Disusun Oleh :
MUHAMAD FARREL ABSY PUTRA
111.200.107
YOGYAKARTA
2021
MAGMA DAN MAGMATISME
Bumi adalah adalah satu satunya planet yang memiliki kehidupan dan memiliki
substansi dalam bentuk energi baik fisika kimia dan energi energi lainnya yang tidak bisa
diciptakan atau dimusnahkan dalam bentuk bagaimanapun. Semua elemen energi atau
substansi yang ada di bumi jumlahnya akan tetap sama, hanya saja dari segi perubahan
energi ini dapat di transformasikan dalam bentuk lainnya. Maka dari itu, pada planet ini
juga terdapat banyak aspek kegunungapian mulai dari yang aktif maupun tidak aktif.
Dalam daur batuan dicantumkan bahwa batuan – batuan yang ada bersumber dari
proses pendinginan dan penghabluran lelehan batuan didalam Bumi yang disebut magma.
Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam Litosfir, yang terdiri dari
ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung didalamnya, serta mengandung
sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman
berkisar sekitar 200 kilometer dibawah permukaan Bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur
yang kemudian membentuk mineral-mineral silikat. Deskripsi yang tepat terhadap magma
ini, didasarkan pada kaidah kegunungapian, dapat diartikan juga suatu tubuh batuan yang
leleh secara keseluruhan ataupun leleh sebagian, yang terletak di bawah permukaan bumi.
Proses pelelehannya dapat berlangsung secara tektonik, akibat adanya gradien geotermal
(pada dapur magma primer) maupun sebagai bagian dari magma penyusun lapisan
astenosfer. Lapisan astenosfer merupakan bagian dari struktur dalam bumi, yang terletak
di bawah kerak bumi. Sedangkan secara deskriptif, magma adalah batuan cair pijar,
bersuhu >8000 C yang bersifat selalu bergerak (mobile) yang berada di dalam bumi.
Komposisi magma tergantung pada batuan tempat ia terbentuk atau terendapkan (dengan
mencair), dan kondisinya meleleh. Magma yang berasal dari mantel memiliki kadar zat
besi, magnesium, dan kalsium yang lebih tinggi, tetapi masih cenderung didominasi oleh
oksigen. Semua magma memiliki proporsi unsur-unsur yang bervariasi seperti hidrogen,
karbon, dan belerang, yang diubah menjadi gas seperti uap air, karbon dioksida, dan
hidrogen sulfida saat magma mendingin.
Magma yang mempunyai berat jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan
berusaha untuk naik melalui rekahan – rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya
mampu mencapai permukaan Bumi. Apabila magma keluar, melalui kegiatan gunung-
berapi dan mengalir diatas permukaan Bumi, maka akan dinamakan lava. Magma ketika
dalam perjalanannya naik menuju ke permukaan, dapat juga mulai kehilangan mobilitasnya
ketika masih berada didalam litosfir dan membentuk dapur-dapur magma sebelum
mencapai permukaan. Dalam keadaan seperti itu, magma akan membeku ditempat, dimana
ion-ion didalamnya akan mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian menyusun diri,
menghablur dan membentuk batuan beku. Namun dalam proses pembekuan tersebut, tidak
seluruh bagian dari lelehan itu akan menghablur pada saat yang sama. Ada beberapa jenis
mineral yang terbentuk lebih awal pada suhu yang tinggi dibanding dengan lainnya, seperti
pembentukan mineral yang terjadi pada deret bowen. Bentuk – bentuk dan ukuran dari
butiran yang terjadi, sangat ditentukan oleh derajat kecepatan dari pendinginan magma.
Pada proses pendinginan yang lambat, hablur yang terbentuk akan mempunyai bentuk yang
sempurna dengan ukuran yang besar-besar. Sebaliknya, apabila pendinginan itu
berlangsung cepat, maka ion – ion didalamnya akan dengan segera menyusun diri dan
membentuk butiran – butiran yang berukuran kecil-kecil. Bentuk pola susunan butiran –
butiran mineral yang nampak pada batuan beku tersebut dinamakan tekstur batuan.
Pada prinsipnya, magma mulai terbentuk pada suhu di atas 8000C, dengan
pelelehan membentuk garis linear sejalan dengan perubahan tekanan dan kedalaman.
Magma dalam kerak bumi dapat terbentuk sebagai akibat dari perbenturan antara dua
lempeng litosfir, dimana salah satu dari lempeng yang berinteraksi itu menunjam dan
menyusup kedalam astenosfir. Sebagai akibat dari gesekan yang berlangsung antara kedua
lempeng litosfir tersebut, maka akan terjadi peningkatan suhu dan tekanan. Proses subduksi
yang terjadi mengakibatkan bertambahnya volume magma pada dapur magma. Faktor –
faktor yang mempengaruhinya yaitu peningkatan suhu, peningkatan tekanan, dan
perubahan komposisi magma oleh penambahan volatile.
➢ Magmatisme
Noor, Djauhari . 2009 . Pengantar Geologi Edisi Pertama . Bogor ; Fakultas Teknik
Universitas Pakuan