Anda di halaman 1dari 88

Perkembangan Litosfer dan

Pedosfer
A. Struktur Lapisan Kulit Bumi ( Litosfer )
a. Barisfer
adalah lapisan inti bumi tersusun atas unsur nikel dan
besi. Lapisan barisfer terdiri atas inti dalam dan lapisan inti
luar. Suhu udara di lapisan inti dalam mencapai 5.000° C.
dan lapisan inti luar suhunya mencapai 2.200° C dan bisa
mencapai 5.000° C yang dekat dengan inti dalam.
b. Mantel
merupakan lapisan yang berada di atas lapisan inti luar.
Tebal lapiasan ini mencapai 2.900 Km. lapisan mantel ini
terdiri atas unsur-unsur silikon, oksigen, besi, dan
magnesium. Suhu udara pada lapisan mantel bagian atas
sekitar 870° C dan bagian bawah 2.200° C.
c. Kerak bumi
merupakan lapisan paling luar bumi. Di dalam kerak bumi
terdapat berbagai unsur yaitu oksigen, silikon, alumunium,
kalsium, besi, sodium, potasium, dan magnesium.
Kerak bumi merupakan bagian dari litosfer, litosfer adalah
bagian padat yang berada paling atas dari bumi.
Ketebalannya antara 8 – 70 km, dan terpecah menjadi
beberapa bagian yang disebut dengan lempeng litosfer.
1. Batuan pembentuk litosfer
Litosfer terdiri dari tiga batuan, yaitu batuan beku, batuan
sidemen, dan batuan metamorf.
a. Batuan Beku
yaitu batuan yang berasal dari pembekuan magma.
Dan ada tiga macam batuan beku, yaitu batuan beku dalam,
batuan beku korok/ gang dan batuan beku luar.
- batuan beku dalam

terjadi jauh di bawah permukaan


bumi berasal dari magma yang
mendingin secara lamban sehingga
pada batuan ini terbentuk kristal-
kristal. Cantohnya batu granit dan
diorit.
- Batuan korok/gang

terjadi karena magma mendingin ( agak cepat ) di


celah-celah gunung api, sehingga kristal yang
terbentuk tidak sempurna. Contohnya garnit porfir.
- Batuan beku luar

terjadi di permukaan bumi dari magma yang keluar


di permukaan, sehingga pendinginan berlangsung
cepat dan tidak membentuk kristal-kristal.
Contohnya batu apung.
b. Batuan endapan / sedimen
Batuan endpan / sedimen batuan yang terjadi karena
diendapkan oleh tenaga eksogen ( air, angin, es ).
Batuan Sedimen dikelompokan menjadi tiga yaitu :
1. berdasarkan proses pengendapan
2. tempat pengendapan
3. dan tenaga pengendapan.
1. Berdasarkan proses pengendapannya

a. sedimen mekanis/klasik
batuan sidemen ini berasal dari gumpalan batu
yang di bawa air hujan dan di endapkan di daerah
hilir dalam bentuk pasir.
b. Sedimenkimiawi

terjadi di dalam gua kapur di mana batuan kapur diresapi


air hujan yang mengandung asam arang hingga terbentuk
larutan air kapur. Larutan air kapur yang membeku
membentuk stalagtit dan stalagmit di dalam gua.
c. Sedimen organis

terjadi karena aktivitas makhluk hidup seperti


binatang karang di laut yang membentuk
rumah dari zat kapur dan plankton yang
mengendap.
2. Berdasarkan tempat pengendapannya
Nama batuan Tempat pengendapan wujud
Sedimen teristis darat Tanah loss
Sedimen flivial Sungai Pasir
Sedimen limnis Rawa Tanah gambut
Sedimen marine Dasar laut Batu kapur
Sedimen glasial Padang es morena

3. Berdasarkan tenaga pembawa


Nama batuan Tenaga pembawa Wujud

Sedimen aquatis Air pasir

Sedimen aeris/aeolis Angin Tanah loss

Sedimen glasial Gletser Morena

Sedimen marine Air laut Delta


C. Batuan metamorf / malihan
Yaitu batuan yang mengalami perubahan bentuk serta
susunan karenah pengaruh suhu atau tekanan yang
tinggi dalam waktu yang lama.
- Suhu tinggi
Suhu yang tinggi berasal dari magma karena berdekatan
dengan dapur magma.
- Tekanan tinggi
tekanan yang tinggi disesbabkan karna tebalnya
endapan
- Tekanan dan suhu tinggi
tekanan dan suhu yang tinggi terjadi karena ada
pelipatan dan geseran pada waktu terjadinya
pembentukan pegunungan.
2. Pemanfaatan litosfer

Kita mengetahui bahwa litosfer memiliki


ketebalan 8-70 km hingga 100 km. ketebalan
tersebut di mulai dari bagian atas permukaan
bumi termasuk tanah yang kita pijak.
Litosfer bagian atas dan bawah mempunyai
manfaat yang sangat besar bagi kehidupan.
Bagian atas bermanfaat untuk tempat hidup
manusia dan hewan serta tumbuhan, dan
Bagian bwah litosfer mengandung bahan –
bahan mineral atau barang tambang.
B. Menganalisis macam-macam bentuk muka bumi
sebagai akibat proses vulkanisme dan diastropisme

1. Tenaga pembentuk muka bumi ( tenaga endogen )


a. tektonisme
b. vulkanisme
c. gempa bumi

a. tektonisme
Yaitu tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan
perubahan lapisan permukaan bumi, baik mendatar
maupun vertikal.
b. vulkanisme
adalah semua peristiwa yang berhubungan
dengan magma yang keluar mencapai permukaan
bumi melalui retakan dalam kerak bumi.
Magma adalah campuran batu – batuan dalam
keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada
dalam perut bumi.
Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu dan
banyaknya gas yang terkandung di dalamnya
sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan
pergeseran lempeng pada kulit bumi.
1. Intrusi magma
Intrusi magma adalah pristiwa
menyusupnya magma di antara
lapisan batu-batuan, tetapi tidak
dapat mencapai lapisan bumi.

Intrusi magma dapat di bedakan


menjadi empat yaitu :
- Intrusi datar ( lempeng intrusi)
- Lakolit
- Gang ( korok )
- Diatroma
- Intrusi datar
yait magma yang menyusup di antara dua lapisan
batuan.
- Lakolit
Yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi
paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue
serabi.
- Gang/ Korok
Yaitu batuan hasil intrusi yang menyusup dan
membeku di sela-sela lipatan ( korok ).
- Diatroma
Yaitu lubang (pipa) di antara dapur magma kepundan
gunung berapi, bentuknya seperti silinder memanjang.
2. Ekstrusi magma

Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga


keluar permukaan bumi. Hal ini terjadi bila tekanan gas
cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi.

Ekstrusi magma dapat di bedakan menjadi tiga yaitu :


- Erupsi linear
- Erupsi sentral
- Erupsi areal
- Erupsi linear
Yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit bumi,
berbentuk retakan-retakan memanjang sehingga
membentuk kerucut gunung api.

- Erupsi sentral
Yaitu magma keluar melalui sebuah lubang di permukaan
bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri.

- Erupsi areal
yaitu magma meleleh pada permukaan bumi karna letak
magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi,
sehingga terbentuk kawah gunung api yang sangat luas.
Bentuk letusan gunung berapi ada yang kuat, sedang, dan
lemah.

Berdasarkan bentuknya, gunung berapi dapat di


bedakan menjadi tiga :

a. Gunung api strato

b. Gunung api Maar

c. Gunung api perisai


- Gunung api strato

Yaitu bentuknya seperti kerucut dan


berlapis, terbentuk karena erupsi efusif
dan eksplosif dengan beberapa kali letusan
yang kuat.
- Gunung api Maar
yaitu bentuknya seperti trapesium, terbentuk
karena erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat
dengan letusan hanya sekali sehingga
terbentuklah lubang beasar ( kawah ).
- Gunung api perisai

Yaitu bentuknya seperti perisai, lerengnya


sangat landai, terbentuk karena erupsi efusif
magma cair dan encer yang mengalir dan
membeku secara lamban yang bentuknya
seperti perisai.
c. Gempa bumi
Gempa dalah getaran yang berasal dari dalam bumi
dan merambat sampai permukaan bumi di
sebabkan oleh adanya tenaga endogen.

Berdasarkan faktor penyebabnya gempa bumi dapat


di bedakan menjadi tiga yaitu :
a. Gempa tektonik
b. Gempa Vulkanik
c. Gempa runtuhan
a. Gempa tektonik

Gempa tektonik
Yaitu gempa yang terjadi karna pergeseran
lempeng tektonik yang berupa lapisan kulit
bumi. Jenis gempa ini adalah jenis gempa yang
paling berbahaya. Gempa ini sering ter jadi di
indonesia di sumatra, selatan pulau jawa,
hingga pulau timur. .
b. Gempa Vulkanik

Gempa vulkanik terjadi karena aktivitas gunung


berapi. Oleh karena itu, gempa ini tidak terlalu
berbahaya, dan dapat di rasakan di sekitar
gunug api, menjelang letusan, saat letusan,
dan setelah letusan. Contohnya gunung
merapi yogyakarta yang baru mengeluarkan
asap panas ( wedhus gembel ).
c. Gempa runtuhan

Gempa runtuhan terjadi karena adanya


runtuhan. Contohnya tanah longsor, runtuhan
tebing, runtuhan gua, dan runtuhan sumur
pertambangan.
Berdasarkan kekuatannya/intensitasnya gempa
dapat di bedakan menjadi dua yaitu :
a. Gempa dengan kekuatan intensitas tinggi
( makroseisme )
yaitu dapat di ketahui tanpa menggunakan
alat.
b. Gempa dengan kekuatan intensitas kecil
( mikroseisme )
Yaitu dapat di ketahui dengan menggunakan
alat.
Berdasarkan letak hiposentrum gempa ada tiga
yaitu :
a. Gempa dangkal
b. Gempa menengah
c. Gempa dalam

Gempa dangkal
yaitu letak heposentrum( titik pusat gempa )
berada kurang dari 50 km di bawah
permukaan bumi.
Gempa menengah

yaitu letak hiposentrmnya berda antara 50 km


– 300 km di bawah per mukaan bumi.

Gempa dalam
Yaitu letak hiposentrumnya berada lebih dari
300 km di bawah permukaan bumi.
C. Mengidentifikasi ciri bentang alam
akibat proses pengikisan dan pengendapan

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari


luar bumi dan bersifat merusak. Perusakan
bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen
berupa pelapukan , pengikisan ( erosi ), dan
sedimentasi.
1. pelapukan
Pelapukan adalah proses penghanjuran batuan
menjadi beberapa jenis tanah. Proses
penghancuran disebabkan oleh beberapa faktor
seperti pengaruh cuaca, air, maupun organisme.
Berdasarkan penyebabnya, proses pelapukan dapat di
bedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Pelapukan fisik / mekanik
b. Pelapukan kimiawi
c. Pelapukan organik/ biologi
a. Pelapukan fisik / mekanik

Proses hancurnya batuan karena proses fisika


pada batuan tersebut atau batuan-batuan
akan mengalami perubahan fisik baik ukuran
maupun bentuk. Batuan yang besar menjadi
kecil dan yang kecil menjadi halus.
Penyebab terjadinya pelapukan fisik

1. Perbedaan temperatur yang besar


peristiwa ini terjadi krena perbedaan
temperatur atau suhu pada siang hari dan
malam hari.
2. Membekunya air dalam pori-pori
batuan
air yang membeku maka volumenya
akan mengembang, pengembangan
ini menimbulkan tekanan. Karna
tekanan ini maka batu akan menjadi
rusak.
3. Mengkristalnya air garam
air tanah jika mengandung garam
pada siang hari dia akan menguap
dan garam akan mengkristal. Kristal
– kristal ini tajam sekali sehingga
dapat merusak batuan.
b. Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu-batuan
mengalami perubahn kimiawi yang
umumnya berupa pengelupasan.
Pelapukan ini berlangsung dengan
bantuan air dan suhu yang tinggi.
c. Pelapukan organik/ biologi
Pelapukan biologi/ organik adalah proses hancurnya
batu-batuan kerena aktivitas makhluk hidup.
Penyebabnya proses organisme
yaitu hewan, tumbuhan dan manusia.
• Hewan yang dapat melakukan pelapukan antara
lain cacing tanah, serangga.
• Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuhan ini dapat
bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat
mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-
tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak
tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar-akar
serat makanan menghisap garam makanan dapat
merusak batuan.
• Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui
aktifitas penebangan pohon, pembangunan
maupun penambangan.
2. Erosi
Erosi merupakan pengikisan permukaan kulit
bumi yang di sebabkan oleh air, es, atau angin.
Berdasarkan penyebabnya erosi dapat di
bedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Erosi aquatis
b. Abrasi
c. Erosi glasial
d. erosi angin/Ablasi
a. Erosi aquatis
Erosi aquatis merupakan gerakan air di dalam tanah
maupun di permukaan Bumi berupa sungai. Sedikit
demi sedikit, air yang mengalir itu mengerosi
batuan atau tanah yang dilaluinya. Semakin cepat
gerakan air mengalir, semakin tinggi pula daya
kikisnya. Oleh karena itu, sungai-sungai di wilayah
perbukitan atau pegunungan yang alirannya deras
memiliki lembah yang lebih curam dan dalam
dibandingkan dengan sungai di wilayah dataran
yang alirannya relatif tenang.
b. Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh
tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat
merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini sebabkan
oleh terganggunya keseimbangan alam daerah
pantai tersebut. Salah satu cara untuk mencegah
terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan
mangrove.
c. Erosi glasial
yaitu erosi yang terjadi akibat pengikisan massa es yang
bergerak menuruni lereng dan dapat terjadi di
pegunungan tinggi yang tertutup salju, misalnya di
Pegunungan Alpen, Pegunungan Himalaya, dan
Pegunungan Rocky. Ciri khas bentuk lahannya adalah
adanya alur-alur lembah yang arahnya relatif sejajar.
Erosi ini yang berlangsung lama dapat membuat lembah-
lembah yang dalam dengan bentuk seperti huruf U.
Endapan erosi oleh gletser disebut dengan MORAINE.
d. Erosi angin/Ablasi
Erosi Angin : Erosi angin biasa terjadi di tempat
kering atau di daerah gurun dimana angin
kencang melewati berbagai bentang alam,
melonggarkan partikel tanah, yang kemudian
terkikis dan terangkut oleh angin kencang
tersebut. Contoh struktur yang terbentuk
secara alami oleh erosi angin adalah batu
jamur, yang biasa ditemukan di padang pasir.
3. Sedimentasi
Sedimen merupakan proses pengendapan
matrial hasil erosi pada tempat tertentu.
Materi yang mengendap dapat di sebabkan
oleh terbawa oleh angin, aliran air, atau
gletser. Semua yang mengendap kemudian
menyatu dan membentuk batuan baru yg
disebut batuan sedimen.
Berdasarkan penyebabnya sedimentasi
dapat di bedakan menjadi tiga jenis yaitu

- Sedimentasi akuatis
- Sedimentasi aeolis
- Sedimentasi merine
Sedimentasi akuatis
Sedimen akuatis adalah proses pengendapan
materi-materi yang terbawa oleh aliran air di
tempat-tempat yang dilaluinya.
Hasil pengendapan oleh air yaitu mender, delta
dan bantaran sungai.
Mender
merupakan sungai yang berkelok-kelok yang
terbentuk akibat adanya pengendapan. Proses
berkelok-keloknya sungai di mulai dari hulu, pada
bagian hulu volume airnya kecil tenaga airnya yang
terbentuk jg kecil sehingga di mulai menghindar
dari yang menghalanginya.
Delta

Delta merupakan tanah datar hasil pengendapan


yang dibentuk oleh sungai, muara sungai, dimana
timbunan sediment.
Sungai akan mengendapkan bebannya di daratan jika
tidak mampu lagi mengangkutnya. Ini dapat terjadi
pada lekuk lereng, sisi dalam meander, pertemuan
antara dua aliran sungai, dan pada perubahan
graden
bantaran sungai
Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi
sepanjang palung sungai di hitung dari tepi
sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam.
Sehubungan dengan itu maka pada bantaran
sungai di larang membuang sampah dan
mendirikan bangunan untuk hunian
Sedimentasi aeolis
Merupakan proses pengendapan materi-materi
yang terbawah oleh embusan angin di tempat-
tempat yang di lalui oleh tiupan angin
tersebut.
Sedimentasi marine
merupakan proses pengendapan matrial yang
terbawa oleh gelombang air laut. Hasil dari
sedimentasi marine adalah tumpukan karang
di pantai, bar, tombolo.
Pengertian tanah dan proses pembentukan
tanah
Pedosfer yang secara etomologis berasal dari kata
pedos dan sphaera
kata Pedos tanah
sphaera lapisan-lapisan.
Tanah suatu benda alam yang menepati
kulit terluar ( teratas ), yang terdiri atas butir
tanah, air, udara, sisah-sisah tumbuhan, dan
hewan, Yang merupakan tempat tumbuh
tanaman.
1. Faktor pembentuk tanah
Pembentukan tanah adalah suatu proses di
mana batu-batuan terpecah menjadi partikel-
partikel kecil dan bercampur dengan matrial
organik yang membusuk.
Dalam proses pembentukan tanah ada lima faktor
yang mempengeruhinya

a. Bahan induk
b. Iklim
c. Organisme
d. Relif
e. waktu
a. Bahan induk

Bahan induk adalah bahan yang akan terbentuk


menjadi tanah.
Bahan ini berupa batuan dan bahan organik.
Batuan pembentuk tanah yakni batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf.
Bahan organik yaitu berasal dari sisa-sisa
organisme hidup, baik berupa hewan maupun
tumbuhan.
b. Iklim dan cuaca
Unsur iklim berperan dalam proses
pembentukan tanah adalah suhu udarah dan
curah hujan.
Unsur suhu udara yang penting adalah fluktuasi
suhu udara siang dan malam hari.
Unsur curah hujan yang berperan adalah
intensitas hujan.
c. Organisme
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses
pembentukan tanah dalam hal:
• Membuat proses pelapukan baik pelapukan
organik maupun pelapukan kimiawi.
• Membantu proses pembentukan humus.
• Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada
tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah.
d. Relief
Keadaan relif suatu daerah akan mempengaruhi
tebal atau tipisnya lapisan tanah. Daerah yang
memiliki bentuk miring dan berbukit akan
lebih tipis di bandingkan dengan daerah yang
datar.
e. Waktu
Tanah merupakan benda yang terdapat di alam
yang terus-menerus berubah, akibat peristiwa
pelapukan dan penyucian sehingga tanah akan
menjadi tua dan kurus.
2. Profil tanah
Profil tanah merupakan sampel tanah yang diambil
dari permukaan sampai kedalam tanah.
Setiap lapisan tanah memiliki karakteristik yang
berbeda. Setiap profil di bagi menjadi beberapa
lapisan yang di sebut dengan horizon.
Horizon-horizon yang menyusun profil tanah dari
atas kebawah adalah O, A, B, C dan D atau R
Horizon O
merupakan lapisan permukaan hasil pelapukan
hewan dan tumbuhan sehingga memiliki tingkat
kesuburan yang tinggi, ciri lapisan ini berwarna gelap.
horizon A
merupakan lapisan di bawah lapisan o yang masih
mempunyai banyak humus,berwarna keabu-abuan
dan lebih pucat.
Horizon B
lapisan ini hanya mengandung sedikit bahan organik,
dan bahan mineral sudah lapuk. terbentuk karna
proses penimbunan dari bahan –bahan yang tercuci
dari horizon A.
Horizon C
merupakan tempat terjadinya pelapukan dan
tempat batuan di hancurkan.
Horizon D/R
merupakan lapisan batuan induk atau batuan
batuan dasar yang belum terkena pelapukan.
3. Jenis tanah di indonesia
Jenis tanah yang ter dapat di indonesian bermacam antara
lain :
1. Litosol
2. Grumosol
3. Vulkanis
4. Aluvial
5. Regosol
6. Latosol
7. Andosol
8. Podzol
• Litosol

Tanah sedikit perkembangan profil, kedalaman tanah


dangkal (< 30 cm). Tekstur tanah beranekaragam,
dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak
berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil dan
kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat
dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi
berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
• Grumosol
Tanah grumusol pada umumnya mempunyai
tekstur liat, berwarna kelabu hingga hitam, Di
Indonesia, jenis tanah ini terbentuk pada tempat-
tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas
permukaan laut dengan topografi agak
bergelombang hingga berbukit, dengan pergantian
musim hujan dan kemarau yang nyata dan mudah
pecah saat musim kemarau.
• Vulkanis
Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah sekitar
gunung berapi. Tanah ini terbentuk dari abu
vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan.
Jenis tanah ini umumnya mempunyai ciri berbutir
halus, sifatnya tidak mudah tertiup angin, dan jika
terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup
sehingga tanah ini tidak mudah erosi. Jenis tanah ini
sangat subur. Pemanfaatannya biasanya
dipergunakan untuk pertanian dan perkebunan.
• Aluvial
Tanah ini juga sering disebut tanah endapan, yaitu
berupa lumpur dan pasir halus yang terbawa oleh
air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah,
lembah dan lekungan sepanjang daerah aliran
sungai dan sifat tanah yang subur dan cocok untuk
lahan pertanian.
• Regosol
tanah berbutir kasar dan berasal dari material
gunung api. Tanah regosol berupa tanah aluvial
yang baru diendapkan. Tanah jenis ini banyak
terdapat di Bengkulu, pantai Sumatera Barat, Jawa,
Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Material jenis tanah
ini berupa abu vulkan dan pasir vulkan. Tanah
regosol sangat cocok ditanami padi, tebu, palawija,
tembakau, dan sayuran.
• Latosol
tanah ini sudah mengalami perkembangan yang
lanjut, latosol ciri-ciri tekstrur lempung, berwarnah
merah, dan terbentuk pada daerah yang basah.
• Andosol
istilah andosol berasal dari bahasa jepang
ando yang berarti hitam atau kelam.
tanah ini mengandung bahan organik dan
lempung. Tektstur bervariasi dan tanah ini
biasanya terbentuk di daerah pegunungan.
• Podzol
Tanah ini terdiri dari batuan yang banyak
mengandung kuarsa. Tanah ini banyak di jumpai di
pegunungan yang tinggi. Di indonesia jenis tanah
ini tersebar di wilayah papua, pantai timur
sumatra, serta kalimantan.
Kerusakan tanah dan dampaknya

Dalam proses pembentuk dan perkembangannya tanah


dapat mengalami kerusakan. Kerusakan tanah dapat
di sebabkan oleh erosi dan pencemaran.

a. Erosi tanah
yaitu terkikisnya lapisan – lapisan tanah baik oleh
gejala alam maupun aktivitas manusia.
- Faktor – faktor yang mempengaruhi
terjadinya erosi
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
erosi
- Iklim dan cuaca
Hujan sangat mempengaruhi terjadinya erosi tanah.
Tenaga yang di miliki butir-butir hujan dapat
mengikis permukaan tanah, dan kemudian di
hanyutkan melalui aliran permukaan.
- Topografi
karna topografi merupakan bentuk kemiringan
dan panjang lereng yang dapat menentukan laju
aliran air di permukaan.
- Vegetasi
karna vegetasi sebagai penutup lahan berfungsi
sebagai menahan jatuhnya air hujan langsung
ketanah dan menahan kecepatan aliran
permukaan.
Dampak erosi
• Kerusakan di tempat terjadinya erosi
- berkurangnya kesuburan tanah
- kehilangan unsur hara yang di perlukan
tanaman
- kualitas tanaman mengalami penurunan
- struktur tanah menjadi rusak
• Kerusakan di tempat penerima erosi
- terjadinya kerusakan tanah subur akibat
timbunan hasil erosi dari tanah yang kurang
baik.
- terjadinya perusakan air bersih oleh matrial
hasil erosi.
Mengatasi erosi
• menghidari penebangan hutan secara liar
ataupun penebangan berlebihan
• Melakukan kegiatan reboisasi untuk hutan-
hutan yang gundul
• Melakukan pengelolahan tanah sesui dengan
topografi
Pencemaran tanah
Kerusakan tanah juga dapat terjadi karena
adanya pencemaran bahan-bahan kimia
dalam berbagai kegiatan manusia. Misalnya
kegiatan pertanian dan industri.
1. Pencemaran tanah akibat kegiatan
pertanian
Dalam kegiatan pertanian, dengan
menggunakan pupuk dan pestisida secara
berlebihan tentu akan merusak tanah.
Kerusakan dapat berupa menurunnya
kesuburan tanah.
2. Pencemaran akibat kegiatan industri

Dengan seiring kemajuan zaman berbagai jenis


industri muncul. Beberapa industri
memanfaatkan bahan kimia sebagai bahan
dasar maupun bahan tambahan. Dengan
demikian limbah-limbah industri akan di
timbun di tempat terbuka sehingga rembesan
air hujan akan memicu pencemaran tanah.
Usaha pelestarian tanah
1. Menjaga kesuburan tanah
beberapa jenis tanah seperti humus, tanah vulkanis,
dan tanah aluvial di sebut tanah subur. Jika tidak di jaga
maka kesuburan tanah dapat hilang.
Cara menjaga kesuburan tanah
- melindungi tanah dari erosi
- melakukan penghijauan kembali
- melakukan penggiliran tanaman
- melakukan pemupukan dengan tepat dan sesuai dengan
kebutuhan tanah
- melakukan pengairan secara tepat dan teratur
2. Meningkatkan kesuburan tanah

• Melakukan pengelolaan secara khusus pada


tanah-tanah yang memiliki kualitas buruk,
seperti tanah gambut.
• Menanami lahan yang kurang kesuburannya
dengan jenis – jenis tanaman tertentu yang
dapat mengembalikan kesuburan tanah
seperti kacang-kacangan.

Anda mungkin juga menyukai