Anda di halaman 1dari 11

Batuan dan Mineral

BAB III
BATUAN DAN MINERAL

Dalam bab 2 telah diuraikan bahwa litosfir atau kerak bumi terdiri dari batuan ( rock).
Batuan mempunyai pengertian yang luas dan berbeda dengan batu (stone). Batuan
mencakup material yang membentuk litosfir atau kerak bumi, terdiri dari mineral-
mineral pembentuk batuan. Mempelajari batuan merupakan pengetahuan dasar untuk
mempelajari geologi. Dengan mempelajari batuan dapat kita ketahui sifat dan sejarah
bumi kita.
Kita jumpai di sekeliling kita berbagai macam batuan. Dilihat dari sifat fisiknya mereka
sangat beragam, baik warna, kekerasan, kekompakan, maupun material pembentuknya.
Untuk membedakannya, dibuatlah pengelompokan. Pengelompokan yang paling
sederhana adalah berdasarkan kejadiannya atau cara terbentuknya, atau genesanya
menjadi tiga kelompok utama:
1) Batuan beku, terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku.
2) Batuan sedimen, merupakan batuan yang terbentuk dari sedimen yang diendapkan
dan telah mengalami proses geologi menjadi batuan sedimen.
3) Batuan metamorfosa atau batuan malihan; Batuan, jika mengalami tekanan dan atau
suhu yang tinggi akan berubah menjadi batuan metamorfosa, atau batuan malihan.

3.1. Daur Batuan (Rock Cycle)


Daur batuan berarti melihat secara menyeluruh hubungan antar ilmu dalam geologi.
Dengan mempelajari daur batuan dapat diketahui kejadian ketiga jenis batuan dan
berbagai proses geologi yang menjadikan dari satu jenis batuan ke batuan yang lainnya.
Batuan pertama adalah batuan beku (igneous rock) terjadi akibat magma mendingin dan
memadat. Proses ini dapat terjadi baik di bawah maupun di atas permukaan bumi. Saat
bumi mulai terbentuk, kulit luarnya masih berupa material yang meleleh yang kemudian
mendingin dan mengkrista1 secara bertahap dan membentuk kerak pertama yang terdiri
dari batuan beku.
Batuan beku di permukaan bumi bersentuhan langsung dengan atmosfir setiap saat,
maka perlahan-lahan ia terdisintegrasi dan terdekomposisi. Proses ini disebut proses
pelapukan (weathering). Material hasil rombakan ini, yang terlepas dari induknya,
ditransport dan diendapkan oleh berbagai media, erosi, gravitasi, aliran air, gletsyer,
angin atau gelombang sebagai sedimen atau endapan, di tempat yang rendah (laut),
15
Batuan dan Mineral

sebagai lapisan-lapisan mendatar. Melalui proses litifikasi, yang artinya berubah menjadi
batuan, sedimen ini menjadi batuan sedimen.
Jika batuan sedimen berada jauh di bawah permukaan bumi atau terlibat dalam dinamika
pembentukan pegunungan (orogenesa), ia akan dipengaruhi oleh tekanan yang besar dan
suhu yang cukup tinggi. Akibatnya batuan sedimen ini akan bereaksi dan berubah
menjadi batuan metamorfosa atau batuan malihan.
Dan bila batuan metamorfosa berada pada tekanan dan suhu tinggi, ia akan melebur dan
menjadi magma. Perulangan atau daur tersebut tidaklah selalu demikian, akan tetapi ada
penyimpangan-penyimpangan. Misalnya batuan beku di samping tersingkap di
permukaan, dapat juga dipengaruhi oleh panas dan tekanan tinggi jauh di bawah
permukaan bumi, bahkan dapat melebur kembali menjadi magma. Sebaliknya batuan
sedimen dan batuan metamorfosa bila berada di atas permukaan bumi, akan
mengalami proses pelapukan dan erosi, seperti terlihat pada diagram daur batuan
(Gambar 3.1).

Gambar 3.1. Daur Batuan

Baik batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf pada kondisi tekanan dan
suhu yang tinggi akan melebur menjadi magma. Demikian daur ini akan berulang
sepaniang masa, dalam satuan waktu jutaan tahun.

16
Batuan dan Mineral

3.2. Magma
Telah diuraikan bahwa batuan beku terbentuk dari magma yang mendingin dan
membeku, proses ini disebut kristalisasi. Magma merupakan lelehan material (seperti
pasta) yang sangat panas terbentuk di bawah kerak bumi atau bagian atas selubung,
pada kedalaman sekitar 200Km. Terdiri dari campuran sistem silikat yang kompleks, air
dan material lain berbentuk gas-gas dalam larutan.
Unsur-unsur utama magma adalah oksigen (O 2), silikon (Si), aluminium (Al), kalsium
(Ca), natrium (Na), kalium (K), besi (Fe) dan magnesium (Mg). Dan analisis kimia
berbagai batuan beku, secara umum dapat dibedakan: magma basa, magma asam dan
magma intermedier.
Magma basa (basaltic magma) mengandung 50% SiO 2 , bersuhu tinggi antara 900 o -
1200 C dan viskositasinya rendah, mudah mengalir. Sa1ah satu contoh batuannya
adalah basalt. Magma asam (rhyolitic magma) berkomposisi SiO2 antara 60 hingga 70%
bersuhu rendah, di bawah 800C dan viskositasnya tinggi. Lebih kental dan mobilitasnya
rendah, riolit misalnya. Sedangkan yang berkomposisi SiO 2 diantaranya termasuk dalam
magma intermedier, andesit misalnya (Gambar 3.2).

Gambar 3.2. Diagram memperlihatkan lokasi-lokasi jenis gunungapi utama dimana hasil erupsinya
mencerminkan jenis magma asalnya, yang berkaitan dengan tatanan tektonik lempeng (B.J. skinner,1992)

Selain komposisi magma induk (parent magma) yang menjadikan batuan beku beragam,
juga proses-proses differensiasi dan assimilasi magma. Differensiasi magma terjadi
pada saat magma mulai mendingin, terjadilah kristal-kristal mineral pada suhu yang
masih tinggi. Akibat gaya gravitasi, kristal-kristal ini mengendap. Dan demikian

17
Batuan dan Mineral

seterusnya sehingga terjadilah pemisahan kristal, yang mengakibatkan komposisi magma


induknya berubah.
Assimilasi magma terjadi bila ada material asing, batuan di sekitar magma, masuk dan
bereaksi dengan magma induk. Adanya penambahan material asing ini menjadikan
komposisi magma induk berubah.
Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah dimana dan bagaimana magma terbentuk
serta mengapa terdapat lebih dari satu jenis magma. Dan penyebaran gunungapi, batolit
atau batuan beku yang tersingkap di permukaan dan jalur pegunungan, dapat diketahui
bahwa aktivitas magma berkaitan dengan proses-proses yang berlangsung pada batas-
batas lempeng aktif. Ada 2 jenis utama magma yang terbentuk pada kerangka tektonik
adalah: Magma basaltis dan magma granites.

3.2.1. Magma Basaltis


Magma basaltis terbentuk oleh lelehan atau peleburan parsial ( partial melting)
selubung (mantle) yang mendesak ke atas sepanjang pusat pemekaran, dimana
lempeng-lempeng bergerak saling menjauh. Volkanisme basaltis mendominasi aktifitas
magmatis cekungan samudera.
Batuan terdiri dari mineral-mineral pembentuk batuan yang mempunyai titik lebur
(leleh) berbeda-beda. Oleh karena itu batuan tidak melebur pada suhu tertentu,
melainkan pada satu interval suhu. Mineral dengan titik lebur terendah akan melebur
lebih dulu, lelehannya melarutkan sedikit mineral yang belum melebur, namun
demikian dan lelehan mineral dan larutannya mempunyai komposisi berbeda. Sebagai
contoh, misalkan batuan yang terdiri dari mineral-mineral piroksin, plagioklas
(berkomposisi antara albit dan anortit) dan olivin (lihat bab 7), pada awal peleburan,
piroksin dan komponen plagioklas, albit, meleleh sedangkan olivin dan plagioklas
yang kaya anortit tetap tidak meleleh. Bila magma dari lelehan parsial batuan ini
terdesak keluar terpisah dari mineral tidak meleleh, maka komposisi batuannya
berbeda dengan batuan residual atau dengan batuan asal. Proses pembentukan magma
berkomposisi berbeda-beda dengan pelelehan parsial yang tidak sempurna disebut
diferensi magma oleh lelehan parsial.

3.2.2. Magma Granitis


Magma granitis terjadi di daerah penunjaman akibat lelehan parsial dari kerak
samudera dan kerak benua bagian bawah yang lebih dalam dari dasar (akar) jalur
18
Batuan dan Mineral

pegunungan aktif (pada daerah-daerah tumbukan lempeng dan dimana suhu dan
tekanan sangat tinggi), sebagaimana terlihat dalam gambar 3.3.

Gambar 3.3. Kerak yang terseret lempeng litosfir yang menunjam ke dalam lapisan atmosfir
mengalami pemanasan terjadilah peleburan yang menhasilkan magma (B.J. skinner,1992)

3.3. Kristalisasi
Dalam magma panas dan cair, ion-ion bergerak bebas tidak beraturan. Pada saat magma
mendingin, pergerakannya lambat dan mengatur dalam pola tertentu. Peristiwa ini disebut
kristalisasi. Biasanya magma tidak membeku seketika, mula-mula terbentuk sejumlah
kristal kecil-kecil. Secara sistimatis bertambah ion-ion dan berkembanglah kristal menjadi
lebih besar. Pada suatu saat kristal-kristal yang tumbuh saling bersentuhan dan berhenti
tumbuh. Dan tumbuhlah kristal-kristal baru di tempat lain. Demikian proses ini berlanjut
hingga akhirnya jadilah suatu massa padat yang terdiri dari kristal-kristal yang saling
mengunci.
Kecepatan pendinginan magma sangat mempengaruhi pertumbuhan kristal. Bila mendingin
perlahan-lahan, memungkinkan kristal tumbuh dengan sempurna dan besar-besar.
Sebaliknya bila ia mendingin dengan cepat, maka yang terjadi pun sebaliknya. Ion-ion
kehilangan daya geraknya dengan cepat dan terbentuklah kristal-kristal kecil. Apabila
pendinginannya sangat cepat sehingga ion-ion tidak sempat membentuk kristal dan hasilnya
adalah massa yang terdiri dari ion-ion yang acak. Batuan yang terdiri dari atom-atom yang
tidak beraturan ini dinamakan gelas (glass), sama dengan gelas yang dibuat di pabrik.

19
Batuan dan Mineral

3.4. Mineral
Ion-ion dalam magma yang mendingin, mengatur diri menurut pola tertentu dan membentuk
kristal dinamakan mineral. Mineral adalah senyawa anorganik terbentuk secara alamiah,
padat dan mempunyai struktur-dalam tertentu. Mineral mempunyai sifat fisik tertentu pula:
warna, kekerasan, belahan, bentuk kristal dan demikian juga dengan sifat optiknya.
Komposisinya dapat terdiri dari hanya satu elemen, seperti emas (Au), perak (Ag), tembaga
(Cu), intan (C) dan belerang (S). Perlu diingat bahwa intan sintetis (buatan) tidaklah
termasuk mineral, karena tidak terjadi di alam. Demikian pula halnya minyak bumi dan
batubara, juga tidak termasuk mineral, sebab terdiri dari bahan organik.
Pada saat magma mulai mendingin, mengkristallah mineral-mineral yang titik hablurnya
sesuai dengan kondisi saat itu (pada suhu yang masih sangat tinggi). Kemudian suhu makin
turun dan mengkristal mineral lainnya. Demikian seterusnya sampai semua ion-ion menjadi
kristal. Urutan pengkristalan mineral ini disusun oleh Bowen, dan terkenal dengan Deret
Reaksi Bowen seperti pada gambar 3.4.
Proses di sebelah kiri dikatakan diskontinu karena setiap "langkah" terjadi mineral dengan
komposisi kimia yang berbeda. Sedangkan di sebelah kanan umumnya terdiri dari
plagioklas-feldspar. Dimulai dengan yang kaya akan Kalsium dan diakhiri dengan yang kaya
akan natrium/kalium. Oleh karena itu prosesnya dikatakan kontinu.

3.4.1. Komposisi Mineral


Mineral mempunyai komposisi kimia tertentu dan dalam perbandingan unsur-unsur kimia
tertentu pula, seperti SiO2, CaCO3 dsb. Dalam susunan Deret Reaksi Bowen di bawah ini,
suhu pembentukan kristal-kristal mineral pembentuk batuan, ke arah bawah makin rendah.
Mineral yang terakhir terbentuk pada pendinginan magma adalah kuarsa.
Komposisi beberapa mineral dapat bervariasi, tetapi pada batas tertentu. Hal ini dapat terjadi
akibat adanya pertukaran atau substitusi ion dalam struktur mineral. Substitusi ion
mengakibatkan perubahan susunan kimia dalam batas tertentu, sehingga tidak mengubah
struktur kristal mineral. Substitusi ion ini sangat bergantung pada ukuran dan muatan ion.
Ion-ion yang terlibat harus mempunyai jari-jari yang sama atau perbedaannya tidak
lebih dari 15%. Substitusi ion akan mengakibatkan perubahan sifat fisik mineral,
walaupun struktur kristalnya tetap.

20
Batuan dan Mineral

Diskontinu Kontinu
Olivin Ca plagioklas
Ortopiroksen CaNa plagioklas
Klinopiroksen NaCa plagioklas
Amfibol Na plagioklas
Biotit K felspar
Muskovit
Kuarsa

Gambar 3.4 Deret Reaksi Bowen

Kelompok mineral (umumnya dijumpai pada kelompok mineral pembentuk batuan)


meskipun komposisi kimianya beragam, tetapi struktur kristalnya sama. Sebagai
contoh mineral olivin, komposisi kimianya (Mg, Fe) 2.Si04. Ion-ion Fe dan Mg dapat
saling bersubstitusi. Jumlah ion Fe dan Mg tetap sesuai dengan jumlah atom silika
dan oksigen dalam olivin.

3.4.2. Sifat fisik mineral


Oleh karena mineral mempunyai komposisi kimia dan struktur-dalam kristal tertentu,
maka ia mempunyai sifat fisik yang khas. Beberapa sifat fisik mineral adalah bentuk
kristal, bidang belah (cleavage), kekerasan, warna, gores (streak), kilap (luster) dan
berat jenis.
Bentuk kristal, mencerminkan struktur-dalam sehingga dapat dipergunakan untuk
pemerian atau mengidentifikasi mineral. Pada kondisi yang baik, kristal dapat
tumbuh dengan bidang-bidang kristal yang sempurna dan mempunyai bentuk
geometri tertentu. Jika atom-atomnya tumbuh sebagai rangkaian memanjang, maka
bentuk kristalnya menyerupai jarum. Bila berbentuk kotak, maka kristalnya
berbentuk kubus. Sebagai contoh adalah kuarsa yang mempunyai kristal hexagonal
dan memanjang.
Bidang belah (cleavage), merupakan rekahan atau belahan menurut bidang-bidang
lemah yang permukaannya licin, sejajar dengan bidang yang ikatan atomnya lemah.
Contohnya mineral mika, memberikan kesan seolah-olah terdiri dari lembaran
mineral.
Kekerasan, adalah skala relatif daya tahan mineral terhadap abrasi. Sifat khusus ini
dapat dipergunakan: untuk mengidentifikasi mineral. Untuk itu seorang ahli mineral
Jerman, Friedrich Mohs (1773-1839) telah menyusun skala kekerasan relatif dari
beberapa mineral, dari yang paling lunak sampai yang paling keras. dalam sepuluh
21
Batuan dan Mineral

skala dan terkenal dengan skala kekerasan Mohs, seperti terlihat dalam tabel skala
Mohs.
Tabel 3.1. Skala Kekerasan Mobs

MINERAL KEKERASAN MINERAL KEKERASAN


Talc 1 K-feldspar 6
Gypsum 2 Kuarsa 7
Kalsit 3 Topaz 8
Fluorit 4 Korundum 9
Apatit 5 Intan 10

Warna, merupakan sifat yang lebih nyata pada mineral. Namun tidak baik
dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral, karena umumnya mineral mempunyai
corak warna beragam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
komposisi kimia, inklusi dan pengotoran dalam kristal mineral tersebut. Contohnya kuarsa,
dapat dijumpai sebagai kristal bening (tidak berwarna), putih, ungu, merah, kuning, abu-abu
atau hitam.
Streak atau warna serbuk, lebih khas dibandingkan warna mineral keseluruhan, sehingga
dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral. Mineral pyrit, misalnya, secara
keseluruhan ia berwarna keemasan tetapi warna serbuknya hitam.
Kilap (luster) merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan dari permukaan
mineral. Mineral dengan penampilan logam mempunyai kilap logam (metalik). Sedangkan
mineral yang mempunyai kilap non-logam dikatakan sebagai kilap kaca (vitreous), pearly,
silky, resinous dan dull.
Berat jenis (specific gravity) adalah perbandingan berat suatu material dengan air pada
volume yang sama. Makin besar jumlah atom dan makin kompak, maka makin besar pula
berat jenisnya. Berat jenis rata-rata mineral pembentuk batuan berkisar antara 2,65 (kuarsa)
dan 3,37 (olivin).

3.4.3. Mineral Silikat


Hampir tiga perempat bagian dari unsur-unsur pembentuk kerak bumi adalah silika (Si) dan
oksigen (O), sehingga wajarlah bila 95% volume kerak bumi terdiri dari kelompok mineral
silikat. Mineral-mineral silikat sangat kompleks, baik susunan kimia maupun struktur
kristalnya. Namun mereka mempunyai dasar struktur yang sama, yaitu tetrahedron silika-

22
Batuan dan Mineral

oksigen [(SiO4)4-]. Ion-ion oksigen (besar) tersusun membentuk pyramid segi empat dan ion
(Si4+) terletak di tengah, gambar 3.5. Perbedaan dalam kelompok mineral-mineral silikat
utama adalah pada kombinasi susunan tetrahedra dalam struktur kristalnya. Pada
pembentukan mineral dengan komposisi tetrahedra sederhana, ion-ion oksigen mengikat
elemen lain, seperti besi (Fe) dan magnesium (Mg), contohnya olivin

Gambar 3.5. Tetrahedron silika-oksigen (Si O4) adalah dasar

blok bangunan mineral-mineral silikat, yang merupakan mineral

utama (95%) material kerak bumi.

Mineral-mineral silikat umumnya terbentuk dari pengikatan ion oksigen dengan ion silika
pada tetrahedron yang lain sehingga membentuk rangkaian atau gugus tetrahedra yang
kompleks, misalnya:
rantai tunggal - piroksen
rantai ganda - amfibol
dua dimensi - mika, chlorit dan mineral lempung
tiga dimensi - feldspar dan kuarsa

3.4.4. Mineral non silikat


Di alam, selain mineral silikat dijumpai pula mineral-mineral yang struktur dasarnya bukan
silikat. Ion pengikat logamnya bukan tetrahedron Si-O, melainkan:
oksida - hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4) dan korundum (Al2O3)
sulfida - galena (PbS), Sfalerit (ZnS), pyrit (FeS2) dan kalkopyrit (CuFeS2)
sulfat - gypsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (Ca.SO4)
karbonat - kalsit (CaCO3), dolomit [CaMg.(CO3)2], malachit Cu2(OH)2.CO3
khlorida - halit (NaCl), fluorida (CaF2).
Dan unsur-unsur asli (native elements), seperti emas, perak, tembaga, intan, dll.

3.4.5. Mineral Pembentuk Batuan


Batuan terbentuk dari mineral-mineral, yang dikenal dengan mineral pembentuk
batuan. Di alam dapat dikenali lebih dari 2000 mineral. Namun yang umum dijumpai
dalam batuan, sekitar 20 mineral.
Bebarapa mineral utama pembentuk batuan yang umum dijumpai adalah :

23
Batuan dan Mineral

1. Batuan beku - feldspar, mika, amfibol, Piroksen, Olivin dan kuarsa.


2. Batuan Sedimen - kuarsa, kalsit, amfibol, lempung, halit, gypsum dan feldspar
3. Batuan Metamorf - kuarsa, feldspar, amfibol, piroksen, mika, garnet, dan chlorit.
Feldspar, berasal dari bahasa Jerman yang berarti kristal alamiah. Hampir 50% kerak
bumi terdiri dari kelompok mineral ini. Sangat umum dijumpai dalam batuan beku,
metamorf dan batu pasir. Feldspar mempunyai dua arah bidang belah, kilap (luster)
porselen dan kekerasannya 6 skala Mohs. Da1am kelompok ini dikenal dua tipe utama,
yang dibedakan berdasarkan ion logam yang diikat oleh tetrahedra Si-O nya :
Kalium feldspar (K AlSi3O8), dalam granit umumnya berwarna merah muda, dan
plagioklas feldspar, kebanyakan berwarna putih. Saat pembentukannya memungkinkan
terjadinya substitusi ion Ca terhadap ion NA sehingga terjadi komposisi yang kerkisar
antara (Na.Al.Si 3O8) sampai (CaAl2 Si2O8).
Mika, mineral kecil, hitam mengkilat. Kelompok ini mudah dikenali dengan bidang
belah searah yang mudah dibelah. Dua macam mika yang sering dijumpai dalam
batuan adalah biotit dan muskovit. Biotit berwarna hijau tua sampai hitam sedangkan
muskovit bening (tidak berwarna).
Kuarsa, terdapat pada ketiga kelompok utama batuan, baik batuan beku, sedimen
maupun batuan metamorfosa. Umumnya tidak berwarna, komposisinya SiO 2,
mempunyai kilap kaca dan kekerasan 7 (tujuh).
Oleh karena terbentuk paling akhir (ingat Deret Reaksi Bowen) maka dalam batuan
kristalnya tumbuh di antara kristal-kristal feldspar dan mika, sehingga jarang dijumpai
sebagai kristal yang sempurna bentuknya. Kuarsa merupakan mineral yang sukar
terubah, sehingga sering dijumpai pada batuan sedimen.
Mineral ferromagnesium, merupakan kelompok yang terdiri dari mineral-mineral olivin,
piroksen, amfibol dan juga biotit, berwarna hijau tua sampai hitam dan mempunyai
berat jenis besar.
Olivin terbentuk pada suhu tinggi merupakan mineral yang jelas terlihat dalam batuan
beku. Komposisinya (Mg,Fe) 2SiO4, berwarna hijau.
Piroksen juga terbentuk pada suhu yang tinggi, struktur dalamnya memperlihatkan
rantai tetrahedra Si-O tunggal. Berwarna hijau tua sampai hitam dan kristalnya sangat
kecil, hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Amfibol merupakan kelompok mineral, biasanya terdapat bersama piroksen dan mirip
komposisinya, hanya amfibol mengandung ion hidroksil (OH - ). Struktur dalamnya
terdiri dari dua rantai tetrahedra yang membuat kristalnya memanjang. Kelompok ini
24
Batuan dan Mineral

mempunyai warna hijau sampai hitam dan dua bidang belah yang tidak saling tegak
lurus. Mineral dari kelompok ini yang banyak dijumpai adalah hornblende.
Mineral lempung kristalnya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan mikroskop,
biasanya mikroskop elektron. Berdasarkan struktur kristal dan variasi komposisinya
dapat dibedakan belasan mineral lempung. Mineral lempung terbentuk di atas
permukaan bumi dimana udara dan air berinteraksi dengan mineral silikat, memecahnya
menjadi lempung din produk lain.
Kalsit dan dolomit adalah mineral karbonat. Kalsit berkomposisi CaC0 3 , merupakan
bahan utama batugamping. Dapat terjadi dari penguapan langsung air laut atau melalui
binatang, dipisahkan dari air laut, untuk membuat cangkang atau rumahnya.
Kristalnya transparan atau putih. Di dalam batugamping sering mengandung pengotoran
(impurity) menjadikannya berwarna abu-abu atau coklat. Kalsit mempunyai tiga bidang
belah yang tidak saling tegak lurus dan kekerasannya 3 skala Mohs.
Jika kalsit bereaksi dengan larutan magnesium-karbonat dalam air laut atau air tanah
menjadi dolomit (Ca Mg karbonat). Dolomit dapat dibedakan dengan kalsit karena tidak
bereaksi dengan HCl, sedangkan kalsit bereaksi. Sifat ini dipergunakan untuk
mengetahui apakah suatu batuan sedimen mengandung karbonat atau tidak.
Halit dan gypsum merupakan mineral-mineral yang khas hasil penguapan air laut. Halit
(NaCl ) adalah garam yang mudah dikenal dengan rasanya, mempunyai tiga bidang
belah yang saling tegak lurus. Gypsum berkomposisi kalsium sulfat dan air
(CaSO4.2H2O), tidak berwarna, mempunyai bidang belah searah, kilap kaca atau sutra
(silky) dan terdapat sebagai mineral tunggal.

3.5. Tugas
1. Gambar dan jelaskan Siklus magma (proses naiknya magma ke permukaan hingga
hancur/meleleh menjadi magma kembali.
2. Sebut dan jelaskan mineral pembentuk batuan pada kerak Benua dan kerak
Samudera.
3. Sebutkan yang termasuk mineral ekonomi dan kegunaannya.
4. Cari di Internet mineral yang disertai dengan gambar (minimal 3 macam perorang).

25

Anda mungkin juga menyukai