Anda di halaman 1dari 22

MAGMA DAN LAVA

Geologi (berasal dari Yunani: γη- [ge-, "bumi"] dan λογος [logos, "kata",
"alasan"])[1][2] adalah Ilmu (sains) yang mempelajaribumi, komposisinya, struktur,
sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. Orang yang mempelajari
geologi disebut geologi. Mereka telah membantu dalam menentukan umur
bumi yang diperkirakan sekitar 4.5 miliar (4.5x109) tahun, dan juga menemukan
bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak di
atas mantel yang setengah cair (astenosfer) melalui proses yang sering
disebut tektonik lempeng.

Geolog membantu menemukan dan mengatur sumber daya alam yang


ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal seperti besi, tembaga,
dan uranium, serta mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi,
seperti asbestos, perlit, mika, fosfat, zeolit, tanah liat, batu apung, kuarsa,
dan silika, dan juga elemen lainnya seperti belerang, klorin, dan helium.
Astrogeologi adalah aplikasi ilmu geologi tentang planet lainnya dalam tata surya
(solar sistem). Namun istilah khusus lainnya seperti selenology (pelajaran tentang
bulan), areologi (pelajaran tentang planet Mars), dll, juga dipakai. Kata "geologi"
pertama kali digunakan oleh Jean-André Deluc pada tahun 1778 dan
diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh Horace-Bénédict de Saussure pada
tahun 1779

Bumi adalah planet dengan permukaan yang tidak rata Relief Permukaan
Bumi Daratan dan Lautan. Hal ini disebabkan relief bumi yang berupa tonjolan
maupun cekungan, sehingga membentuk permukaan seperti sekarang. Penyebab
bumi menjadi tidak rata adalah, adanya dua tenaga yang membentuk bumi. kedua
tenaga tersebut, berperan dalam membentuk serta mengubah benruk bumi yang
sudah ada. Tenaga tersebut adalah tenaga eksogen dan tenaga endogen. Tenaga
eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi (Baca:Jenis Tenaga Eksogen
Pengubah Muka Bumi). tenaga ini memanfaatkan tenaga dari air, angin, maupun
gletser. Tenaga eksogen terdiri dari 2, yaitu proses sedimentasi dan erosi.
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi Macam-
macam Tenaga Endogen dan Penjelasannya. tenaga ini memanfaatkan tekanan
akibat panas yang ada di dalam bumi. tenaga ini terbagi menjadi tiga
yaitu tektonisme, seisme, dan vulkanisme. Vulkanisme adalah aktivitas gunung
api.

Pengertian Vulkanisme
Vulkanisme adalah gerakan magma yang ada di dalam bumi
(Baca: Pengertian Vulkanisme dan Contohnya). magma adalah cairan panas yang
ada di dalam bumi Pengertian Magma – Proses dan Pergerakannya. magma
mendapatkan tekanan akibat panas di dalam bumi. akibatnya magma bergerak ke
atas, menuju tempat dengan tekanan yang lebih rendah. Magma akan keluar
melalui celah yang ada di permukaan bumi. selain itu, magma juga bisa keluar
melalui pipa yang menghibungkan dapur magma dengan permukaan bumi. pipsa
tersebut bernama terusan kepundan. Kedalam dapur magma mempengaruhi
kekutan dari letusan gunung api. semakin dalam dapur magma, maka letusan
gunung api akan semakin besar. Sedangkan jika dapur magma dangkal, maka
letusan gunung api juga akan kecil. Gunung api adalah tenaga endogen yang
kejadian dapat diprediksi. Hal ini akibat dari gunung api yang mengeluarkan ciri-
ciri saat akan meletus (Gejala Vulkanisme Gunung Berapi).

Ciri- ciri dari gunung api yang akan meletus adalah:

1. Temperatur di sekitar kawah akan meningkat


2. Sumber air disekitar kawah mulai mongering
3. Gempa vulkanik semakin sering terjadi
4. Munculnya binatang yang turun gunung menuju lembah
5. Munculnya suara gemuruh dari gunung api.

Saat meletus, gunung api mengeluarkan banyak material. Meterial


tersebut berasal dari dalam bumi, yang ikut keluar bersama magma yang
dimuntahkan oleh gunung api. semakin besar ledakan, makan material yang
keluar akan semakin banyak. Material yang dikeluarkan oleh gunung api antara
lain, batuan, awan panas, magma, dan lahar. Batuan adalah salah satu elemen
penyusun lapisan bumi, sehingga akan ikut terlempar, saat terjadi letusan gunung
api (Baca: Jenis-jenis Batuan Penyusun Lapisan Bumi – Beku, Sedimen,
Metamorf). saat gunung api mengeluarkan magma, magma telah berada di
permukaan bumi di sebut sebagai lava. Sedangkan lahar adalah lava yang
mengalir dan bercampur dengan air atau lumpur.

DEFINISI MAGMA DAN LAVA


A. MAGMA

definisi magma

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam Litosfir,
yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung
didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan tersebut
diperkirakan terbentuk pada kedalaman berkisar sekitar 200 kilometer dibawah
permukaan Bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur yang kemudian membentuk
mineral-mineral silikat. Magma yang mempunyai berat-jenis lebih ringan dari
batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik melalui rekahan-rekahan
yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai permukaan
Bumi. Apabila magma keluar, melalui kegiatan gunung-berapi dan mengalir
diatas permukaan Bumi, ia akan dinamakan lava.
Magma ketika dalam perjalanannya naik menuju ke permukaan, dapat juga
mulai kehilangan mobilitasnya ketika masih berada didalam litosfir dan
membentuk dapur-dapur magma sebelum mencapai permukaan. Dalam keadaan
seperti itu, magma akan membeku ditempat, dimana ion-ion didalamnya akan
mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian menyusun diri, menghablur dan
membentuk batuan beku. Namun dalam proses pembekuan tersebut, tidak seluruh
bagian dari lelehan itu akan menghablur pada saat yang sama. Ada beberapa jenis
mineral yang terbentuk lebih awal pada suhu yang tinggi dibanding dengan
lainnya.

Dalam gambar berikut diperlihatkan urutan penghabluran (pembentukan


mineral) dalam proses pendinginan dan penghabluran lelehan silikat.
Mineral-mineral yang mempunyai berat-jenis tinggi karena kandungan Fe dan
Mg seperti olivine, piroksen, akan menghablur paling awal dalam keadaan suhu
tinggi, dan kemudian disusul oleh amphibole dan biotite. Disebelah kanannya
kelompok mineral felspar, akan diawali dengan jenis feldspar calcium (Ca-
Felspar) dan diikuti oleh felspar kalium (K-Felspar). Akibatnya pada suatu
keadaan tertentu, kita akan mendapatkan suatu bentuk dimana hublur-hablur padat
dikelilingi oleh lelehan.

Bentuk-bentuk dan ukuran dari hablur yang terjadi, sangat ditentukan oleh
derajat kecepatan dari pendinginan magma. Pada proses pendinginan yang lambat,
hablur yang terbentuk akan mempunyai bentuk yang sempurna dengan
ukuran yang besar-besar. Sebaliknya, apabila pendinginan itu berlangsung
cepat, maka ion-ion didalamnya akan dengan segera menyusun diri dan
membentuk hablur-hablur yang berukuran kecil-kecil, kadang berukuran
mikroskopis. Bentuk pola susunan hablur-hablur mineral yang nampak pada
batuan beku tersebut dinamakan tekstur batuan.

Disamping derajat kecepatan pendinginan, susunan mineralogi dari magma


serta kadar gas yang dikandungnya, juga turut menentukan dalam proses
penghablurannya. Mengingat magma dalam aspek-aspek tersebut diatas sangat
berbeda, maka batuan beku yang terbentuk juga sangat beragam dalam
susunan mineralogi dan kenampakan fisiknya. Meskipun demikian, batuan
beku tetap dapat dikelompokan berdasarkan cara-cara pembentukan seta
susunan mineraloginya

Proses Pembentukan Magma

Magma dalam kerak Bumi dapat terbentuk sebagai akibat dari perbenturan
antara 2 (dua) lempeng litosfir, dimana salah satu dari lempeng yang berinteraksi
itu menunjam dan menyusup kedalam astenosfir. Sebagai akibat dari gesekan
yang berlangsung antara kedua lempeng litosfir tersebut, maka akan terjadi
peningkatan suhu dan tekanan, ditambah dengan penambahan air berasal dari
sedimen-sedimen samudra akan disusul oleh proses peleburan sebagian dari
litosfir.

Sumber magma yang terjadi sebagai akibat dari peleburan tersebut akan
menghasilkan magma yang bersusunan asam (kandungan unsur SiO2 lebih besar
dari 55%). Magma yang bersusunan basa, adalah magma yang terjadi dan
bersumber dari astenosfir. Magma seperti itu didapat di daerah-daerah yang
mengalami gejala regangan yang dilanjutkan dengan pemisahan litosfir.

Evolusi magma di bagi menjadi tiga yaitu :

1. Hibridasi, yaitu pembentukan magma baru karena percampuran dua


magma yang berbeda jenis
2. Sintesis, yaitu pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan
batuan samping.
3. Anateksi, yaitu proses pembentukan magma dari perleburan batuan pada
kedalaman yang sangat besar.

Sifat-sifat magma. :

1. Magma basa merupakan magma yang mengandung 50% SiO2, bersuhu


tinggi antara 9000-1200 C dan viskositasnya rendah dan mudah mengalir.
2. Magma intermediet merupakan magma yang memiliki komposisi SiO2
antara 50 hunga 70% berada dianatara magma basa dab asam
3. Magma asam merupakan magma yang memiliki komposisi SiO2 antara 60
sampai 70 % dengan bersuhu di bawah 8000 C dan viskositanya tinggi
sehingga mobilitanya rendah.

Jenis – jenis magma

1. Magma basaltic adalah magma yang Viskositasnya rendah, berarti magma


mafik adalah jenis magma yang paling cair. Yang meletus non-eksplosif
dan bergerak sangat yang cepat ketika mencapai permukaan Bumi akan
menjadi sebagai lava. Lava ini mendingin menjadi basalt, batu yang berat
dan berwarna gelap karena kadar besi dan magnesiumnya lebih tinggi.
Basalt adalah salah satu batu yang paling umum di kerak Bumi serta
pulau-pulau vulkanik yang dibuat oleh hot spot. Kepulauan Hawaii adalah
hasil langsung dari letusan magma mafik. “Air mancur lava” yang stabil
dan relatif tenang terus berubah dan memperluas “Pulau Besar” Hawaii.
2. Magma andsit adalah hasil dari viskositas dan kandungan gas yang lebih
tinggi, magma menengah membangun tekanan di bawah permukaan Bumi
sebelum dapat dilepaskan sebagai lava. Lava yang lebih ganas dan lengket
ini cenderung meledak dengan keras dan mendingin seperti batu andesit.
Magma menengah paling sering berubah menjadi andesit karena transfer
panas pada batas lempeng konvergen. Batuan andesitik sering ditemukan
di busur gunung api benua, seperti Pegunungan Andes di Amerika Selatan,
setelah itu mereka diberi nama
3. Magma ryolit adalah Magma felsik yang tebal dan kental dapat
menangkap gelembung gas di ruang magma gunung api. Gelembung-
gelembung yang terperangkap ini dapat menyebabkan letusan yang
eksplosif dan merusak. Letusan-letusan ini mengeluarkan lava dengan
keras ke udara, yang mendingin menjadi batuan dasit dan riolit. Mirip
seperti magma menengah, magma felsis mungkin paling sering ditemukan
di batas lempeng konvergen di mana transfer panas dan fluks mencair
membuat stratovolcano besar.
4. Magma Granitis Magma granitis merupakan magma yang terjadi di daerah
penunjaman akibat lelehan parsial dari kerak samudra dan kerak benua
bagian bawah di bagian lebih dalam dari dasar jalur pegunungan aktif
(pada daerah-daerah tumbukan lempeng dan di mana suhu dan tekanan
sangat tinggi). Oleh sebab itu magma granitis mendominasi kerak benua.
Komposisi kimia magma
Komposisi kimia magma sangat kompleks. 99% dari magma tersusun oleh
10 unsur kimia, yaitu Silikon (Si), Titanium (Ti), Aluminium (Al), Besi (Fe),
Magmesium (Mg), Kalsium (Ca), Natrium (Na), Kalium (K), Hidrogen (H), dan
Oksigen (O).

Dengan konvensi, komposisi kimia magma dinyatakan dalam persen berat


(% berat). Dalam bentuk senyawa kimia, unsur-unsur tersebut dinyatakan dalam
bentuk SiO2, TiO2, Al2O3, FeO, MgO, CaO, Na2O, K2O dan H2O.

Tentang kelimpahannya, secara umum, SiO2 adalah yang paling banyak,


menyusun lebih dari 50 % berat magma. Kemudian, Al2O3, FeO, MgO, CaO
menyusun 44 % berat magma, dan sisanya Na2O, K2O, TiO2 dan H2O menyusun
6 % berat magma. Pada kenyataannya, kelimpahan unsur-unsur tersebut sangat
bervariasi, tergantuk pada karakter komposisi magma.

Tipe dan Sifat Magma, Magma dapat dibedakan berdasarkan kandungan SiO2.
Dikenal ada tiga tipe magma, yaitu:

1. Magma Basaltik (Basaltic magma) – SiO2 45-55 %berat; kandungan Fe


dan Mg tinggi; kandungan K dan Na rendah.
2. Magma Andesitik (Andesitic magma) – SiO2 55-65 %berat, kandungan Fe,
Mg, Ca, Na dan K menengah (intermediate).
3. Magma Riolitik (Rhyolitic magma) – SiO2 65-75 %berat, kandungan Fe,
Mg dan Ca rendah; kandungan K dan Na tinggi.

Tiap-tiap magma memiliki karakteristik yang berbeda. Rangkuman dari sifat-sifat


mangma itu seperti terlihat di
Table

Magma mengandung gas-gas terlarut. Gas-gas yang terlarut di dalam


cairan magma itu akan lepas dan membentuk fase tersendiri ketika magma naik ke
permukaan bumi. Analoginya sama seperti gas yang terlarut di dalam minuman
ringan berkaborasi di dalam botol dengan tekanan tinggi. Ketika, tutup botol
dibuka, tekanan turun dan gas terlepas membentuk fase tersendiri yang kita lihat
dalam bentuk gelembung-gelembung gas. Juga sering kita lihat ketika pemberian
meali bagi para pemenang balap kenderaan. Kepada mereka diberikan minuman
di dalam botol dan kemudian mereka mengkocok-kocok botol tersebut sebelum
membuka tutupnya. Kemudian, ketika tutup botol yang telah dikocok itu dibuka,
maka tersemburlah isi botol tersebut keluar. Demikian pula halnya dengan magma
ketika keluar dari dalam bumi. Kandungan gas di dalam magma ini akan
mempengaruhi sifat erupsi dari magma bila keluar ke permukaan bumi.

Viskositas adalah kekentalan atau kecenderungan untuk tidak mengalir.


Cairan dengan viskositas tinggi akan lebih rendah kecenderungannya untuk
mengalir daripada cairan dengan viskositas rendah. Demikian pula halnya dengan
magma. Viskositas magma ditentukan oleh kandungan SiO2 dan temperatur
magma. Makin tinggi kandungan SiO2 maka makin rendah viskositasnya atau
makin kental. Sebaliknya, makin tinggi temperaturnya, makin rendah
viskositasnya. Jadi, magma basaltik lebih mudah mengalir daripada magma
andesitik atau riolitik. Demikian pula, magma andesitik lebih mudah mengalir
drripada magma riolitik.

Perubahan Komposisi Magma, Proses pembekuan magma menjadi


batuan dimulai dari pembentukan kristal-kristal mineral. Sesuai dengan komposisi
kimianya, pembentukan kristal-kristal mineral itu terjadi pada temperatur yang
berbeda-beda. Perlu dipahami bahwa dengan terbentuknya kristal, berarti ada
unsur-unsur kimia dari larutan magma yang diambil dan diikat ke dalam kristal,
sehingga kandungan unsur itu di dalam cairan atau larutan magma berkurang.

Bila kristal-kristal yang terbentuk di dalam magma memiliki densitas lebih


besar daripada magma, maka kristal-kristal akan mengendap dan cairan akan
terpisah dari kristal.. Sebaliknya bila kristal-kristal yang terbentuk lebih rendah
densitasnya dripada magma, maka kristal-kristal akan mengapung. Bila cairan
magma keluar karena tekanan, maka kristal-kristal akan tertinggal. Keadaan
tersebut akan merubah komposisi kimia cairan magma sisa. Apabila banyak
komposisi kimia yang berkurang dari magma awal karena pembentukan kristal-
kristal mineral, maka akan terbentuk magma baru dengan komposisi yang berbeda
dari magma awalnya. Perubahan komposisi kimia magma seperti itu disebut
sebagai diferensiasi magma oleh fraksinasi kristal (magmatic differentiation by
crystal fractionation). Proses inilah yang dapat menyebabkan magma basaltik di
dalam suatu gunungapi dapat berubah dari basaltik menjadi andesitik dan bahkan
riolitik. Perubahan komposisi magma inilah yang dapat merubah tipe erupsi suatu
gunung api.
B. LAVA

Definisi Lava

Lava adalah cairan magma yang keluar dari dalam bumi. lava adalah
cairan, sehingga lava selalu mengalir dari tempat yang tinggi menuju tempat yang
lebih rendah. Daerah yang dilalui oleh lava biasanya akan membentuk sungai atau
lembah. Akan tetapi jika lava yang keluar berbentuk kental, maka akan
membentuk kubah lava. Kubah lava adalah salah satu penyebab munculnya awan
panas guguran. Karena berasal dari magma, lava memiliki suhu yang tinggi. Suhu
lava antara 700 hingga 1200 derajat celsius. Lava yang mendingin, akan
membentuk batuan beku. Batuan beku ini disebut sebagai batuan beku luar,
karena prosesnya terjadi di permukaan bumi. lava terbagi menjadi dua, yaitu lava
cair dan lava kental. Kedua lava ini memiliki akibat yang berbeda- beda terhadap
relief muka bumi.

Lava di bagi menjadi tiga tipe aliran yaitu :


1. Lava Pahoehoe

Pahoehoe adalah lava basaltik yang memiliki permukaan halus,


menggelembung, bergelombang, atau berurat. Fitur permukaan ini karena
pergerakan lava yang sangat cair di bawah permukaan membekunya kerak.
Aliran pahoehoe biasanya awal sebagai rangkaian lobus kecil dan jari kaki yang
terus-menerus keluar dari kerak dan didinginkan. memiliki permukaan berkilau,
halus, dan berkaca-kaca. Itu cenderung lebih cairan (viskositas rendah), maka
mengalir lebih cepat dan menghasilkan lebih tipis mengalir (biasanya 1-3 m).

Hal ini juga membentuktabung lava di mana hilangnya panas


mminimal mempertahankan viskositasmrendah. Teksturpermukaan arus pahoehoe
bervariasi, menampilkan segala macam bentuk aneh sering disebut sebagai
patung lava. Dengan peningkatan jarak dari sumber, arus pahoehoe dapatberubah
menjadi aa arus dalam menanggapi panas kerugian dan akibat peningkatan
dalam viskositas. Pahoehoe lava biasanya memiliki suhu 1100 - 1200 ° C.

2. Lava Aa
lava Aa " kasar berbatu", tetapi juga untuk"membakar" atau. "api" adalah salah
satudari tiga jenis dasar dari aliran lava. AA adalah lava basaltik ditandai dengan
permukaan yang kasar atau rubbly terdiri dari blok lava rusak disebut klinker.
Longgar, rusak, dan tajam, permukaan berduri dari aliran Aa membuat sulit dan
lambat untuk mendaki. Permukaan clinker sebenarnya mencakup inti padat
besar,yang merupakan bagian palingn aktif dari aliran. Seperti lava pucat dalam
inti perjalananmenurunin lereng, para klinker terbawa di permukaan.

AA - aliran rubbly, dengan inti cair, dengan viskositas yang lebih tinggi
(tetapi sama komposisi) yang, oleh karena itu, cenderung bergerak lebih lambat
dan menghasilkan aliran tebal (biasanya 3-20 m). Aa biasanya viskositas lebih
tinggi dari pahoehoe. Pahoehoe bisa berubah menjadi AA jika
menjadi turbulen dari pertemuan hambatan atau lereng curam. Aa lava
biasanya meletus padasuhu 1000-1100° C. Tekstur tajam dan menyudut
membuat aa reflector radar yang kuat, dan dengan mudah dapat dilihat
dari satelit yang mengorbit (terang pada gambar Magellan).

3. Lava Domes dan coulées


Lava Domes dan coulees berhubungan dengan aliran lava felsic mulai dari dasit
hingga riolit. Sifat sangat kental lava ini menyebabkan mereka tidak mengalir
jauh dari lubang, menyebabkan lava untuk membentuk kubah lava di
ventilasi. Ketika kubah terbentuk padapermukaan miring yang dapat mengalir
dalamarus pendek tebal disebut coulées (kubahaliran). Arus ini sering hanya
melakukan perjalanan beberapa kilometer dari ventilasi. mirip dengan Aa, tetapi
lebih tebal (> 20 m), dengan agak kasar dari permukaan rubbly. Andesit, dasit dan
riolit cenderung terbentuk arus gumpal.

Lava cairan adalah lava yang encer akan meleleh jauh dari sumbernya
membentuk aliran seperti sungai melalui lembah dan membeku menjadi batuan
seperti lava ropi atau lava blok (umumnya di Indonesia membentuk lava blok).
Bila agak kental, akan mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava
dan pada bagian pinggirnya membeku membentuk blok-blok lava tetapi suhunya
masih tinggi, bila posisinya tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas
guguran dari lava.
ciri- ciri dari lava cair adalah:

1. Mengalir dengan cepat

2. Cairannya seperti air

3. Mudah melepaskan gas

4. Biasanya membentuk gunung api perisai


5. Membuat gunung semakin landai

Sedangkan ciri- ciri lava yang kental adalah :


1. Mengalir perlahan
2. Bersifat menjebak gas
3. Karena menjebak gas, maka lava ini bergelembung
4. Gas yang tersimpan bersuhu lebih panas dari lava itu sendir
5. Membuat gunung semakin kerucut
Lava kental dan cair juga membentuk batuan beku yang berbeda- beda
jenisnya. Hal ini akibat adanya gas yang terperangkap di dalam lava, sehingga
hasil dari batuan beku akan berbeda.

Jenis- jenis Lava


Lava memiliki berbagai macam jenis. Jenis- jenis lava dilihat berdasarkan
komposisi yang dimilki oleh lava tersebut. Kompisisi lava, biasanya mengandung
mineral silikat, fildspar, olivin, pyroxenes, amphibolas, mika, dan kuarsa. Jenis
lava dibedakan menjadi 4, yaitu lava felsic, lava menengah, lava mafik, dan lava
ultrabasa.

1. Lava felsic adalah lava yang mengandung silikat. Lava ini membentuk
duri lava atau kubah lava. Sifat dari lava ini sangat kental. Selain itu
komposisi dari lava ini adalah silika, aluminium, kalium, natrium, dan
kalsium. Lava jenis ini memiliki suhu antara 650 derjat hingga 750 derajat
Celsius.
2. Lava menengah adalah lava yang memiliki komposisi magnesium dan zat
besi. Jenis lava ini membentuk kubah andesit. Lava ini hanya ada pada
gunung api yang bertipe curam. Sifat dari lava ini cenderung kental. Suhu
dari lava ini antara 750 hingga 950 derajat celsius.
3. Lava mafik adalah lava yang memiliki mineral ferromagnesium yang
sangat tinggi. Suhu dari lava ini lebih dari 950 derajat celsius. Selain itu
zat besi dan magnesium pada lava ini juga tinggi. Sedangkan aluminium
dan silika rendah. Sifat lava ini cenderung encer. Lava ini membentuk
gunung api perisai.
4. Lava ultrabasa memiliki magnesium sebesar 18%. Jenis lava hanya ada
pada jaman prasejarah. Lava ini bersifat sangat cair. Dan suhu dari lava ini
diprediksi sekitar 1600 derajat celsius.

Bentuk Lava
Lava yang memiliki sifat yang berbeda, mampu membentuk bumi dengan
cara yang berbeda- beda. Selain itu, lava juga memiliki banyak bentuk bentuk
tersebut dibedakan berdasarkan bagaimana lava tersebut keluar dari bumi. bentuk
lava dibedakan menjadi 5, yaitu sinder, kipuhas, tabung lava, lava mancur, dan
danau lava.

1. Sinder adalah lava yang keluar dari ledakan kecil, sehingga berbentuk
seperti hujan rintik- rintik.
2. Kipuhas adalah lava kental yang menutupi tanah sekitar

3. Tabung lava adalah lava yang sangat cair. Lava ini mengalir, dan
melubangi batuan sehingga membentuk gua. Gua ini disebut sebagai gua
lava.

4. Lava mancur adalah lava yang keluar tanpa ledakan seperti air yang
mancur dari dalam tanah
5. Danau lava bisa disebut sebagai skaylight. Danau lava adalah patahan
batuan, yang menyebabkan lava yang mengalir di dalamnya jadi terlihat.
Lava jenis ini adalah lava yang sangat langka. Salah satunya hanya dapat
ditemukan di gunung kilauea di Hawai.

Erupsi lava

Erupsi lava adalah fenomena keluarnya magma dari dalam bumi. Erupsi
dapat dibedakan menjadi erupsi letusan (explosive erupstion) dan erupsi non-
letusan (non-explosive eruption). Jenis erupsi yang terjadi ditentukan oleh banyak
hal seperti kekentalan magma, kandungan gas di dalam magma, pengaruh air
tanah, dan kedalaman dapur magma (magma chamber). Kekentalan magma dan
kandungan gas di dalam magma ditentukan oleh komposisi kimia magma. Pada
erupsi letusan, proses keluarnya magma disertai tekanan yang sangat kuat
sehingga melontarkan material padat yang berasal dari magma maupun tubuh
gunungapi ke angkasa.
Pada erupsi non-letusan, magma keluar dalam bentuk lelehan lava atau
pancuran lava (lava fountain), gas atau uap air. Di dalam Bahasa Indonesia, kata
erupsi sering diterjemahkan sebagai “letusan”. Sebenarnya, terjemahan itu tidak
sepenuhnya tepat. Terjemahan tersebut hanya tepat untuk tipe erupsi letusan.

Ada dua jenis utama dari lava, yaitu lava Dasar dan Asam. Lava dasar
adalah lava yang panas dan berwarna gelap yang kaya akan magnesium zat besi,
seangkan lava asam benar-benar sangat padat dan berwarna terang. Kali ini kita
aka membahas dua jenis lava. Lava Basa: Lava basa adalah lava yang sangat
panas, yaitu sekitar seribu derajat celcius. Lava basa berwarna gelap seperti basalt,
kaya akan zat besi (Fe) dan magnesium (Mg), tapi miskin akan silika. Lava basa
mempengaruhi daerah yang luas dan cepat menyebar keluar sebagai seets tipis.
Gunung api yang menghasilkan lava semacam ini adalah gunung api yang
cenderung landai dengan diameter lebar dan berbentuk perisai atau kubah.
Viskositasnya cenderung rendah.
Lava Asam: Lava asam adalah lava yang sangat kental dengan titik lebur
yang tinggi. Lava asam berwarna terang, kepadatan rendah, dan memiliki
presentase silika yang tinggi. Viskositasnya cenderung tinggi.

Geokimia Batuan Beku


Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair
ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,
proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:
kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari
700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di
bawah permukaan kerak bumi.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun


(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang
pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan
bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.
Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air,
CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral
yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke


permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut
dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-
mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan
Bowen’s Reaction Series.

Komponen-komponen kima yang terdapat dalam magma tentunya sangat


berkaitan denngan komposisi akhir batuan beku yang terbentuk. Secara lebih jauh,
sebenarnya magma dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan
kandungan-kandungan unsur kimia tertentu, namun pada akhirnya pada proses
pembekuan magma menjadi batuan beku mengalami proses-proses yang tiidak
jauh berbeda. Proses-proses yang terjadi pada saat pembekuam magma secara
kimiawi adalah terjadinya proses pengelompokan unsur-unsur kimia sejenis, yang
nantinya akan membentuk kristal atau mineral-mineral tertentu sesuai dengan
sifatnya, asam atau basa. Proses ini dapat dijelaskan secara diagramatik dalam
Bowen’s Reaction Series.
Pada seri reaksi Bowen ini sacara garis besar menjelaskan bahwa pada saat
proses pendinginan magma, sebenarnya magma tidak langsung semuanya
membeku, namun terjadi proses pembentukan mineral-mineral seiring dengan
turunnya suhu magma secara perlahan, dan pada tiap penurunan suhu tertentu
menghasilkan jenis mineral yang berbeda. Mineral-mineral yang terbentuk
pertama, seperti Olivine, Anortit, dan lain-lain, merupaka mineral-mineral yang
bersifat basa, memiliki kristal besar karena proses pembekuan yang lambat, serta
secara lebih jauh batuan beku yang mengandung mineral-mineral bersifat basa ini
juga akan bersifat basa.

Sedangkan mineral-mineral yang terbentuk di akhir reaksi Bowen, seperi


Muscovite dan Quartz merupakan mineral yang bersifat asam. Dan dari seri reaksi
Bowen, semakin asam mineral, maka kandungan unsur-unsur silikanya semakin
banyak. Jadi, salah satu komponen yang diperhitungkan dalam pengklasifikasian
batuan beku secara kimiawi dapat dilihat dari kandungan unsur silika dalam
batuan dan karena secara kimiawi unsur-unsur terdapat dalam mineral, maka
batuan beku juga diklasifikasikan berdasarkan mineralogi yang sebenarnya
merupakan representasi lebih kompleks dari pengklasifikasian berdasarkan
komposisi kimianya. Selanjutnya, kahadiran mineral-mineral tertentu dalam
batuan beku ini mempengaruhi pemberian nama serta memberikan gambaran
proses pembentukan, serta menggambarkan komposisi kima batuan.
Adapun Berdasarkan kandungan senyawa kimia (kandungan silikanya) maka
batuan beku dapat dibagi menjadi :

1. Batuan beku Asam : Silika > 65 %


2. Batuan beku Menengah : Silika 65 - 52 %
3. Batuan beku Basa : Silika 52 - 45 %
4. Batuan beku Ultrabasa : Silika < 45 %

Whitford ( 1975) membuat suatu diagram klasifikasi untuk mengetahui


seri dan jenis batuan berdasarkan atas kandungan potassium dan silikanya.
Whitford membagi seri batuan menjadi seri toleitik, seri calc-alkaline, dan seri
high k calc-alkaline. Sedangkan jenis batuannya adalah basalt, andesite basaltic,
andesite, dan dacite.
Menurut Whitford (1975), setiap peningkatan K2O dan SiO2 akan
mengalami perubahan seri magmatik mulai dari seri toleitik-calc alkaline sampai
high k calc alkaline, begitu pula akan mengalami perubahan jenis batuan mulai
dari basalt, andesite basaltic, andesite, sampai dacite.

Daftar pustaka
Wikipedia
http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/05/magma.html
tanggal 5 Maret 2014
http://emsidik.blogspot.com/2013/06/magma.html
tanggal 5 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai