Bumi adalah salah satu planet yang ada di tatasurya (baca: Planet di Tata Surya
dan Penjelasannya). Sebagai planet, bumi terdiri dari berbagai macam lapisan
yang membentuk struktur bumi (baca: Struktur Bumi dan Penjelasannya). salah
satu struktur yang melapisi bumi adalah batuan (baca: Jenis-jenis Batuan
Penyusun Lapisan Bumi – Beku, Sedimen, Metamorf). Batuan adalah salah satu
mineral yang membentuk bumi, serta permukaan bumi.
Batuan awalnya terbentuk akibat dari proses pendinginan magma yang ada di
dalam dan di luar bumi. Magma adalah cairan panas di dalam bumi (Baca: Proses
Terjadinya Magma – Suhu dan Kandungannya). selain itu, proses
sedimentasi juga membentuk batuan. Hanya saja, dengan berjalannya waktu,
betuan ,mengalami perubahan dan menghasilkan batuan- batuan baru. Batuan
inilah yang menyebabkan batuan di bumi memiliki berbagai macam jenis. Setiap
jenis batuan di bumi, terbentuk dari berbagai macam sebab. Mulai dari pelapukan
hingga akibat dari tekanan panas yang mengubah struktur batuan. Salah satu
batuan yang ada dibumi, serta menjadi batuan yang melapisis bumi, disebut
batuan malihan.
Pengertian Batuan Malihan
Batuan malihan adalah batuan yang terbentuk melalui tekanan tinggi maupun
suhu yang tinggi. Batuan malihan juga disebut sebagai batuan metamorf. Batuan
ini mengalami proses metamorfosis sehingga mengubah struktur batuan asal
menjadi batuan baru. Mineral adalah elemen pembentuk batuan. Setiap mineral
dalam batuan malihan akan mengalami perubahan.
Mineral ini disebut sebagai mineral indeks. Mineral indeks adalah mineral yang
ada di dalam batuan, dan sebagai pembentuk batuan. Mineral indeks yang ada di
batuan malihan antara lain: silimanit, kyanit, staurolit, andalusit,
olivin, piroksen, ampibol, mika, feldspar, dan kuarsa. Mineral inilah yang bereaksi
terhadap proses metamorfosis batuan. Selain itu, batuan malihan terbentuk akibat
adanya proses kritalisasi batuan beku.
Proses Pembentukan Batuan Malihan
Batuan malihan adalah batuan yang terjadi akibat proses metamorfosis. Proses
metamorfosis adalah perubahan struktur mineral, sehingga menjadi batuan yang
baru. Dalam proses ini, dibutuhkan tekanan dan panas dengan suhu yang tinggi.
Batuan malihan pada awalnya adalah batuan beku atau batuan sedimen. Kedua
batuan ini mendapatkan tekanan serta suhu yang tinggi.
Hal ini menyebabkan kedua batuan ini, mengalami perubahan struktur batuan.
Salah satu proses pembentukan batuan malihan adalah rekristalisasi. Rekristalisasi
adalah perubahan partikel kecil yang berubah menjadi besar. Hal ini disebabkan
suhu panas dan tekanan yang didapatkan oleh batuan awal. Proses ini biasanya
terjadi pada batuan beku. Selain itu terdapat proses foliasi. Proses ini adalah
proses pelapisan dalam batuan malihan. Dalam proses ini, betuan memendek
untuk menyeimbangkan mineral yang memendek akibat tekanan pada proses
rekristalisasi.
Jenis- jenis Batuan Malihan
Batuan malihan memiliki beberapa jenis. Jenis- jenis batuan malihan terbagi
berdasarkan proses pembentukan batuan tersebut. Batuan malihan, terbentuk
berasal dari batuan beku atau batuan sedimen. Akan tetapi, proses terbentuknya
batuan malihan dilihat berdasarkan lokasi, mineral yang membentuk, tekanan dan
suhu, serta kejadian- kejadian yang terjadi di dalam bumi.
Setiap batuan malihan, menjadi uni akibat dari cara atau proses terbentuknya yang
juga berbeda- beda. Terdapat enam bentuk batuan malihan, antara lain: batuan
malihan kontak, batuan malihan regional, batuan malihan katalistik, batuan
malihan hidritermal, batuan malihan tindihan, dan batuan malihan dampak.
1. Batuan malihan kontak
Batuan malihan kontak adalah batuan yang terbentuk akibat kontak antara magma
dan batuan. Hal ini menyebabkan batuan awal berubah menjadi keras, akibat suhu
panas magma dan tekanan yang dihasilkan besar. Pada batuan malihan kontak,
terdapat sisa- sisa magma berupa kristalin kasar. Batuan malihan kontak juga
sering disebut oleh berbagai ilmuwan sebagai batuan tanduk.
Beberapa batuan yang berubah akibat kontak dengan magma adalah batu serpih
yang berubah menjadi lempeng berwarna gelap, batu gamping yang menjadi
marmer, batu andesit yang menjadi andesit batu tanduk, dan batu api yang
menjadi kuarsit.
2. Batuan malihan regional
Batuan malihan regional adalah batuan yang mengalami metamorfosis.
Metamorfosis adalah proses perubahan batuan akibat adanya suhu dan tekanan
yang sangat tinggi di dalam bumi. batuan malihan regional adalah batuan malihan
yang memiliki skala yang besar. Batuan ini biasanya berada di dalam bumi. kerak
benua adalah kumpulan dari batuan malihan regional. Batuan malihan regional
berasal dari intrusi batuan beku yang ada di dalam bumi. batuan malihan regional,
dapat terlihat saat erosi terjadi, dan mengikis permukaan bumi.
Struktur Milonitic
2d. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya
telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada
batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).
B. Tekstur Batuan Metamorf
Merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan
orientasi butir mineral dan individual penyusun batuan metamorf. Penamaan
tekstur batuan metamorf umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran
blastic tang ditambahkan pada istilah dasarnya. (Jacson, 1997).
1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan metamorf
dapat dibedakan menjadi:
a. Relict/Palimset/Sisa
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan
asalnya atau tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan metamorf tersebut.
b. Kristaloblastik
Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses
metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi
sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya menggunakan akhiran
blastik.
2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
Berdasarkan butirnya tekstur batuan metmorf dapat dibedakan menjadi:
Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata
Afanitit, bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
3. Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal
Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri.
Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri dan
sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain
disekitarnya.
Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat
dibedakan menjadi:
Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk euhedral.
Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk
anhedral.
d. Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral
Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan
menjadi:
Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular.
Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic.
Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional,
batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan umumnya kristalnya
berbentuk anhedral.
Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional,
batas mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya
berbentuk anhedral.
Selain tekstur yang diatas terdapat beberapa tekstur khusus lainnya diantaranya
adlah sebagai berikut:
Perfiroblastik, apabila terdapat mineral yang ukurannya lebih besar tersebut sering
disebut porphyroblasts.
Poikloblastik/Sieve texture, tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak
melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.
Mortar teksture, apabila fragmen mineral yang lebih besar terdapat
padamassadasar material yang barasal dari kristal yang sama yang terkena
pemecahan (crhusing).
Decussate texture yaitu tekstur kristaloblastik batuan polimeneralik yang tidak
menunjukkan keteraturan orientasi.
Saccaroidal Texture yaitu tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.
Batuan mineral yang hanya terdiri dari satu tekstur saja, sering disebut
berstektur homeoblastik.
https://ptbudie.com/2012/04/11/struktur-dan-tekstur-batuan-metamorf/
Batuan Metamorf
A. Pengertian Batuan Metamorf
Gambar. Animasi melting pada batuan metamor (Sumber: Mc Knight, Tom L & Hess,
Darrel, 2008)
dowload animasi
1. Temperatur tinggi
2. Tekanan tinggi
Tekanan dan suhu tinggi terjadi bila ada pelipatan dan pergeseran
saat pembentukan pegunungan. Proses seperti ini disebut
metamorfosis pneumatolistik, contoh: Sekis. Batu Sekis yang
ditemukan di lapangan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar. Salah satu tambang Batu Marmer di Desa Besole, Kecamatan Besuki,
Tulungagung (Sumber: http:// beritadaerah.co.id)
Keterangan:
1. Struktur foliasi
Keterangan:
2. Struktur nonfoliasi
Keterangan:
b. Tekstur Kristaloblastik
Referensi:
https://dedisasmito.wordpress.com/bahan-ajar-2/litosfer/batuan-beku-2/