Anda di halaman 1dari 8

Tugas ke: 11

MAKALAH VULKANOLOGI
KLASIFIKASI MAGMA GUNUNGAPI


DISUSUN OLEH:
SERGIO SERRANO SEBAYANG
270110120057
GEOLOGI B

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014



Vulkanisme

Vulkanisme merupakan fenomena luar biasa yang sangat kompleks dimana terjadi
pencampuran atau pertukaran energi dan material dari beberapa jenis komponen yang ada
di bumi, yaitu: Bumi yang kita pijak, Samudera, dan Atmosfer. Vulkanisme adalah peristiwa
naiknya magma menuju lapisan di atasnya. Gerakan magma ada yang mencapai permukaan
bumi (ekstrusi) dan ada yang masih di dalam kulit bumi (intrusi). Vulkanisme yaitu gejala
yang berhubungan dengan kegiatan penerobosan magma ke permukaan bumi secara
keseluruhan.


Vulkanisme merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang
terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan
abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Magma
Magma adalah material silikat alami yang berada di dalam bumi khususnya di mantel
bagian atas atau litosfer bagian bawah yang bersifat cair pijar dengan suhu berkisar 900o
1100oC (terjemahan bebas dari devinisi magma oleh Vide F.F. Grosts, 1974, Turner &
Verhoogen, 1960, H. Williams, 1962).
Magma adalah cairan atau larutan silikat pejar yang terbentuk secara alamiah,
bersifat mudah bergerak (mobile), bersama antara 90-110C dan berasal atau terbentuk
pada kerak bumi bagian bawah hingga selubung bagian atas. Secara fisika, magma
merupakan sistem berkomponen ganda (multi compoent system) dengan fase cair dan
sejumlah kristal yang mengapung di dalamnya sebagai komponen utama, dan pada keadaan
tertentu juga berfase gas. Para ahli berpendapat bahwa panas bumi berasal dari proses
pembusukan material-material radioaktif yang kemudian meluruh atau mengalami
disintegration menjadi unsur radioaktif dengan komposisi yang lebih stabil dan pada saat
meluruh akan mengeluarkan sejumlah energi (panas) yang kemudian akan melelehkan
batuan-batuan disekitarnya. Dimungkinkan, dari proses tersebut dan pengaruhnya terhadap
geothermal gradient yang mencapai 193.600C inilah magma dapat terbentuk.
Sifat-Sifat Fisik Magma meliputi :
1. Suhu magma, besarnya bervariasi tergantung komposisi kimiawinya.
2. Viskositas dan berat jenis magma. Viskositas diartikan sebagai pelekat atau
ketahanan substansi terhadap gerak aliran. Magma yang mempunyai viskositas
rendah akan mempunyai fluidity (sifat mengalir) tinggi sehingga relatif lambat
membeku, sedangkan magma yang mempunyai viskositas tinggi akan cepat
membeku.
Arus Konveksi
Magma di dalam bumi selalu bergejolak, bagian yang paling panas mengalir ke
bagian yang lebih rendah suhunya. Fenomena inilah yang disebut sebagai arus konveksi.


Arus konveksi pada mantel bumi inilah yang menyebabkan pergerakan lempeng dan kerak
bumi. Logika ini menjadi salah satu pijakan teori tektonik lempeng. Magma mengandung
gas-gas terlarut. Gas-gas yang terlarut di dalam cairan magma itu akan lepas dan
membentuk fase tersendiri ketika magma naik ke permukaan bumi. Kandungan gas di dalam
magma ini akan mempengaruhi sifat erupsi dari magma bila keluar ke permukaan bumi.

DIFERENSIASI MAGMA
Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami differensiasi magma.
Diferensiasi magma ini meliputi semua proses yang mengubah magma dari keadaan awal
yang homogen dalam skala besar menjadi masa batuan beku dengan komposisi yang
bervariasi. Menurut Bemmelen magma akan mengalami peristiwa hipodifferensiasi/
pemisahan magma, dimana magma yang bersifat asam akan bergerak keatas karena lebih
ringan, sedangkan yang bersifat basa dibagian bawah. Gerakan pemisahan magma di dalam
dapur magma tersebut akan menimbulkan gaya keatas, mendobrak batuan penyusun kerak
bumi dan bila ada kesempatan akan muncul ke permukaan lewat celah-celah retakan atau
lewat pipa gunung api.
Proses-proses diferensiasi magma meliputi :
1. Fragsinasi ialah pemisahan kristal dari larutan magma,karena proses kristalisasi
berjalan tidak seimbang atau kristal-kristal pada waktu pendinginan tidak dapat
mengikuti perkembangan. Komposisi larutan magma yang baru ini terjadi terutama
karena adanya perubahan temperatur dan tekanan yang menyolok dan tiba-tiba.
2. Crystal Settling/Gravitational Settling adalah pengendapan kristal oleh gravitasi dari
kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan memperkaya magma pada bagian dasar
waduk. Disini mineral silikat berat akan terletak dibawah mineral silikat ringan.
3. Liquid Immisibility ialah larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan pecah
menjadi larutan yang masing-masing akan membeku membentuk bahan yang
heterogen.
4. Crystal Floatation adalah pengembangan kristal ringan dari sodium dan potassium
yang akan memperkaya magma pada bagian atas dari waduk magma.
5. Vesiculation adalah proses dimana magma yang mengandung komponen seperti
CO2, SO2, S2, Cl2, dan H2O sewaktu naik kepermukaan membentuk gelembung-
gelembung gas dan membawa serta komponen volatile Sodium (Na) dan
Potasium(K).
6. Difussion ialah bercampurnya batuan dinding dengan magma didalam waduk
magma secara lateral.
Magmatisma adalah peristiwa penerobosan magma melalui rekahan dan celah-celah pada
litosfer yang tidak sampai ke permukaan bumi, peristiwa ini menyebabkan magma
membeku di dalam bumi membenutuk batuan plutonik, proses tesebut disebut intrusi, dan
batuan yang terbentuk disebut batuan intrusi. Komposisi kimiawi magma dari contoh-
contoh batuan beku terdiri dari :
1. Senyawa-senyawa yang bersifat non volatile dan merupakan senyawa oksida dalam
magma. Jumlahnya sekitar 99% dari seluruh isi magma , sehingga merupakan mayor
element, terdiri dari SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5.
2. Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi
gas CH4, CO2, HCl, H2S, SO2.
3. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan minor
element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S dan Pb.

Klasifikasi Magma Berdasarkan Kandungan Silika
Sesuai dengan definisi, magma merupakan cairan silikat pijar yang bersumber dari perut
bumi. Silika atau dikenal dengan silikon dioksida (SiO2) merupakan senyawa yang banyak
ditemui dalam bahan galian yang disebut pasir kuarsa, terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2)
dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir
kuarsa juga dikenal dengan nama pasir Klasifikasi Magma Gunungapi putih merupakan hasil
pelapukan batuan yang mengandung mineral utama seperti kuarsa dan feldsfar. Pasir kuarsa
mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O,
berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya.
Berdasarkan kandungan silikanya, magma dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1. Magma asam, yaitu magma yang memiliki kandungan silika >66%.
2. Magma menengah, yaitu magma yang memiliki kandungan silika 45%-66%.
3. Magma basa, yaitu magma yang memiliki kandungan silika <45%.

Klasifikasi Magma berdasarkan Berat Oksida
Berdasarkan berat oksida-magma, magma dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Magma asam, mengandung silikat dan natrium oksida.
2. Magma basa, mengandung aluminium oksida, magnesium oksida, kalsium oksida dan
timah oksida.

Klasifikasi Magma berdasarkan Kandungan Gas
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon
monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (SO2), dan
Nitrogen (NO2).
Berdasarkan kandungan gas di dalamnya, magma dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Hipomagma, yaitu magma yang bersifat jenuh gas atau banyak mengandung
gelembung gas (undersaturated) dan dapat terbentuk pada tekanan yang besar.
2. Piromagma, yaitu magma yang jenuh gas atau banyak mengandung gelembung gas
sehingga memberikan kenampakan membusa.
3. Epimagma, yaitu magma yang miskin gas sehingga dapat disamakan dengan lava
yang belum dierupsikan.

Klasifikasi Magma berdasarkan Genesisnya
Magma dalam kerak Bumi dapat terbentuk sebagai akibat dari perbenturan antara 2 (dua)
lempeng litosfir, dimana salah satu dari lempeng yang berinteraksi itu menunjam dan
menyusup kedalam astenosfir. Sebagai akibat dari gesekan yang berlangsung antara kedua
lempeng litosfir tersebut, maka akan terjadi peningkatan suhu dan tekanan, ditambah
dengan penambahan air berasal dari sedimen-sedimen samudra akan disusul oleh proses
peleburan sebagian dari litosfer.
1. Magma hybrid, yaitu magma yang terbentuk melalui proses hibridisasi dua jenis
magma yang terpisah (unrelated) bercampur membentuk magma baru.
Pencampuran magma terjadi saat dua jenis magma yang berbeda bertemu dan
kemudian bercampur menjadi satu menghasilkan satu jenis magma lain yang
homogen yang disebut dengan magma turunan.
2. Magma sintetik, yaitu magma yang komposisinya berubah karena proses asimilasi.
Proses pembentukan magma sintetik disebut sinteksis, dimana magma sintetik dapat
terbentuk sebagai akibat pelarutan batuan asing (umumnya sedimen) yang selain
melebur juga mengubah komposisi magma.




























Daftar Pustaka

Agung. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tipe Letusan.
http://kamusq.blogspot.com/2013/05/faktor-yang-mempengaruhi-tipe-
letusan.html
Anonim, 2012. Magma dan Pembentukan Batuan Beku.
http://tigabatu.wordpress.com/2012/05/15/magma-dan-pembentukan-batuan-
beku/ (Diakses pada tanggal 18/05/2014).
Anonim. 2010. Petrology Laboratory.
http://petroclanlaboratory.weebly.com/magma.html (Diakses pada tanggal
18/05/2014).
Anonim. 2014. Gunung Api. id.wikipedia.org/wiki/Gunungapi. (Diakses pada tanggal
18/05/2014).
Bemmelen, R. W. Van. 1972. Geodynamic Models: An Evaluation and A Synthesis.
Amsterdam: Elsevier Pub. Co.

Anda mungkin juga menyukai