KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
PENDAHULUAN
Geokimia adalah sains yang menggunakan prinsip dan teknologi bidang kimia untuk menganalisis dan menjelaskan
mekanisme di balik sistem geologi seperti kerak bumi dan lautan yang berada di atasnya. Cakupan geokimia melebar
hingga ke luar geo (bumi), melingkupi seluruh sistem pergerakan bebatuan di tata surya dan memiliki kontribusi penting
dalam memahami proses di balik konveksi mantel, pembentukan planet, hingga asal muasal bebatuan seperti granit dan
basal.
MAGMA
Magma adalah larutan atau cairan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat mudah
bergerak (mobile), bersuhu tinggi antara 900c-1100c dan berasal atau terbentuk pada kerak bumi bagian
bawah hingga mantel bagian atas. (Alzwar dkk., 1988).
Sifat kimia magma menunjuk pada pengertian komponen yang dikandung magma yaitu terdiri
dari bahan cair, padat dan gas. Komponen tersebut sering disebut sebagai bahan volatile dan non-volatile.
PEMBAHASAN
Bahan Volatil
Berupa unsur atau senyawa kimia yang mempunyai titik lebur rendah sehingga mudah larut dalam larutan
magma atau hilang pada waktu pembekuan. Senyawa-senyawa volatile yang terutama terdiri dari fase gas,seperti CH4
,CO2, HCL, H2S, SO2,NH3,dll.
Kandungan volatile,khususnya H2O,akan menyebabkan pecahnya ikatan Si-O-Si yang akan mempengaruhi
inti Kristal,apabila nilai viskositas magma ini rendah,maka difusi akan bertambah dan pertumbuhan Kristal akan terjadi.
PEMBAHASAN
Bahan Non-Volatil
Senyawa-senyawa yang bersifat non volatile dan merupakan unsur-unsur oksida dalam magma. Jumlahnya
yang mencapai 99% isi,sehingga merupakan mayor element,terdiri dari oksida-oksida SiO2,Al2O3,FE2O3 ,FeO ,MnO
,MgO ,CaO, Na2O ,K2O,TiO2,dan P2O5. Unsur lain yang disebut unsur jejak atau trace element,dan merupakan minor
element,seperti Rubidium (Rb), Barium (Ba), Stronsium (Sr), Nikel (Ni),Cobalt (Co) ,Vanadium (V),Croom (Cr),Lithium
(Li),Sulphur (S),dan Plumbun (Pb).Unsur-unsur ini terdapat tidak sebagai oksida dan tidak dapat digunakan sebagai dasar
untuk penggolongan magma, unsur-unsur ini sangat membantu dalam menentukan genesa magma,seperti halnya
kandungan Sr dan Pb dalam basalt samudra yaitu mencirikan asalnya dari selubung bumi.gejala pelelehan sepihak
(partial melting) akan mengkonsentrasikan isotope. Sedangkan pelelehan selubung bumi yang menhasilkan magma
primer basaltic ditunjukan oleh perbandingan Sr87/Sr86 > 0,704 dan Pb206/Pb204 < 18,6 . lava basaltic dari lantai
samudra akn memiliki nilai perbandingan K/Rb tinggi (Charmichael,1974). Sedangkan basalt benua mengandung Ni, Cr
dan Co yang lebih rendah dari yang dikandung oleh lantai samudra (Ringwoad,1975)
PEMBAHASAN
Jenis Magma
Berdasarkan analisis kimia jenis magma dibagi menjadi 3 :
1. Magma mengandung sekitar 50% SiO₂ membentuk batuan beku Basal, Diabas dan Gabbro.
2. Magma mengandung sekitar 60% SiO₂ membentuk batuan beku Andesit dan Diorite.
3. Magma mengandung sekitar 70% SiO₂ membentuk batuan beku Riolit dan Granit.
PEMBAHASAN
Magma mengandung gas-gas terlarut. Gas-gas yang terlarut di dalam cairan magma itu akan lepas dan membentuk fase
tersendiri ketika magma naik ke permukaan bumi. Viskositas adalah kekentalan atau kecenderungan untuk tidak
mengalir. Cairan dengan viskositas tinggi akan lebih rendah kecenderungannya untuk mengalir daripada cairan dengan
viskositas rendah. Demikian pula halnya dengan magma. Viskositas magma ditentukan oleh kandungan SiO2 dan
temperatur magma. Makin tinggi kandungan SiO2 maka makin rendah viskositasnya atau makin kental. Sebaliknya, makin
tinggi temperaturnya, makin rendah viskositasnya
PEMBAHASAN
Perubahan Komposisi Magma, Proses pembekuan magma menjadi batuan dimulai dari pembentukan kristal-kristal
mineral. Sesuai dengan komposisi kimianya, pembentukan kristal-kristal mineral itu terjadi pada temperatur yang
berbeda-beda. Perlu dipahami bahwa dengan terbentuknya kristal, berarti ada unsur-unsur kimia dari larutan magma
yang diambil dan diikat ke dalam kristal, sehingga kandungan unsur itu di dalam cairan atau larutan magma berkurang.
PEMBAHASAN
klasifikasi magma
Untuk mengklasifikasikan magma menggunakan pendekatan hasil analisa batuan beku. Klasifikasinya
berdasarkan kelimpahan komonen kimia terutama kandungan silikat (SiO2). Komponen kimia silikat mencapai < 35 – 80 %
berat, komponen penyusun sbb :
a) mengandung silica >63 % SiO2 disebut tipe silicic atau acidic (tipe magma asam)
b) mengandung silica 52-63 % SiO2 disebut tipe menengah
c) silikat rendah mengandung 45-52 % SiO2 disebut tipe basic (tipe magma basa)
d) mengandung silka < 45 % disebut tipe ultrabasic (tipe ultra basa)
PEMBAHASAN
Evolusi Magma
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses sebegai berikut :
1. Hibridasi : Pembentukan magma baru karena pencampuran dua magma yang berlainan jenisnya.
2. Sinteksis : Pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan samping.
3. Anateksis : Proses pambentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang sangat besar.
PEMBAHASAN
Dari uraian di atas maka, secara sederhana dapat kita katakan bahwa seluruh unsur kimia yang ada di Bumi, kecuali
buatan, terdapat di dalam magma; hanya kelimpahan dari unsur-unsur tersebut yang berbeda.
Komposisi kimia magma sangat kompleks. 99% dari magma tersusun oleh 10 unsur kimia, yaitu Silikon (Si),
Titanium (Ti), Aluminium (Al), Besi (Fe), Magmesium (Mg), Kalsium (Ca), Natrium (Na), Kalium (K), Hidrogen (H), dan
Oksigen (O). Dengan konvensi, komposisi kimia magma dinyatakan dalam persen berat (% berat). Dalam bentuk senyawa
kimia, unsur-unsur tersebut dinyatakan dalam bentuk SiO2, TiO2, Al2O3, FeO, MgO, CaO, Na2O, K2O dan H2O.
Tentang kelimpahannya, secara umum, SiO2 adalah yang paling banyak, menyusun lebih dari 50 % berat
magma. Kemudian, Al2O3, FeO, MgO, CaO menyusun 44 % berat magma, dan sisanya Na2O, K2O, TiO2 dan H2O
menyusun 6 % berat magma. Pada kenyataannya, kelimpahan unsur-unsur tersebut sangat bervariasi, tergantuk pada
karakter komposisi magma.