Anda di halaman 1dari 35

Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

BAB IV
DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEHIDUPAN

Gamabar : Gunung Batur, Kintamani


Dalam kehidupan kita sehari-hari pastinya sudah tidak asing dengan berbagai bentukan atau
objek di permukaan bumi seperti gunung, bukit, dataran tinggi, lembah, sungai dan bentukan
lainnya, yang tentunya dapat kita jumpai di lingkungan sekitar. Taukan anda, bahwa objek-objek
tersbut senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu-kewaktu? Serta apa
yang mengakibatkan objek-objek tersebut dapat mengalami perubahan?. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut dan pertanyaan yang mulai muncul dalam pikiran anda, ayo kita pelajari
bersama-sama tentang Dinamika Litosfer.

Untuk mempermudah anda mempelajari materi dalam bab ini, perhatikan peta konsep berikut.

1
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

A. STRUKTUR LAPISAN KULIT BUMI


Kata litosfer diambil dari bahasa Yunani dan berarti lapisan batuan. Litosfer adalah lapisan
kerak Bumi paling luar yang terdiri dari batuan. Litosfer merupakan lapisan batuan kerak
bumi yang paling luar terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1.200 km. tebal kulit bumi
tidak merata di bagian benua lebih tebal dibandingkan dengan bagian samudera. Litosfer
mempunyai ketebalan rata-rata 70 km dan berat jenisnya 2,89 cm³.
1. Litosfer terdiri dari tiga lapisan yaitu :
a. Lapisan sial (silisium magnesium dalam lapisan ini antara lain terdapat batuan
sediment, sgranit, andesit, jenis batuan metamorf, serta batuan yang terdapat didaratan
benua. Lapisan sial disebut juga lapisan kerak bersifat padat dan kaku berketebalan
rata-rata ± 335 km. Kerak ini terbagi menjadi dua yaitu kerak benua dan kerak
samudera.
1) Kerak benua adalah benda padat yang terdiri atas batuan beku granit pada
bagian atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya.
2) Kerak Samudra adalah benda padat yang terdiri atas endapan di laut paa bagian
atas, kemudian di baawhnya batuan-batuan vulkaniak yang paling bawah
tersusun atas batuan beku gabbro dan peridotit.

Gambar : ilustrasi pergerakan lempeng benua dan lempeng samudra.

b. Lapisan sima yaitu lapisan kulit yang disusun oleh logam-logam silikon dan
magnesium lapisan sima bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.
c. Mantel Peridotit atau fesima (ferrum, silicium, dan magnesium) terdiri atas
persenyawaan magnesium dan sifatnya amorf plastic

2
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

2. Batuan Pembentuk Litosfer


Batuan merupakan benda alam penyusun utama lapisan litosfer. Induk batuan
pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair dan pijar yang bersuhu tinggi yang
terdapat di bawah kerak bumi. Magma mengalami beberapa proses perubahan sehingga
menjadi batuan.
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan dibedakan menjadi tiga macam yaitu
Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorf.
a. Batuan Beku
Batuan jenis ini adalah batuan yang terbentuk karena pendinginan magma pijar
yang menjadi padat. Berdasarkan tempat pendinginannya terdapat tiga jenis batuan
beku, yaitu :
1) Batuan Beku Dalam:
Pembekuannya terjadi di dalam, jauh di bawah permukaan bumi. Proses
pendinginannya sangat lambat. Hal ini mengakibatkan terbentuknya hablur-
hablur mineral besar-besar dan sempurna dan kompak.Struktur mineral seperti
itu disebut struktur plutonik atau granitas atau holokristalin.Batuan Beku dalam
juga disebut juga Batuan Abyssis.Contoh :Batuan Granit, Diorit, Sienit, dan
Gabro.

Gambar: contoh batuan beku dalam

2) Batuan Beku Gang atau Korok :


Sisa magma yang masih cair itu meresap ke lapisan yang lebih atas dan
menyusup ke sela-sela pipa-pipa gunung api. Kemudian menjadi dingin dan
membeku. Proses pembekuannya relatif cepat, sehingga hablur-hablur (kristal-
kristal) yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam. Struktur batuan beku
gang ini disebut struktur forfirit.Contoh :Granit Forfirit, Diorit Forfirit, dan
Sienit.
3) Batuanbeku luar :
Batuan beku macam ini terjadi dari magma yang mencapai permukaan
bumi, kemudian membeku. Proses pembekuannya cepat sekali, sehingga tidak
sempurna membentuk kristal (hablur). Oleh karena itu strukturnya pun disebut
amorf (tidak berbentuk).Contoh :Basalt, Andesit, dan Obsidian.

3
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Gambar: Contoh batuan beku luar


b. Batuan Sedimen
BatuanSedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses
pengendapan. Batuan endapan berasal dari berbagai macam batuan, misalnya batuan
beku yang muncul di permukaan Bumi, karena adanya tenaga angin dan air, batuan
beku dirombak menjadi material-material yang lebih kecil, kemudian diendapkan di
dasar samudra. Di samudra, lama-kelamaan endapan tersebut memadat dan menjadi
batuan endapan.
1) Menurut cara mengendapkannya, batuan sedimen dibedakan menjadi tiga,
yaitu
a) Batuan sedimen klastik, yaitu batuan sedimen yang susunan kimianya sama
dengan batuan asal. Ketika diangkut hanya mengalami penghancuran dari
besar menjadi kecil saja. Misalnya, kerikil, pasir, lumpur (berasal dari batu-
batu besar di gunung, masuk ke sungai lalu terbawa air dan saling membentur
yang akhirnya menjadi kecil, susunan kimianya masih sama dengan batuan
asal).
b) Batuan sedimen kimiawi, yaitu batuan sedimen yang terjadi karena proses
kimia, pelarutan, penguapan, dan oksidasi sehingga pada proses
pembentukannya terjadi perubahan susunan kimianya. Contoh:Batuan Kapur
serta stalaktit dan stalagmit yang terbentuk di dinding-dinding gua kapur.
c) Batuan sedimen organik, yaitu sedimen yang diendapkan melalui kegiatan
organik. Contoh: Terumbu Karang.
2) Menuruttenaga pengendapannya, batuan sedimen dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
a) Batuan sedimen akuatis, yaitu batuan sedimen berasal dari pengendapan
butir-butir batuan oleh air sungai, danau dan air hujan.
b) Batuan sedimen aeolis, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan
butir-butir batuan oleh angin.
c) Batuan sedimen glasial, yaitu sedimen yang berasal dari pengendapan butir-
butir batuan oleh gletser.

4
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

3) Menuruttempat pengendapannya, batuan sedimen dibedakan menjadi lima


yaitu:
a) Batuan sedimen teristris, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di darat
b) Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut.
c) Batuan sedimen limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di danau.
d) Batuan sedimen fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di sungai
e) Batuan sedimen glasial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daerah
terdapat es atau gletser.
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan
tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau,
batulempung
1) Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut
2) Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
3) Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16
mm
4) Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai
1/256 mm
5) Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256
mm
c. Batuan Metamorf
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok
utama batuan yang merupakan hasil transformasiatau ubahan dari suatu tipe batuan
yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme,
yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150
°Celsius) dan tekananekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia
yang besar.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi
akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga
mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.
Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi berikut ini.
1) Batuan Metamorf Kontak. Batuan yang mengalami metamorfose sebagai
akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma).
Adanya suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan bentuk
maupun warna batuan. Contoh:Batu Kapur (Gamping) menjadi Marmer.
2) Batuan Metamorf Dinamo. Batuan yang mengalami metamorfose sebagai
akibat dari adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam
waktu yang lama. Contohnya batu lumpur (mud stone) menjzdi batu tulis (slate).
Batuan ini banyak dijumpai di daerah patahan atau lipatan.

5
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

3) Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis. Batuan yang mengalami


metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh gas-gas yang ada pada
magma. Contohnya kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas. Contoh:
Kuarsit, salah satu jenis batuan Metamorf
3. Pemanfaatan batuan dalam kehidupan manusia
Batuan penyusun litosfer banyak dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut:
a. Granit, Andesit, Gabro dan Diorite digunakan sebagai pembuat dasar dan pondasi
jembatan, landasan pacu bandara, jalan raya, pondasi rumah, dan landasan rel kereta
api.
b. Obsidian, Scoria dan Pumice digunakan untuk mebuat patung dan bangunan candi.
c. Liparit, Pumice, Riolit dan Basalt digunakan dalam bentuk kerakal dan pasir kasar.
Andesit dan Diorite digunakan untuk kerakal pengisi cor tiang dan campuran tiang
pancang (paku bumi).
d. Breksi, Granit Fosfir dan Diorite digunakan untuk landasan dak bangunan bertingkat.
e. Batuan kapur digunakan sebagai bahan semen, teraso dan marmer buatan.
f. Antrasit, Shale, Schist, Batu Sabak dan Batu Padas digunakan untuk hiasan tembok
dan pagar.
g. Turmalin, Topas dan Kuarsa digunakan untuk membuat perhiasan.

B. TEKTONISME
1. Pengertian tektonisme
Tektonisme merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya
perubahan letak muka bumi secara mendatar atau vertical, baik yang mengakibatkan
putusnya hubungan batuan maupun tidak.Tektonisme akan mengubah bentuk muka Bumi
menjadi naik atau turun.
2. Gerak Epirogenesa
Suatu proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga yang lambat dari
dalam dengan arah vertical, baik ke atas maupun ke bawah meliputi wilayah yang luas.
Gerakan Tektonis Epirogenesa ada 2 macam, Epirogenesa positif dan Epirogenesa negatif.
a. Epirogenesa positif
Yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut naik,
akibat adanya sedimen yang tebal.Contoh : Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian
timur( Kep. Maluku dari barat daya sampai P. Banda). Berikut merupakan gambar dari
gerak epirogenesa positif.
b. Epirogenesa negatif
Yaitu gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut turun, misal
mencairnya lapisan es. Contoh : Naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton Naiknya
Dataran Tinggi Colorado di Amerika Serikat.
3. Gerak Orogenesa

6
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Suatu pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah yang sempit.
Tektonis Orogenesa merupakan proses pembentukan gunung atau pegungungan akibat
adanya tabrakan lempeng benua, tabrakan sesarbawah benua dengan lempeng samudra,
perkahan kontinen, pergeseran punggung samudra dengan benua. Tektonis Orogenesa
biasanya disertai proses lipatan (faulting), patahan (folding).
a. Lipatan
Bentuk lipatan terjadi karena tenaga endogen kearah lateral (mendatar) dan dua
arah yang berlawanan. Apabila terjadi bentuk lipatan maka akan ditemukan antiklinal
atau puncak lipatan dan sinklinal atau lembah lipatan. Contohnya pegunungan-
pegunungan tua seperti pegunungan Ural dan Allegana yang terjadi pada zaman primer
dan pegunungan muda seperti rangkaian pegunungan Mediterania dan sirkum pasifik
yang terjadi pada zaman tersier. Rangkaian pegunungan Mediterania adalah lipatan
pegunungan yang dimulai dari pegunungan Atlas, Alpen, Balkan, Asia Muka,
Himalaya, Hindia Belakang, Sumatra, jawa, Nusa Tenggara, sampai Maluku.
Sirkum pasifik adalah rangkaian atau lipatan pegunungan yang memanjang dari
pantai pasifik, amerika, jeparang, Filipina, irian, Australia, sampai selandia
baru.Berikut merupakan gambar dari lipatan yang terjadi di sirkum pasifik.

Gambar: Lipatan di daerah Pasifik


Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, lipatan dibedakan
menjadi:
1) Lipatan Tegak
Dihasilkan dari kekuatan yang sama yang mendorong duasisi dengan seimbang.
Berikut merupakan gambar dari lipatan tegak.

Gambar: Model dan hasil dari lipatan tegak

7
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

2) Lipatan Miring
Terjadi ketika kekuatan tenaga pendorong di salah satunya sisi lebih kuat, maka
akan menghasilkan kenampakan yang salah satu sisinya lebih curam.Berikut
merupakan gambar dari lipatan miring.

Gambar: Model dan hasil dari lipatan miring

3) Overfold
Terjadi saat tekanan bekerja pada salah satu sisi dengan lebih kuat, sisi tersebut
akan terlipat sesuai arah lipatan. Berikut merupakan gambar dari overfold.

Gambar: Overfold
4) Recumbent Fold
Terbentuk pada saat lipatan yang satu menekan sisi yang lain, menyebabkan sumbu
lipat hampir datar. Berikut merupakan gambar dari overfold.

Gambar: Model dan hasil lipatan Recumbent Fold

5) Lipatan Overthrust
Terbentuk ketika tenaga tekan menekan satu sisi dengan kuatnya hingga
menyebabkan lipatan menjadi retak. Berikut merupakan gambar dari overtrhrust.

8
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Gambar: Model Overthrus

6) Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan. Berikut
merupakan gambar dari nappe.

Gambar: Model dan hasil dari nappe


b. Patahan
Patahan terjadi ketika kulit Bumi yang bersifat padat dan keras mengalami retak
atau patah pada saat terjadi gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan mengalami
pergeseran titik atau tempat yang semula bertampalan (kontak) kemudian berpindah
lokasi (dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan terjadinya patahan dengan
gaya tekan (compression) dan gaya regangan (tension). Ekspresi topografi dari adanya
patahan sangat beraneka ragam, antara lain gawir sesar, triangle facet, lembah sesar,
fault, rift, graben, horst, dan basin (cekungan struktural). Pada perkembangannya,
kenampakan ini mengalami perubahan akibat tenaga endogen.Ciri adanya patahan
dapat kamu kenali dari adanya perbedaan ketinggian yang mencolok. Di Indonesia,
beberapa patahan dapat kamu jumpai di Semangko (Sumatra) dan Piyungan
(Yogyakarta).
Berdasarkan arah datangnya tekanan, patahan dibedakan menjadi tiga macam
sebagai berikut.
1) Patahan (sesar) akibat tekanan dengan arah horizontal saling menjauh dan
mendekat. Akibat tenaga ini akan mengakibatkan hal berikut :
a) Slenk (graben) , yaitu laipsan batuan yangterletak lebih rendah daripada daerah
sekelilingnya.

9
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Gambar: Proses terjadinya Slenk

b) Horst, yaitu lapisan batuan yang lebih tinggi daripada daerah sekelilingnya.

Gambar: Proses terjadinya Horst


Ciri adanya patahan dapat dikenali dari adanya perbedaan ketinggian yang
mencolok.Tipe-tipe dasar patahan:
1) Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan
bergerak dengan arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari
patahan ini adalah sudut kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.

Gambar . Normal Fault


2) Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging
wall. Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang
dari 45 derajat.

10
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Gambar. Reserve Fault

3) Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah
patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah
mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah vertikal. Bila gerakan
patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan bila ke kiri dinamakan sesar
geser dekstral.

Gambar. Strike Fault


c. Retakan
Retakan merupakan bentukan lahan yang terjadi karena pengaruh gaya regangan,
sehingga batuan mengalami retak-retak namun masih bersambung. Biasanya
ditemukan pada batuan rapuh di daerah puncak antiklinal dan dikenal dengan nama
tectonic joint. Berdasarkan cara pembentukannya, ada dua macam retakan, sebagai
berikut:
a) Retakan yang disebabkan tekanan
b) Retakan yang disebabkan tarikan

Gambar. Volcanic neck

4. Dampak Tektonisme Bagi Kehidupan


a. Dampak Positif
1) Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia bermanfaat bagi lahan pertanian,
karena abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah menjadi subur.

11
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

2) Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan, timah,
serta bahan bangunan yang lainnya.
3) Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat menarik.

b. Dampak Negatif
1) Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan landai,
yang tidak baik dijadikan daerah pertanian
2) Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah
pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat menimbulkan
kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
3) Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api.
Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa manusia,
membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian material bagi
penduduk setempat.
4) Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan
cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan deformasi pada
kerak Bumi (pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta lipatan) didukung
dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi,
longsoran, dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan
bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil, harta benda, dan nyawa.

C. VULKANISME
1. Proses Vulkanisme
Vulkanisme diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas magma di
dalam litosfer hingga keluar ke permukaan bumi. Magma adalah batuan cair pijar
bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan
gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang
amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi
pengurangan tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga
batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma. Terdapat dua gerakan magma yaitu
intrusi dan ekstrusi magma.

2. Intrusi Magma
Intrusi magma adalah proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan (retakan)
dan celah pada lapisan batuan pembentuk litosfer, tetapi tidak sampai ke permukaan
bumi. Intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga
membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau
disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk, yaitu:

12
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

a. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat
penurunan suhu yang sangat lambat. Intrusi ini sebenarnya adalah dapur magma yang
membeku.
b. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan
lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara
permukaan atasnya tetap rata.
c. Keping intrusi atau sill adalah sisipan magma yang membeku diantara dua lapisan
litosfer, relatif tipis, melebar, dan sejajar dengan bidang perlapisan.
d. Intrusi korok/gang/ dike adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan
litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
e. Apolisa (aphophyse) adalah semacam cabang dari intrusi gang yang bercabang-
cabang banyak (seperti menjari).
f. Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari
dapur magma sampai ke permukaan bumi.
g. Lopolith, yaitu batuan beku intrusi yang mendesak lapisan diatas dan dibawahnya
menjadi bentuk bikonveks.
h. Pacolith, yaitu jenis batuan beku intrusi yang mendesak lapisan dibawahnya sehingga
membentuk suatu bentukan lensa datar-cembung.

Gambarhasil pembentukan intrusi magma


3. Ektrusi magma
Ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma
inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan. Ekstrusi magma tidak
hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi
bisa terjadi di dasar lautan. Ekstrusi identik dengan erupsi atau letusan gunungapi yang
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu erupsi efusif dan eksplosif.
a. Erupsi efusif, yaitu erupsi berupa lelehan lava melalui retakan atau rekahan atau lubang
kawah suatu gunungapi.
b. Erupsi eksplosif, yaitu erupsi berupa ledakan dengan mengeluarkan bahan-bahan padat
(Eflata/Piroklastika) berupa bom, lapili, kerikil,dan debu vulkanik bersama-sama
dengan gas dan fluida.

13
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi waktu magma keluar, erupsi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu erupsi linear dan erupsi sentral.
a. Erupsi linear, yaitu gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau
retakan-retakan.
b. Erupsi sentral, terjadi jika lava keluar melalui terusan kepundan. Erupsi sentral dibagi
menjadi tiga macam, yaitu erupsi yang semata-mata efusif, eksplosif, dan campuran.
1) Erupsi yang semata-mata efusif, sebagian besar hasilnya adalah lava.
2) Erupsi yang semata-mata eksplosif, sebagian besar hasilnya adalah berapi embryo.
3) Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung berapi berlapis.
Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava.
4. Material hasil aktivitas vulkanis
Material yang dikeluarkan saat gunung api meletus bermacam-macam. Ada yang
berupa padat, cair, dan gas. Masing-masing zat tersebut dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis material. Jenis material yang dikeluarkan gunung api adalah:
a. Material Padat (Efflata)
Material padat (efflata) terdiri atas:
1) Bom (batu-batu besar).
2) Terak (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom).
3) Lapili, berupa kerikil.
4) Pasir
5) Debu
6) Batu apung
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika
terjadi letusan.
2) Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu sendiri.
b. MaterialCair
Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api jika magma
cair dari dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan
dan tidak terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:
1) Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api.
2) Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas
yang mengalir.
3) Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung
menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah.
Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah
menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk
aliran lahar dingin saat turun hujan.
c. MaterialGas atau Ekshalasi
Material gas atau ekshalasi terdiri atas:
1) Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
14
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

2) Fumarol, berbentuk uap air (H2O).


3) Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena
bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen menyebabkan gas
ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk
hidup. Contohnya, gas CO2 yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah
membunuh 149 penduduk.
5. Tipe-tipe Gunung Api
Berdasarkan bentuknya, gunung api dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Gunung api perisai
Dibangun oleh aliran lava dalam jumlah besar dari suatu kawah pusat. Sifat
magmanya basa dengan kekentalan rendah serta kurang mengandung gas. Karena
itulah erupsinya lemah, keluarnya ke permukaan bumi meleleh atau effusif. Akibatnya
lereng vulkan ini landai (kira-kira kemiringan 2-10), tingginya tidak seberapa
dibandingkan dengan diameter alasnya. Contoh vulkan perisai banyak dijumpai di Kep.
Hawaii seperti gunung Mauna Loa, Mauna Kea, Kilauea dan sebagainya.
b. Gunung api maar
Dibangun oleh erupsi dahsyat yang menghempaskan sebagian besar tubuh gunung,
namun erupsi selanjutnya lebih dominan gas yang mengikis batuan membentuk lubang
besar. Nama maar berasal dari nama danau kawah di daerah pegunungan eifel, jerman,
yang diameternya 2 km. Contohnya Ranu Grati, Ranu Klakah, Ranu Bedali, dan
banyak lagi di lereng gunung Lamongan.
c. Gunung api strato
Dibangun oleh material erupsi berupa piroklastik. Magmanya bersifat asam, lebih
kental dan banyak mengandung gas sehingga erupsinya eksplosif. Materi-materi
piroklastik tersebut setelah dihempaskan ke udara kemudian jatuh di lereng-lereng
gunung tersebut, menghasilkan bentuk vulkan yang makin ke puncak makin
meruncing. Kadang-kadang bahan erupsinya berganti-ganti antara piroklastik dan lava
sehingga kelihatan berlapis-lapis, dan dikenal sebagai kerucut campuran (composite
cone) atau strato volcanoes. Bentuknya juga berupa kerucut dengan lereng curam (10-
35) dan hampir simetris dengan dasar berupa lingkaran. Kebanyakan vulkan di
Indonesia tergolong vulkan strato.

Gambar : penampakan gunung api berdasarkan bentuknya

15
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Berdasarkanbesar tekanan gas, derajat kecairan magma, dan kedalaman waduk


magma.
a. Tipe Hawaii
Magma yang dikeluarkan sangat cair dengan tekanan gas rendah berasal dari dapur
magma yang dangkal. Contohnya: gunung Mauna Loa, Mauna Kea, Kilauea dan
sebagainya.
b. Tipe Stromboli
Erupsi yang terjadi tidak terlalu eksplosif, tetapi berlangsung lama. Sering terjadi
letusan kecildan banyak mengeluarkan eflata. Magma yang dikeluarkan cair dengan
tekanan gas sedang berasal dari dapur magma yang agak dalam. Contohnya Gunung
Raung di Jawa Timur dan gunung Vesuvius di Italia.
c. Tipe Perret
Mempunyai ledakan yang sangat dahsyat disertai material yang menyembur ke
angkassa karena tekanan gas yang sangat tinggi. Contohnya gunung Krakatau di selat
sunda.
d. Tipe Merapi
Magma kental yang mengalir secara perlahan karena tekanan gas yang rendah
sehingga membentuk sumbat kawah. Akibatnya, tekanan gas makin kuat hingga kawah
tersebut terangkat dan pecah yang disertai keluarnya awan panas. Contohnya gunung
Merapi di Jawa Tengah.
e. Tipe Pele
Magma kental dengan tekanan gas yang tinggi berasal dari dapur magma yang
dalam. Contohnya Gunung Pelee di Amerika Tengah.
f. Tipe Vulkano
Magma yang dikeluarkan cair kental dengan tekanan gas sedang sampai
tinggi,bersal dari dapur magma yang dangkal sampai agak dalam. Contohnya Gunung
Bromo, Gunung Etna di Italia.
g. Tipe St.Vincent
Magma kental dengan tekanan gas sedang berasal dari dapur magma yang dangkal.
Contohnya Gunung Kelud di jawa timur dan Gunung St. Vincent di kepulauan Antiles.

16
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Gambar : tipe-tipe gunung api berdasarkan erupsinya

6. Gejala dalam Letusan Gunung Api


a. Gejala Pra vulkanik
Merupakan tanda-tanda gunung api akan meletus. Indikator pra vulkanik
diantaranya:
1) Suhu udara disekitar gunung naik secara mendada
2) Sumber air banyak yang mongering
3) Sering terjadi getaran-getaran gempa local
4) Pohon-pohon banyak yang meranggas dan mati
5) Binatang-binatang liar banyak yang mengungsi ke tempat lain karena ekologinya
terganggu.
b. Gejala Pascavulkanis
Adalah gejala sesudah gunung api meletus. Ada beberapa tanda atau gejala yang bisa
dipakai sebagai pedoman bahwa gunung api sudah tidak aktif lagi atau hampir padam.
Gejala-gejala tersebut disebut gejala pascavulkanikatau gejala postvulkanik. Gejala-
gejala tersebut adalah sebagai berikut;
1) Terdapat gas belerang, gas yang menggeluarkan belerang dinamakan solfatar.
Contohnya di gunung weulirang.
2) Terdapat gas fumarow adalah gas yang mengandung uap air. Contohnya di nilai
dieng (jawa tengah, sulawesi utara),
3) Terdapat mofet adalah gas yang mengandung asam arang. Contohnya di gunung
tangkuban perahu dan papandayan (jabar),
4) Sumber air panas berasal dari air hujan yang meresap kedalam lapisan batuan yang
masih panas. Kemudian keluar menjadi air panas. Sumber air panas yang memiliki
kandungan belerang dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit,
5) Terdapat mata air makdani adalah mata air yang mengandung mineral. Contohnya
di maribaya (jawa barat),
6) Terdapat geyser adalah air panas yang memancar dari dalam bumi secara periodik
yang terbentuk dari air yang terdapat didalam batuan kemudian terpanaskan oleh
gas panas yang berasal dari sirkulasi kepermukaan bumi sehingga terjadilah
pemancaran air dengan suhu cukup tinggi. Contohnya di pelabuhan ratu.

7. Dampak Vulkanisme Terhadap Kehidupan

17
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

a. Dampak negatif
1) Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain
Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur
dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
2) Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke
permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai
sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang
membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
3) Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya.
Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
4) Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan.
Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan
kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
5) Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini
terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih
besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang
terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak
napas.
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi
organisme yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal
negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:
1) Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-
macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S,
No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial
meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2) Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk
di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
3) Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik
panas akan merusak pemukiman warga.
4) Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan
hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5) Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah
penyakit misalnya saja ISPA.
6) Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya
letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi,

18
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata
terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.
b. Dampak positif
1) Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian
sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan
tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan
yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
2) Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah
meletus, yakni penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki
nilai ekonomis.
3) Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat
meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga
sekitar gunung.
4) Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi
pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
5) Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang
keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini baik bagi
kesehatan kulit.
6) Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral
yang sangat melimpah.
7) Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi
sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
8) Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan
pembangkit listrik.

D. SEISME (GEMPA BUMI)


1. Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah suatu getaran asli yang bersumber dari dalam bumi dan merambat
ke permukaan. Pada saat gempa bumi terjadi, kita dapat merasakan adanya getaran bumi
di tempat kita berpijak.
2. Jenis-Jenis Gempa Bumi
a. Berdasarkan Penyebab
1) Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng di dalam bumi secara tiba-tiba.
2) Gempa Bumi Tumbukan
Gempabumi tumbukan adalah gempa bumi yang diakibatkan oleh tumbukan meteor
atau tumbukan asteroid yang jatuh ke bumi.

19
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

3) Gempa Bumi Runtuhan


Gempa bumi runtuhan adalah gempa bumi yang terjadi pada daerah pertambangan,
lereng tebing yang curam dan daerah yang khas.
4) Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi vulkanikmerupakan gempa yang disebabkan oleh letusan gunung api,
bersifat lemah dan hanya terasa di sekitar tubuh gunung api itu saja.
b. Berdasarkan Bentuk Episentrum:
1) Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk titik.
2) Gempa linear, yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis.
c. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
1) Gempa Bumi Dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari
300km di bawah permukaan bumi. Pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
2) Gempa Bumi Menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara
100km-300km di bawah permukaan bumi. Pada umumnya menimbulkan kerusakan
ringan dan getarannya lebih terasa.
3) Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari
100 km dari permukaan bumi. Biasanya menimbulkan kerusakaan yang besar.
d. Menurut jarak episentrumnya:
1) Gempa sangat jauh
yaitu gempa yang jarak episentrumnya lebih dari 10.000 km.
2) Gempa jauh
yaitu gempa yang jarak episentrumnya sekitar 10.000 km.
3) Gempa lokal
yaitu gempa yang jarak episentrumnya kurang dari 10.000 km.
e. Menurut lokasi episentrum:
1) Gempa daratan
gempa yang lokasi episentrumnya berada di daratan.
2) Gempa lautan
gempa yang lokasi episentrumnya berada di dasar laut. Gempa jenis inilah yang
dapat berpotensi menimbulkan tsunami.
3. Gelombang Gempa
a. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal yaitu gelombang gempa yang merambat dari sumber gempa ke
segala arah dengan kecepatan 7-14 km per detik. Gelombang ini pertama kali sehingga
disebut gelombang primer.
b. Gelombang transversal

20
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Gelombang transversal yaitu gelombang gempa yang tegak lurus dengan gelombang
primer dengan kecepatan 4-7 km per detik.
Gelombang ini disebut gelombang sekunder.
c. Gelombang panjang dan gelombang
permukaan, yaitu gelombang gempa yang
merambat di permukaan bumi dengan kecepatan
sekitar 3,5-3,9 km per detik. Gelombang inilah
yang paling banyak menimbulkan kerusakan
4. Pengukuran Gempa Bumi
Gempabumi dapat diukur dengan menggunakan
alat seismograf ditemukan oleh Grey, Milne, dan
Ewing pada tahun 1880.Cara mengukur jarak episentrum menggunakan rumus Laska:
∆ = {(S−P) −1 menit} x 1.000 km

Keterangan:
∆ = Jarak Episentrum Gempa Bumi (km)
S = Gelombang Sekunder (menit)
P = Gelombang Primer (menit)

5. Pengaruh Gempa Bumi Terhadap Kehidupan


Di permukaan bumi dampak gempa bumi dipengaruhi oleh kekuatan gempa. Kerusakan
berat timbul dari gempa berkekuatan tinggi. Banyak bangunan hancur, rata dengan tanah,
korban pun banyak berjatuhan. Gempa tidak hanya memberikan dampak bagi lingkungan
fisik, tetapi juga kehidupan sosial masyarakat karena gempa dapat menjadi salah satu bencana
yang harus diwaspadai. Gempa bumi juga menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya tsunami.
Kondisi yang menyebabkan tsunami antara lain gempa berkekuatan besar (lebih dari 6 SR,
pusat gempa di dasar laut dengan pusat gempa yang dangkal), dan adanya dislokasi kerak
bumi bawah laut.

21
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Selain memberikan dampak negatif, gempa bumi juga memberikan pengaruh positif.
Gempa menjadikan kemajuan teknologi semakin pesat terutama dalam penemuan alat
pendeteksi gempa. Gempa juga memberikan pengaruh positif di bidang pariwisata terutama
tepat di lokasi terjadinya gempa. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar
lokasi tersebut. Setelah terjadi gempa, manusia juga mengambil hikmah di balik peristiwa
tersebu karena menjadikan manusia lebih peduli terhadap sesamanya dan meningkatkan
kewaspadaan jika terjadi gempa.

E. TENAGA EKSOGEN
1. Pengertian Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar yang berpengaruh terhadap relief
permukaan bumi. Agen pembentuk tenaga eksogen berupa: air, angin, organisme, sinar
matahari, dan es.
Tenaga Eksogen meliputi:
a. Pelapukan
Pelapukanadalah proses penghancuranbatuan dari bongkah-bongkah batu besar dan
keras ataupun agak lunak menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Hancurnya batuan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti cuaca dan iklim, perubahan suhu,
terkena unsur kimia yang terlarut dalam air hujan, serta ulah makhluk hidup.
Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1) Pelapukan Mekanis (fisis)
Pelapukan mekanis adalah penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami
perubahan kimiawi. Penghancuran batuan tersebut salah satunya disebabkan oleh
faktor berikut :
a) Perubahan suhu
Perubahan suhu antara siang dan malam yang sangat besar, misalnya di daerah
gurun. Pada siang hari, suhu sangat tinggi sehingga batuan mengalami pemuaian,
sedangkan pada malam hari suhu udara sangat rendah sehingga batuan mengerut.
Perubahan suhu ini menyebabkan batuan mudah retak dan akhirnya pecah menjadi
bagian yang lebih kecil.
b) Insolasi
Amplitudo suhu yang sangat tinggi, dapat menghancurkan batuan, misalnya
batuan di daerah gurun. Pelapukan di daerah ini berupa pelapukan kering
(insolasi)
c) Perbedaan warna mineral
Perbedaan warna mineral pembentuk batuaan menyebabkan perbedaan pemuaian
bagian bagian batuan itu sehingga menyebabkan berlangsungnya pelapukan
mekanik.
d) Pembekuan air di dalam celah-celah batuan.
Air dalam keadaan cair dapat meningkat volumenya jika membeku menjadi

22
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Kristal-Kristal es. Oleh karena itu batuan bisa pecah/hancur karena air yang
membeku di dalam celah-celah batuan dapat menekan batuan sehingga menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.

Gambar: Peristiwa Pelapukan Fisis


e) Pelapukan Kulit Bawang
Perubahan dari dingin menjadi panas menyebabkan retak mendatar. Sebaliknya,
dari panas menjadi dingin, menyebabkan pembentukan retak-retak radial pada
batuan. Dengan demikian, batuan menjadi terkelupas.
2) Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia adalah Proses penghancuran massa batuan yang disertai
perubahan struktur kimia batuan.Peristiwa seperti pelarutan batuan oleh air, oksidasi,
dan hidrolisis mengakibatkan terjadinya pelapukan secara kimiawi. Pelapukan kimia
dapat ditemui pada daerah kapur. Contoh bentuk kenampakan alam hasil pelapukan
kimia salah diantaranya gua, uvala, dolina, dan aliran sungai bawah tanah.
3) Pelapukan Biologis (organis)
Pada hakikatnya pelapukan organis merupakan paduan antara proses pelapukan
mekanis dan pelapukan kimiawi. Pada peristiwa pelapukan ini, terjadi proses
penghancuran massa batuan yang disebabkan oleh binatang dan tumbuhan. Akar
tumbuh-tumbuhan yang memanjang dapat menembus dan menghancurkan batuan.
Selainitu, batuan juga bias hancur karena bakteri, cendawan, dan lumut dengan
menutupi permukaan batuan.

PeristiwaPelapukan Biologis
b. Erosi

23
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Erosi ataupengikisan adalah proses terlepasnya partikel batuan secara alamiah oleh
tenaga pengangkut yang ada di permukaan bumi antara lain angin dan air.
Berdasarkan penyebabnya ada lima macam erosi yaitu :
1) Erosi aliran permukaan
Terjadi jika intensitas dan atau lamanya hujan melebihi kapasitas infiltrasi. Oleh
karena itu, laju erosi permukaan dipengaruhi oleh kecepatan permukaan dan turbulensi
aliran. Erosi ini menyebabkan terjadinya lembah dalam, ngarai, dan jurang yang dalam
(canyon). Misalnya, Grand Canyon dengan Sungai Colorado, USA (Grand Canyon of
Colorado).

2) Erosi angin
Erosi yang disebabkan oleh tenaga angin, biasanya terjadi di padang pasir atau di
pantai berpasir. Erosi angin di daerah berpasir mengakibatkan terjadinya bukit-bukit
pasir (gumuk pasir) yang biasa disebut sand dunes.Korasi atau deflasi adalah proses
erosi yang dilakukan oleh angin yang mengandung atau membawa pasir melintasi
batuan-batuan sehingga batuan tersebut terkikis, misalnya terbentuknya batu cendawan
atau batu jamur di padang pasir atau gurun pasir.
3) Erosigletser
Erosi gletser adalah erosi yang disebabkan oleh gletser yang bergerak dari lereng
pegunungan menuju ke bawah. Erosi ini dapat terjadi di pegunungan tinggi yang
tertutup salju seperti Pegunungan Himalaya, Alpen dan Rocky.
4) Erosi air laut
Erosi air laut disebut juga abrasi atau erosi marine. Erosi ini disebabkan oleh
gelombang yang mampu mengikis batuan yang ada di pantai kemudian diendapkan di
sekitar pantai tersebut. Bentukan lahan akibat abrasi yaitu cliff, relung dan dataran
abrasi.

Gambar Cliff
5) ErosiGravitasi (Masswasting)
Pada lereng yang terjal, jika hujan datang, maka lapisan tanah gembur akan
berpindah ke dasar lembah. Tanah longsor merupakan contoh pengangkutan oleh
gravitasi dengan air sebagai alat bantu untuk melicinkan bidang luncurnya.
c. Sedimentasi
Sedimentasi terjadi karena adanya pengurangan kecepatan tenaga dan media
pengangkut sehingga material yang diangkut mengendap di suatu tempat.

24
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

1) Sedimentasi fluvial, adalah proses pengendapan materi yang diangkut air sepanjang
aliran sungai. Makin ke hilir, ukuran butiran batuan makin kecil. Bentukannya berupa
dataran banjir dan kipas aluvial.
2) Sedimentasi aeolis, adalah proses pengendapan materi yang dibawa atau diangkut
oleh angin. Bentukan alam berupa gumuk pasir (sand dunes).

Sand dunes
3) Sedimentasi marine, adalah proses pengendapan material hasil abrasi di sepanjang
pantai. Hasil bentuk sedimentasinya adalah gosong (timbunan pasir hasil pengikisan
air laut) dan tombolo (gosong yang menghubungkan pulau dengan daratan utama).

4)

Gambar :Proses terbentuknya tombolo

2. Pengaruh Proses Eksogen Terhadap Kehidupan Sehari-hari

25
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Dampak Proses Eksogen Terhadap


No Proses Eksogen
Kehidupan
Mekanis Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi
adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di
Indonasia banyak turun hujan. Air hujan inilah
yang memudahkan terjadinya pelapukan
Kimiawi kimiawi.
Pengaruh positif:
Menjadi tempat potensi pariwisata terutama
seperti daerah bentuk lahan karst: Dolina,
Stalaktit, Stalagmit, Gua dan sungai dalam tanah.
Pengaruh negatif:
• Pengaruh sifat mekanik yaitu
1. berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di
dalam tanah yang dapat merusak tanah
disekitarnya.
• Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam
yang dikeluarkan oleh akar- akar serat
Organis
makanan menghisap garam makanan. Zat
asam ini merusak batuan
sehingga kandungan garam mudah diserap
Pelapukan

oleh akar.
• Manusia juga berperan dalam pelapukan
melalui aktifitas penebangan pohon,
pembangunan maupun penambangan.
Air Pengaruh positif:
permuka- • Pengikisan sungai yang mengandung
an tambang sehingga mempermudah
penggalian
• Timbulnya inisiatif masyarakat untuk
Angin melakukan konservasi terhadap lahan kritis
untuk direboisasi
Pengaruh Negatif:
2. • Erosi menyebabkan berkurangnya produksi
pertanian karena hilangnya unsur hara di
Gletser dalam tanah
• Pendangkalan sungai dapat menimbulkan
banjir di daerah sekitarnya
Marine • Pendangkalan alur sungai dapat
Gravitasi/ mengganggu lalu lintas pelayaran
Erosi

Masswastin
g
Fluvial Dampak Positif
• Terbentuknya tanah subur
Sedimentasi

Angin
• Wilayah hilir sungai yang subur
3.
• Terbentuk tanggul alam dan dataran banjir
Marine
Dampak negative:

26
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

Belokan sungai pada Oxbow lake yang


bertambah lebar dapat mengakibatkan aliran
sungai terputus

a. Dampak positif tenaga eksogen antara lain:


1) Memunculkan habitat.
2) Memperluas daratan di bumi.
3) Memperdekat barang tambang ke permukaan bumi.
4) Meskipun begitu tenaga eksogen juga mempunyai dampak negatif yang bisa
merugikan manusia.
b. Dampak negatif tenaga eksogen tersebut antara lain:
1) Kesuburan tanah bisa berkurang (dampak dari erosi).
2) Hasil-hasil erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai
mengakibatkan pendangkalan dasar sungai.
3) Abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang dihantam
c. Usaha penanggulangan dampak negatif tenaga eksogen:
1) Merehabilitasi hutan yang telah rusak dan melakukan reboisasi pada lahan yang
telah gundul, karena hutannya telah habis terbakar.
2) Membuat teras-teras pada lereng yang miring
3) Pengerukan di muara-muara
4) Penanaman pohon bakau

F. PEMBENTUKAN TANAH DAN PEMANFAATANNYA


1. Proses pembentukan tanah
Pedosfer/tanah adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya
proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang
menempati bagian paling atas dari litosfer.
Tanahmerupakan hasil pelapukan batu-batuan, sebagai proses alami yang disebabkan
oleh pengaruh iklim dan organisme.Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan
batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan
akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum
dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan
struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk
tanah berubah menjadi tanah. Proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah.
Faktor-faktor utama pembentuk tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk,
topografi, dan waktu. Faktor-faktortersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

27
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

T = f (i,o,b,t,w)
Keterangan:
T : tanah b : bahan induk
f : faktor t : topografi
i : iklim w : waktu
o : organisme

Bahan induk

Waktu
Iklim

Topografi
Organismee

Gambar Faktor-faktor utama pembentuk tanah

Penjelasan dari tiap-tiap faktor sebagai berikut:


a. Bahan induk
Bahan induk pembentuk tanah adalah hasil pelapukan batuan. Bahan induk dapat
dibedakan berdasarkan tingkat pelapukan, kandungan unsur hara, dan ukuran
partikel penyusunnya. Bahan induk juga merupakan salah satu faktor penentu sifat
tanah, contohnya tanah yang berasal dari pelapukan batu pasir akan memiliki sifat
berpasir.
b. Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua
yaitu:
1) Suhu atau temperatur berpengaruh pada proses pelapukan bahan induk. Apabila
suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga
pembentukan tanah akan cepat pula.

28
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

2) Curah hujan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah.


Pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah
menjadi rendah).
c. Organisme
Aktivitas hewan dan tumbuhan serta dekomposisi sisa jasad hewan dan tumbuhan
turut mempengaruhi pembentukan tanah. Sebagai contoh mikroorganisme juga
membantu pembentukan tanah dengan menguraikan materi organik dan melarutkan
mineral. Hewan-hewan penggali lubang yang tinggal di dalam tanah mempengaruhi
kondisi perlapisan tanah.
d. Topografi
Toprogafi atau bentuk muka bumi mempengaruhi pembentukan tanah terkait dengan
keberadaan air dan suhu.
e. Waktu
Faktor waktu berpengaruh dengan tingkat perkembangan tanah. Sebagai contoh
dalam kondisi ideal lapisan tanah umumnya terbentuk dalam kurun waktu 200 tahun.
2. Komponen penyusun tanah
Tanah tersusun dari empat komponen utama, yaitu sebagai berikut:
a. Bahan mineral (45%), berasal dari pelapukan secara mekanis dan diteruskan oleh proses
kimiawi yang pada akhirnya membentuk mineral pembentuk tanah yang terdiri atas
mineral primer dan sekunder.
b. Bahan organik (5%), berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang
mengalami pelapukan.
c. Udara (25%) yang terdapat dalam tanah tidak sama dengan yang terdapat pada atmosfer.
Udara yang berada dalam tanah selalu tetap termasuk kelembapannya.
Air (25%), air terdapat dalam pori-pori tanah dan dapat tertahan di dalamnya.

3. Profil tanah
Lapisan-lapisan tanah pada profil tanah disebut horizon. Sebuah horizon tanah
merupakan penampang melintang dari permukaan tanah hingga ke bahan induk tanah.
Horizon tanah meliputi:
a. Horizon O, horizon ini dapat kita temukan pada tanah-tanah hutan yang belum
terganggu. Pada lapisan ini terdapat banyak akar tanaman dan jasad tumbuhan dan
hewan. Horizon O, merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah
mineral. Lapisan ini berwarna gelap dan kaya akan humus merupakan lapisan
permukaan.
b. Horizon A, horizon ini terdiri atas campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon
A merupakan horizon yang mengalami pencucian. Pada lapisan ini merupakan eluviasi
yang masih mempunyai banyak humus. Lapisan ini berwarna keabu-abuan dan lebih
pucat. Warna pucat tersebut akibat banyaknya kandungan mineral yang hanyut bersama
air hujan.

29
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

c. Horizon E, horizon ini terdiri atas lapisan bawah permukaan yang telah kehilangan
sebagian besar kandungan mineralnya. Lapisan ini sering melekat pada horizon A atau
menggantikan lapisan tersebut.
d. Horizon B, pada lapisan ini partikel dan liat yang tercuci dari horizon E terakumulasi.
Hanya terdapat sedikit materi organik pada lapisan ini.
e. Horizon C, horizon ini tersusun atas bahan induk yang sudah mengalami sedikit
pelapukan dan bersifat tidak subur. Pada lapisan ini merupakan lapisan tanah terbawah
yang terdiri atas bahan induk tanah seperti batuan dasar yang melapuk atau sedimen
yang belum memadat.
f. Horizon R, horizon ini tersusun atas batuan keras yang belum terlapukkan. Lapisan ini
merupakan dasar tanah yang terdiri dari batuan yang sangat pejal dan belum mengalami
pelapukan.

Gambar: Profil tanah

4. Jenis-jenis tanah di Indonesia


Berdasarkan bahan induk dan proses perubahan yang disebabkan oleh tenaga eksogen,
tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis.
a. Tanah podsolik merah kuning adalah tanah yang terbentuk
dari pelapukan batuan yang mengandung kuarsa pada iklim
basah dengan curah hujan 2.500-33.500 mm/tahun. Sifat
tanah podsolik adalah peka terhadap erosi. Jenis tanah ini
bayak terdapat di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
Papua, dan Nusa Tenggara. Di tempat-tempat tersebut tanah
jenis ini, digunakan untuk perladangan dan perkebunan.

30
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

b. Tanah organosol adalah tanah yang terbentuk dari bahan


induk organik, seperti gambut dan rumput rawa, pada iklim
basah dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun.
Sebagian besar tanah jenis ini masih tertutup hutan rawa
gambut dan rumput rawa. Di Indonesia tanah organosol
terdapat didaerah pasang surut pesisir timur Sumatra, pantai
Kalimantan bagian barat dan selatan, serta pantai Papua
bagian barat dan selatan. Tanah organosol yang terdapat di
Jawa, pantai barat Sumatra, dan pantai timur Kalimantan
merupakn tanah organosol yang kaya akan unsur hara.
c. Tanah aluvial adalah tanah yang berasal dari endapan lumpur
yang dibawa aliran sungai. Tanah jenis ini bersifat subur
sehingga baik untuk pertanian. Dataran aluvial yang terluas
terdapat di Sumatra bagian timur, Jawa bagian utara,
Kalimantan bagian selatan dan tegah, dan Papua bagian
selatan.
d. Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur dan
umumnya terdapat didaerah pegunungan kapur berumur tua.
Tanah jenis ini bersifat tidak subur tetapi maih dapat
ditanami pohon jati, seperti daerah hutan jati di pegunungan
Kendeng, Blora, Jawa tengah, dan di pegunungan Sewu,
gunung kidul, Yogyakarta.
e. Tanah vulkanis adalah tanah yang berasal dari pelapukan
batu-batuan vulkanis baik dari lava yang telah membeku
maupun dari abu vulkanis yang telah membeku. Daerah
pembekuan lava tidak begitu luas bila dibanding dengan
daerah abu vulkanis. Contoh tanah vulkanis adalah tanah tufa
yang terbentuk dari abu gunung api yang besifat sangat
subur. Tanah tufa terdapat di Lampung, Palembang dan
Sumatra barat. Ada beberapa daerah yang terisi abu vulkanis karena lertusan gunung
berapi misalnya, Bandung, Garut dan sekitar danau toba. Tanah abu vulkanik terdapat di
Jawa, Sumatra, Bali dan wilayah lain yang memiliki gunung api.
f. Tanah pasir adalah tanah yang berasal dari batu pasir yang
telah melapuk. Tanah jenis ini sangat miskin unsur hara dan
kadar airnya sangat sedikit. Tanah pasir terdapat di pantai
barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi. Tanah
pasir yang terdapat dipantai disebut gumuk pasir atau sand
dune dan di pengaruhi oleh angin. Contoh gumuk pasir
terdapat di pantai parangtritis, Yogyakarta.

31
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

g. Tanah humus (bunga tanah) adalah tanah yang terbentuk


dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk. Tanah yang
mengandung humus bersifat sangat subur dan umumnya
berwarna hitam. Wilayah persebaran meliputi kawasan
hutan Indonesia.
h. Tanah laterit adalah tanah yang benyak mengandung zat
besi dan aluminium. Tanah jenis ini tergolong tanah tua
sehingga sudah tidak subur lagi. Tanah laterit berwarna
merah muda sehingga disebut juga tanah merah. Wilayah
persebarannya meliputi Jakarta, Banten, Kalimantan Barat,
dan Pacitan.
5. Pemanfaatan tanah
Tanah berperan penting bagi kehidupan manusia antara lain yaitu :
a. Tanah digunakan untuk tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan.
b. Tanah sebagai tempat tumbuh vegetasi yang berguna bagi kepentingan manusia.
c. Tanah mengandung mineral dan barang tambang yang berguna bagi manusi.
d. Tanah sebagai tempat berkembangnya hewan yang berguna bagi kepentingan
manusia

6. Konservasi Tanah
Metode yang digunakan dalam konservasi tanah dibagi menjadi tiga macam metode
yaitu :
a. Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan
tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini
selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi
memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses
pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah. Metode vegetatif
untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup lahan (cover
crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan
tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah
oleh air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997). Penanaman
rumput kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai manfaat
lain, yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara penanamannya dapat secara
rapat, barisan maupun menurut kontur.
b. Metode mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan
menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya.
Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta
menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997). Termasuk dalam

32
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah.
Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan
untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok
pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah
perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma
(Arsyad, 1989).
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan
tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan
cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik
yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta
melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak
merusak.
Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah
(pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk
alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur
tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat
menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut
kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan
penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah
beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi
ini. Pembuatan terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi
bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta
menampungnya agar lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses
infiltrasi (Sarief, 1986). Menurut Arsyad (1989), pembuatan terras berfungsi untuk
mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan
jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian
erosi berkurang.

Gambar: Metode konservasi tanah secara mekanik


c. Metode kimia
Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat
kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan
erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam

33
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi
(Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985). Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai
pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka
panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Bahan tersebut juga
memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989).

G. LEMBAGA-LEMBAGA YANG MENYEDIAKAN DAN MEMANFAATKAN DATA


GEOLOGI DI INDONESIA.
1. Badan Geologi
Badan Geologi merupakan salah satu unit teknis di bawah Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral yang berlokasi di Jl. Diponegoro 57, Bandung 40122. Badan
Geologi mempunyai tugas yaitu melaksanakan penelitian dan pelayanan di bidang
geologi. Badan Geologi juga mempunyai tugas yaitu penyusunan kebijakan teknis,
rencana dan program penelitian dan pelayanan di bidang geologi, Pelaksanaan
penelitian dan pelayanan di bidang geologi, Pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan penelitian dan pelayanan di bidang geologi dan pelaksanaan administrasi
Badan Geologi.
Badan Geologi terdiri dari unit-unit Eselon II dibawahnya, yaitu:
a. Pusat Survei Geologi
b. Pusat Sumber Daya Geologi
c. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan
d. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Kelembagaan ini terbentuk antara tahun 2005 - sekarang bernama Badan Geologi.
Badan Geologi menyimpan sebagian besar dokumen hasil penyelidikan mineral dan
geologi dari berbagai pelosok wilayah Indonesia, berupa pustaka (laporan, terbitan, peta)
dan percontoh (batuan, mineral, fosil). Selain menyimpan dokumen hasil penyelidikan
dan pemetaan geologi, juga mewarisi dan merawat semua dokumen hasil penyelidikan
dan pemetaan geologi dan bahan tambang yang dilakukan oleh lembaga - lembaga
pendahulunya, mulai dari Dienst van het Mijnwezen (1850-1922) sampai dengan
Puslitbang Geologi (1978-2005).
Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM no 18 tahun 2010 Badan Geologi memiliki
Tugas dan Fungsi sebagai berikut.
a. Tugas
Melaksanakan penelitian dan pelayanan di bidang geologi
b. Fungsi
1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pelayanan di
bidang geologi.
2) Pelaksanaan penelitian dan pelayanan di bidang geologi
3) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pelayanan di
bidang geologi dan

34
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020

4) Pelaksanaan administrasi Badan Geologi.


2. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan Geologi sendiri
merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM). PVMBG berkantor pusat di Bandung dan mempunyai tugas melaksanakan
penelitian, penyelidikan, perekayasaan, dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi
bencana geologi. Lembaga ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1920. Pada saat itu,
namanya adalah Vulkaan Bewakings Dients atau Dinas Penjagaan Gunung Api. Pada
tahun 1922, namanya berubah menjadi Volcanologische Onderzoek. Sejak saat itu,
lembaga ini membangun pos-pos pengamatan untuk memantau aktivitas gunung berapi
di Indonesia. Gunung berapi yang dipantau aktivitasnya antara lain Gunung Krakatau,
Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Papandayan, Gunung Merapi, dan Gunung Semeru.
Setelah jaman penjajahan berakhir, dibentuklah Dinas Gunung Berapi yang posisinya
berada di bawah Jawatan Pertambangan. Selanjutnya, nama lembaga ini terus berubah
beberapa kali sampai akhirnya bernama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) seperti yang kita kenal sekarang.

35

Anda mungkin juga menyukai