Anda di halaman 1dari 7

MAGMA DAN MAGMATISME

Disusun Oleh :
MUHAMAD FARREL ABSY PUTRA
111.200.107

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2021
MAGMA DAN MAGMATISME

Bumi adalah adalah satu satunya planet yang memiliki kehidupan dan memiliki
substansi dalam bentuk energi baik fisika kimia dan energi energi lainnya yang tidak bisa
diciptakan atau dimusnahkan dalam bentuk bagaimanapun. Semua elemen energi atau
substansi yang ada di bumi jumlahnya akan tetap sama, hanya saja dari segi perubahan
energi ini dapat di transformasikan dalam bentuk lainnya. Maka dari itu, pada planet ini
juga terdapat banyak aspek kegunungapian mulai dari yang aktif maupun tidak aktif.

Berhubungan dengan aspek kegunungapian, bahwa prinsip dasar gunungapi adalah


harus adanya magma, rekahan yang mecapai ke permukaan bumi, dan adanya proses
tektonik yang memicu terjadinya rekahan serta aliran magma sampai menjangkau
permukaan bumi. Sifat-sifat dan kegiatan magma di dalam perut bumi disebut
magmatisme. Terjadinya magmatisme dikontrol oleh tatanan tektonismenya. Tektonisme
dan gaya gravitasi bumi membentuk proses pemisahan dan pengangkatan magma dalam
reservoir magma atau dalam dapur magma, ke lapisan kerak bumi yang di atasnya selama
upwelling berlangsung. Teori tektonik lempeng adalah suatu teori yang menjelaskan
mengenai sifat-sifat bumi yang dinamis yang disebabkan oleh gaya endogen yang berasal
dari dalam bumi. Adapun macam – macam batas lempeng, yaitu batas konvergen yang
artinya batas antar lempeng yang saling mendekati atau bertumbukan (berupa batas
subduksi dan obduksi), batas divergen yang artinya batas antar lempeng yang saling
menjauh satu dan lainnya, batas transform yang artinya batas antar lempeng saling
berpasan dan saling bergeser satu dan lainnya menghasilkan suatu sesar mendatar. Adanya
siklus pembentukan batuan dalam lapisan kerak bumi, yaitu pelelehan, pembekuan,
metamorfisme, penghancuran, sedimentasi, erosi, dan litifikasi dapat menjaga
keseimbangan tektonisme. Adapun terjadinya vulkanisme pada gunungapi yang
didalamnya berlangsung proses pelelehan batuan (membentuk magma) yang terjadi oleh
proses tektonisme, pembentukan wadah (reservoir magma), magmatisme pada lapisan
kerak bumi, kemunculan magma di permukaan bumi oleh proses vulkanisme, fragmentasi
dan deposisi, erosi dan sedimentasi yaitu penghancuran lempeng tektonik pada batas –
batas lempeng dan pembentukan lempeng baru, dan seterusnya.
➢ Magma dan proses terbentuknya

Dalam daur batuan dicantumkan bahwa batuan – batuan yang ada bersumber dari
proses pendinginan dan penghabluran lelehan batuan didalam Bumi yang disebut magma.
Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam Litosfir, yang terdiri dari
ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung didalamnya, serta mengandung
sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman
berkisar sekitar 200 kilometer dibawah permukaan Bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur
yang kemudian membentuk mineral-mineral silikat. Deskripsi yang tepat terhadap magma
ini, didasarkan pada kaidah kegunungapian, dapat diartikan juga suatu tubuh batuan yang
leleh secara keseluruhan ataupun leleh sebagian, yang terletak di bawah permukaan bumi.
Proses pelelehannya dapat berlangsung secara tektonik, akibat adanya gradien geotermal
(pada dapur magma primer) maupun sebagai bagian dari magma penyusun lapisan
astenosfer. Lapisan astenosfer merupakan bagian dari struktur dalam bumi, yang terletak
di bawah kerak bumi. Sedangkan secara deskriptif, magma adalah batuan cair pijar,
bersuhu >8000 C yang bersifat selalu bergerak (mobile) yang berada di dalam bumi.
Komposisi magma tergantung pada batuan tempat ia terbentuk atau terendapkan (dengan
mencair), dan kondisinya meleleh. Magma yang berasal dari mantel memiliki kadar zat
besi, magnesium, dan kalsium yang lebih tinggi, tetapi masih cenderung didominasi oleh
oksigen. Semua magma memiliki proporsi unsur-unsur yang bervariasi seperti hidrogen,
karbon, dan belerang, yang diubah menjadi gas seperti uap air, karbon dioksida, dan
hidrogen sulfida saat magma mendingin.

Magma yang mempunyai berat jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan
berusaha untuk naik melalui rekahan – rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya
mampu mencapai permukaan Bumi. Apabila magma keluar, melalui kegiatan gunung-
berapi dan mengalir diatas permukaan Bumi, maka akan dinamakan lava. Magma ketika
dalam perjalanannya naik menuju ke permukaan, dapat juga mulai kehilangan mobilitasnya
ketika masih berada didalam litosfir dan membentuk dapur-dapur magma sebelum
mencapai permukaan. Dalam keadaan seperti itu, magma akan membeku ditempat, dimana
ion-ion didalamnya akan mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian menyusun diri,
menghablur dan membentuk batuan beku. Namun dalam proses pembekuan tersebut, tidak
seluruh bagian dari lelehan itu akan menghablur pada saat yang sama. Ada beberapa jenis
mineral yang terbentuk lebih awal pada suhu yang tinggi dibanding dengan lainnya, seperti
pembentukan mineral yang terjadi pada deret bowen. Bentuk – bentuk dan ukuran dari
butiran yang terjadi, sangat ditentukan oleh derajat kecepatan dari pendinginan magma.
Pada proses pendinginan yang lambat, hablur yang terbentuk akan mempunyai bentuk yang
sempurna dengan ukuran yang besar-besar. Sebaliknya, apabila pendinginan itu
berlangsung cepat, maka ion – ion didalamnya akan dengan segera menyusun diri dan
membentuk butiran – butiran yang berukuran kecil-kecil. Bentuk pola susunan butiran –
butiran mineral yang nampak pada batuan beku tersebut dinamakan tekstur batuan.

Pada prinsipnya, magma mulai terbentuk pada suhu di atas 8000C, dengan
pelelehan membentuk garis linear sejalan dengan perubahan tekanan dan kedalaman.
Magma dalam kerak bumi dapat terbentuk sebagai akibat dari perbenturan antara dua
lempeng litosfir, dimana salah satu dari lempeng yang berinteraksi itu menunjam dan
menyusup kedalam astenosfir. Sebagai akibat dari gesekan yang berlangsung antara kedua
lempeng litosfir tersebut, maka akan terjadi peningkatan suhu dan tekanan. Proses subduksi
yang terjadi mengakibatkan bertambahnya volume magma pada dapur magma. Faktor –
faktor yang mempengaruhinya yaitu peningkatan suhu, peningkatan tekanan, dan
perubahan komposisi magma oleh penambahan volatile.
➢ Magmatisme

Proses magmatisme adalah proses pendewasaan magma, dari sumbernya ke dapur


magma hingga permukaan bumi. Dapat juga diartikan pembentukan langsung dari dapur
magma melalui proses pendinginan magma pada suhu, tekanan, dan unsur tertentu yang
membeku dari paling luar hingga ke dalam. Proses magmatisme tersebut mengubah magma
baru (muda) magma dewasa (mature), yang membangun tubuh gunung api dengan erupsi
– erupsi efusif hingga erupsi eksplosif yang bersifat menghancurkan kerucut gunung api.
Proses tersebut diakibatkan oleh sifat magma yang selalu bergerak (mobile), mendorong
magma mencari zona rekahan untuk dilaluinya pada lapisan kerak bumi. Selama
perjalanannya tersebut, terjadi perubahan komposisi dan sifat magma yang disebut proses
magmatisme. Proses magmatisme menentukan tipe dan sifat magma sedangkan tipe dan
sifat magma mengontrol intensitas dan sifat aktivitas gunung api.
➢ Kesimpulan

Berhubungan dengan aspek kegunungapian, bahwa prinsip dasar gunungapi adalah


harus adanya magma, rekahan yang mecapai ke permukaan bumi, dan adanya proses
tektonik yang memicu terjadinya rekahan serta aliran magma sampai menjangkau
permukaan bumi. Magma adalah cairan pijar, bersuhu >8000 C yang bersifat selalu
bergerak (mobile) yang berada di dalam bumi. Pada prinsipnya, magma mulai terbentuk
pada suhu di atas 8000C, dengan pelelehan membentuk garis linear sejalan dengan
perubahan tekanan dan kedalaman. Magma dalam kerak bumi dapat terbentuk sebagai
akibat dari perbenturan antara dua lempeng litosfir, dimana salah satu dari lempeng yang
berinteraksi itu menunjam dan menyusup kedalam astenosfir. Proses magmatisme adalah
proses pendewasaan magma, dari sumbernya ke dapur magma hingga permukaan
bumi. Dapat juga diartikan pembentukan langsung dari dapur magma melalui proses
pendinginan magma pada suhu, tekanan, dan unsur tertentu yang membeku dari paling luar
hingga ke dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Earle, Steven . 2019 . Physical Geology : second edition . Western Canada

Mulyaningsih, Sri . 2015 . Vulkanologi . Yogyakarta : Penerbit Ombak

Noor, Djauhari . 2009 . Pengantar Geologi Edisi Pertama . Bogor ; Fakultas Teknik
Universitas Pakuan

Anda mungkin juga menyukai