Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Untuk mempelajari semua tentang Bumi, dapat kita mulai dari pembentuk
bumi yang paling dasar yaitu mineral. Mineral dapat kita jumpai disekitar kita,
dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang telah diendapkan pada
dasar sungai.Beberapa mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena
didapatkan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga memungkinkan untuk
ditambang seperti emas dan perak. Kecuali beberapa jenis mineral yang memiliki
sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan
yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan
dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang
teratur yang dikenal sebagai “kristal”.

Seperti halnya ilmu-ilmu lainya,geologi ini memiliki konsep dan metodologi yang
komprehensif sebagai sebuah disiplin ilmu.Oleh karena itu,pengetahuan dan
pengalaman dalam bidang keilmuan mahasiswa sangat diperlukan untuk
memperoleh relevansi diantara ilmu-ilmu lain.Batu merupakan unsur yang banyak
terkandung di permukaan Bumi. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri planet kebumian
atau terrestial yang permukaannya tersusun atas batu-batuan. Terdapat banyak
sekali jenis dan ragam batu di permukaan Bumi yang disusun menjadi 3 kelompok
utama batuanSiklus batuan adalah konsep dasar dalam geologi menggambarkan
waktu transisi yang dihabiskan untuk melalui waktu geologis pada tiga jenis
batuan utama: sedimen, metamorf, dan beku. Setiap jenis batu akan berubah atau
hancur saat dipaksa keluar dari kondisi ekuilibriumnya.

Batuan beku seperti basal dapat pecah dan larut saat terkena atmosfer, atau
meleleh saat ditenggelamkan di bawah benua. Karena daya dorong pada siklus
batuan, lempeng tektonik dan siklus air. Batuan juga tidak selalu berada pada
kondisi ekuilibrium, batuan akan mengalami perubahan saat mereka dipaksa
masuk ke lingkungan yang baru.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN SIKLUS BATUAN

Konsep teori siklus batuan biasanya dikaitkan dengan James Hutton yang
disebut sebagai Bapak Geologi dari abad ke-18. Siklus batuan adalah bagian dari
Uniformitarianisme Hutton yang menyatakan bahwa di alam semesta memiliki
keteraturan sehingga sebuah kejadian akan bisa terulang kembali.

Hutton dalam kutipannya yang terkenal mengatakan bahwa tidak ada


awalan, dan tidak ada kemungkinan akan berakhir, yang secara khusus diterapkan
pada siklus batuan dan sifat siklus proses geologis yang bayangkan. Konsep siklus
rock non-evolusioner yang berulang ini tetap dominan sampai revolusi tektonik
lempeng tahun 1960an.

Dengan berkembangnya pemahaman mesin penggerak lempeng tektonik,


siklus rock berubah dari berulang tanpa henti menjadi proses yang berangsur-
angsur berkembang. Siklus Wilson (siklus batuan berbasis tektonik piring)
dikembangkan oleh J. Tuzo Wilson selama tahun 1950an dan 1960an.

2.2 PENGERTIAN SIKLUS BATUAN

Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan


dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk
kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini
berjalan secara kontinyu atau berulang dan tidak pernah berakhir. Siklus ini
adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan
atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal atau
energi panas dari dalam Bumi dan energi panas yang datang dari matahari.

Siklus batuan adalah proses dimana suatu batuan melebur, meleleh,


membeku, dan kemudian menjadi batu kembali. Pada awalnya siklus batuan
terbentuk oleh pergeseran lempengan yang ada di permukaan bumi. Lalu

2
pergeseran ini menghasilkan magma yang dimana magma tersebut akan mendesak
keluar permukaan bumi dan pada saat magma mencair di permukaan bumi, maka
akan menyelimuti tanah yang dilalui oleh cairan magma. Untuk beberapa waktu
magma akan membeku dan berubah menjadi batuan dingin yang dinamakan
"Igneous Rock".

Batuan akan mengalami pelapukan yang disebabkan oleh bebrapa hal diantarnya:

1. Pelapukan Secara Fisika

Pelapukan secara fisika diakibatkan oleh perubahan temperatur yang tidak


menetap. contohnya dari suhu panas yang tiba-tiba menjadi dingin bahkan terkena
hujan dan badai mengakibatkan batuan melapuk.

2. Pelapukan Secara Kimia


Pelapukan ini diakibatkan diakibatkan oleh cairan kimia HCL yang
bereaksi dengan batuan(batu gamping) mengakibatkan batuan melapuk, juga
dengan adanya hujan asam yang bereaksi dengan batuan.

3. Pelapukan Secara Biologi

Pelapukan ini disebabkan oleh makhluk hidup. Salah satu contohnya


adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup
besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di
batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

Secara umum di Bumi terdapat tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi
batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya.
Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami
transformasi menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer
dan biosfer. Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian
mengendapkannya sebagai sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen
tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian menjadi batuan sedimen.
Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan
pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi.
Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan

3
metamorik, dan penimbunan yang lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik
meleleh membentuk magma yang dari magma ini kemudian terbentuk batuan
beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat mengangkat
kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami
pelapukan dan erosi, siklus batuan ini akan terus berlanjut tanpa henti.

4
2.3 Tahap Siklus Batuan
Secara umum pada siklus batuan terdapat tahapan proses yang terjadi
secara terus menerus dan berulang kembali.

• Pada awalnya, magma terbentuk secara alamiah dalam waktu berjuta-juta


tahun dan menjadi unsur pembentuk lapisan inti bumi. Magma tidak
terbentuk di semua wilayah di bumi. Melainkan magma hanya terdapat di
beberapa tempat di bawah permukaan yang disebut kamar magma.
• Karena sifatnya yang dinamis, magma terus bergerak. Gerakan ini
membuat magma mengalir ke tempat yang suhunya lebih rendah dari
kamar magma. Akibatnya magma mengalami kristalisasi dan sebagiannya
membeku menjadi batuan beku. Jika proses pembekuannya berlangsung di
bawah permukaan bumi disebut batuan beku intrusif (misalnya batuan
granit dan diorit), sedangkan jika proses pembekuannya berlangsung di
permukaan disebut batuan beku ekstrusif (misalnya basal dan andesit)
• Batuan beku yang terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama
kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan pertama kali terjadi pada

5
batuan beku ekstrusif yang ada di atas permukaan bumi. Hasil pelapukan
batuan beku ini akan mengendap melalui proses yang disebut erosi
(Silahkan baca : Macam- macam Erosi Berdasarkan Penyebabnya).
Endapan dari hasil pelapukan batuan beku itu akan mengeras
membentuk batuan sedimen. Sementara itu batuan beku intrusif yang ada
di bawah permukaan bumi akan terus bergerak sampai di permukaan bumi
melalui serangkaian peristiwa tektonik dan vulkanik. Sesampainya di
permukaan bumi, ia juga akan menmgalami pelapukan dan pengendapan.
• Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di
permukaan akan terus terkubur lebih dalam akibat tekanan di atas.
Semakin dalam posisinya, semakin besar tekanan dan suhu yang ia terima.
Akibatnya batuan beku ini akan mengalami perubahan baik dari bentuk
maupun susunan kimianya menjadi batuan metamorf (malihan).
• Batuan sedimen yang berasal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan batuan
beku juga umumnya berada dibawah permukaan bumi. Batuan sedimen ini
juga akan terus bergerak semakin dalam karena di permukaan bumi terus
terbentuk lapisan sedimen baru. Lapisan batuan sedimen baru ini akan
menghimpit lapisan sedimen sebelumnya sehingga bergerak makin turun
mendekati kamar magma. Akibatnya batuan sedimen ini juga menerima
tekanan dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menajadi batuan
malihan.
• Perubahan suhu dan tekanan juga mempengaruhi batuan sedimen. Batuan
sedimen juga mengalami perubahan secara perlahan-lahan dan
berlangsung lama menjadi batuan metamorf. Sementara itu sebagian dari
batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil pelapukannya
mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis baru.
Bisa sama dengan asalnya atau bisa berbeda sama sekali.
• Dalam perjalannnya, batuan metamorf juga mengalami pelapukan serupa
dan berubah kembali menjadi batuan sedimen. Selain itu batuan metamorf
yang memiliki struktur kimia sangat berbeda dengan batuan sedimen dan
batuan beku akan meleleh dan kembali menjadi magma.
• Proses yang sama berlangsung kembali.

6
Siklus ini telah terjadi sejak jutaan atau bahkan miliaran tahun yang lalu.
Dan siklus ini akan terus berlangsung. Setiap jenis batuan akan tetap tersingkap
dan terangkat. Batuan itu akan melapuk dan mengalami erosi. Batuan itu akan
terus mengendap dan bermetamorfosis. Begitulah rancangan alam yang luar biasa.
Dengan begitu jumlah magma/batu di bumi akan tetap sama.

2.4 Jenis Batuan

2.4.1 Batuan Beku

Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk karena pembentukan magma


dan lava yang membeku. Magma adalah batuan cair dan sangat panas yang berada
di dalam kerak bumi/perut bumi danLava adalah magma yang mencapai
permukaan bumi.
Jenis Batuan Beku :
Batuan beku berdasarkan tempat pendinginannya atau pembekuannya, di
bagi menjadi 3 yaitu
1. Batuan beku dalam/plutonik/intusif/tubir
Merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang membeku jauh di
dalam bumi dan hanya terdiri dari kristal saja. Proses pendinginan batuan beku
dalam ini sangat lambat sekali, maka dari itu terjadi pengkristalan yang sempurna.
Kristal batuan beku dalam ini besar – besar dan kasar.
Contoh : batu granit, batu gabbro, batu diorit, dan batu syenit.

2. Batuan beku gang/korok/celah


Merupakan batuan beku yang terbentuk magma yang membeku di dalam
korok – korok atau gang – gang. Itu berarti letak pembekuan batuan beku korok
ini lebih dekat dengan permukaan bumi dibandingkan batuan beku dalam. Karena
letaknya yang lebih dekat dengan pemukaan bumi maka proses pendinginan
magma disini juga terjadi lebih cepat. Maka dari itu pengkristalan yang terjadi
juga tidak terlalu sempurna. Akibatnya batuan ini ada yang memiliki Kristal
besar, Kristal kecil, dan bahkan tidak mengkristal, misalnya bahan amorf.

7
Contoh : batu batu profir granit, batu profir gabbro, batu profir syenit, dan batu
granit fosfir.

3. Batuan beku luar/leleran/ekstrusi/vulkanis


Magma yang keluar ke permukaan bumi disebut lava. Jika di luar
pemukaan bumi, proses pendinginan lava akan berlangsung sangat cepat sekali,
maka dari itu sangat kecil sekali terjadi proses kristalisasi pada batuan beku ini.
Contoh : batu rhyolit, batu andesit, batu trachit, batu basalt, batu obsidian, dan
batu apung (purnice).

Batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 (menurut C. L Hugnes : 1962)


batuan beku dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Batuan beku ultra basa : batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 kurang
dari 45%.
Contohnya adalah batu basalt.

2. Batuan beku basa : batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 45% -
52%.
Contohnya adalah batu andesit.
3. Batuan beku intermediate : batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara
52% - 66%.
Contohnya adalah batu dasit.
4.Batuan beku asam : batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih dari
66%.
Contohnya adalah batu riolit.

2.4.2 Batuan Sedimen

Batuan Sedimen atau Endapan adalah batuan yang terbentuk karena


pengendapan / hasil pelapukan dan pengikisan batuan yang dihanyutkan oleh air
atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian endapan ini menjadi keras karena
tekanan atau ada zat-zat yang merekat pd bagian-bagian endapan tersebut.

8
Jenis Batuan Sedimen :

 Berdasarkan tanaga/medium pengendapannya, batuan sedimen dapat


dibedakan menjadi sebagai berikut :
 Batuan sedimen aeris atau aeolis : batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan angin. Contoh : tanah loss, tanah tuf, dan tanah pasir di
gurun.
 Batuan sedimen glasial : batuan sedimen yang berasal dari pengendapan
es/gletser. Contoh : moraine.
 Batuan sedimen aquatic : batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan air. Contoh : breksi, konglomerat, batu pasir.
 Batuan sedimen marine : batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan air laut.

 Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen dibedakan menjadi


sebagai berikut :
 Batuan sedimen teristis : batuan sedimen yang diendapkan di darat.
 Batuan sedimen limnis atau lakustre : batuan sedimen yang
diendapkan di danau. Contoh : tuff danau dan tanah liat danau
 Batuan sedimen marine atau continental : batuan sedimen yang
diendapkan di laut. Contoh tanah loss, tanah merah, dan tanah gurun
pasir.
 Batuan sedimen fluvial : batuan sedimen yang diendapkan di sungai.
 Batuan sedimen glacial : batuan sedimen yang diendapakan di tempat
yang terdapat es atau salju.
 Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen di bedakan menjadi
sebagai berikut :
 Batuan sedimen klastis : batuan sedimen yang terbentuk dari
pelapukan dan erosi dai jenis batuan lain yang kemudian molekulnya
mengendap, bergabung dan mengeras menjadi satu. Contoh : breksi,
batuan pasir.
 Batuan sedimen kimia atau khemis : batuan sedimen yang terbentuk
dari proses pelapukan kimiawi yang kemudian mengalami pemisahan

9
molekul zat. Molkul zat yang terpisah kemudian bersatu dengan
molekul zat lainnya, dan akhirnya terbentuklah batuan. Namun, ada
yang mengatakan juga bahwa batuan sedimen khemis adalah larutan di
dalam air dan langsung diendapkan.
 Batuan sedimen organis : batuan sedimen yang terbentuk karena
kumpulan jasad renik yang kemudian menjadi batuan. Namun ada juga
yang mengatakan bahwa batuan sedimen organis adalah larutan di
dalam air yang kemudian diambil oleh organisme, dan melalui
organisme itu membentuk batuan endapan oranis.

2.4.3 Batuan Metamorf


Batuan Metamorf atau Batuan Malihan adalah batuan yang berasal dari
batuan sedimen dan batuan beku atau batuan metamorf itu sendiri yang
mengalami perubahan karena panas dan tekanan.

Jenis / Macam-macam Batuan Metamorf :

Berdasarkan faktor pembentuknya, batuan metamorf dapat dibedakan menjadi 3


jenis, yaitu :

1. Batuan Metamorf Kontak

Proses pembentukan batuan metamorf kontak terjadi secara berurutan


yang disebabkan oleh suhu yang tinggi akibat berdekatan dengan magma sehingga
memanasi batuan di sekitarnya. Oleh karena itu, proses pembentukan batuan
metamorf kontak ini terjadi pada daerah yang tidak begitu luas.

Contoh batuan metamorf kontak antara lain batu marmer di Tulung Agung, dan
batu bara di Bukit Barisan.

2. Batuan Metamorf Dinamo (metamorforfosis regional)

Batuan metamorf dinamo merupakan batuan yang terbentuk karena faktor


tekanan dalam waktu yang lama.

Contoh batuan ini adalah batu sabak.

10
3. Batuan Metamorf Kontak Pneumatalitis

Dalam perubahan batuan kontak dan batuan metamorf dinamo kadang -


kadang terjadi penambahan bahan - bahan lain juga. Bahan tersebut dapat berupa
gas, cair, maupun bendap padat. Bahan - bahan ini lalu mempengaruhi proses dan
hasil perubahan batuan tersebut. Contohnya adalah kwarsa yang mengandung
fluorium akan menjadi topaz (batu permata berwarna kuning.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan
dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk
kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini
berjalan secara kontinyu atau berulang dan tidak pernah berakhir. Siklus ini
adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan
atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal atau
energi panas dari dalam Bumi dan energi panas yang datang dari matahari.

Batuan akan mengalami pelapukan yang disebabkan oleh bebrapa hal


diantarnya:

1. Pelapukan Secara Fisika

2. Pelapukan Secara Kimia.

3. Pelapukan Secara Biologi

Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk karena pembentukan magma


dan lava yang membeku.

Batuan Metamorf atau Batuan Malihan adalah batuan yang berasal dari
batuan sedimen dan batuan beku atau batuan metamorf itu sendiri yang
mengalami perubahan karena panas dan tekanan.

Batuan Sedimen atau Endapan adalah batuan yang terbentuk karena


pengendapan / hasil pelapukan dan pengikisan batuan yang dihanyutkan oleh air
atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian endapan ini menjadi keras karena
tekanan atau ada zat-zat yang merekat pd bagian-bagian endapan tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmugeografi.com/geologi/siklus-batuan (di akses 8 maret 2018 pukul 20


:30 )
https://informazone.com/siklus-batuan/ (di akses 8 maret 2018 pukul 20 :34 )
http://merymonica.blogspot.co.id/2014/11/siklus-jenis-dan-proses-
terbentuknya.html (di akses 8 maret 2018 pukul 20 :34 )
https://smiagiung.blogspot.co.id/2015/07/siklus-batuan-beku-sedimen-
metamorf.html (di akses 8 maret 2018 pukul 20 :34 )
https://doddys.wordpress.com/2008/02/19/rock-cycle-siklus-batuan/ (di akses 8
maret 2018 pukul 20 :37 )
http://www.artikelmateri.com/2015/12/jenis-macam-batuan-beku-sedimen-
metamorf-gambar-contoh.html (di akses 8 maret 2018 pukul 21 :34 )

13

Anda mungkin juga menyukai