NAMA : LULIANA
NIM : 03071381419074.
KELAS : TEKNIK GEOLOGI 2014 KAMPUS PALEMBANG
MAGMA
1. Pengertian magma
Magma [dari bahasa Yunani μάγμα, paste] adalah cair batu yang ditemukan di bawah
permukaan bumi, dan mungkin juga ada di lain planet terestrial. Selain batuan cair, magma
mungkin juga mengandung ditangguhkan kristal dan gelembung gas. Magma sering
terkumpul dalam kamar magma di dalam gunung berapi. Magma mampu intrusi ke batu
yang berdekatan, ekstrusi ke permukaan sebagai lava, dan peledak ejeksi sebagai tephra
untuk membentuk batuan piroklastik. Magma merupakan batu-batuan cair yang terletak di
dalam kamar magma di bawah permukaan bumi. Magma di bumi merupakan larutan silika
bersuhu tinggi yang kompleks dan merupakan asal semua batuan beku. Magma berada
dalam tekanan tinggi dan kadang kala memancut keluar melalui pembukaan gunung berapi
dalam bentuk aliran lava atau letusan gunung berapi. Hasil letupan gunung berapi ini
mengandung larutan gas yang tidak pernah sampai ke permukaan bumi. Magma terkumpul
dalam kamar magma yang terasing di bawah kerak bumi dan mengandung komposisi yang
berlainan menurut tempat magma itu didapati.
2. Komposisi magma
Magma adalah zat cair-liat pijar yang merupakan senyawa silikat dan ada di bawah kondisi
tekanan dan suhu tinggi di dalam tubuh bumi (kerak atau mantel). Magma yang muncul di
permukaan Bumi berasal dari Mantel. Di permukaan Bumi, magma membeku dan
membentuk batuan yang disebut sebagai batuan beku atau igneous rock. Oleh karena itu,
magma secara sederhana sering didefinisikan sebagai batuan cair atau molten rock. Pada
kenyataannya magma memiliki densitas lebih kecil daripada batuan di sekitarnya, sehingga
magma cenderung naik ke atas menuju permukaan. Suhu magma sangat tinggi dan
keberadaannya sangat jauh di dalam Bumi, sehingga kita tidak dapat mengambil sampel
magma dan kemudian mempelajarinya untuk mengetahui komposisinya. Oleh karena itu,
untuk mengetahui komposisi magma dilakukan melalui pendekatan dengan mempelajari
batuan beku yang berasal dari magma yang membeku.
Unsur-unsur utama (total 98.03%) penyusun magma: Oksigen (O-2) 45.20%, Silikon
(Si+4) 27.20%, Aluminium (Al+3) 8.00%, Besi (Fe+2,+3) 5.80%, Kalsium (Ca+2) 5.06%,
Magnesium (Mg+2) 2.77%, Sodium (Na+1) 2.32% dan Potassium (K+1) 1.68%
Magma tersusun atas senyawa kimia berupa unsur oksida seperti SiO2, Al2O3, Fe2O3,
FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5, fraksi-fraksi gas berupa gas CH4, CO2,
HCl, H2S, SO2, serta unsur-unsur minor seperti Rb, Ba, Sr, Ni, CO, V, Li, Cr, S dan Pb.
Secara umum, SiO2 adalah yang paling banyak, menyusun lebih dari 50 % berat magma.
Kemudian, Al2O3, FeO, MgO, CaO menyusun 44 % berat magma, dan sisanya Na2O,
K2O, TiO2dan H2O menyusun 6 % berat magma. Magma yang sampai ke permukaan
bumi dan mengalami kontak dengan udara dan suhu yang tepat untuk magma dapat
membeku membentuk kristal mineral yang nantinya menjadi penyusun batuan. Batuan ini
disebut batuan beku yang kaya dengan kandungan silika. Kemudian karena ada faktor suhu
(T), tekanan (P) dan faktor lainnya maka dari batuan beku akan terbentuk batuan metamorf
dan sendimen, sehingga dapat dikatakan bahwa magma adalah sumber pembentuk batuan.
Proses pembentukan batuan dari pendinginan magma inilah yang nantinya dibahas di Deret
Reaksi Bowen.
Dalam siklus batuan dicantumkan bahwa batuan beku bersumber dari proses pendinginan
dan penghabluran lelehan batuan didalam Bumi yang disebut magma. Magma adalah suatu
lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang
bergerak bebas, hablur yang mengapung didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan
berwujud gas. Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman berkisar sekitar 200
kilometer dibawah permukaan Bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur yang kemudian
membentuk mineral-mineral silikat.
Magma dalam kerak Bumi dapat terbentuk sebagai akibat dari perbenturan antara 2 (dua)
lempeng litosfir, dimana salah satu dari lempeng yang berinteraksi itu menunjam dan
menyusup kedalam astenosfir. Sebagai akibat dari gesekan yang berlangsung antara kedua
lempeng litosfir tersebut, maka akan terjadi peningkatan suhu dan tekanan, ditambah
dengan penambahan air berasal dari sedimen-sedimen samudra akan disusul oleh proses
peleburan sebagian dari litosfir (gambar berikut):
Sumber magma yang terjadi sebagai akibat dari peleburan tersebut akan menghasilkan
magma yang bersusunan asam (kandungan unsur SiO2 lebih besar dari 55%). Magma yang
bersusunan basa, adalah magma yang terjadi dan bersumber dari astenosfir. Magma seperti
itu didapat di daerah-daerah yang mengalami gejala regangan yang dilanjutkan dengan
pemisahan litosfir.
4. Klasifikasi Magma
magma berdasarkan susunan mineralnya adalah:
- Magma asam (granitis): magma yang banyak mengandung kuarsa (SiO3) dan berwarna
terang.
- Magma basa (basaltis): magma yang banyak mengandung besi dan magnesium dan
berwarna gelap.
- Magma pertengahan (andesit): magma yang mengandung kuarsa, besi, dan magnesium
seimbang dan berwarna kelabu gelap.
8. Evolusi Magma
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses sebegai
berikut :
- Hibridasi : Pembentukan magma baru karena pencampuran dua magma yang berlainan
jenisnya.
- Sinteksis :Pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan samping.
- Anateksis : Proses pambentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang
sangat besar.
Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami differensiasi magma.
Diferensiasi magma ini meliputi semua proses yang mengubah magma dari keadaan
awal yang homogen dalam skala besar menjadi masa batuan beku dengan komposisi
yang bervariasi.
Proses-proses diferensiasi magma meliputi :
- Fragsinasi ialah pemisahan kristal dari larutan magma,karena proses kristalisasi
berjalan tidak seimbang atau kristal-kristal pada waktu pendinginan tidak dapat
mengikuti perkembangan. Komposisi larutan magma yang baru ini terjadi terutama
karena adanya perubahan temperatur dan tekanan yang menyolok dan tiba-tiba.
- Crystal Settling/Gravitational Settling adalah pengendapan kristal oleh gravitasi dari
kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan memperkaya magmapada bagian dasar
waduk. Disini mineral silikat berat akan terletak dibawah mineral silikat ringan.
- Liquid Immisibility ialah larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan pecah
menjadi larutan yang masing-masing akan membeku membentuk bahan yang
heterogen.
- Crystal Flotation adalah pengembangan kristal ringan dari sodium dan potassium yang
akan memperkaya magma pada bagian atas dari waduk magma.
- Vesiculation adalah proses dimana magma yang mengandung komponen seperti CO2,
SO2, S2, Cl2, dan H2O sewaktu naik kepermukaan membentuk gelembung-gelembung
gas dan membawa serta komponen volatile Sodium (Na) dan Potasium(K).
- Difussion ialah bercampurnya batuan dinding dengan magma didalam waduk magma
secara lateral.
9. Viskositas magma
Viskositas adalah kekentalan atau kecenderungan untuk tidak mengalir. Cairan dengan
viskositas tinggi akan lebih rendah kecenderungannya untuk mengalir dari pada cairan
dengan viskositas rendah. Demikian pula halnya dengan magma. Viskositas magma
ditentukan oleh kandungan SiO2 dan temperatur magma. Makin tinggi kandungan SiO2
maka makin rendah viskositasnya atau makin kental. Sebaliknya, makin tinggi
temperaturnya, makin rendah viskositasnya. Jadi, magma basaltik lebih mudah mengalir
daripada magma andesitik atau riolitik. Demikian pula, magma andesitik lebih mudah
mengalir drripada magma riolitik.
10. Kristalisasi magma
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt
(campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga
merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padatcair, di mana terjadi perpindahan
massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
Proses Kristalisasi Magma,Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ionion
yang menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma
mengalami pendinginan, pergerakan ionion yang tidak beraturan ini akan menurun, dan
ionion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang
disebut kristalisasi.
Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ionion akan saling
mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ionion
tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya
material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.Kecepatan
“STUDENT CENTER LEARNING – INQUIRY AND DISCOVERY ”
pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi, terutama pada
ukuran kristal. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ionion
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan
bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang cepat, ionion tersebut tidak
mempunyai kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya
akan menghasilkan atom yang tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral
gelas (glass).
Pada saat magma mengalami pendinginan, atomatom oksigen dan silikon akan saling
mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigensilikon. Kemudian tetahedra
tetahedra oksigensilikon tersebut akan saling bergabung dan dengan ionion lainnya akan
membentuk inti kristal dan bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan
membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak
terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan
mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang
kadang magma mengandung kristalkristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih
cair.Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi
proses kristalisasi.
Karena magma dibedakan dari faktorfaktor tersebut, maka penampakan fisik dan
komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan
(klasifikasi) batuan beku dapat didasarkan pada faktorfaktor tersebut di atas. Kondisi
lingkungan pada saat kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran
mineral yang biasa disebut sebagai tekstur. Jadi klasifikasi batuan beku sering didasarkan
pada tekstur dan komposisi mineralnya. Jenis Kristalisasi Berdasarkan Proses Utama –
Dipandang dari asalnya, kristalisasi dapat dibagi menjadi 3 proses utama :
- Kristalisasi dari larutan ( solution ) : merupakan proses kristalisasi yang umum
dijumpai di bidang Teknik Kimia : pembuatan produkproduk kristal senyawa
anorganik maupun organic seperti urea, gula pasir, sodium glutamat, asam sitrat, garam
dapur, tawas, fero sulfat dll.
- Kristalisasi dari lelehan ( melt ) : dikembangkan khususnya untuk pembuatan silicon
single kristal yang selanjutnya dibuat silicon waver yang merupakan bahan dasar
pembutan chipchip integrated circuit ( IC ). Proses Prilling ataupun granulasi sering
dimasukkan dalam tipe kristalisasi ini.
- Kristalisasi dari fasa Uap : adalah proses sublimasidesublimasi dimana suatu senyawa
dalam fasa uap disublimasikan membentuk kristal. Dalam industri prosesnya bisa
meliputi beberapa tahapan untuk.