Anda di halaman 1dari 38

A.

Struktur Lapisan Bumi (Litosfer)

Lapisan kulit bumi sering disebut litosfer. Berasal dari kata litos artinya batu, sfeer atau sphaira
artinya bulatan. Jadi litosfer adalah lapisan kerak bumi atau kulit bumi yang terdiri dari batu-
batuan yang keras dan tanah, sedangkan tanah itu sendiri berasal dari batuan yang melapuk. Batu-
batuan pembentuk lapisan kerak bumi ini banyak mengandung mineral-mineral yang berbentuk
Kristal dan hablur. Selain itu ada juga beberapa jenis logam.
Kulit bumi mempunyai ketebalan yang tidak merata antara bagian daratan dan bagian dasar
samudera, di mana kulit bumi di bagian benua dataran lebih tebal daripada di dasar samudera.
Bumi terdiri atas lapisan-lapisan sebagai berikut:
1. Kerak Bumi
a. Lapisan Granitis
Lapisan granitis: suatu nama yang diberikan mengingat materi yang menyusunnya kebanyakan
berupa batuan granit. Lapisan ini menempati lapisan paling atas setebal 10-15 km, dengan
penghantara kecepatan gelombang Primer (pada seismogram) sekitar 0,5 km/detik. Lapisan ini
tidak ditemukan di semua tempat, umumnya di di dasar laut tidak dijumpai lapisan ini
b. Lapisan Basaltis
Lapisan Basaltis: kebanyakan tersusun dari materi basalt yang bersifat basa (kandungan silika
rendah) dengan densitas atau kepadatan yang lebih besar. Letaknya di bawah lapisan granitis pada
kedalaman 30-50 km. Kecepatan gelombang primer berkisar antara 6,5 km/dt.
2. Mantel Bumi
a. Litosfer
Litosfer, letaknya paling atas dari selimut bumi. Terdiri dari materi yang berwujud padat dengan
tebal sekitar 50-100 km dengan ketebalan ± 1.200 Km. berat jenisnya rata-rata 2,8 gram/cm3.
Bersama-sama dengan kerak bumi sering disebut pula lempeng litosfer yang mengapung di atas
materi yang agak kental yakni astenosfer. Litosfer terdiri atas dua bagian yaitu:
• Lapisan Sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan aluminium. Dalam
lapisan ini terdapat batuan antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan batuan metamorf.
Lapisan sial disebut juga lapisan kerak bersifat padat dan kaku memiliki ketebalan ± 35 Km.
Kerak ini dibagi menjadi dua bagian yakni : (1) Kerak benua, merupakan benda padat yang
terdiri dari batuan beku granit pada bagian atasnya dan batuan beku basalt pada bagian
bawahnya. Kerak ini yang menempati sebagai benua. Dan (2) Kerak samudera, merupakan
benda padat yang terdiri atas endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya terdapat
Batu-batuan vulkanik dan lapisan yang paling bawah tersusun atas batuan beku gabro dan
peridotit. Kerak ini menempati sebagai samudera.
• Lapisan Sima, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan magnesium.
Lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung
besi dan magnesium, yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan sima merupakan
bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 Km.
b. Asthenosfer (Mantle)
Astenosfer, berupa lapisan yang letaknya berada di bawah litosfer, berwujud kental dengan tebal
sekitar 100-400 km berat jenisnya rata-rata 5 gram/cm3, merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan
berpijar. Karena itu kecepatan gelombang pada saat melewati lapisan ini agak menurun.
c. Mesosfer
Mesosfer, wujudnya padat dengan tebal sekitar 2.400 - 2.750 km terletak di bawah astenosfer.
Kecepatan gelombang primer bertambah sekitar 8 km/dt di litosfer sampai dengan sekitar 13
km/dt di lapisan ini.
3. Inti Bumi
a. Inti Luar, Inti bagian luar (Outer Core), diduga berwujud cair, sebab lapisan ini tidak dapat
dilalui oleh gelombang sekunder. Tebal lapisan ini sekitar2.270 km.
b. Inti Dalam, Inti bagian dalam (Inner Core), diduga berwujud padat, tersusun dari materi
berupa besi dan nikel dengan densitas sekitar 10gr/cm3 ke atas, tebal sekitar 1.216 km.
B.Batuan Penyusun Litosfer
Batuan penyusun litosfer yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
1. Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena magma pijar yang mendingin atau membeku
menjadi padat. Berdasarkan tempat pendinginannya, batuan beku dibedakan menjadi tiga, sebagai
berikut:
a. Beku Dalam
Batuan ini disebut juga batuan beku plutonis (batuan beku abyssis), terjadinya jauh di bawah
permukaan bumi, berasal dari magma yang mendingin. Pendinginan sangat lambat, sehingga
berlangsungnya proses kristalisasi sangat leluasa. Oleh karena itu, batuan beku dalam terdiri atas
kristal-kristal penuh, mempunyai struktur (susunan) holokristalin atau granitis. Contohnya: batu
garanit, diorite, gabro dan seynit.
b. Beku Gang
Batuan ini terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang di dalam kulit bumi. Karena tempatnya
dekat permukaan, pendinginannya lebih cepat. Itulah sebabnya batuan ini terdiri dari Kristal besar,
Kristal kecil, dan bahkan ada yang tidak mengkristal, yaitu bahan amorf. Contohnya: granit porfir
dan diorite porfirit.
c. Beku Luar
Batuan ini terbentuknya di luar kulit bumi, sehingga turunnya temperatur cepat sekali. Zat-zat dari
magma hanya dapat membentuk kristal-kristal kecil, dan sebagian ada yang sama sekali tidak
dapat mengkristal. Contohnya: liparit dan batu apung.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan dari batuan-batuan beku, batuan
yang mengalami pelapukan, dan erosi. Pada awalnya batuan ini lunak, lambat laut mengeras
karena proses pembatuan. Berdasarkan jenisnya, batuan berku dibedakan menjadi tiga, sebagai
berikut:
a. Sedimen Aeolis, Batuan sedimen aeolis merupakan batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan butir-butir batuan oleh angin. Contohnya: tanah los, tanah turf, dan tanah pasir di
gurun.
b. Sedimen Glasial, Batuan sedimen glasial merupakan batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan butir butir batuan oleh gletser. Contohnya: moraine (moraine).
c. Sedimen Aquatis, Batuan sedimen akuatis merupakan batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan butir butir batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan. Pegangkutan batuan ini
adalah air. Contohnya: Breksi (Brecci) adalah batuan sedimen yang terdiri dari batu-batuan
yang bersudut tajam yang sudah melekat satu sama lain. Konglomerat adalah batuan sedimen
yang terdiri dari batu-batuan yang bulat-bulat yang sudah melekat satu dengan yang lainnya.
3. Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan beku yang telah mengalami perubahan sifat karena pengaruh suhu
dan tekanan tinggi. Batuan metamorf dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut:
a. Metamorf Kontak, Batuan metamorf kontak adalah jenis batuan metamorf yang mengalami
proses metamorfosis sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi atau sebagai akibat
dari adanya aktivitas magma. Contohnya: marmer, dan batu bara.
b. Metamorf Dinamo, Batuan metamorf dinamo adalah jenis batuan metamorf yang mengalami
proses metamorfosis sebagai akibat dari adanya tekanan tinggi yang berasal dari tenaga
endogen dalam waktu yang lama. Contohnya: batu lumpur (mud stone) menjadi batu tulis
(slate). Batuan jenis ini banyak ditemukan di daerah patahan atau lipatan.
c. Metamorf Pneumatolitis, Batuan metamorf pneumatolistis adalah jenis batuan metamorf yang
mengalami proses metamorfosis sebagai akibat dari adanya pengaruh gas-gas yang ada pada
magma. Pengaruh gas yang panas tersebut menimbulkan perubahan komposisi kimiawi mineral
dari batuan jenis ini. Terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi dan mendapat tambahan gas lain
pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Contohnya, batu permata dan topas.
C.Tenaga Endogen
Merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga ini dapat memberi bentuk relief di
permukaan bumi. Tenaga endogen ada yang mempunyai sifat membangun dan ada yang
mempunyai sifat merusak. Tetapi secara umum tenaga endogen bersifat membangun. Tenaga
endogen merupakan kekuatan yang mendorong terjadinya pergerakan kerak bumi. Adanya tenaga
endogen menyebabkan terjadinya pergeseran kerak bumi. Pergeseran kerak bumi akan
menjadikan permukaan bumi berbentuk cembung, seperti pegunungan atau gunung berapi, serta
berbentuk cekung, seperti laut dan danau. Adapun yang termasuk tenaga endogen meliputi:
a. Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan/pergeseran letak lapisan kulit bumi secara mendatar atau vertikal.
Jadi yang dimaksud dengan gerak tektonik adalah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan
perubahan bentuk kulit bumi. Gerak ini dibedakan lagi menjadi 2 yaitu:
1. Gerak Epirogenetik
Gerak epirogenetik adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lambat,
berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenetik
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Epirogenetik Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut
naik.

b. Epirogenetik Negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut
turun.
2. Gerak Orogenetik
Gera orogenetik adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lebih cepat dan
meliputi daerah yang tidak begitu luas. Bentuk gerakan orogenetik dibedakan menjadi empat,
yaitu:
a. Wrapping (Pelengkungan), Pada muka bumi yang terdapat bentukan jenis ini, dataran akan
melengkung ke atas sehingga terbentuk suatu kubah atau yang disebut juga dengan Dome. Hal
ini disebabkan gerak vertikal yang tidak merata di suatu daerah, khususnya di daerah yang
berbatuan sedimen. Selain kubah, ada juga yang mengarah ke bawah hingga membentuk
cekungan atau basin, diameternya dapat mencapai beberapa mil.
b. Folding (Lipatan), Pelipatan akan terjadi apabila struktur batuan pada suatu daerah menderita
suatu tekanan yang lemah. Namun, berlangsung lama dan belum melampaui titik patah batuan
sehingga hanya membentuk lipatan. Bagian puncak suatu lipatan disebut dengan antiklin,
sedangkan lembahnya disebut dengan sinklin.

c. Jointing (Retakan), Retakan pada muka bumi terbentuk karena adanya pengaruh gaya
regangan yang mengarah ke dua arah yang berlawanan pada muka bumi sehingga terjadi retakan,
tetapi masih bersambung. Retakan biasanya terjadi pada batuan yang rapuh sehingga tenaga yang
kecil saja sudah dapat membuat muka bumi retak-retak. Pada umumnya retakan ini ditemukan
pada puncak antiklinal, yang disebut tektonik joint.
d. Faulting (Patahan)
Jika folding atau pelipatan membentuk muka bumi dalam waktu yang berlangsung lama maka
faulting atau patahan terjadi karena tekanan yang kuat dan berlangsung sangat cepat. Batuan tidak
hanya mengalami retakan, juga mengalami displacementatau sudah terpisah satu dengan lainnnya.
Pada umumnya, daerah sepanjang patahan merupakan daerah pusat gempa bumi karena selalu
mengalami pergeseran batuan kerak bumi.
Patahan dapat menyebabkan turunnya bagian kulit bumi atau yang disebut dengan graben, atau
yang sering disebut juga dengan slenk. Selain menyebabkan turunnya bagian kulit bumi, patahan
juga dapat menyebabkan naiknya kulit bumi. Hal ini terjadi apabila bagian diantara dua patahan
mengalami pengangkatan sehingga menjadi lebih tinggi dari daerah sekitarnya, atau yang biasa
disebut dengan horst.
b. Vulkanisme
1. Pengertian Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan aktivitas gunung api, yaitu pergerakan
magma dari dalam litosfer yang menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan
bumi.
Di dalam litosfer, magma menempati suatu kantong yang dinamakan dapur magma (batholit).
Kedalaman dan besar dapur magma itu sangat bervariasi. Ada dua jenis bentuk gerakan magma
yang berhubungan dengan vulanisme, yaitu intrusi dan ekstrusi magma.
2. Jenis Gunung Api
Jenis gunung api terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Berdasarkan Bentuknya
• Perisai (Tameng)
Gunung api ini terbentuk karena letusan efusif (lemah). Bentuknya seperti perisai, terjadi karena
lelehan maupun cairan yang keluar dan membentuk lereng yang sangat landai. Bahan lavanya
bersifat cair sekali. Sudut kemiringan lereng antara 10-100. Contohnya Gunung Loa dan Mauna
Keu di Pulau Hawai.
• Kerucut (Strato)
Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan effusif, secara bergantian. Gunung
api ini terjadi karena erupsi campuran yang berupa letusan dan lelehan secara bergantian,
sehingga lerengnya terdiri atas endapan lava yang berlapis-lapis. Contohnya Gunung Merapi di
Jawa Tengah, Gunung Ciremai di Jawa Barat, Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung Agung di Bali

• Maar
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi karena letusan eksplosif. Gunung ini terjadi
akibat dalamnya letusan eksplosif, yaitu dapur magma yang kecil dan dangkal mengakibatkan
letusan satu kali dan mati. Contohnya Gunung Lamongan dan Merdada di Dieng, Pegunungan
Eiffel di Jerman, serta Gunung Auvergne di Perancis.
b. Berdasarkan Aktivitasnya
• Aktif
Gunung aktif adalah gunung api yang masih bekerja, kawahnya selalu mengeluarkan asap, gempa,
dan letusan. Contohnya Gunung Stromboli.
• Mati
Gunung api mati adalah gunung api yang sejak tahun 1600 sudah tidak meletus lagi. Contohnya
Gunung Sumbing dan Gunung Patuha.
• Istirahat
Gunung istirahat adalah gunung api yang sewaktu-waktu meletus dan kemudian istirahat kembali.
Contohnya Gunung Ciremai dan Gunung Kelud.
c. Berdasarkan Tipe Letusannya/Erupsi
• Tipe Hawaii
Tipe letusan ini terjadi karan lava yang sangat cair dan berbentuk seperti perisai atau tameng.
Letusan gunung ini tidak bersifat eksplosif atau letusan yang dahsyat, tetapi sering kali hanya
ditandai dengan keluarnya lava yang sangat cair. Contoh Gunung Mauna Loa, Mauna Kea, dan
Kilaukea di Hawaii.
• Tipe Stromboli
Tipe letusan ini bersifat spesifik, yaitu letusan terjadi dengan jarak atau interval waktu yang
hampir sama. Contohnya Gunung Vesuvius (Italia), dan Gunung Raung (Jawa).
• Tipe Vulkanian
Tipe letusan ini mengeluarkan material padat seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan
cair atau lava. Contohnya Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa
Timur.
• Tipe Merapi
Tipe letusan ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan
gas menjadi makin bertambah kuat sehingga sumbatan terangkat pecah-pecah. Sumbatan yang
pecah-pecah terdorong ke atas yang akhirnya terlempar keluar menuruni lereng gunung sebagai
ladu. Selain itu, terjadi pula awan panas di Indonesia yang sering disebut dengan Wedhus
Gembel.
• Tipe Pelean
Letusan tipe ini dinamai sesuai dengan letusan Gunung Pelee di Pulau Martinique, kawasan Karibia, tahun
1902. Jenis erupsi ini menyerupai letusan Vulkanian, hanya saja terdapat campuran gabungan lava dan tingkat
gas yang tinggi. Saat erupsi, lava tersebut cenderung encer dan mengalir dengan kecepatan tinggi sehingga
sangat membahayakan. Beberapa contoh letusan tipe Pelean adalah gunung Hibok-Hibok (1948-1951).
• Tipe Plinian
Merupakan letusan paling eksplosif. Material yang dilontarkan bisa berupa gas dan abu setinggi
50 km dengan kecepatan beberapa ratus meter per detik. Biasanya erupsi tipe Plinian berwujud
seperti jamur. Letusan jenis ini dinamai sesuai dengan sejarawan Romawi, Pliny, yang mencatat
sejarah meletusnya Gunung Vesuvius pada tahun 79 Sesudah Masehi.
Letusan tipe Plinian bisa menghilangkan seluruh puncak gunung, seperti yang terjadi pada
Gunung St Helens pada 1980. Namun, durasinya cukup singkat, kurang dari sehari atau beberapa
hari. Beberapa gunung berapi yang mempunyai karakteristik letusan tipe Planian yaitu Krakatau
(Indonesia, 1883) dan Tambora (Indonesia, 1815).
3. Bagian-Bagian Dari Gunung Berapi
a. Kaldera, ialah kawah kepundan yang amat besar, luas, dan bertebing curam yang ada di
puncak gunung berapi. Kaldera terjadi sewaktu gunung api meletus dengan hebat dan sebagian
dari puncak gunung api itu terbang, gugur ke dalam pipa kawah.
b. Saluran Diaterma (Saluran Kepundan), yaitu lubang besar yang berbentuk pipa panjang dari
puncak ke sumber magma tempat mengalirnya magma keluar permukaan bumi.
c. Dapur Magma, yaitu sumber dari kumpulan magma yang merupakan panas dari kerak bumi
berada.
d. Sill, adalah magma yang masuk di antara dua lapisan bahan sedimen dan membeku (intrusi
datar).
e. Lakolit, adalah magma yang masuk di antara batuan sedimen dan menekan ke atas sampai
bagian atas cembung dan bagian bawah datar.
f. Batolit, adalah magma yang menembus lapisan batu-batuan dan membeku di tengah jalan.
g. Gang, yaitu batuan dari intrusi magma yang memotong lapisan batuan yang berbentuk pipih
atau lempeng.
h. Apofisa, yaitu cabang dari erupsi korok (gang).
4. Gejala Pasca Vulkanik
a. Ekshalasi, Ekshalasi yang berbentuk fumarol (H2O), solfatar (H2S), dan mofer (CO2).
Apabila di suatu daerah ditemukan gejala-gejala tersebut, tandanya gunung api sudah padam
atau hampir padam. Misanya, Dieng (Jawa Tengah).
b. Mata Air Panas, Mata air panas adalah mata air yang terletak di dekat dapur magma dan
keluar menjadi air panas, misalnya di Cimelati (Jawa Barat).
c. Mata Air Makdani, Mata air makdani adalah mata air panas yang mengandung mineral
(belerang), misalnya Maribaya (Jawa Barat), dan Baturaden (Jawa Tengah).
d. Geyser, Geiser adalah mata air panas yang memancar, tetapi tidak memancar terus menerus,
misalnya di Irlandia dan Yellowstone Park (Amerika Serikat).
5. Bahaya Gunung Api Dan Manfaat Gunung Api
Gunung merapi yang sedang meletus sangat berbahaya karena mengeluarkan:
• Banjir lahar;
• Banjir lava;
• Gelombang pasang;
• Awan emulsi.
Manfaat Gunung Api Antara Lain:
• Menyuburkan tanah.
• Dapat mendatangkan hujan.
• Memperluas daerah pertanian karena semburan dan vulkanik.
• Memperbanyak jenis tanaman budi daya.
• Menyebabkan letak mineral (barang tambang) dekat dengan permukaan tanah.
• Menjadi tempat pariwisata dan sanatorium, karena udaranya yang sejuk.
• Dapat dimanfaatkan sebagai pusat pembangkit tenaga listrik (geotermal).
c. Seisme (Gempa Bumi)
Gempa bumi adalah getaran pada permukaan kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan
dari dalam bumi. Timbulnya getaran ini dikarenakan adanya retakan atau dislokasi pada kulit
bumi. Jika terjadinya getaran karena adanya retakan di dasar laut, yang kemudian merambat
melalui air laut, maka terjadilah gempa laut yang dapat mengguncangkan kapal-kapal dan
menimbulkan gelombang pasang yang mencapai puluhan meter tingginya. Peristiwa ini disebut
dengan tsunami.
Dilihat dari intensitasnya ada dua macam jenis gempa yaitu:
• Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan
alat.
• Microseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan
menggunakan alat perekam.
Dalam kajian seismologi di perlukaan berbagai alat. Salah satu alat yang terpenting adalah
seismograf atau alat untuk mencatat gempa. Ada dua macam seismograf, yaitu:
• Seismograf Horizontal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
• Seismograf Vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.
Gempa bumi merambat melalui tiga macam getaran, yaitu:
• Getaran Longitudinal (Merapat Merenggang). Getaran ini berasal dari hiposentrum dan
bergerak melalui dalam bumi, kecepatan getarannya sangat cepat, hingga mencapai 7 sampai 14
Km per jam. Getaran ini datangnya paling awal dan merupakan getaran pendahuluan yang
pertama, itulah sebabnya disebut juga getaran primer. Getaran ini belum menimbulkan
kerusakan.
• Getaran Transversal (Naik-Turun). Getaran ini asalnya juga dari hiposentrum dan bergerak
juga melalui dalam bumi. Kecepatan getaran ini antara 4 sampai 7 Km per jam. Getaran ini
datang setelah getaran longitudinal dan merupakan getaran pendahuluan kedua yang disebut
getaran sekunder.
• Getaran Gelombang Panjang. Getaran ini asalnya dari episentrum dan bergerak melalui
permukaan bumi. Kecepatan getaran ini antara 3,8 sampai 3,9 Km per jam. Getaran ini
datangnya paling akhir, tetapi merupakan getaran pokok. Getaran ini yang menimbulkan
kerusakan.
D.Tenaga Eksogen
Tenaga Eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, antara lain berasal dari hujan, panas
matahari, angin, aliran air, dan luncuran gletser serta makhluk hidup. Tenaga eksogen dapat
mengubah bentuk permukaan bumi menjadi berlubang, berbukit dan bentuk lainnya. Tenaga
eksogen ini bersifat merusak.
Artinya menyebabkan terjadinya kikisan atau erosi, pelapukan, dan pengangkutan material (mass
wasting). Pada prosesnya menghasilkan bentuk sisa (residual) dan bentuk endapan (depositional).
Tenaga eksogen dapat di bagi menjadi:
1. Weathering (Pelapukan)
Pelapukan adalah segala perubahan dalam batuan karena pengaruh keadaan cuaca (misalnya air,
suhu). Adanya perbedaan temperatur yang tinggi dan rendah, sangat besar pengaruhnya terhadap
batu-batuan. Macam-macam jenis pelapukan antara lain:
• Pelapukan Fisis (Pelapukan Mekanik). Pelapukan mekanik merupakan pelapukan batuan
yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia, seperti batuan yang besar pecah dan
berubah menjadi semakin kecil, selanjutnya sampai halus, tetapi susunan kimianya sama
dengan batuan induknya.
• Pelapukan Kimia. Pelapukan kimi merupakan pelapukan batuan melalui proses kimia yang
disertai dengan perubahan susunan zat dari mineral batuan induknya. Contohnya: hancurnya
batuan karena larutan batuan kapur yang dicampur oleh air hujan yang banyak mengandung
CO2.
• Pelapukan Biologis (Pelapukan Organik). Pelapukan organik merupakan pelapukan batuan
yang disebabkan oleh oraganisme- oraganisme (tumbuh- tumbuh an, hewan, dan manusia).
2. Erosi (Pengikisan)
Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan
benda-benda seperti air, es, angin, dan gelombang arus. Macam-macam jenis erosi, yaitu:
• Erosi Air, Air yang mengangkut batu-batuan yang hancur mempunyai kekuatan mengikis lebih
besar. Peristiwa gesekan pada erosi air tergantung pada kecepatan gerak, daya angkut air, dan
keaadan permukaan.
• Abrasi, Abrasi adalah pengikisan batuan yang disebabkan oleh pengerjaan air laut. Besar
kecilnya gelombang atau kecepatan angin, dapat menimbulkan perubahan bentuk di sepanjang
pantai disebut abrasi platform.
• Gletser, Gletser yaitu pengikisan yang disebabkan oleh pengerjaan es. Pengikisan oleh es
disebut juga glacial/eksarasi. Di daerah pegunungan yang tinggi sering terdapat salju abadi atau
es. Es bergerak turun melalui lereng dan mengikis dasar lereng gunung serta mendorongnya ke
lembah.
• Korasi, Korasi yaitu pengikisan yang disebabkan oleh pengerjaan angin.
3. Sedimentasi (Pengendapan)
Lapisan hasil pelapukan yang terjadi dipermukaan bumi, baik di daratan yang rata maupun di
lereng-lereng bukit, pegunungan atau gunung dipengaruhi oleh bermacam-macam kekuatan.
Daerah yang terkena pelapukan maupun yang menerima hasil pelapukan menghasilkan struktur
morfologi yang berbeda-beda.
4. Pengangkutan Material (Mass Wasting)
Pengangkutan material (mass wasting) terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi sehingga terjadi
pengangkutan atau perpindahan material dari satu tempat ke tempat lain. Proses mass wasting
berlangsung dalam empat jenis pergerakan material.
5. Denudasi
Denudasi adalah proses yang mengakibatkan perendahan relief daratan akibat longsor, pengerjaan
manusia dan lain sebagainya.
E.Faktor Pembentuk Tanah
Tanah (Pedosfer) yaitu suatu benda alam yang menempati lapisan kulit bumi yang teratas dan
terdiri atas butir tanah, air, udara, sisa tumbuh2an dan hewan, yang merupakan tempat tumbuhnya
tanaman.
Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, peranan tanah yaitu sebagai tempat tegaknya tanaman,
tempat menyediakan unsur-unsur makanan, air, dan tempat menyediakan udara bagi pernapasan
akar. Kehidupan tanaman sangat ditentukan oleh sifat-sifat tanah, yang merupakan lingkungan
hidup sistem perakarannya.
1. Lapisan Tanah
Dalam garis besarnya lapisan tanah itu dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
• Lapisan Tanah Atas. Lapisan ini tebalnya antara 10-30 cm, warnanya cokelat sampai kehitam-
hitaman, lebih gembur, yang disebut tanah olah atau tanah pertanian. Di sini hidup dan
berkembang biak semua jasad hidup tanah dan merupakan lapisan tanah yang tersubur sebagai
tempat hidupnya tanaman.
• Lapisan Tanah Bawah. Lapisan tanah kedua ini tebalnya antara 50-60 cm, lebih tebal daripada
lapisan atas, warnanya kemerah-merahan. Lebih terang atau lebih muda, dan lebih padat.
Lapisan tanah ini sering disebut dengan tanah cadas atau tanah keras. Di sini kegiatan jasad
hidup berkurang. Tanaman berumur panjang, yang mempunyai akar tunggal yang dalam dapat
mencapai lapisan tanah ini.
• Lapisan Bahan Induk Tanah. Lapisan tanah ketiga ini warnanya kemerah-merahan atau
kelabu, keputih-putihan. Lapisan ini dapat pecah dan diubah dengan mudah, tetapi sukar
ditembus oleh akar. Di lereng-lereng gunung lapisan ini sering kelihatan dengan jelas, di mana
lapisan di atasnya telah hanyut oleh hujan.
• Lapisan Batuan Induk. Lapisan yang keempat ini disebut batuan induk. Masih merupakan
batuan pejal, belum mengalami proses pemecahan. Inilah merupakan bahan induk tanah yang
mengalami perubahan beberapa proses dan memakan waktu yang lama. Di pegunungan sering
kelihatan, tetapi tumbuh-tumbuhan tak dapat hidup.
2. Terjadinya Tanah
Tanah terjadi dari batuan induk, kemudian berubah menjadi bahan induk tanah, dan berangsur-
angsur menjadi lapisan tanah bawah, yang akhirnya membentuk tanah atas dalam waktu yang
lama sekali. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah, yaitu:
• Sinar matahari • Air • Udara • Tumbuh-tumbuhan • Makhluk hidup
• Jasad hidup dalam tanah
3. Jenis Tanah
Jenis-jenis tanah, yaitu:
• Tanah Vulkanis, yaitu tanah yang berasal dari bahan-bahan yang dikeluarkan oleh letusan
gunung berapi. Tanah ini terdapat banyak di sekitar gunung berapi.
• Tanah Kapur, yaitu tanah yang tembus air, tanah ini kurang subur, dan banyak terdapat di
pegunungan kapur.
• Tanah Laterit, yaitu tanah vulkanis yang telah kena proses pelarutan karena hujan yang
banyak serta suhu yang tinggi, sehingga warnanya dari kelabu berubah menjadi kemerah-
merahan.
• Tanah Padzol, yaitu tanah vulkanis yang terkena hujan banyak, tetapi dengan suhu yang
rendah, dan banyak terdapat di daerah pegunungan. Warnanya kekuning-kuningan.
• Tanah Margalit, yaitu tanah yang terjadi dari batuan yang banyak mengandung kapur dengan
pengaruh hujan yang tidak merata sepanjang tahun, sehingga warnanya berubah menjadi hitam.
• Tanah Terrarosa, yaitu tanah yang terbentuk karena hasil pelarutan batuan kapur, tanah ini
banyak ditemukan di dasar-dasar lembah dan dolina-dolina pegunungan kapur.
• Tanah Liat, yaitu jenis tanah yang memiliki butiran yang halus, dan bentuknya berupa lempeng
sifat dari tanah ini, bila kena air sangat lekat dan jika kering menjadi keras dan pecah-pecah.
• Tanah Napal, yaitu tanah liat yang tercampur dengan batu kapur.
• Tanah Kaolin, yaitu jenis tanah liat yang baik untuk membuat barang-barang keramik.
• Tanah Rawang (organosol), yaitu tanah yang terbentuk dari sisa tumbuh-tumbuhan dan
terdapat di daerah yang berpaya-paya dan selalu tergenang air.
• Tanah Padas, yaitu tanah yang padat, akibat mineral-mineral yang dikeluarkan oleh air dari
lapisan bagian atas tanah.
• Tanah Aluvial, yaitu tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai.
Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk pertanian.
• Tanah Pasir, yaitu tanah yang berasal dari batu pasir yang telah melapuk. Tanah ini sangat
miskin dan kadar air di dalamnya sangat sedikit. Tanah pasir yang terdapat di pantai-pantai
pasir disebut sand dune. Contohnya pantai Parangtritis, Yogyakarta.
• Tanah Humus (Bunga Tanah), yaitu tanah yang terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang telah
membusuk. Tanah yang mengandung humus bersifat sangat subur dan umumnya berwarna
hitam.
• Tanah Lempung (debu), Yaitu tanah yang tidak mudah merembaskan air. Tanah lempung lebih
berat daripada tanah pasir, tetapi lebih ringan daripada tanah liat. Butir-butirnya lebih halus
daripada tanah pasir, tetapi lebih longgar daripada tanah liat.
3. Tingkatan-tingkatan dalam Proses Perubahan Tanah.
• Stadium Embrional: tanah yang masih berupa batuan segar.
• Stadium Yuvernil: tanah muda remaja yang belum begitu produktif.
• Stadium Veriil: tanah dewasa yang produktif
• Stadium Seriil: tanah sudah tua dan kurang produktif.
G.Konservasi Tanah
Kerusakan tanah yang sering terjadi adalah erosi. Erosi merupakan suatu proses penghancuran
tanah dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, gletser, dan
gravitasi.
Usaha ini dikenal dengan konservasi tanah atau pengawetan tanah. Tindakan konservasi tanah
sebagai berikut.
1. Metode Vegetatif
Metode vegetatif merupakan usaha konservasi tanah dengan memanfaatkan tanaman sebagai
pencegahan terjadinya erosi, antara lain:
• Reboisasi, Reboisasi adalah penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman
tahunan, seperti akasia, angsana, dan flamboyan. Fungsinya untuk mencegah erosi,
mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan bawah
• Contour Strip Cropping, Contour strip cropping atau penanaman secara kontur yaitu
menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air
dan memperbesar resapan air ke tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan
kemiringan 3-8%.
• Buffering, Buffering atau penanaman tumbuhan penutup tanah yaitu menanam lahan dengan
tumbuhan keras, seperti pinus, jati, dan cemara. Fungsinya untuk menghambat penghancuran
tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi, dan memperkaya bahan organik tanah.
2. Metode Mekanis
Metode mekanis merupakan suatu cara yang mengandalkan pada teknik-teknik tertentu untuk
mengolah tanah, antara lain:
• Contour Village, Contour village yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk
menghambat aliran air dan memperbesar resapan air.
• Pembuatan Tanggul, Pembuatan tanggul dilakukan sejajar dengan kontur. Fungsinya agar
dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.
• Terassering, Terassering yaitu membuat teras-teras pada lahan miring dengan lereng yang
panjang. Fungsinya untuk memperpendek sepanjang lereng, memperbesar resapan air, dan
mengurangi erosi.
• Saluran Drainase, Saluran drainase dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng
pendek sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai.
• Strip Cropping, Strip cropping atau penanaman tanaman secara berbaris, yaitu melakukan
penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris tegak lurus
terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar jarak tanaman
diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8% jarak tanaman dirapatkan. Fungsinya untuk
mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan tanah.
• Crop Rotation, Crop rotation atau pergiliran tanaman yaitu penanaman tanaman secara
bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya
untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang.
3. Metode Kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah,
yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap
tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran air
permukaan (run off) tetap kecil. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan
ini, antara lain bitumen dan krilium.
H.Lembaga-lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan data geologi di
Indonesia.
1. LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional)
Ada yang tahu apa itu LAPAN? Angka setelah tujuh? itu mah DELAPAN. Beda jauh ya Squad.
LAPAN merupakan lembaga pemerintah di luar lingkup kementerian yang langsung bertanggung
jawab kepada presiden. LAPAN memiliki tugas pemerintahan di bidang penelitian dan
pengembangan kedirgantaraan. Selain itu, LAPAN juga melaksanakan penyelenggaraan bidang
keantariksaan sesuai dengan aturan undang-undang.
Data geologi sangat bermanfaat bagi LAPAN, untuk melakukan hal-hal berikut ini:
• Penyusunan kebijakan nasional di bidang antariksa dan atmosfer;
• Teknologi penerbangan; dan
• Pengembangan sistem di bidang penginderaan jauh.
2. BIG (Badan Informasi Geospasial)
BIG ini bukan “besar” ya artinya. Sama dengan Lapan, BIG merupakan lembaga pemerintah
nonkementerian yang langsung bertanggungjawab dengan presiden.
BIG memiliki tugas untuk memberikan informasi geospasial dasar yang meliputi pengumpulan
data, pengolahan data, penyimpanan hingga penggunaan informasi data geospasial. Yups, data
geologi itu termasuk data geospasial juga, Squad. Adanya data geologi itu membuat BIG bisa
melakukan inventarisasi potensi kekayaan sumber daya alam negara.
3. BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Namanya juga perencanaan pembangunan nasional, ya pastinya memiliki tugas di bidang
perencanaan dan pembangunan nasional. BAPPENAS berfungsi sebagai pengakaji, perumus, dan
pengoordinasian pembangunan nasional yang meliputi:
• Strategi pembangunan nasional;
• Arah kebijakan sektoral;
• Lintas sektor dan wilayah;
• Kerangka ekonomi makro nasional dan regional;
• Analisis investasi proyek infrastruktur;
• Kerangka regulasi;
• Kelembagaan dan pendanaan; serta
• Evaluasi dan pengendalian pembangunan nasional.
4. Badan Geologi
Badan Geologi masih berada di bawah naungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM). Perlu kamu ketahui nih Squad, Badan Geologi ini menjadi sumber informasi dan pusat
penelitian bidang geologi. Nah, data-data geologi yang ada bisa didapatkan dari Badan Geologi.
Ada pun tugas-tugas dari badan geologi antara lain:
• Melaksanakan penelitian dan pelayanan di bidang geologi;
• Penyusunan kebijakan teknis geologi;
• Penyusunan rencana dan program penelitian; dan
• Pemantauan serta evaluasi pelaksanaan penelitian di bidang geologi.
5. BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)
BMKG pastinya nggak asing dong? Yaps, lembaga pemerintah nonkementerian ini memiliki tugas
seperti menginformasikan kondisi cuaca, menginformasikan kejadian gempa bumi, dan
memberikan informasi tentang potensi tsunami yang kemungkinan akan terjadi. Data geologi
menjadi penting bagi BMKG karena bisa dijadikan sebagai acuan adanya potensi perubahan-
perubahan yang terjadi di bumi.

Anda mungkin juga menyukai