut gunung api yang
terpisah-pisah. Erupsi sentral menghasilkan bentuk gunung sebagai berikut:
Pembeda
Sifat letusan
Sifat magma
Tekanan gas
letak dapur
magma
bentuk gunung
contoh gunung

Strato
Efusif dan Eksplosif
cair dan kental
sedang
sedang

Perisai/Tameng
Efusif
cair
lemah
dangkal

Maar
Eksplosif
padat/kental
kuat
dangkal dan dalam

kerucut/berlapis-lapis

tameng/landai

seperti danau

G. Merapi

G. Maona Lea

G. Lamongan

G. Merbabu

G. Maona Kea

G. Kelud

G. Semeru
G. Kelud

G. Kelimutu

Gambar

Tipe gunung api ditentukan berdasarkan kedalaman dapur magma, volume dapur magma dan
kekentalan (viscositas) magma. Menurut tipe letusan, gunung api dibedakan sebagai berikut :

Hawaii

Stromboli

sifat lava tekanan


gas
encer
rendah

encer

sedang

letak dapur hasil letusan


magma
dangkal
lava cair
-

G. Maona Loa

G. Maona Kea

dangkal

eflata

contoh

- G. Kilauea
- G. Vesuvius
- G. Raung

Vulkano kuat

encer agak tinggi


kental

dalam

eflata

- G. Batur (Bali)
- G. Bromo
-

Vulkano lemah
Merapi

encer
kental

sedang
rendah

Perret/Plinian

encer
sampai
kental

tinggi

Pelee
Sint Vincent

kental
kental

tinggi
sedang

dangkal
sangat
dangkal

eflata
lava pijar,
awan panas,
lahar dingin
sangat dalam gas sangat
tinggi dan
dihiasi awan
berbentuk
bunga kol
dalam
awan pijar
dangkal
lahar panas

G. Etna

G. Semeru
G. Merapi

G. Krakatau

G. Pelee
G. Kelud

Letusan gunung api mengeluarkan material yang bermacam-macam. Material/benda vulkanis ini
dapat berbentuk padat, cair dan gas.
a.

Benda padat/eflata, antara lain sebagai berikut :

1) Bom
2) Kerikil
3) Lapili,
4) Pasir Vulkanik
5) Abu Vulkanik
6) Scoria

7) Batu Apung

b.

Benda cair, terdiri dari :

1) Lava
2) lahar panas

3) lahar dingin
c.

batu-batu sebesar kepal tangan manusia yang keluar dari gunung


api saat terjadi letusan.
batu kerikil yang keluar saat terjadi letusan
batu-batu sebesar biji kacang hijau yang keluar saat terjadi letusan
batu-batu kecil sebesar pasir yang dikeluarkan dari lubang
kepundan gunung api.
abu yang dikeluarkan gunung api
material magmatik berwarna kehitaman, kecoklatan hingga
kemerahan, mempunyai struktur agak berongga, agak berat, dan
cenderung tenggelam di dalam air.
batuan berongga yang berasal dari buih magma yang cepat
membeku pada saat buih tersebut terlempar keatas pada waktu
terjadi letusan gunung api.

magma yang berada di kawah (lubang kepundan ) dan akan


meleleh di lereng gunung apabila terjadi letusan/erupsi.
lelehan lumpur panas yang terbentuk dari lava bercampur air yang
berasal dari lubang kepundan (kawah yang terisi sebagai danau
kepundan),
lelehan lumpur dingin yang dihanyutkan oleh air hujan

Benda gas, terdiri dari :

1) Solfator
2) Fumarol
3) Mofet

gas belerang (H2S)


berupa uap air (H2O),
berbentuk CO2 yang berbahaya

Manfaat gunung api bagi kehidupan :


a)

sebagai daerah penangkap atau mendatangkan hujan

b) abu vulkanik dapat menyuburkan tanah


c)

menjadikan letak mineral (tambang) dekat dengan permukaan bumi.

d) dapat dijadikan tempat pariwisata

Usaha mengurangi bahaya dari gunung berapi :


a)

membuat terowongan atau jalur untuk tempat mengalirnya lahar

b) mengadakan pos-pos pengamatan gunung api


c)

mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal di lereng-lereng gunung api.

SEISME
a. Pengertian gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran yang dirasakan oleh manusia/alat pada permukaan bumi yang
disebabkan oleh tenaga indogen.
b. Berdasarkan penyebabnya
gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan pergeseran lapisan batuan (dislokasi) berupa
patahan/retakan.
gempa vulkanik, yaitu gempa yang disebabkan adanya letusan gunung api
gempa runtuhan, yaitu gempa yang disebabkan runtuhnya atap gua yan terdapat di dalam
lithosfer. Contoh; runtuhnya terowongan tambang dan gua kapur.
c. Berdasarkan bentuk episentrumnya
gempa linier yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis (linier). Pada umumnya gempa
tektonik merupakan jenis gempa linier.
gempa sentral yaitu episentrum gempanya berupa titik. Gempa vulkanik dan gempa runtuhan
termasuk episentrum titik.
d. Berdasarkan letak hiposentrumnya
gempa dalam, jika letak hiposentrumnya antara 300 - 700 km
gempa intermidier, jika letak hiposentrumnya 100 - 300 km
gempa dangkal, jika letak hiposentrumnya kurang dari 100 km
Istilah-istilah dalam Gempa bumi :
1
2
3

Seismologi
Seismograf
Seismogram

4
5

Hiposentrum
Episentrum

Homoseista

Pleistoseista

: ilmu yang mempelajari gempa bumi


: alat pencatat gempa
: hasil gambaran seimograf yang berupa garis-garis
patah
: pusat gempa di dalam bumi
: tempat di permukaan bumi/permukaan laut yang tepat
di atas hiposentrum. Pusat gempa di permukaan bumi
: garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat
gelombang gempa primer pada waktu yang sama
: garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang

Isoseista

Mikroseista

10

Makroseista

mengalami kerusakan terhebat akibat gempa


: garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang mempunyai kerusakan fisik yang sama
: gempa yang terjadi sangat halus/lemah dan dapat
diketahui hanya dengan menggunakan alat gempa
: gempa yang terjadi sangat besar kekuatannya,
sehingga tanpa menggunakan alat mengetahui jika
terjadi gempa

e. Cara menentukan letak episentrum


i. Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak pada satu homoseista. Homoseista adalah
garis yang menghubungkan tempat-tempat di permkaan bumi yang mencatat getaran gempa
pertama pada waktu yang sama. Jika kota A, B dan C mencatat getaran gempa pertama pada jam
10.31.56. berarti ketiga tempat itu terletak pada homoseista. Untuk mencari episentrumnya
hubungkan PQ dengan sebuah garis, demikian juga QR, kemudian buatlah garis sumbu kedua
garis itu, maka titik potong kedua garis sumbu itulah tempat episentrum yang dicari.
ii. Dengan menggunakan hasil pencatatan 3 seismograf, orang dapat menentukan letak
episentrum gempa. Seismograf yang digunakan yaitu seismograf vertikal, seismograf horisontal
(dipasang barat timur), dan seismograf horisontal (dipasang utara selatan).
iii. Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat episentrum.
Untuk mengetahui jarak episentrum suatu gempa dapat menggunakan rumus Laska:
A = ( S - P ) - 1 menit x 1000 km
A = jarak episentrum dari stasiun pencatat gempa
S = waktu yang menunjukkan pukul berapa gelombang sekunder tercatat di stasiun
P = waktu yang menunjukkan berapa gelombang primer tercatat di stasiun
1 menit (ketetapan)
1000 km (ketetapan)

Pelapukan (Weathering)
Pelapukan adalah segala perubahan dalam batuan karena pengaruh keadaan cuaca (misalnya air,
suhu)
Apabila kecepatan dari pelapukan itu tidak dapat mengikuti kecepatan runtuhnya lapisan batuan
yang lapuk, maka batuan asli akan terkelupas dan terbuka telanjang. Hal ini disebut denudasi.
Macam-macam pelapukan :
1) Pelapukan Fisik (Mekanik)
Pelapukan mekanik merupakan pelapukan batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan
kimia, seperti batuan besar pecah dan berubah menjadi kecil, selanjutnya sampai halus, tetapi
susunan kimianya sama dengan batuan induknya.
Sebab-sebab pelapukan mekanis :
Insolasi (pengaruh sinar matahari) dan perubahan suhu
Pengerjaan pembekuan atau celah batu
Pengerjaan garam
Daya erosi
Gelombang laut yang memukul pantai
2) Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia merupakan pelapukan batuan melalui proses kimia yang disertai dengan
perubahan susunan zat dari mineral batuan induknya. Peristiwa ini banyak terdapat di daerah
kapur yang menimbulkan gejala-gejala karst. Beberapa gejala karst yang banyak hubungannya
dengan pelapukan kimia, yaitu :
Karena batuan kapur mudah larut oleh air hujan yang banyak mengandung CO2, maka pada
permukaan batuan kapur selalu terdapat celah-celah. Ditempat perpotongan celah-celah itu
larutan lebih banyak dan terjadi lubang-lubang kecil yang disebut karren.
Pipa karst, yaitu lubang kecil dan dalam, dindingnya curam.
Doline, yaitu lubang yang berbentuk corong. Menurut terjadinya doline dapat dibagi menjadi
dua :
(1) Doline Corrosion, karena proses larutan. Didasar doline diendapkan tanah kapur yang
disebut terrarosa atau tanah merah.

(2)

Dolin terban terjadinya karena atap gua runtuh.

Ponor, yaitu pipa karst dan doline terjadi didaerah kapur yang air tanahnya cukup dalam.
Uvala, lubang doline yang lama kelamaan makin lebar dan akhirnya menjadi satu.
Polye, deretan uvala-uvala atau deretan doline-doline besar
Sungai dibawah tanah, yaitu sungai yang terdapat didalam tanah kapur. Karena sifat lapisan
kapur yang pecah-pecah dan mudah larut , maka kadang -kadang sungai yang melalui daerah
kapur sekonyong-konyong hilang dan keluar lagi ditempat lain.
Gua di batuan kapur, yaitu gua-gua yang terdapat di dalam tanah kapur. Dari atap gua itu
menetes air yang merupakan endapan dari air hujan. Karena itu, terjadi endapan batu kapur pada
atap gua memanjang kebawah yang disebut stalagtit. Dari dasar tanah kapur juga terdapat
endapan yang menjulang keatas disebut stalagmit.
3) Pelapukan Biologis (Organik)
Pelapukan organik merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh organisme-organisme
(tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia). Manusia dapat merusak ekosistem yang lebih besar lagi,
tetapi dapat juga memelihara ekosistem yang sudah rusak dan memperbaharui lagi. Pelapukan
organis sebagian masuk pelapukan fisik dan sebagian pelapukan kimia.
Pelapukan biologis dapat digolongkan menjadi dua
Pelapukan biologis fisik, misalnya tekanan akar, merayapnya cacing, dan sebagainya.
Pelapukan biologis kimia, misalnya pelapukan bunga tanah (humus), pengerjaan jasad-jasad
hidup pada batuan yaitu dengan jalan mengeluarkan zat-zat tertentu.

Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan
benda-benda seperti air mengalir, es, angin dan gelombang atau arus.
1) Erosi Air
Air yang mengangkut batu-batuan yang hancur mempunyai kekuatan mengikis lebih besar.
Peristiwa gesekan pada erosi air tergantung pada :
Kecepatan gerak
Daya angkut air

Keadaan permukaan
2) Erosi Air Laut
Pengikisan batuan yang disebabkan oleh pengerjaan air laut disebut abrasi. Besar kecilnya
gelombang atau kecepatan angin , dapat menimbulkan perubahan bentuk di sepanjang pantai
disebut abrasi platform.
3) Erosi Es
Pengikisan yan disebabkan oleh pengerjaan es disebut erosi glasial atau eksarasi. Didaerah
pegunungan yang tinggi sering terjadi salju abadi atau es. Es bergerak turun melalui lereng yang
mengikis dasar lereng gunung serta mendorongnya ke lembah.
4) Erosi Angin
Erosi angin atau korasi terjadi karena adanya perombakan batuan yang sudah pecah atau hancur
akibat pelapukan. Angin mengangkat bagian-bagian debu yang menerbangkannya.
Erosi atau pengikisan adalah proses terlepasnya partikel batuan secara alamiah oleh tenaga
pengangkut yang ada di permukaan bumi.
Bentukan hasil erosi antara lain :

Bukit Sisa
Peneplain

Canyon

Jembatan Alam

Monumen Alam

Cliff

Teluk

Tanjung/Semenanjung

SEDIMENTATION

Lapisan hasil pelapukan yang terjadi dipermukaan bumi, baik di daratan yang rata maupun di
lereng-lereng bukit, pegunungan atau gunung dipengaruhi oleh bermacam-macam kekuatan.
Daerah yang terkena pelapukan maupun yang menerima hasil pelapukan menghasilkan struktur
morfologi yang berbeda-beda.
Bentukan-bentukan dalam proses pengendapan/sedimentasi didaerah pantai
Pesisir (Beach)
Pesisir (beach) adalah pantai yang terdiri atas endapan pasir sebagai hasil erosi
Dune
Dune adalah bukit pasir di daerah pedalaman yang terjadi sebagai akibat hembusan angin
didaaerah pasir yang luas.
Spit dan Bar
Spit adalah material pasir sebagai proses pengendapan yang terdapat dimuka teluk, berbentuk
memanjang dan salah satu ujungnya menyatu dengan daratan, sedang ujung lain terdapat di laut.
Bar adalah punggungan pasir dan kerikil yang diendapkan tepat diseberang teluk, bila Bar ini
menghubungkan dua pulau disebut Tombolo.
Delta
Delta adalah bentukan dari proses pengendapan erosi yang dibawa oleh aliran sungai di daerah
pantai. Dalam proses sedimentasi/pengendapan ini akan menghasilkan batuan sedimentasi.
Batuan sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan tenaga alam yang mengangkut dan tempat
sedimen :
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya
Sedimen akuatis ; pengendapan oleh air
Sedimen aeris (aeolis) ; pengendapan oleh angin
Sedimen glasial ; pengendapan oleh es

Sedimen marin ; pengendapan oleh air laut


Berdasarkan tempatnya :
Teristris ; pengendapan di darat
Sedimen fluvial ; pengendapan di sungai
Sedimen limnis ; pengendapan di rawa-rawa/danau
Sedimen marine ; pengendapan di laut
Sedimen glasial ; pengendapan di daerah es
Sedimentasi adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga media
pengangkutnya berkurang (menjadi lambat).
Bentukan hasil sedimentasi , antara lain :

Dataran Banjir/Floodplain
Kipas Aluvial

Tanggul Alam

Delta

Tombolo

Spit

Gosong Sungai

Sand Dunes

PEDOSFER

Faktor-faktor pembentuk tanah.


Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain iklim,
organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor
tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:
T = f (i, o, b, t, w)
Keterangan:
T = tanah

b = bahan induk

f = faktor

t = topografi

i = iklim

w = waktu

o = organisme
Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a.

Iklim

Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu
dan curah hujan.
1) Suhu
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila
suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga
pembentukan tanah akan cepat pula.
2) Hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian

tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah


menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
b.

Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)

Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:


1) Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup
(hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan
yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
2) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan
daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu
akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
3) Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di
daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan
dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan
dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah
berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal
dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah
4) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat
tanah.
c. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan
metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami
pelapukan dan menjadi tanah.
Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia)
yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur
pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral
bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya. Bahan
induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang

banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat
membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan
kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
d. Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
a.

Tebal atau tipisnya lapisan tanah

Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih
tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal
karena terjadi sedimentasi.
b.

Sistem drainase/pengaliran

Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan


tanahnya menjadi asam.
e. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan
dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi
semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah
habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti
kuarsa.Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah
berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak
pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak
struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol
dan litosol.
Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda

dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan


horison B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.
Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga
terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horoson A
dan B. Akibatnya terbentuk horizon A
Usaha untuk menanggulangi erosi tanah :
a. Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam
vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan
erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain:
1). Penghijauan
2). Reboisasi
3). Penanaman secara kontur (contour strip cropping)
4). Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering
5). Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping
6). Pergiliran tanaman (croprotation)

b. Metode Mekanik/Teknik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik
pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off),
menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak
merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik
antara lain:
1). Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village),

2). Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran.


3). Pembuatan teras (terrassering
4). Pembuatan saluran air (drainase).

c. Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaik struktur
tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah).

ATMOSFER
Atmosfer terdiri dari lapisan-lapisan sebagai berikut :
1) Troposfer 0 - 12 km
a) Lapisan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi. Di dalam lapisan ini terjadi
peristiwa-peristiwa cuaca, seperti angin, hujan, awan, halilintar dan lain-lain.
b) Troposfer itu terdiri atas :
(1) Lapisan Planetair : 0 - 1 km
(2) Lapisan Konveksi : 1 - 8 km
(3) Lapisan Tropopause : 8 - 12 km
c) Temperatur troposfer relatif tidak konstan, semakin tinggi suhu semakin rendah.
d) Ketinggian troposfer dikutub sekitar 8 km suhu 460C, didaerah sedang sekitar 11 km suhu
540C, dan di daerah equator ketebalan sekitar 16 km suhu 800C.
e) Tropopause adalah lapisan pembatas antara lapisan troposfer dengan stratosfer. Temperaturnya
relatif konstan.
f) Kegiatan udara secara vertikal (konveksi) terhenti pada lapisan tropopause.
2) Stratosfer : 12 - 80 km
a) Stratosfer terdiri atas tiga lapisan :
(1) Lapisan Isoterm : 12 -0 35 km
(2) Lapisan panas : 35 - 50 km
(3) Lapisan campuran : 50 - 80 km
b) Pada stratosfer juga tempat terbentuknya O3 lapisan Ozon pada ketinggian 35 km. Pada
stratosfer perbedaan ketinggian menyebabkan perbedaan temperatur
c) Lapisan Ozon yaitu lapisan pelindung troposfer dan permukaan bumi dari pancaran sinar
ultraviolet yang berlebihan sehingga tidak merusak kehidupan di bumi.

d) Stratopause merupakan lapisan peralihan antara stratosfer dan mesosfer


e) Pada ketinggian 50 km suhu 50C disebut daerah stratopause
3) Mesosfer
a) Terletak diantara lapisan stratopause dan mesopause. Mesopause merupakan lapisan peralihan
antara mesosfer dengan termosfer.
b) Memiliki temperatur -500C sampai 700C.
c) Merupakan lapisan pelindung bumi dari kejatuhan meteor
4) Ionosfer (Termosfer)
a) Didalam lapisan ini molekul dan atom-atom uadara sebagian atau seluruhnya mengalami
ionisasi.
b) Ionosfer ini juga terdiri atas tiga lapisan yaitu sebagai berikut :
(1) Lapisan E atau Kennellly Heaviside : 80 - 200 km
(2) Lapisan F atau lapisan Appleton : 200 - 400 km. Didalam kedua lapisan itu gelombang radio
mengalami pemantulan, yaitu gelombang panjang dan pendek.
(3) Lapisan Atom : 400 - 800 km.
c) Suhu pada ionosfer dapat mencapai tinggi sekali sekitar 1.7000C
5) Eksosfer (Dissipasifer) : 800 - 1.000 km
a) Lapisan ini merupakan lapisan yang paling luar atmosfer bumi.
b) Pengaruh gaya berat pada lapisan ini sangat kecil
c) Karena renggangnya, benturan antara bagian-bagian udara jarang terjadi
d) Pada lapisan eksosfer, meteor mulai berinteraksi dengan susunan gas atmosfer bumi.
e) Diluar lapisan eksosfer mulai terdapat angkasa luar.
TEMPERATUR dan TEKANAN UDARA
GEJALA-GEJALA YANG TERJADI
a. Suhu Udara

Bumi mendapatkan panas terutama diperoleh dari penyinaran matahari dengan jalan pemanasan
udara. Penyinaran tersebut sebagian dipantulkan dan dibiaskan, sebagian lagi diteruskan oleh
molekul-molekul udara langsung kearah bumi. Pemanasan permukaan bumi tersebut banyak
sedikitnya sinar ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
o

Sudut Datang Matahari

o Makin tegak matahari berarti makin kecil sudut datang sinarnya maka makin banyak panas
yang diterima oleh permukaan bumi.
o

Lama Penyinaran Matahari

o Makin lama siang hari, penyinaran akan lebih banyak. Didaerah tropika lama siang rata-rata
12 jam.
o

Keadaan Awan

o Makin banyak awan maka makin sedikit sinar yang sampai ke permukaan bumi.
o

Keadaan Permukaan Bumi (Daratan atau Air)

o Daratan lebih cepat menjadi panas daripada air tetapi juga lebih cepat mengeluarkan panas.
Karena itu pada siang hari udara di daratan lebih panas daripada udara di atas laut. Sinar yang
sampai di bumi 43 % diserap dan diubah menjadi panas. Suhu tertinggi pada jam satu atau dua
siang dan terendah pada jam empat atau lima pagi.
o Keadaan topografi
o Tinggi rendah suatu tempat, makin tinggi, makin kecil temperaturnya.
o Keadaan Tanah
o Tanah putih memantulkan panas, tanah hitam menyerap panas.
Udara bersifat diaterman, artinya dapat melewatkan panas metahari. Sifat diaterman
terdapat pada udara murni. Setelah panas matahari sampai ke permukaan bumi, panas ini
digunakan bumi untuk memanasi udara di sekitarnya. Udara dapat menjadi panas karena proses :
Konveksi, pemanasan secara vertikal
Adveksi, penyebaran panas secara horisontal
Turbulensi, penyebaran panas secara berputar-putar.
Konduksi, pemanasan secara kontak/bersinggungan.

Suhu udara diukur dengan menggunakan termometer, keadaan suhu sepanjang hari juga dapat
diamati dengan termograf dan kertas yang berisikan catatan suhu disebut termogram.
b. Tekanan Udara
Udara mempunyai massa/berat .Besarnya tekanan diukur dengan barometer. Barograf adalah
alat pencatat tekanan udara. Tekanan udara dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang
menghubunkan tekanan udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat
pengukur ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk mengukur
ketinggian pesawat terbang.
Tekanan udara pada suatau tempat berubah sepanjang hari. Hal ini tergambar pada barogarf.
Barograf adalah alat pencatat tekanan udara. Tekanan udara tinggi terjadi pada jam 10 pagi dan
jam 10 malam serta tekanan rendah pada jam 4 pagi dan jam 4 sore.
Suatu daerah yang mempunyai suhu rendah atau dingin mempunyai tekanan udara yang
maksimum,sedang daerah yang mempunyai suhu yang tinggi menyebabkan tekanan udaranya
rendah karena udara mengembang. Hal ini menyebabkan terjadinya angin, karena udara
bertekanan maksimum bergerak menuju daerah yang tekanan udaranya minimum
KELEMBABAN UDARA
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung
dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan
uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya
turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titiktitik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Macam-macam kelembaban udara sebagai berikut :
1) Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang
terkandung di udara pada suhu yang sama. Misalnya pada suhu 270C, udara tiap-tiap 1 m3
maksimal dapat memuat 25 gram uap air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka lembab
udara pada waktu itu sama dengan
20

x 100 % = 80 %

25
2) Kelembaban absolut / mutlak yaitu banyaknya uap air dalam gram pada 1 m3.
Contoh : 1 m3 udara suhunya 250 C terdapat 15 gram uap air maka kelembaban mutlak = 15
gram. Jika dalam suhu yang sama , 1 m3 udara maksimum mengandung 18 gram uap air, maka
Kelembaban relatifnya = 15/18 X 100 % = 83,33 %.

AWAN
1. Bentuk awan
a) Awan Cirrus atau awan bulu adalah awan yang tipis seperti serat atau seperti bulu, sangat
tinggi dan biasanya terdiri atas atas kristal-kristal es.
b) Awan Stratus atau awan berlapis adalah awan yang rata, hampir tidak mempunyai bentuk
tertentu, biasanya berwwarna kelabu dan menutup langit pada daerah yan luas.
c) Awan Cumulus atau awan bergumpal adalah awan tebal dengan gerakan vertikal dibagian
atas dan berbentuk setengah bulatan (dome).
2. Menurut ketinggiannya
a) Awan Tinggi : 6.000 - 12.000 m
Cirrus (Ci)
Cirro cumulus (Ce)
Cirro stratus (Cs)
b) Awan Sedang : 2.000 - 6.000 m
Alto cumulus (Ac)
Alto stratus (As)
c) Awan Rendah : ketinggiannya kurang dari 2.000 m
Strato cumulus (Sc)
Stratus (St)
Nimbo stratus (Ns)
d) Golongan Awan dengan gerakan vertikal ( 500 - 15.000 m)
Cumulus : bergumpal-gumpal dan cembung keatas dengan dasar horisontal
Cumulonimbus : kelompok awan bergumpal-gumpal luas menjulang keatas sampai diatas
batas cirrus, disertai hujan lebat, dan kadang-kadang disertai petir.

3. Kabut / Fog
Kabut merupakan titik-titik air yang sangat kecil, yang terjadi dari uap air yang mengalami
kondensasi dan melayang -layang rendah di atas permukaan tanah.
Jika kabut ini bercampur dengan asap atau gas sisa pembakaran pada daerah industri maka
menjadi smog.
Kabut dapat dibedakan atas :
Fog, jika jarak pemandangan < 1 km
Mist, jika jarak pemandangan 1 - 2 km
a) Kabut Adveksi, kabut yang terjadi karena pengaruh udara panas, mengandung uap air,
mengalir menjumpai daerah dingin sehingga terjadi kondensasi dan membentuk kabut.
b) Kabut Pendinginan, kabut yang terjadi pada malam hari dan udara terang, karena pendinginan
lapisan yang terjadi mencapai lembab relatif 100 %
c) Kabut Industri, kabut berwarna kehitaman yang terjadi di kota-kota industri, akibat adanya
asap dari pabrik-pabrik.
d) Kabut Sawah, kabut yang terjadi malam atau pagi pada cuaca terang dan udara dingin melalui
sungai, selokan dan sawah.
Kabut radiasi, kabut yang terjadi akibat radiasi bumi yang hebat pada malam hari.

ANGIN
ANGIN LOKAL
Angin adalah aliran udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi ke daerah
yang bertekanan udara rendah. Besarnya kecepatan angin ditentukan dengan alat anemometer
dan hasil catatannya disebut anemogram.
1. Pola Pergerakan Udara
Udara akan panas karena konveksi, adveksi, turbulensi dan konduksi.
a) Konveksi, adalah pemanasan secara vertikal
b) Adveksi, adalah penyebaran panas secara horisontal
c) Turbulensi, adalah penyebaran panas secara berputar-putar
d) Konduksi, adalah pemanasan secara kontak/singgungan.
2. Macam-macam Angin
Pada dasarnya angin di permukaan bumi dapat dibedakan menjai dua, yaitu angin tetap dan
angin lokal.
a) Angin tetap, adalah angin yang bergerak terus menerus sepanjang tahun dengan arah tetap.
Contohnya, angin barat, angin timur dan angin pasat.
(1) Angin barat
Angin barat terjadi dari zona tekanan maksimum subtropik utara bertiup ke arah utara. Karena
pengaruh rotasi angin ini, kemudian membelok ke arah timur menjadi angin barat. Itulah
sebabnya di zona antara 40o-60o LU dan di zona 40o-60o LS bertiup angin barat.
(2) Angin timur
Di sekitar kutub utara dan selatan sampai sekitar lintang 60o LU dan 60o LS bertiup angin timur.
Sebenarnya angin itu di belahan utara sebagai angin timur laut dan di belahan selatan sebagai
angin tenggara. Tetapi, karena pembelokan akibat rotasi sangat kuat, angin timurlah yang jadi.
(3) Angin pasat

Dari zona tekanan maksimum subtropik antara 30o-40o LU dan LS bertiup angin ke arah zona
tekanan minimum ekuator, yaitu angin pasat timur laut di belahan utara dan angin pasat tenggara
di belahan selatan. Karena suhu senantiasa lebih tinggi dari sekitarnya, di daerah khatulistiwa
udara membumbung ke atas. Di lapisan atas terjadi aliran dari arah khatulistiwa ke arah zona
tekanan maksimum subtropik sehingga di zona ini udara bergerak turun. Dari proses ini 2 buah
lingkaran peredaran udara di daerah tropik.

b) Angin lokal, terjadi akibat perbedaaan tekanan udara di dua daerah yang berdekatan.
(1) Angin gunung dan angin lembah
Pada siang hari pada bagian atas lereng gunung lebih dahulu menerima panas dan tekanan udara
dibagian itu lebih rendah daripada lembah sehingga bertiuplah angin lembah. Sedang pada
malam hari akan terjadi angin gunung.
(2) Angin turun yang kering / angin Fohn
Angin turun adalah angin yang bertiup dari puncak pegunungan menuju lembah. Angin seperti
itu bersifat kering dan panas.
Udara yang naik mengalami penurunan suhu sebelum terjadi pengembunan. Setiap udara naik
100 meter pada umumnya suhu turun 10C.
Sebaliknya, jika udara itu turun 100 meter, suhu naik 10C. Kejadian itulah yang melahirkan angin
turun yang kering.
Angin Fohn tersebut antara lain, yaitu :
Angin Kumbang di Cirebon Jawa Barat dan Tegal Jawa Tengah
Angin Bohorok di Sumatera Utara
Angin Gending di Probolinggo dan Pasuruan Jawa Timur
Angin Wambrauw di Biak Irian Jaya
Angin Brubu di Ujung Pandang
Angin Sirocco di Laut Tengah dan Italia Selatan
Angin Zonda di Argentina
Angin Chinook di Amerika Serikat bagian barat.

Angin Mistral di Lembah Rhone Hilir (Perancis)

Angin Bora di Pantai Adriatik (Yugoslavia)


Angin Khamsin di Mesir
(3) Angin siklon dan Antisiklon
Angin siklon adalah udara yang bertekanan rendah dikelilingi udara yang bertekanan
maksimum/memusat.
Angin anti siklon adalah udara bertekanan maksimum dikelilingi udara bertekanan
minimum/menyebar.
Angin siklon belahan bumi utara bergerak berlawanan arah jarum jam, sedang angin siklon
belahan bumi selatan bergerak searah jarum jam.
Angin anti siklon belahan bumi utara bergerak menyebar searah jarum jam, sedang angin anti
siklon belahan bumi selatan bergerak menyebar berlawanan arah jarum jam.
(4) Angin darat dan angin laut
Bagian daratan permukaan bumi lebih cepat menerima dan melepaskan panas daripada
permukaan laut. Akibatnya, tekanan udara di atas daratan lebih rendah daripada diatas
permukaan lautan sehingga bertiuplah angin dari laut ke darat, yang disebut dengan angin laut.
Keadaan sebaliknya terjadi pada malam hari, lautan melepaskan panas sehingga tekanan udara
diatas permukaan laut rendah, maka mengalirlah udara dari daratan ke laut, bertiuplah angin
darat yang terjadi pada malam hari.

(5) Angin musom


Indonesia terletak diantara 60 LU-110LS dan diantara Benua Asia dan Benua Australia dengan
arah utara selatan. Kedua hal ini menyebabkan tekanan udara antara Asia dan Australia selalu
berubah dan menimbulkan angin muson.

Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun berubah arah yang berlawanan. Angin
muson ini melalui Indonesia. Angin muson yang berasal dari Asia merupakan angin muson barat
dan angin muson yang berasal dari Australia merupakan angin muson timur.
HUJAN
Macam-macam jenis hujan sebagai berikut :
1.

Hujan Zenithal/hujan tropis, terjadi di daerah tropis yang biasa disebut hujan naik equator.

2.

Hujan Musim, terjadi di daerah musim yang dipengaruhi oleh angin musim.

3.

Hujan Siklon, terjadi di daerah sedang yang selalu disertai hujan.

4.

Hujan Musim Dingin, terjadi di daerah subtropis di pesisir timur kontinen.

5.

Hujan Musim Panas, terjadi di daerah subtropis di pesisir timur kontinen.

6. Hujan Pegunungan (hujan Orografis), terjadi di daerah pegunungan, udara yang


mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan.
7. Hujan Frontal, terjadi adanya pertemuan massa udara panas bersinggungan dengan massa
udara dingin, bisa terjadi di daerah lintang 600.

IKLIM
KLASIFIKASI IKLIM
a. Pembagian Iklim Matahari
Klasifikasi berdasarkan letak lintang
a) Zona antara 23,50 LU - 23,50 LS adalah zona iklim tropik
b) Zona antara 23,50 LU- 66,50 LU dan antara 23,50 LS - 66,50 LS adalah zona iklim sedang
c) Zona antara 66,50 LU - 900 LU dan antara 66,50 LS - 900 LS adalah zona iklim kutub

b. Pembagian Iklim menurut Wladimir Koppen


Klasifikasi iklim menurut Koppen didasarkan pada suhu/temperatur dan rata-rata curah hujan
bulanan dan tahunan, yang dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1) Iklim A : iklim hujan tropik
Ikim Af : iklim hutan hujan tropis
Iklim Am : iklim hujan tropik dengan musim kering yang pendek.
Iklim Aw : ikllim sabana tropik dengan musim kemarau sangat kering
2) Iklim B : iklim kering
Iklim Bs : iklim stepa (padan rumput)

Iklim Bw : iklim padang pasir


3) Iklim C : iklim hujan sedang
Iklim Cf : iklim hujan sedang yang tidak pernah kering
Iklim Cs : Iklim hujan sedang yang kering pada musim panas
Iklim Cw : iklim hujan sedang yang kering pada musim dingin
4) Iklim D : iklim hutan salju
Iklim Df : iklim hutan salju yang basah pada musim dingin
Iklim Dw : iklim hutan salju yang kering pada musim dingin
5) Iklim E : iklim kutub
Iklim Et : iklim tundra
Iklim Ef : iklim kutub yang selalu tertutup salju abadi
Dari pembagian tersebut, maka di Indonesia dijumpai tipe-tipe iklim sebagai berikut :
Type Iklim
Terdapat di Daerah
Af
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya
Am
Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Kepulauan Kei,
Kepulauan Aru dan Irian Jaya bagian Selatan
Aw
Jawa Tengah bagian timur, Jawa Timur dan Nusa Tenggara
Cf
gunung-gunung yang tinggi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya
Cw
pegunungan -pegunungan Jawa timur dan Nusa Tenggara
Ef
di puncak-puncak pegunungan yang tinggi di Irian Jaya

c. Pembagian Iklim menurut Schmidt Ferguson


Pembagian iklim berdasarkan perbandingan jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah kali
100 %.
Kriteria menurut Mohr :
Bulan kering adalah bulan yang yan curah hujannya kurang dari 60 mm

Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm
Bulan sedang adalah bulan yang curah hujannya 60 mm - 100 mm (tidak dihitung)
Berdasarkan besarnya rasio Q, penggolongan tipe curah hujan, sebagai berikut :
Type Iklim
A
B
C
D
E
F
G
H

Besarnya Q
0 % - 14,3 %
14,3 % - 33,3 %
33,3 % - 60 %
60 % - 100 %
100 % - 167 %
167 % - 300 %
300 % - 700 %
lebih dari 700 %

Ciri-ciri
Sangat basah
Basah
Agak basah
Sedang
Agak kering
Kering
Sangat kering
Luar biasa keringnya

d. Pembagian Iklim menurut Junghun


Seorang ahli tumbuh-tumbuhan bangsa Jerman, J.W. Junghun menyelidiki tumbuh-tumbuhan di
Indonesia, ia membagi kelompok tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat, yaitu :
Ketinggian
0 - 700 m

Ciri daerah
panas

700 - 1.500 m
1.500 - 2.500 m
2.500 - 3.500 m
3.500 m lebih

sedang
dingin
sangat dingin
salju

Tanaman yang cocok


tebu, kelapa, coklat, karet dan
tembakau
pinang, kopi, teh dan kina
hampir tidak terdapat tumbuhtumbuhan

Tumbuhan alami yang cocok


bambu
Enau
cemara
Alpin dan rumput-rumput kecil

e. Pembagian Iklim menurut Oldeman


Dalam pembagian iklim, Oldeman lebih menitik beratkan pada banyaknya bulan basah-bulan
kering secara berturut-turut yang dikaitkan dalam sistem pertanian untuk daerah-daerah tertentu.
Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut:
a) Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm.
b) Bulan lembap apabila curah hujannya 100 mm - 200 mm.

c) Bulan kering apabila curah hujan kurang dari 100 mm.


Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe, yaitu iklim A, B, C, D, dan E.
a) Iklim A adalah iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut.
b) Iklim B adalah iklim yang memiliki bulan basah 7 - 9 kali berturut-turut.
c) Iklim C adalah iklim yang memiliki bulan basah 5 - 6 kali berturut-turut.
d) Iklim D adalah iklim yang memiliki bulan basah 3 - 4 kali berturut-turut.
e) Iklim E adalah iklim yang memiliki bulan basah kurang dari 3 kali berturut-turut.

AIR TANAH
Air tanah adalah air yang berada di lapisan kulit bumi dalam jumlah besar atau kecil yang
terletak pada lapisan yang berpori atau pada lubang gua, khususnya di daerah topografi
karst(kapur).
Berdasarkan kedalamannya :
Air tanah Freatik, yaitu air tanah di permukaan. Misalnya air tanah di sumur yan berada di atas
lapisan tidak tembus air (impermeable)
Air tanah dalam, air tanah yang letaknya jauh di dalam tanah. Misalnya air yang dikeluarkan
melalui sumur artesis atau sumur pompa.
Lapisan Kedap dan Lapisan Tak Kedap
Air yang meresap ke dalam tanah , besar kecilnya tergantung pada jenis lapisan tanahnya.
Berdasarkan hal tersebut terdapat dua jenis lapisan tanah yang utama, yaitu :
a)

Lapisan Kedap atau tak tembus air (impermeable)

Pada lapisan kedap, kadar porinya kecil sehingga daya serapnya juga kecil. Contoh lapisan kedap
ialah geluh, napal dan lempung.
Daerah yang lapisan tanahnya kedap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
(1)

permukaan tanahnya mudah terkikis

(2)

daerahnya mudah dilanda banjir

(3)

kandungan air tanahnya kecil

(4)

jaringan-jaringan sungai di daerah itu banyak

b) Lapisan Tak Kedap atau Tembus air (permeable)


Pada lapisan tak kedap, kadar pori air cukup besar, sehingga daya serap untuk melakukan air
cukup besar. AIr hujan yang jatuh di daerah ini akan terus meresap ke bawah sampai berhenti di
suatu tempat setelah tertahan oleh lapisan yang kedap. Contoh lapisan yang kedap air yaitu pasir,
padas, kerikil dan kapur.
Asal Air Tanah
Ada dua macam air tanah, sebagai berikut :

a) Air tanah yan berasal dari atmosfer/curahan, disebut meteoric water.


b) Air tanah yang berasal dari dalam bumi
(1)

Connate water (air tanah subur) yaitu air tanah yan tersimpan dalam batuan sedimen

(2) Juvenil water yaitu air tanah yang naik dari magma bila gasnya dibebaskan melalui mata air
panas.
Kenampakan akibat air tanah
(1) Mata air yaitu air yang keluar dari tanah
(2) Geyser yaitu semburan dari dalam tanah yang menyemprot ke atas tanah. Geyser dapat
terjadi jika di dekat tanah terdapqat gas.
(3) Air Artesis/artosis yaitu cekungan dan lapisan batu-batuan yang dapat menahan air dibawah
tanah seingga dapat berkumpul sebagai cadangan air. Jika tempat letaknya lebih rendah dari
cekungan air mempunyai lubang (retakan) maka air dapat keluar dari sumur yang disebut sumur
artesis.
Ciri-ciri air artesis sebagai berikut :
(a) bagian atas dan bagian bawah lapisan yang mengandung air dibatasi oleh lapisan yang
kedap.
(b) Letak lapisan yang mengandung air berada pada daerah sinklinal dari suatu formasi daerah
lipatan
(c) Air artesis dapat memancar jika tekanan pada sinklinal cukup kuat, sebaliknya akan mengalir
naik jika tekanan pada sinklinal tidak cukup kuat.
Manfaat air tanah dalam kehidupan :
(a) makin banyak air tanah debet air dalam tanah akan bertambah
(b) air tanah mempengaruhi kontinuitas debet air sungai
(c) air tanah mempengaruhi sumber air pada sentral PLTA
(d) air tanah sebagai persediaan air minum penduduk dan irigasi
(e) air tanah berpengaruh terhadap kelangsungan tumbuh-tumbuhan , hewan dan manusia
(f) air tanah dapat menimbulkan kenampakan lain seperti air tanah geyser, air artesis dan
travertin

SUNGAI
POLA ALIRAN SUNGAI
Jenis sungai menurut sumber airnya ada tiga macam yaitu sungai hujan, sungai campuran dan
sungai gletser.
1) sungai hujan
Sungai hujan adalah sungai yang mendapatkan air dari hujan. Di Indonesia sebagian besar
sungai-sungainya adalah sungai hujan karena Indonesia negara tropis yang banyak turun hujan.
2) sungai gletser
Sungai gletser yaitu aliran sungai es di daerah kutub dan di daerah gunung yan bersalju,
tingginyakurang lebih 5.000 m.
3) sungai campuran
Salju di pegununan yang tinggi mencair dan mengalir menjadi satu aliran dengan mata air
hujanyan merupakan satu aliran sungai disebut sungai campuran. Misalnya sungai Mamberamo
dan sungai Digul.
Jenis sungai menurut alirannya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1) Aliran Permanen
Aliran permanen yaitu aliran sungai yang tetap sepanjang tahun. Hal ini disebabkan sebagai
berikut :
(1)

hujan yang turun sepanjang tahun di daerah hulu

(2)

hutan yang masih lebat di daerah hulu

(3)

mata airnya berasal dari salju abadi.

Contoh : sungai-sungai di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya


2) Aliran Periodik
Aliran periodik yaitu aliran sungai yan tidak tetap sepanjang tahun. Aliran periodik ini pada
musimkemarau kering dan pada musim penghujan kadang-kadang banjir.
Contoh sungai-sungai di Jawa dan Nusa Tenggara.

Adanya banjir tersebut dipengaruhi juga oleh hal-hal sebagai berikut :


lebat dan lamanya turun hujan di daerah aliran sungai
morfologi daerah/bentuk permukaan tanah
lebat dan tidaknya tumbuh-tubuhan di daerah tersebut
ada atau tidaknya daun-daun sebagai akumulasi air.
Tipe-tipe Sungai
1) Sungai konsekuen longitudinal, ialah sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal.
2) Sungai konsekuen lateral, ialah sungai yang alirannya menuruni lereng-lereng asli dari
permukaan tanah seperti dome block mountain atau dataran yang baru terangkat.
3) Sungai subsekuen (strike river), ialah sungai yang tegak lrus dengan sungai konsekuen.
4) Sungai insekuen, ialah sungai yan gterjadinya tidak ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata.
Sungai ini mengalirnya tidak mengikuti batuan atau lereng, tetapi mengalir dengan arah yan
tidak tentu, sehingga terjadi pola aliran yang dendritik (menyebar).
5) Sungai resekuen, ialah sungai yang mengalir mengikuti batuan, tetapi arahnya sesuai dengan
sungai konsekuen yang asli.
6) Sungai obsekuen, ialah sungai yang mempunyai arah aliran berlawanan dengan sungai
konsekuen.
7) Sungai gabungan (compound river), ialah sungai yang membawa air dari daerah yang
berlawanan geomorfologinya.
8) Sungai komposit, ialah sungai yang mengangkut air dari daerah yang berlainan struktur
geologinya.
9) Sungai anteseden, ialah sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya dapat mengimbangi
pengangkatan daerah.
10)Sungai reserved, ialah sungai yang kekuatan erosi ke dalamya tidak mampu mengimbangi
pengangkatan daerah, sehingga arah alran sungai ini berbelok menuju ke tempat lain yang lebih
rendah.
11)Sungai anaklinal, ialah sungai yang mengalir pada permukaa yang secara lambat terangkat
dan arah pengangkatan itu berlawanan dengan arah arus sungai.

12)Sungai superimposed, ialah sungai yang mengalir pada lapisan sedimen yang datar yang
menutupi lapisan batuan bawahnya.
Pola aliran sungai
1) Pola dendritik, pola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk
secara tidak teratur. Tempat pertemuan anak-anak sungai dengan induk ada yang berbentuk sudut
lancip dan tumpul. Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya homogen dan lerengnya
tidak begitu terjal.
2) Pola trelis, pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anak-anak
sungainya juga hampir sejajar. Anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 900 dengan sungai
induknya.
3) Pola rectanguler, pola aliran sungai yang terdapat di daerah yang terstruktur patahan. Aliran
air pada pola ini membentuk sudut siku-siku.
4) Pola radial sentrifugal, suatu pola aliran sungai yang arahnya menyebar. Pola aliran ini
terdapat di kerucut gunung berapi atau dome yang berstadium muda. Pola aliran ini umumnya
menuruni lereng-lereng pegununungan.
5) Pola radial sentripetal, pola aliran sungai yang arah alirannya menuju pusat. Pola aliran ini
terdapat di daerah cekungan.
6) Pola paralel, pola aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar antara sungai yang satu
dengan yang lain. Tempat pertemuan anak-anak sungai dengan sungai induknya berbentuk sudut
lancip. Pola aliran ini terdapat di daerah perbukitan dengan lereng yang terjal.
POLA
ALIRAN
Dendritik

KETERANGAN

Radial
Sentrifugal

pola aliran yang tidak teratur, bentuknya seperti akar


pohon, biasa terdapat di daerah dataran atau dataran
pantai. terdapat juga di dataran tinggi atau plateau.
pola aliran menyirip seperti daun dan anak-anak
sungainya membentuk sudut siku-siku terhadap induk
sungai, biasa terdapat di daerah pegunungan lipatan
pola aliran menyirip seperti daun dan anak-anak
sungainya membentuk sudut siku-siku terhadap induk
sungai, biasa terdapat di daerah pegunungan patahan.
poal aliran sungai yang anak-anak sungainya membentuk
sudut lancip
pola aliran yang menyebar meninggalkan pusat, terdapat
di daerah gunung yang berbentuk kerucut.

Radial

pola aliran yang mengumpul menuju pusat, terdapat

Trelis

Rectangular

Pinnate

GAMBAR

Sentripetal
Anular

didaerah cekungan
pola aliran melingkar didaerah dome atau perbukitan

Arti pentingnya sungai bagi kehidupan


1) Irigasi/pengairan sawah
2) Penangkapan ikan air tawar
3) Pembangkit tenaga listrik
4) Hubungan lalu lintas
5) Olah raga

PANTAI
MORFOLOGI PANTAI
Menurut terjadinya,pantai dpat dibedakan sebagai berikut :
a.

Pantai FYORD

Pantai fyord merupakan pantai yang memiliki lekuk-lekuk menjorok jauh ke arah daratan seperti
teluk sempit, tebingnya sangat curam dan lembahnya berbentuk U. Pantai fyord berbatasan
dengan laut dalam, tetapi ambangnya dangkal. Pantai fyord terjadi pada zaman es , lembah
terkikis gletser sehingga terjadi lembah gletser yang dalam, srta berbentuk U. Pada akhir zaman
es lembah gletser terisi air dan terjadi FYORD.
b.

Pantai RIA

Bentuk pantai ini mirip dengan pantai fyord, perbedaannya hanya pada lembahnya tidak dalam,
tebingnya tidak curam dan bagian muaranya lebih lebar. Terjadinya pantai Ria dari lembah iasa
yang terisi air . contoh : pantai Teluk Chesapeake di Amerika serikat.
c.

Pantai SKEREN

Pantai ini juga mirip pantai fyord, tetapi tidak terlalu masuk ke daratan dan di muka
pantaiterdapat pulau-pulai kecil berbatu. Contoh pantai Finlandia dan Swedia.
d.

Pantai BERBUKIT PASIR

Pantai ini terbentuk dari pasang naik dan pasang surut air laut serta kerasnya tiupan angin laut
yang membawa pasir ke arah darat. Apabila pantai surut, pasir kering yang terbawa angin ke
darat menjadi bukit-bukit pasir, seperti pantai Parangtritis di Yogyakarta.
e.

Pantai BERDANAU atau pantai LAGUNA

Pantai berdanau adalah pantai yang mempunyai haff atau laguna(danau pantai) dan di depannya
terdapat endapan pasir atau tanah sehingga air laut sebagian tergenang . Air di laguna bersifat
payau, yaitu campuran antara air laut dan air tawar. Endapan pasir atau tanah yang menghalangi
air laut di depan pantai disebut nehrung, misalnya pantai timur laut Jerman dan pantai Samas di
Yogjakarta.
f.

Pantai LIMAN

Pantai Liman adalah teluk kecil pada muara sungai sebagai akibat dasr muara sungai mengalami
penurunan sehingga terjadi erosi, seperti pantai utara Laut Hitam.

g.

Pantai ESTUARIUM

Pantai ini hampir mirip dengan pantai Liman , yaitu terdapat sungai dengan muara yang lebar.
Akan tetapi muara tersebut mengalami penurunan, trepengaruh pasang surut air laut serta keetika
pasang naik muara sungai tergenang air laut, seperti muara sungai atau pantai di Sumatera bagian
timur , yaitu muara sungai Rokan dan sungai Asahan.
h.

Pantai DELTA

Pantai ini terdapat di muara sungai yang landai da gelombangnya tidak besar . Hal ini
mengakibatkan material hasil erosi di endapkan di muara sungai sehingga terbentuk delta dan
pantai berdelta itu disebut pantai DELTA.
i.

Pantai KARANG

Berdasarkan letaknya terhadap pegunungan,pantai dapat dibedakan sebagai berikut :


Pantai KONKORDAN
Pantai konkordan adalah pantai yang terletak sejajar dengan pegunungan memanjang sepanjang
pantai.
Pantai DISKORDAN
Pantai Diskordan adalah pantai yang melintang terhadap pegunungan yang terdapat di tepi pantai
. Dari jenis pantai tersebut pantai yang terbaik dijadikan pelabuhan adalah jenis pantai diskordan
Pantai NETRAL
Pantai netral adalah pantai yang tidak berdekatan dengan pegunungan, tetapi berdekatan dengan
dataran rendah, dataran tinggi, atau plato

HIDROSFER
SIKLUS HIDROLOGI
1. Proses Siklus Air
Siklus air disebut juga siklus hidrologi/sirkulasi air yaitu peredaran air dari laut, udara dan
setelah jatuh di darat kembali lagi ke laut lagi.
Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, sebagai berikut :
1) Siklus kecil, yaitu air laut menguap menjadi gas, mengkondensasi menjadi awan dan hujan
lalu jatuh ke laut.
2) Siklus sedang, yaitu air laut menguap, menjadi gas, mengkondensasi dan dibawa angin,
membentuk awan di atas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan sungai dan
laut lagi.
3) Siklus besar, yaitu air laut menguap menjadi gas (sublimasi), menjadi kristal-kristal es diatas
laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser
(lapisan ses yang mencair), masuk ke sungai lalu kembali ke laut.

Terjadinya siklus air tersebut, meliputi proses-proses sebagai berikut :


1) Evaporasi, yaitu penguapan dari benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud
air menjadi gas. Penguapan di bumi 80 % berasal dari penguapan air laut. Penguapan di daratan
hanya 20 %, penyebab kecilnya penguapan di daratn karena :
1. Banyak tanah yang kering
2. Pengaruh musim
3. Banyak permukaan bui yang tumbuh-tumbuhannya sedikit.
2) Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui mulut daun
(stomata).
3) Evapotranspirasi, yaitu gabungan dari evaporasi dan transpirasi.
4) Condensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air sebagai hasil pendinginan, menjadi titiktitik air.
5) Adveksi, yaitu transportasi uap air pada pergerakan horisontal seperti dalam transportasi panas
dan uap air dari satu lokasi yang lain oleh gerakan mendatar.

6) Presipitasi (hujan), yaitu segala bentuk curahan dari atmosfer kebumi yang meliputi hujan
air , hujan es, hujan batu dan hujan salju. Presipitasi yang jatuh ke tanah sebagian dialirkan lewat
sungai dan diserap tanah di bumi yang banyak mengalami presipitasi yaitu sepanjang elevator
yang mengalami daerah konvergensi antar tropik.
7) Run off (aliran permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permmukaan tanah melalui sungai
dan nak sungai.
8) Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui tanah.

KOMPONEN PETA
UNSUR-UNSUR PETA
a.

Judul peta

b. Skala peta
c.

Garis tepi

d. Garis astronomi berupa garis bujur dan garis lintang untuk menentukan lokasi/letak sutu
wilayah.
e.

Legenda keterangan simbol-simbol pada peta agar pembaca mudah mengerti peta.

f.

Petunjuk arah

g. Simbol
h. Lettering fungsinya untuk mempertegas tulisan.
i. Sumber data merupakan data untuk mengetahui sumber pembuatan peta dan untuk
mengetahui kecocokan gambar yang sebenarnya dengankebenaran skalanya.
j. Tahun pembuatan berfungsi supaya si pembaca peta mengetahui tahun pembuatanpeta,
masih cocok atau kedaluawarsa.
k. Warna peta
Warna
Menggambarkan
Hitam Lettering, tapal batas, detail penghuni
Biru Air dan daearah dingin
Hijau Vegetasi, dataran rendah dan hutan
Coklat Kontur, daearah perbukitan, gunung, jalan raya
Merah Daearah bersuhu panas, gunung api, kota, jalan-jalan
protokol, dan gedung
Kuning Dataran tinggi, vegetasi yang kering, gurun

l.

Inzet, berdasarkan pemakaiannya ada tiga macam, yaitu :

No
Ukuran skala
(1) Inzet dengan skala sama

Fungsi
untuk mengatasi

Misal
bila kita menggambarkan daerah-

besar dengan peta pokok


(2) Inzet dengan skala lebih
besar dari peta pokok

(3) Inzet dengan skala lebih


kecil dari peta pokok

kekurangan kertas

daerah tertentu yang wilayahnya


berjauhan
untuk menerangkan
menggambarkan wilayah Jawa
bagian peta pokok yang Tengah yang dianggap penting
dianggap penting
sebagai rute gerilya Pangeran
Diponegoro.
untuk menerangkan
Menggambar wilayah Indonesia
hubungan antara peta yang berada di kawasan Asia
pokok dengan daerah Tenggara.
sekitarnya

SKALA PETA
MENENTUKAN SKALA PETA
Dengan memperhitungkan selisih derajat lintang atau bujur
1o = 111,111 km dibulatkan menjadi 111 k
1o = 60' = 111 km
Ingat ! keliling bumi di khatulistiwa (equator) diketahui = 40.000 km = 3600
Misalnya :
-

Letak lintang titik A pada 40o 22' BT

Letak titik B pada 40o 20' BT

Jarak antara kedua titik tersebut 10 cm


Jadi skalanya adalah 40o 22' - 40o 20' = 2'
Padahal 1o = 60' = 111 km
2' = 2/60 x 111 km = 3,7 km
Berarti 10 cm di peta = 370.000 cm
Atau skala peta-nya adalah 1 : 37.000

PROYEKSI PETA
MACAM-MACAM PROYEKSI
MENENTUKAN PROYEKSI PETA
Proyeksi peta adalah pemindahan sistem paralel dan meridian yang ditetapkan dalam bidang
globe yang lengkung ke atas bidang datar.
Ketentuan umum dalam proyeksi :
a.

bentuk yang diubah harus tetap (conform).

b.

Luas permukaan yang diubah harus tetap (equivalen)

c. Jarak antara satu titik dengan titik lain diatas permukaan yang diubah harus tetap
(equidistant)
d.

Sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan arah.

Macam-macam proyeksi :
a.

Proyeksi Azimuthal, cocok untuk menggambarkan daerah kutub,

b. Proyeksi Silinder, cocok untuk menggambarkan daerah sekitar equator/daerah lintang


rendah, seperti Indonesia, Brasil
c. Proyeksi Kerucut, cocok menggambarkan daerah yang terletak di daerah lintang tengah,
seperti Jepang, Korea, Cina

MEMBACA PETA
PETA KONTUR
Menghitung skala peta kontur :
Skala peta Contour = 1/2000 X Penyebut skala
KETERANGAN :
Garis yang rapat pada peta kontur menandakan bahwa daerah tersebut TERJAL, sedang garis
yang jarang-jarang jaraknya menggambarkan daerah tersebut LANDAI.

Anda mungkin juga menyukai