BAB IV
DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEHIDUPAN
Untuk mempermudah anda mempelajari materi dalam bab ini, perhatikan peta konsep berikut.
1
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
b. Lapisan sima yaitu lapisan kulit yang disusun oleh logam-logam silikon dan
magnesium lapisan sima bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.
c. Mantel Peridotit atau fesima (ferrum, silicium, dan magnesium) terdiri atas
persenyawaan magnesium dan sifatnya amorf plastic
2
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
3
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
4
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
5
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
B. TEKTONISME
1. Pengertian tektonisme
Tektonisme merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya
perubahan letak muka bumi secara mendatar atau vertical, baik yang mengakibatkan
putusnya hubungan batuan maupun tidak.Tektonisme akan mengubah bentuk muka Bumi
menjadi naik atau turun.
2. Gerak Epirogenesa
Suatu proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga yang lambat dari
dalam dengan arah vertical, baik ke atas maupun ke bawah meliputi wilayah yang luas.
Gerakan Tektonis Epirogenesa ada 2 macam, Epirogenesa positif dan Epirogenesa negatif.
a. Epirogenesa positif
Yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut naik,
akibat adanya sedimen yang tebal.Contoh : Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian
timur( Kep. Maluku dari barat daya sampai P. Banda). Berikut merupakan gambar dari
gerak epirogenesa positif.
b. Epirogenesa negatif
Yaitu gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut turun, misal
mencairnya lapisan es. Contoh : Naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton Naiknya
Dataran Tinggi Colorado di Amerika Serikat.
3. Gerak Orogenesa
6
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
Suatu pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah yang sempit.
Tektonis Orogenesa merupakan proses pembentukan gunung atau pegungungan akibat
adanya tabrakan lempeng benua, tabrakan sesarbawah benua dengan lempeng samudra,
perkahan kontinen, pergeseran punggung samudra dengan benua. Tektonis Orogenesa
biasanya disertai proses lipatan (faulting), patahan (folding).
a. Lipatan
Bentuk lipatan terjadi karena tenaga endogen kearah lateral (mendatar) dan dua
arah yang berlawanan. Apabila terjadi bentuk lipatan maka akan ditemukan antiklinal
atau puncak lipatan dan sinklinal atau lembah lipatan. Contohnya pegunungan-
pegunungan tua seperti pegunungan Ural dan Allegana yang terjadi pada zaman primer
dan pegunungan muda seperti rangkaian pegunungan Mediterania dan sirkum pasifik
yang terjadi pada zaman tersier. Rangkaian pegunungan Mediterania adalah lipatan
pegunungan yang dimulai dari pegunungan Atlas, Alpen, Balkan, Asia Muka,
Himalaya, Hindia Belakang, Sumatra, jawa, Nusa Tenggara, sampai Maluku.
Sirkum pasifik adalah rangkaian atau lipatan pegunungan yang memanjang dari
pantai pasifik, amerika, jeparang, Filipina, irian, Australia, sampai selandia
baru.Berikut merupakan gambar dari lipatan yang terjadi di sirkum pasifik.
7
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
2) Lipatan Miring
Terjadi ketika kekuatan tenaga pendorong di salah satunya sisi lebih kuat, maka
akan menghasilkan kenampakan yang salah satu sisinya lebih curam.Berikut
merupakan gambar dari lipatan miring.
3) Overfold
Terjadi saat tekanan bekerja pada salah satu sisi dengan lebih kuat, sisi tersebut
akan terlipat sesuai arah lipatan. Berikut merupakan gambar dari overfold.
Gambar: Overfold
4) Recumbent Fold
Terbentuk pada saat lipatan yang satu menekan sisi yang lain, menyebabkan sumbu
lipat hampir datar. Berikut merupakan gambar dari overfold.
5) Lipatan Overthrust
Terbentuk ketika tenaga tekan menekan satu sisi dengan kuatnya hingga
menyebabkan lipatan menjadi retak. Berikut merupakan gambar dari overtrhrust.
8
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
6) Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust rusak sepanjang garis retakan. Berikut
merupakan gambar dari nappe.
9
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
b) Horst, yaitu lapisan batuan yang lebih tinggi daripada daerah sekelilingnya.
10
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
3) Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah
patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah
mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah vertikal. Bila gerakan
patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan bila ke kiri dinamakan sesar
geser dekstral.
11
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
2) Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang seperti emas, intan, timah,
serta bahan bangunan yang lainnya.
3) Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata alam yang sangat menarik.
b. Dampak Negatif
1) Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan landai,
yang tidak baik dijadikan daerah pertanian
2) Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah
pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat menimbulkan
kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
3) Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan gunung api.
Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban jiwa manusia,
membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan kerugian material bagi
penduduk setempat.
4) Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan
cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan deformasi pada
kerak Bumi (pengangkatan, amblesan, retakan, patahan, serta lipatan) didukung
dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi,
longsoran, dan sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan
bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil, harta benda, dan nyawa.
C. VULKANISME
1. Proses Vulkanisme
Vulkanisme diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas magma di
dalam litosfer hingga keluar ke permukaan bumi. Magma adalah batuan cair pijar
bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan
gas yang terlarut di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang
amat besar, walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi
pengurangan tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga
batuan tadi menjadi cair pijar atau disebut magma. Terdapat dua gerakan magma yaitu
intrusi dan ekstrusi magma.
2. Intrusi Magma
Intrusi magma adalah proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan (retakan)
dan celah pada lapisan batuan pembentuk litosfer, tetapi tidak sampai ke permukaan
bumi. Intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga
membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau
disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk, yaitu:
12
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
a. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat
penurunan suhu yang sangat lambat. Intrusi ini sebenarnya adalah dapur magma yang
membeku.
b. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan
lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara
permukaan atasnya tetap rata.
c. Keping intrusi atau sill adalah sisipan magma yang membeku diantara dua lapisan
litosfer, relatif tipis, melebar, dan sejajar dengan bidang perlapisan.
d. Intrusi korok/gang/ dike adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan
litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
e. Apolisa (aphophyse) adalah semacam cabang dari intrusi gang yang bercabang-
cabang banyak (seperti menjari).
f. Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari
dapur magma sampai ke permukaan bumi.
g. Lopolith, yaitu batuan beku intrusi yang mendesak lapisan diatas dan dibawahnya
menjadi bentuk bikonveks.
h. Pacolith, yaitu jenis batuan beku intrusi yang mendesak lapisan dibawahnya sehingga
membentuk suatu bentukan lensa datar-cembung.
13
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi waktu magma keluar, erupsi
dibedakan menjadi dua macam, yaitu erupsi linear dan erupsi sentral.
a. Erupsi linear, yaitu gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau
retakan-retakan.
b. Erupsi sentral, terjadi jika lava keluar melalui terusan kepundan. Erupsi sentral dibagi
menjadi tiga macam, yaitu erupsi yang semata-mata efusif, eksplosif, dan campuran.
1) Erupsi yang semata-mata efusif, sebagian besar hasilnya adalah lava.
2) Erupsi yang semata-mata eksplosif, sebagian besar hasilnya adalah berapi embryo.
3) Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung berapi berlapis.
Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava.
4. Material hasil aktivitas vulkanis
Material yang dikeluarkan saat gunung api meletus bermacam-macam. Ada yang
berupa padat, cair, dan gas. Masing-masing zat tersebut dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis material. Jenis material yang dikeluarkan gunung api adalah:
a. Material Padat (Efflata)
Material padat (efflata) terdiri atas:
1) Bom (batu-batu besar).
2) Terak (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom).
3) Lapili, berupa kerikil.
4) Pasir
5) Debu
6) Batu apung
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika
terjadi letusan.
2) Efflata autogen (Pyroclastica), berasal dari magma itu sendiri.
b. MaterialCair
Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari gunung api jika magma
cair dari dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan
dan tidak terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:
1) Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api.
2) Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas
yang mengalir.
3) Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung
menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah.
Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah
menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk
aliran lahar dingin saat turun hujan.
c. MaterialGas atau Ekshalasi
Material gas atau ekshalasi terdiri atas:
1) Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).
14
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
15
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
16
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
17
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
a. Dampak negatif
1) Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain
Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur
dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
2) Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke
permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai
sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang
membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
3) Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya.
Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
4) Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan.
Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan
kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
5) Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini
terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih
besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang
terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak
napas.
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi
organisme yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal
negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:
1) Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-
macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S,
No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial
meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2) Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk
di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
3) Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik
panas akan merusak pemukiman warga.
4) Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan
hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5) Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah
penyakit misalnya saja ISPA.
6) Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya
letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi,
18
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata
terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.
b. Dampak positif
1) Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian
sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan
tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan
yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
2) Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah
meletus, yakni penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki
nilai ekonomis.
3) Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat
meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga
sekitar gunung.
4) Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi
pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
5) Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang
keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini baik bagi
kesehatan kulit.
6) Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral
yang sangat melimpah.
7) Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi
sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
8) Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan
pembangkit listrik.
19
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
20
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
Gelombang transversal yaitu gelombang gempa yang tegak lurus dengan gelombang
primer dengan kecepatan 4-7 km per detik.
Gelombang ini disebut gelombang sekunder.
c. Gelombang panjang dan gelombang
permukaan, yaitu gelombang gempa yang
merambat di permukaan bumi dengan kecepatan
sekitar 3,5-3,9 km per detik. Gelombang inilah
yang paling banyak menimbulkan kerusakan
4. Pengukuran Gempa Bumi
Gempabumi dapat diukur dengan menggunakan
alat seismograf ditemukan oleh Grey, Milne, dan
Ewing pada tahun 1880.Cara mengukur jarak episentrum menggunakan rumus Laska:
∆ = {(S−P) −1 menit} x 1.000 km
Keterangan:
∆ = Jarak Episentrum Gempa Bumi (km)
S = Gelombang Sekunder (menit)
P = Gelombang Primer (menit)
21
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
Selain memberikan dampak negatif, gempa bumi juga memberikan pengaruh positif.
Gempa menjadikan kemajuan teknologi semakin pesat terutama dalam penemuan alat
pendeteksi gempa. Gempa juga memberikan pengaruh positif di bidang pariwisata terutama
tepat di lokasi terjadinya gempa. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar
lokasi tersebut. Setelah terjadi gempa, manusia juga mengambil hikmah di balik peristiwa
tersebu karena menjadikan manusia lebih peduli terhadap sesamanya dan meningkatkan
kewaspadaan jika terjadi gempa.
E. TENAGA EKSOGEN
1. Pengertian Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar yang berpengaruh terhadap relief
permukaan bumi. Agen pembentuk tenaga eksogen berupa: air, angin, organisme, sinar
matahari, dan es.
Tenaga Eksogen meliputi:
a. Pelapukan
Pelapukanadalah proses penghancuranbatuan dari bongkah-bongkah batu besar dan
keras ataupun agak lunak menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Hancurnya batuan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti cuaca dan iklim, perubahan suhu,
terkena unsur kimia yang terlarut dalam air hujan, serta ulah makhluk hidup.
Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1) Pelapukan Mekanis (fisis)
Pelapukan mekanis adalah penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami
perubahan kimiawi. Penghancuran batuan tersebut salah satunya disebabkan oleh
faktor berikut :
a) Perubahan suhu
Perubahan suhu antara siang dan malam yang sangat besar, misalnya di daerah
gurun. Pada siang hari, suhu sangat tinggi sehingga batuan mengalami pemuaian,
sedangkan pada malam hari suhu udara sangat rendah sehingga batuan mengerut.
Perubahan suhu ini menyebabkan batuan mudah retak dan akhirnya pecah menjadi
bagian yang lebih kecil.
b) Insolasi
Amplitudo suhu yang sangat tinggi, dapat menghancurkan batuan, misalnya
batuan di daerah gurun. Pelapukan di daerah ini berupa pelapukan kering
(insolasi)
c) Perbedaan warna mineral
Perbedaan warna mineral pembentuk batuaan menyebabkan perbedaan pemuaian
bagian bagian batuan itu sehingga menyebabkan berlangsungnya pelapukan
mekanik.
d) Pembekuan air di dalam celah-celah batuan.
Air dalam keadaan cair dapat meningkat volumenya jika membeku menjadi
22
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
Kristal-Kristal es. Oleh karena itu batuan bisa pecah/hancur karena air yang
membeku di dalam celah-celah batuan dapat menekan batuan sehingga menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
PeristiwaPelapukan Biologis
b. Erosi
23
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
Erosi ataupengikisan adalah proses terlepasnya partikel batuan secara alamiah oleh
tenaga pengangkut yang ada di permukaan bumi antara lain angin dan air.
Berdasarkan penyebabnya ada lima macam erosi yaitu :
1) Erosi aliran permukaan
Terjadi jika intensitas dan atau lamanya hujan melebihi kapasitas infiltrasi. Oleh
karena itu, laju erosi permukaan dipengaruhi oleh kecepatan permukaan dan turbulensi
aliran. Erosi ini menyebabkan terjadinya lembah dalam, ngarai, dan jurang yang dalam
(canyon). Misalnya, Grand Canyon dengan Sungai Colorado, USA (Grand Canyon of
Colorado).
2) Erosi angin
Erosi yang disebabkan oleh tenaga angin, biasanya terjadi di padang pasir atau di
pantai berpasir. Erosi angin di daerah berpasir mengakibatkan terjadinya bukit-bukit
pasir (gumuk pasir) yang biasa disebut sand dunes.Korasi atau deflasi adalah proses
erosi yang dilakukan oleh angin yang mengandung atau membawa pasir melintasi
batuan-batuan sehingga batuan tersebut terkikis, misalnya terbentuknya batu cendawan
atau batu jamur di padang pasir atau gurun pasir.
3) Erosigletser
Erosi gletser adalah erosi yang disebabkan oleh gletser yang bergerak dari lereng
pegunungan menuju ke bawah. Erosi ini dapat terjadi di pegunungan tinggi yang
tertutup salju seperti Pegunungan Himalaya, Alpen dan Rocky.
4) Erosi air laut
Erosi air laut disebut juga abrasi atau erosi marine. Erosi ini disebabkan oleh
gelombang yang mampu mengikis batuan yang ada di pantai kemudian diendapkan di
sekitar pantai tersebut. Bentukan lahan akibat abrasi yaitu cliff, relung dan dataran
abrasi.
Gambar Cliff
5) ErosiGravitasi (Masswasting)
Pada lereng yang terjal, jika hujan datang, maka lapisan tanah gembur akan
berpindah ke dasar lembah. Tanah longsor merupakan contoh pengangkutan oleh
gravitasi dengan air sebagai alat bantu untuk melicinkan bidang luncurnya.
c. Sedimentasi
Sedimentasi terjadi karena adanya pengurangan kecepatan tenaga dan media
pengangkut sehingga material yang diangkut mengendap di suatu tempat.
24
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
1) Sedimentasi fluvial, adalah proses pengendapan materi yang diangkut air sepanjang
aliran sungai. Makin ke hilir, ukuran butiran batuan makin kecil. Bentukannya berupa
dataran banjir dan kipas aluvial.
2) Sedimentasi aeolis, adalah proses pengendapan materi yang dibawa atau diangkut
oleh angin. Bentukan alam berupa gumuk pasir (sand dunes).
Sand dunes
3) Sedimentasi marine, adalah proses pengendapan material hasil abrasi di sepanjang
pantai. Hasil bentuk sedimentasinya adalah gosong (timbunan pasir hasil pengikisan
air laut) dan tombolo (gosong yang menghubungkan pulau dengan daratan utama).
4)
25
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
oleh akar.
• Manusia juga berperan dalam pelapukan
melalui aktifitas penebangan pohon,
pembangunan maupun penambangan.
Air Pengaruh positif:
permuka- • Pengikisan sungai yang mengandung
an tambang sehingga mempermudah
penggalian
• Timbulnya inisiatif masyarakat untuk
Angin melakukan konservasi terhadap lahan kritis
untuk direboisasi
Pengaruh Negatif:
2. • Erosi menyebabkan berkurangnya produksi
pertanian karena hilangnya unsur hara di
Gletser dalam tanah
• Pendangkalan sungai dapat menimbulkan
banjir di daerah sekitarnya
Marine • Pendangkalan alur sungai dapat
Gravitasi/ mengganggu lalu lintas pelayaran
Erosi
Masswastin
g
Fluvial Dampak Positif
• Terbentuknya tanah subur
Sedimentasi
Angin
• Wilayah hilir sungai yang subur
3.
• Terbentuk tanggul alam dan dataran banjir
Marine
Dampak negative:
26
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
27
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
T = f (i,o,b,t,w)
Keterangan:
T : tanah b : bahan induk
f : faktor t : topografi
i : iklim w : waktu
o : organisme
Bahan induk
Waktu
Iklim
Topografi
Organismee
28
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
3. Profil tanah
Lapisan-lapisan tanah pada profil tanah disebut horizon. Sebuah horizon tanah
merupakan penampang melintang dari permukaan tanah hingga ke bahan induk tanah.
Horizon tanah meliputi:
a. Horizon O, horizon ini dapat kita temukan pada tanah-tanah hutan yang belum
terganggu. Pada lapisan ini terdapat banyak akar tanaman dan jasad tumbuhan dan
hewan. Horizon O, merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah
mineral. Lapisan ini berwarna gelap dan kaya akan humus merupakan lapisan
permukaan.
b. Horizon A, horizon ini terdiri atas campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon
A merupakan horizon yang mengalami pencucian. Pada lapisan ini merupakan eluviasi
yang masih mempunyai banyak humus. Lapisan ini berwarna keabu-abuan dan lebih
pucat. Warna pucat tersebut akibat banyaknya kandungan mineral yang hanyut bersama
air hujan.
29
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
c. Horizon E, horizon ini terdiri atas lapisan bawah permukaan yang telah kehilangan
sebagian besar kandungan mineralnya. Lapisan ini sering melekat pada horizon A atau
menggantikan lapisan tersebut.
d. Horizon B, pada lapisan ini partikel dan liat yang tercuci dari horizon E terakumulasi.
Hanya terdapat sedikit materi organik pada lapisan ini.
e. Horizon C, horizon ini tersusun atas bahan induk yang sudah mengalami sedikit
pelapukan dan bersifat tidak subur. Pada lapisan ini merupakan lapisan tanah terbawah
yang terdiri atas bahan induk tanah seperti batuan dasar yang melapuk atau sedimen
yang belum memadat.
f. Horizon R, horizon ini tersusun atas batuan keras yang belum terlapukkan. Lapisan ini
merupakan dasar tanah yang terdiri dari batuan yang sangat pejal dan belum mengalami
pelapukan.
30
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
31
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
6. Konservasi Tanah
Metode yang digunakan dalam konservasi tanah dibagi menjadi tiga macam metode
yaitu :
a. Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan
tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini
selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi
memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses
pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah. Metode vegetatif
untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup lahan (cover
crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan
tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah
oleh air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997). Penanaman
rumput kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai manfaat
lain, yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara penanamannya dapat secara
rapat, barisan maupun menurut kontur.
b. Metode mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan
menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya.
Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta
menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997). Termasuk dalam
32
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah.
Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan
untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok
pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah
perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma
(Arsyad, 1989).
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan
tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan
cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik
yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta
melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak
merusak.
Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah
(pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk
alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur
tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat
menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut
kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan
penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah
beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi
ini. Pembuatan terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi
bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta
menampungnya agar lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses
infiltrasi (Sarief, 1986). Menurut Arsyad (1989), pembuatan terras berfungsi untuk
mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan
jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian
erosi berkurang.
33
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi
(Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985). Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai
pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka
panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Bahan tersebut juga
memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989).
34
Modul Geografi SMA Negeri 1 Tabanan 2019/2020
35