Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman asistensi acara batuan beku basa dan ultrabasa

Proses-proses dalam pembentukan batuan beku :


1. Kristalisasi magma
Karena magma merupakan cairan yang sangat panas, maka ion-ion yang

menyusun magma dapat bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada

saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion tersebut akan

menurun dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang

teratur. Proses ini disebut kristalisasi. Pada umumnya material yang

menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan. Kecepatan

pendinginan magma sangat berpengaruh terhadap ukuran Kristal yang

terbentuk. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat ion-

ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga

akan membentuk Kristal yang berukuran besar. Apabila pendinginan

berlangsung sangat cepat maka tidak ada kesempatan bagi ion untuk

membentuk Kristal, sehingga hasil pembekuan akan menghasilkan atom

yang tak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas.

(Thompson and Turk, 2004)


2. Diferensiasi magma yaitu proses pemisahan magma homogen dalam

fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda akibat pengaruh antara

lain :
Migrasi ion-ion atau molekul-molekul di dalam magma.

Perpindahan gas-gas

Diferensiasi magma terjadi selama proses pembekuan magma, dimana

Kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan, akan terjadi pemisahan-


pemisahan antara kristal dengan cairan magma disebut difrensiasi

kristalisasi.(Kaharuddin M.S, 1988)

3. Asimilasi ialah proses reaksi atau pelarutan antara magma dengan batuan

sekitarnya (wall rock). Ini umumnya terjadi pada intrusi magma basa

terhadap batuan asam, contoh reaksi dari intrusi magma gabbroid dengan

batuan granitic menghasilkan batuan beku diorite (intermediet).

(Kaharuddin M.S, 1988)

Batuan beku basa memperlihatkan warna yang umumnya gelap atau hitam

dikarenakan adanya mineral-mineral feromagnesium dan mineral-mineral

plagioklas yang bersifat basa. Pada batuan beku basa, kadang ditemukan

vesiculasi-vesiculai sebagai bahan-bahan volatile. Seiring pula dijumpai dalam

bentuk seperti susunan balok atau phoe-phoe, ini khas pada sifat magma yang

masih cair (Kaharuddin M.S, 1988).

Batuan beku ultra basa adalah batuan yang tersusun oleh mineral-mineral

ferromagnesium, sehingga kenampakan sangat gelap atau hitam,.oleh karena

kondisi pembekuan batuan beku ultrabasa pada kedalaman dan tekanan yang

besar serta urutan kristalisasi dari mineral-mineral penyusunnya, mengkristal pada

tingkat temperature yang relative sama, tidak ada kebebasan suatu mineral tumbuh

dengan baik sehingga itu membentuk kristal/mineral penyusun batuan beku

ultrabasa yaitu berbentuk anhedral-subhedral (Kaharuddin M.S, 1988)

Mineral-mineral yang membentuk batuan beku ditentukan oleh komposisi

kimia magma yang membentuknya. Seperti halnya batuan beku yang telah

diketahui mempunyai variasi, maka macam magmapun mempunyai variasi yang


besar pula. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa magma yang sama

kemungkinan dapat menghasilkan kandungan mineral yang bervariasi

(Wikipedia,2000).

Berdasarkan sifat dan komposisi beberapa ahli geologi membedakan

beberapa macam magma yaitu :

a. Magma asam

b. Magma setengah asam

c. Magma basa

d. Magma ultra basa

Tergantung dari jenis magma inilah antara lain akan dihasilkan macam

perbatuan beku. Magma asam akan menghasilkan batuan asam yang sesuai

dengan komposisinya yang berkomposisi granitis dan syenit. Magma setengah

asam akan menghasilkan batuan setengah asam dengan komposisi diorite-andesit.

Magma basa membentuk batuan basa dengan komposisi gabro-basalt. Dan magma

ultra basa akan menghasilkan batuan berkomposisi sangat basa seperti kelompok

batuan peridotit dan serpentinit (Wikipedia,2000).

Klasfikiasi batuan beku basa dan ultrabasa :

1. Klasfikasi IUGS
2. Klasifikasi Streikesen

Anda mungkin juga menyukai