Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahmi Amelia

NIM : 2111014220011
Tugas Geologi Batu Mulia pert.7

1. Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara ilmiah, bersifat
mudah bergerak, bersuhu antara 900-1100°C dan berasal atau terbentuk dari kerak bumi
bagian bawah hingga selubung bagian atas. Secara kimia-fisika magma adalah sistem
komponen ganda dengan fasa cairan dan sejumlah kristal yang mengapung didalamnya
sebagai komponen utama, disamping fasa gas pada keadaan tertentu.
2. Magma adalah bahan induk batuan beku (didalam bumi). Lava adalah magma yang
keluar melalui lubang pada gunung api. Kebanyakan magma membeku dibawah
permukaan bumi dan terbentuk batuan beku. Lahar merupakan pendinginan cepat magma
di permukaan bumi.
3. Komposisi magma sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, sebagaimana
tercemin dalam berbagai jenis batuan yang akhirnya mengeras darinya.
Felsic, 700°C dan 66-67% Silica
Intermediate, 900°C dan 52-66% Silica
Mafic, 1100°C dan 45-52 Silica
Ultramafic, 1300°C dan 38-45 Silica
4. Proses terbentuknya mineral batu mulia dimulai dari pembentukan batuan yang
mengandung mineral-mineral tertentu didalamnya. Ketika tekanan dan suhu di dalam
bumi mengalami perubahan, mineral-mineral tersebut mengalami kristalisasi atau
pembentukan kristal yang membentuk struktur batu mulia. Proses ini biasanya memakan
waktu jutaan tahun dan melibatkan kondisi lingkungan yang khusus serta berbagai faktor
seperti tekanan, suhu dan komposisi kimia yang tepat. Misalnya, batu mulia seperti intan
terbentuk dari karbon yang mengalami kristalisasi dalam kondisi tekanan dan suhu yang
tinggi didalam lapisan bumi. Proses selanjutnya melibatkan proses geologis seperti erosi,
pengangkutan dan pengendapan yang membawa batu-batu ini ke permukaan bumi
sehingga manusia dapat menemukannya.
5. Proses diferensiasi magma berkaitan erat dengan proses pembentukan batuan beku. Saat
magma menuju permukaan, terdapat bagian yang mencapai permukaan membentuk
lelehan lava. Bagian lainnya membeku di bawah permukaan menghasilkan batuan pluton.
Saat mengalami penurunan temperatur dan magma mulai mendingin, mineral mengalami
kristalisasi dan mengendapkan kristal berat di bagian bawah. Saat tingkat kristalisasi
akhir, sisa magma menjadi lebih encer karena zat yang mudah menguap (gas dan uap
panas) menjadi lebih banyak. Diferensiasi magma pembagian kelas-kelas magma sesuai
dengan komposisi kimiawinya yang terjadi pada saat magma mulai membeku.
6. Proses fraksinasi magma adalah proses dimana magma, cairan panas yang terbentuk
didalam bumi, mengalami pemisahan dan pendinginan secara bertahap. Ini terjadi ketika
magma bergerak melalui kerak bumi dan bertemu dengan lingkungan yang berbeda,
seperti batuan atau cairan lainnya. Kondisi tersebut menyebabkan kristalisasi mineral-
mineral tertentu dalam magma, yang kemudian akan memisahkan diri dari magma dan
membentuk batuan yang berbeda. Proses ini biasanya terjadi karena perbedaan suhu,
tekanan dan komposisi kimia disekitar magma. Dengan demikian, fraksinasi magma
berkontribusi pada pembentukan berbagai jenis batuan yang berbeda, mulai dari batuan
beku seperti granit hingga batuan sedimen seperti batu pasir.
7. Proses asimilasi magma terjadi bila ada material asing dalam tubuh magma atau ada
batuan disekitar magma, yang masuk dan bereaksi dengan magma induk. Adanya
penambahan material asing ini menjadikan komposisi magma induk berubah. Komposisi
barunya tergantung dari batuan yang bereaksi dengan magma induk yang akan
menghasilkan batuan beku berbeda. Orang berpendapat bahwa magma itu mempunyai
susunan basal dan kemudian karena proses diferensiasi dan asimilasi didapat susunan
magma yang berbeda-beda dan membeku menjadi batuan yang berbeda susunannya. Jika
magma tadi tiba di bagian yang mendekati permukaan bumi maka magma itu akan
mendingin dan mulailah terjadi kristalisasi atau penghabluran menjadi mineral. Yang
dimaksud dengan proses asimilasi adalah peleburan batuan di sekelilingnya oleh magma
yang sedang menuju ke atas.
8. Percampuran magma terjadi saat dua jenis magma yang berbeda bertemu dan kemudian
bercampur menjadi satu menghasilkan satu jenis magma lain yang homogen yang disebut
dengan magma turunan. Magma turunan ini biasanya bersifat pertengahan dari kedua
jenis magma yang bercampur. Sebagai contoh, magma andesitik dan dasitik kemungkinan
adalah magma intermediet yang terbentuk dari hasil pencampuran magma asam dan
magma basa. Kedua jenis magma ini dpat bertemu apabila dalam suatu regional terdapat
2 dapur magma yang memiliki potensi dan berjarak tidak jauh dan kemudian terjadi
intrusi magma berupa sill atau dike dari salah satu dapur magma lalu intrusi ini mencapai
magma chamber yang lain. Dari intrusi yang menerobos dan bertemu dengan dapur
magma inilah kemudian terjadi proses pencampuran 2 jenis magma yang berbeda
menghasilkan satu jenis magma baru yang bersifat tengahan dari 2 jenis magma yang
bercampur tersebut.

Anda mungkin juga menyukai