Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Batuan
Batuan adaiah kompleks/kumpulan dari mineral sejenis atau tak sejenis yang terikat secara
gembur ataupun padat. Bedanya dengan mineral, batuan tidak memiliki susunan kimiawi yang
tetap, biasanya tidak homogen

Batuan Menurut Para Ahli

1. Menurut Para Geologiwan


Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu membentuk kulit bumi
dan Batuan adalah semua material yang membentuk kulit bumi
2. Menurut Talobre
Menurut Talobre, orang yang pertama kali memperkenalkan Mekanika Batuan di
Perancis pada tahun 1948, batuan adalah material yang membentuk kulit bumi termasuk
fluida yang berada didalamnya (seperti air, minyak dan lain-lain).
3. Menurut ASTM
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid) berupa massa yang
berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.

B. Asal Batuan

Berdasarkan asal-usulnya, batuan terpilah dalam 3 jenis, yakni batuan beku; batuan sedimen; dan
batuan metamorf.
Batuan beku merupakan kumpulan mineral silikat hasil dari pendinginan magma. Adapun batuan
sedimen adalah hasil rombakan dari bantuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen yang
telah ada sebelumnya.
Sementara batuan metamorf terbentuk dari batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan
komposisi mineral di fase padat, usai ada perubahan fisika (tekanan, temperatur, atau keduanya).
Ketiga jenis batuan itu dapat mengalami siklus batuan (jentera batuan) sehingga berubah bentuk
atau tipe.

Proses Siklus Batuan


Secara umum, siklus batuan berawal dari magma, yakni batuan cair yang terbentuk jauh di
bawah permukaan bumi. Seiring berjalannya waktu, magma mendingin dan membeku. Ini
disebut sebagai proses kristalisasi.
Proses kristalisasi magma dapat terjadi pada dua jenis situasi: di bawah permukaan bumi, atau di
atas permukaan bumi setelah letusan gunung berapi. Dari dua situasi tersebut, proses kristalisasi
bisa menghasilkan batuan beku, demikian penjelasan buku Modul Geologi Dasar (2019), terbitan
BPSDM, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Di proses berikutnya, batuan beku yang terpapar di permukaan bumi akan mengalami pelapukan.
Dalam proses pelapukan, batuan beku secara perlahan hancur dan terurai karena pengaruh
sehari-hari dan cuaca dari atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Material hasil pelapukan batuan beku
yang berada di permukaan lereng sering kali bergerak sebab pengaruh gaya gravitasi, sebelum
"diangkut" oleh "agen" erosi, seperti air mengalir, gletser, angin, atau gelombang.

Kemudian, partikel-partikel hasil pelapukan batuan beku serta zat terlarut yang disebut sedimen,
akan mengendap. Meski sebagian besar endapan itu umumnya bergerak dengan tujuan akhir
lautan, ada juga bagian yang mengendap di dataran sekitar aliran sungai, cekungan gurun, rawa,
bukit pasir, dan lain sebagainya. Sedimen yang menumpuk di berbagai lokasi pengendapan itu
lantas mengalami proses lithifikasi, yakni konversi menjadi batuan. Endapan biasanya berubah
menjadi batuan sedimen jika dipadatkan oleh beban berat lapisan atasnya atau ketika direkatkan
air tanah yang meresap mengisi pori-pori dengan bahan mineral.

Pada tahap siklus berikutnya, jika batuan sedimen terkubur jauh di bawah permukaan Bumi,
serta terlibat dalam proses pembentukan pegunungan, atau diterobos oleh massa magma,
sehingga terkena tekanan atau panas yang tinggi, akan terjadi perubahan lagi. Batuan sedimen
akan bereaksi pada lingkungan baru dan berubah menjadi jenis ketiga, yakni batuan metamorf.
Nah, jika batuan metamorf terpapar tekanan atau suhu panas yang lebih tinggi lagi, bebatuan itu
akan meleleh, dan kembali menjadi magma. Berikutnya, siklus akan kembali terjadi dari awal
jika magma mengkristal menjadi batuan beku.
Proses di atas menunjukkan bahwa siklus batuan digerakkan oleh energi panas bumi pada
tahapan awal dan akhir. Adapun dalam tahap pelapukan yang membentuk batuan sedimen,
energi matahari berperan sebagai penggerak. Perlu dicatat, apabila tidak terpapar ke atas
permukaan, batuan beku bisa tetap terkubur di dalam bumi sehingga dapat terkena tekanan dan
suhu tinggi dalam proses pembentukan gunung. Jika hal ini terjadi, siklus akan melompat, karena
batuan beku langsung berubah jadi batuan metamorf. Pun demikian, batuan metamorf dan
sedimen tidak selalu terkubur dan akhirnya kembali menjadi magma. Jika hal itu terjadi, lapisan
atas dua jenis batuan itu kemungkinan akan terkikis oleh erosi. Material yang terlepas dari
batuan metamorf dan sedimen itu akan menjadi bahan baku baru untuk pembentukan batuan
sedimen.

Cara Terbentuknya Batuan Beku dan Batuan Sedimen


1) Cara Terbentuknya Batuan Beku
Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang menyusun magma
akam bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan,
pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur
dirinya menyusun bentu yang teratur. Proses ini disebut kristalisasi. Pada proses ini yang
merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang
lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan
kimiadan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak
membeku pada waktu yang bersamaan.
Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi,
terutama pada ukuran kristal apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan bentuk
kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan dirinya sehingga akan membentuk kristal yang kecil.
Apabila pendinginan berlangsung sangat cepat maka tidak ada kesempatan bagi ion untuk
membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akam menghasilkan atom yang tidak beraturan
(hablur), yang dinamakan dengan mineral glass.
Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling
mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian tetrahedra-
tetrahedra oksigen silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan
membentuk inti kristal dari bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan
membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak
terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan
mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang
magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.
Komposisi dari magma dan jumlah kandungan baham folatil juga mempengaruhi proses
kristalisasi. Karena magma dibedakn dai faktor-faktor tersebut, maka kenampakan fisik dan
komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan batuan
beku dapat didasarkan pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat
kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut
tekstur dan komposisi mineralnya.

2) Cara Terbentuknya Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi atau
pelarutan. Jadi asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, batuan metamorf yang
mengalami pelapukan, terkikis, tersangkut kemudian diendapkan ditempat lain, sehingga
mengalami proses sementasi dan litifikasi menjadi batuan sedimen yang keras. Sedimen akan
menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan :
a. Pemampatan (Compaction)
b. Penyimenan (Cementation)
c. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat)

 Pemampatan (compaction)
Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus.
Susunan butiran akan tersusun semula dengan lebih padat. Jika banyak partikal yang
lembut seperti syal, sedimen lebih mudah mengalami pemampatan. Akibat daripada
pemampatan, lapisan menjadi lebih nipis, porositi berkurangan, terutama dalam sedimen
lumpur terrigenus.
Pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke
kawasan yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memain perana penting dalam
pelarutan dan pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan
yang terterusan menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan
mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan fizikal berlaku, seperti proses larutan
tekanan (pressure solution). Silika yang terlarut akan masuk dalam rongga antara butiran
dan boleh membentuk simen.

 Penyimenan (cementation)
Penyimenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal daripada cairan
rongga (pore fluids) akan terbentuk/termendap di permukaan butiran atau berlakunya
tumbuh-tambah atau tumbuh-lampau atau pertumbesaran (overgrowths) mineral yang
sedia ada. Jenis simen yang utama ialah kuarza dan kalsit. Simen akan mengikat butiran
menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan biasanya berlaku diperingkat
pertengahan diagenesis. Jika berlaku diperingkat awal, ia boleh mengurangkan kesan
pemampatan, yang mana simen yang keras boleh menahan tekanan.
Simen kuarza berasal daripada air liang yang tepu dengan silika, iaitu hasil
daripada pelarutan organisma bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral
liat dan lain-lain. Simen kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap, iaitu di
kawasan sekitaran karbonat.

 Penghabluran Semula (recrystallization)


Penghabluran semula ialah proses perubahan saiz dan/atau perubahan bentuk,
tanpa adanya perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya saiz akan bertambah, tetapi
pengecilan saiz boleh berlaku. Penghabluran semula penting dalam batu kapur, yang
mana saiz kalsit menjadi bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin musnah.

DAFTAR PUSTAKA
artikel "Memahami Pengertian Batuan, Siklus Batuan, dan Jenis-jenis Batuan",
https://tirto.id/f9xA
https://dosengeografi.com/pengertian-batuan-beku/
sidarta, deasy. 2015. Makalah Batuan Beku Dan Batuan Sedimen. Universitas
Banjarmasin :makalah

Anda mungkin juga menyukai