MAKALAH
KEWIRAUSAHAAN
Disusun oleh :
SULFITRI
15.1301.021
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Kewirausahaan”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami meminta pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Daftar Isi
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
2. TUJUAN BERWIRAUSAHA.....................................................................................................16
3. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................18
BAB II.......................................................................................................................................................19
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................19
3.1 SEJARAH KEWIRAUSAHAAN...........................................................................................19
3.2 INTI DAN HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN........................................................................20
3.3 SIKAP KEWIRAUSAHAAN..................................................................................................21
3.4 MODAL KEWIRAUSAHAAN...............................................................................................22
3.5 KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN............................................................................22
3.6 FAKTOR-FAKTOR PEMICU KEWIRAUSAHAAN..........................................................39
3.7 FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BERWIRAUSAHA.....39
3.8 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BERWIRAUSAHA....................................................41
3.9 BERFIKIR KREATIF DALAM KEWIRAUSAHAAN.......................................................42
3.10 MANAJEMEN DAN STRATEGI KEWIRAUSAHAAN.....................................................43
3.11 IMBALAN DALAM WIRAUSAHA......................................................................................44
A. Imbalan Berupa Laba.................................................................................................................44
B. Imbalan Berupa Kebebasan.......................................................................................................44
C. Imbalan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup..................................................................45
3.12 GOLONGAN WIRAUSAHA DAN PENGUSAHA..............................................................45
BAB 3.......................................................................................................................................................47
PENUTUP.................................................................................................................................................47
1. Kesimpulan..................................................................................................................................47
2. Saran.............................................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................48
Resep Nasu Cemba Enrekang....................................................................................................................50
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
pengoperasian, dan pengambilan risiko dari suatu usaha bisnis. Seorang wirausahawan
tenaga kerja, dan modal, dan menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa
baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh
milik orang lain dan mengolah sumber daya orang lain. Namun seorang wirausaha
keberhasilan atau bahkan kegagalan dari usaha yang dijalaninya. Manajer juga mengurusi
koordinasi proses produksi yang sudah berjalan. Sementar menurut Paul H. wilken,
perubahan dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai muncul lagi untuk
mengawali perubahan yang lain. Salah satu perbedaan mencolok antara para
menciptakan bisnis (business cretion) sementara para pekerja berpikir mencari pekerjaan.
Para wirausahawan ini sangat bersemangat bila diajak berbicara tentang penciptaan bisnis
Saat ini di Indonesia terdapat banyak pengangguran. Mulai dari yang tidak pernah
sekolah hingga yang berpendidikan perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah tenaga
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Kesenjangan
antara penawaran dan permintaan tenaga kerja tersebut menimbulkan kemiskinan. Oleh
karena itu, diperlukan cara untuk mengatasi pengangguran. Solusi tenaga kerja dapat
hidup sejahtera tanpa menggantungkan dirinya menjadi pegawai atau karyawan adalah
dengan memberikan arahan agar bisa menjadi pengusaha mikro. Hasilnya adalah
tersedianya lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dalam menjadi seorang pengusaha, yang
mengenyam pendidikan. Keinginan untuk menjadi bos bagi dirinya sendiri masih kurang
besar. Kondisi di Indonesia bisa dilihat pada Tabel Hubungan Status Pendidikan Tinggi
Amerika Serikat. Di negara tersebut setiap saat tumbuh wirausahawan baru, lapangan
pekerjaan baru pun ikut muncul. Lulusan sekolah bisnis, seperti MIT dan Harvard, yang
praktik wirausaha.
Berwirausaha merupakan salah satu cara seseorang untuk bekerja dan menitih karir
untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang. Dengan berwirausaha dapat pula
membukakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang yang membutuhkan atau sedang
mencari sebuah pekerjaan, selain itu dapat membantu tugas pemerintah dalam
wirausahawan baru. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda
wirausaha. Dari total penduduk sebanyak 250 juta jiwa, jumlah wirausaha tercatat hanya
1,56 persen. Menurut Bahlil, jumlah minmal wirausaha yang ideal pada suatu negara
adalah 2 persen dari total penduduk. "Untuk menuju ideal, berarti kita butuh 1,7 juta
kalah dengan sejumlah negara anggota ASEAN. Semisal, Vietnam yang memiliki 3,4
persen wirausaha dari total penduduk. "Kalau kita menggunakan standar bank dunia yang
minimal empat persen, artinya kita membutuhkan 5,8 juta generasi baru untuk jadi pelaku
usaha. Siapa yang harus mengisi ini?" kata Bahlil. Bahlil menyebut, masih minimnya
jumlah wirausaha disebabkan oleh bagaimana pola pikir sarjana lulusan perguruan tinggi
saat ini. Berdasarkan survei BPP Hipmi, 83 persen responden mahasiswa cenderung ingin
menjadi karyawan. Sementara, yang berminat menjadi wirausaha hanya empat persen.
Badan Pusat Stastistik (BPS) pada tahun 2016 lalu telah mencatat data pendaftaran
sementara usaha Sensus Ekonomi (SE) sebanyak 26,7 juta wirausahawan yang asrtinya
naik sekitar 17,6 persen atau sekitar 4 juta dibandingkan SE pada tahun 2006 yaitu 22,7
juta wirausahawan. Di pulau Jawa sendiri jumlah usaha naik sebanyak 1,7 juta dari 14,5
juta pada tahun 2006 dan naik menajdi 16,2 juta wirausaha (dalam Fauzi, 2016).
karena dengan hanya berbekal ijazah tanpa kecakapan entrepreneurship, siapkanlah diri
untuk antri pekerjaan karena saat ini pasokan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi tidak
sebanding dengan peluang kerja yang tersedia. Saat ini, ketika Amerika Serikat sudah
memiliki 11,5 hingga 12 persen, Singapura 7 persen serta Cina dan Jepang 10 persen,
maka wirausaha Indonesia baru mencapai 0,24 persen dari total 238 juta jiwa, dan itu
berarti masih dibutuhkan sekitar 4 juta wirausaha baru. Padahal bangsa ini menghasilkan
sekitar 700 ribu orang sarjana baru setiap tahunnya, dan memiliki kemampuan untuk
jumlah wirausaha sukses dengan pemanfaatan teknologi yang tumbuh pesat dewasa ini.
306.230 orang atau 5,77 persen dari seluruh angkatan kerja sebanyak 5,31 juta orang.
Kendati turun, namun jumlah pengangguran di Jakarta menjadi salah satu yang tertinggi
di Indonesia dan berada di atas rata-rata nasional yang sebesar 5,5 persen. Wakil Ketua
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, menyatakan
menjadi salah satu alternatif penyelesaian masalah kemiskinan dan tenaga kerja. Dia
Indonesia hingga Februari 2015 mencapai 7,45 juta orang. Adapun di kota Solo angka
pengangguran terbuka selama 2014 mencapai 17.496 orang atau 6,08% dari jumlah
angkatan kerja. Jumlah pengangguran tersebut turun bila dibandingkan tahun 2013 yang
mencapai 20.100 orang atau 7,18% (dalam Setyahadi, 2016). Apabila dilihat dari kasus
pengangguran di Jakarta maupun di Solo memang saat ini yang paling dibutuhkan oleh
negara kita adalah peluang dan lapangan kerja baru yang dapat menampung masyarakat
yang membutuhkan pekerjaan. Karena sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia tidak
sebanding dengan banyaknya jumlah lulusan universitas dengan gelar sarjana yang
membutuhkan pekerjaan. Akibatnya banyak dari mereka yang bingung dan takut
dapat memunculkan ide oleh orang-orang tertentu untuk membangun sebuah usaha atau
berwirausaha tanpa harus bergantung dengan lapangan pekerjaan yang sudah tersedia dan
berusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri. Menurut Coulter (dalam
penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif”.
Pada zaman modern ini tidak hanya orang-orang dewasa atau tua yang berani untuk
memulai bisnis mereka, sekarang banyak terlihat generasi muda yang sudah berani
melangkah untuk memulai usaha mereka dan tidak sedikit pula yang dapat meraih
kesusksesan di usia muda. Banyak kita lihat disekitar kita usaha-usaha yang ternyata di
pelopori oleh anak muda yang notebene masih menempuh pendidikan mereka. Entah itu
usaha makanan, fashion, motivator dan lain sebagainya. Mereka mulai berfikir untuk
menghasilkan keuntungan sendiri tanpa harus bekerja untuk orang lain. Dengan
dimasyarakat. Penduduk Indonesia pun tidaklah asing dengan sebutan wirausaha atau
wirausahawan sebagai pelaku. Tidak sedikit pula masyarakat yang lebih memilih untuk
bekerja sebagai karyawan swasta maupun negeri. Dengan tekat dan keuletan segala
memanfaatkan waktu, tenaga dan uang untuk bisa menjadi seorang pengusaha sukses.
Indonesia melonjak dari 0,24 persen tahun 2009 menjadi 1,65 persen di akhir 2013.
Namun jumlah ini harus terus ditingkatkan menuju jumlah ideal, yakni 2 persen dari total
penduduk. Sebab wirausaha yang akan menjadi penggerak pembangunan ekonomi tanah
air. Faktanya, minat mahasiswa untuk berwirausaha masih rendah. Di tahun 2011 tercatat
10.000 lebih mahasiswa mengikuti program sarjana wirausaha namun hanya 5.000-an
yang merealisasikannya. Dari 4,8 juta mahasiswa hanya 7,4 persen yang meminati
wirausaha. Selain itu seperti yang dikemukakan oleh Ant (2015), bahwa sebenarnya
banyak dikalangan mahasiswa yang sudah membangun usaha mereka sendiri namun saat
mereka lulus dari perguruan tinggi mereka lebih memilih untuk meninggalkan usaha
yang telah mereka bangun dan lebih memilih untuk bekerja sebagai karyawan swasta
maupun negeri. “Menjadi pengusaha memang sebuah pilihan, seperti halnya menjadi
pekerja. Jangan sampai peluang yang sudah ada ditinggalkan," kata Deddy Wijaya, Ketua
bermunculan pelaku usaha dari lingkungan kampus. Bahkan beberapa pengusaha di Jawa
Barat dan di tingkat nasional adalah orang-orang yang meneruskan usaha mereka yang
telah mereka bangun sejak menjadi seorang mahasiswa. "Hal yang penting adalah pelaku
usaha harus bisa mengikuti ritme dan siklus bisnis yang itu tidak dipelajari di kampus,
seperti saat usaha menanjak atau turun, situasi itu ada pada setiap tahunnya," imbuhnya
Beberapa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis merupakan media dan wadah bagi mereka
yang ingin mempelajari bagaimana cara membangun dan menjalankan sebuah usaha,
salah satunya adalah dengan diberikannya mata kuliah kewirausahaan. Dimana mereka
program yang dapat mendorong mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) untuk
berani memulai berwirausaha, dengan didirikannya Program Dana Bergilir dari piha
jurusan. Program ini merupakan program peminjaman modal bagi mahasiswa yang ingin
mencoba berwirausaha dan modal yang diberikan tanpa bunga sepeserpun. Walaupun
program ini adalah fasilitas yang diberikan kepada mahasiswa, pengajuan pinjaman tidak
dapat dilakukan sembarangan. Mahasiswa harus melewati beberapa syarat dan seleksi.
Kemudian jurusan FEB ini juga menyediakan fasilitas tambahan untuk lebih mendorong
Selain itu Universitas Muhammadiyah Surakarta juga tidak luput dari usaha mereka
untuk membantu menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa. Salah satu
mata kuliah di FEB yaitu Kewirausahaan memiliki agenda tetap untuk melakukan
tersebut dimaksudkan untuk memberikan tempat dan wadah bagi mahasiswa untuk
belajar membuat perencanaan bisnis sesuai passion mereka dan melihat apakah bisnis
yang telah direncakan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bisnis yang telah
disusun. Dengan adanya expo tersebut diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk
bisnis yang akan dibuat yaitu dalam aspek pemasaran bisnis ,dimana terdapat 4 aspek
yang perlu diperhatikan sebelum menjalani expo maupun usaha sungguhan yaitu SDM
(operasional), produksi, pemasaran, dan keuangan. Oleh karena itu tidak dipungkiri
bahwa pencetak jiwa kewirausahaan seseorang salah satunya adalah pembelajaran materi
menunjukkan bahwa intensi berwirausaha mahasiswa cukup rendah, hal ini sesuai dengan
Berdasarkan gambar diatas, dapat diuraikan bahwa dari 2200 alumnus terdapat 10%
(220 orang) alumnus yang menjadi wirausahawan. Prosentase tersebut masih tergolong
rendah apabila dibandingkan dengan alumnus yang bekerja disektor swasta bahkan
dibandingkan dengan yang bekerja disektor BUMN tidak terlalu jauh berbeda, dengan
prosentase secara berurutan 40% (880 orang) disektor swasta dan 25% (550 orang)
masih tergolong rendah, walaupun mereka telah diberikan wadah untuk menumbuhkan
mahasiswa yang telah dididik dan diharapkan dapat menjadi wirausahawan tetap memilih
meninggalkan usaha mereka saat lulus dari perguruan tinggi dikarenakan kurang
tingginya intensi mereka dalam berwirausaha dan ketakutan mereka akan masa depan
usaha mereka sendiri. Selain itu ketidak percayaan diri atas kemampuan mereka untuk
menjadikan intensi mereka dalam berwirausaha semakin rendah. Terdapat beberapa cara
untuk mendukung pertumbuhan jiwa wirausaha pada masyarakat, salah satunya dengan
kewirausahaan dijadikan sebagai pelajaran atau mata kuliah wajib. Menurutnya jiwa
pengalaman langsung oleh individu tersebut, oleh karena itu tidak ada salahnya untuk
itu kesuksesan dari misi pendidikan tersebut juga ditunjang oleh ketersediaan guru dan
berani mengambil resiko dan memiliki keyakinan dengan usaha yang akan diambil.
Karena dalam dunia bisnis, intensi berwirausaha dan keyakinan akan kemampuan diri
adalah kunci untuk menjadikan usaha tersebut sukses atau akan menurun. Ketika
pemilik dan karyawan sangatlah penting bagi kemajuan usaha itu sendiri, tanpa
komitmen yang pasti mereka tidak akan mampu mempertahankan apa yang dimiliki pada
saat tertimpa masalah. Suparyanto (2013) mengemukakan dalam bukunya bahwa untuk
merupakan tugas dan tanggung jawab dari berbagai pihak, sseperti dari pemerintah,
pengusaha, akademisi, cendikiawan, dan semua unsur masyarakat harus turut serta untuk
mendukung terwujudnya pemanfaatan potensi yang dimiliki pada diri setiap orang.
Menurut penelitian Sofia (2017) yang mengacu pada pernyataan Kuncara mengenai
perilaku berwirausaha yang dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal terdiri dari kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana
seseorang mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur
terpenting, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi. Kemudian faktor eksternal
terdiri dari kecakapan sosial dan lingkungan (environment). Kecakapan sosial yang
seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu empati, dan keterampilan sosial. Termasuk
dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang, berkomunikasi secara jelas,
bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan
Dikutip Indarti dan Rostiani (dalam Handaru dkk, 2014), “dengan memperhatikan
intensi yang dimiliki seseorang dapat menjadikannya sebagai dasar untuk memahami
apakah seseorang tersebut dapat menjadi seorang wirausaha atau tidak”. Menurut
Bandura (dalam Vemmy, 2012) intensi adalah sebuah usaha yang dilakukan sungguh-
sungguh agar dapat menghasilkan sesuatu di masa yang akan datang. Dalam usaha untuk
seperti yang dikemukakan oleh Michael (dalam Hutasuhut, 2016) bahwa pembagian
tugas dan tanggung jawab dalam organisasi haruslah jelas karena pembagian tersebut
mereka.
Pantang menyerah dan usaha yang gigih merupakan prinsip utama wirausaha dalam
perjalanan usahanya. Dalam dunia wirausaha tidak dapat dipisahkan dengan hubungan
keberhasilannya. Oleh karena itu dibutuhkannya social competence yang baik untuk
kemampuan individu untuk bekerja sama dan melakukan komunikasi yang baik dengan
individu untuk bekerja sama dan melakukan komunikasi yang baik dengan orang lain
lainnya yang dilakukan oleh Zahreni, dkk (2012), menyebutkan bahwa adversity quotient
mereka lebih berani untuk mengambil resiko, kreatif dan inisiatif. Selain itu, Meutia
(2013) melakukan penelitian lain yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi
sosial berwirausaha makan akan berdampak pada kinerja dan jaringan bisnis yang lebih
tinggi pula.
Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat rumusan masalah: apakah ada hubungan
2. TUJUAN BERWIRAUSAHA
Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Penerbit Salemba Empat. Hal 26)
a. Laba
Laba berarti dapat menentukan laba yang dikehendaki atau keuntungan yang
diterima, serta berapa yang akan dibayarkan kepada pegawai atau pihak lain.
b. Kebebasan
Kebebasan yaitu bebas mengatur waktu, bebas dari supervisi dan intervensi, serta
c. Impian personal
Impian personal merupakan hak menentukan visi dan misi sendiri, bebas mencapai
d. Kemandirian
Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Penerbit Salemba Empat. Hal 27)
Hampir tujuh puluh lima persen orang-orang terkaya di dunia, menurut majalah
Stanley dan William Danko, pemilik perusahaan mencapai dua per tiga dari jutawan di
Amerika Serikat. Orang-orang yang bekerja sendiri memiliki peluang empat kali lebih
besar menjadi miliarder, daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain atau
karyawan perusahaan.
3. RUMUSAN MASALAH
2.2 Sebutkan apa saja yang menjadi sikap, modal, karakteristi, dan modal dari seorang
wirausaha !
2.3 Faktor-faktor seperti apakah yang memicu seseorang untuk mulai untuk
berwirausaha?
2.4 Apa saja yang dapat membuat suatu usaha menjadi gagal ataupun berhasil ?
2.5 Keuntungan dan kerugian seperti apa yang didapat dari seseorang yang berwirausaha?
2.7 Manajemen dan strategi seperti apakah yang dipakai oleh wirausahawan ?
BAB II
PEMBAHASAN
pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16,
sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti
Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di
dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan
Adapun beberapa pendapat para ahli tentang kewirausahaan ialah sebagai berikut
melakukan inovasi. Pikiran kreatif dan inovasi ini merupakan dasar dan juga
Menurut S Wijandi
resiko.
Kedua pengertian ini merupakan dasar dari pengertian dari kewirausahaan itu
sendiri. Jika digabung, kewirausahaan merupakan sebuah pikiran dan juga sifat. Pikiran
dimana seorang wirausahawan dapat mencari inovasi dengan pikiran kreatifnya serta
sikap berani dalam mengambil keputusan dan juga memulai. Jika sebuah pikiran kreatif
tidak dibarengi dengan adanya keberanian untuk mengambil tindakan untuk memulai
sebuah kewirausahaan, maka kewirausahaan juga tidak akan terjadi, begitu juga dengan
sebaliknya.
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses
tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber
acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775),
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau
belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan
(entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai
2. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
4. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap
5. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis
yang luas.
6. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
1. Modal Intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang
modal tambahan.
2. Modal Sosial dan Moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan, sehingga
3. Modal Mental aadalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam
4. Modal Material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini terbentuk
beda. Geoffrey G. Meredith (1996: 5-6), misalnya, mengemukakan ciri-ciri dan watak
1. KARAKTERISTIK
Secara etimologis, istilah karakteristik tafsir merupakan susunan dua kata yang
terdiri dari kata; karakteristik dan tafsir. Istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris
merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat yang memiliki pengertian di
antaranya:
1. Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal yang dapat
kejadian.
2. Intergrasi atau sintese dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu untas
atau kesatuan.
moral.
dikemukakan oleh Chaplin, dapat disimpulkan bahwa karakteristik itu adalah suatu sifat
yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek. Misalnya karakteristik tafsir
artinya suatu sifat yang khas yang terdapat dalam literature tafsir, seperti sistematika
2. WATAK
Ada beberapa sifat-sifat yang harus dimiliki seorang wirausahawa yang diantaranya
yaitu:
Disiplin
kedisplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri ialah ketepatan
menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan ialah kendala yang dapat
harus taat asa, hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki
kedisplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan
Berkomitmen Tinggi
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang
kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang
Sifat Jujur
Untuk hal ini kejujuran merupakan sebuah landasan moral yang kadang-
wirausahawan.
dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang
bentuk ataupun waktu. justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan trobosan-
terobosan baru dalam dunia usaha awalnya ialah dilandasi oleh gagasan-gagasan
tumbuh karena beberapa hal (1) setiap orang pasti memiliki cita-
modal awal dan faktor dominan yang diberikan oleh Allah SWT
datang.
yang tinggi. Dalam hal ini Nabi SAW pernah bersabda bahwa “
Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu bangsa jika bangsa
yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, orang yang rugi
adalah yang keadaan hari ini sama dengan hari kemarin dan
orang yang beruntung jika keadaan hari ini lebih baik dari hari
dalamnya.
kewirausahaannya.
dan Bill Gate) dalam sejarah tercatat karena beberapa hal yaitu
(1) mempunyai kemauan belajar yang terus menerus, (2)
dengan yang lain, (4) tidak puas dengan setiap hasil usaha yang
lingkungannya”.
berikut :
3. Menunjukkan keberanian.
Mandiri
keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil
Realistis
menggunakan fakta / realita sebagai landasan berfikir yang rasional dalam setiap
kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realitis, objektif dan rasional
Percaya Diri
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang
tergantung pada orang lain, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif,
dan kritis, emosionalnya stabil, tidak gampang tersinggung dan naik pitam.
menyingkirkan prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu
Pengambilan Resiko
yaitu :
yaitu :
keuntungan.
Kepemimpinan
berbeda, lebih dahulu (lebih cepat) dan lebih menonjol. Hal inilah
Keorisinilan
Yang dimaksud orisinal di sini ialah I tidak hanya mengekor pada orang
lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemampuan
untuk melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk
harus didasarkan atas visi, misi dan tujuan yang jelas sehingga
kondusif.
ketrampilan-ketrampilan baru.
organisasi
Kreatifitas
kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Produk baru artinya tidak
(Suryana, 2003).
and better).
(berinisiatif sendiri).
ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau
perasaan dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan
yang ada, amka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian
Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang
berhasil.
baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas.
tidak lancar.
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan
setiap waktu.
Zimmerer (1996-7):
Keuntungan Berwirausaha
Otonomi yaitu pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi
Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tangtangan awal atau perasaan
memotivasi wirausaha.
Kerugian Berwirausaha
Pengorbanan persoanal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang
Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pemecahan inovasi
rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya
bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila bahasa baru ingin berhasil , maka wirausaha harus
wirausaha biasanya menggunakan salah satu strategi dari empat strategi, sebagai berikut:
2. Posisikan produk dan jasa baru tersebut pada relung pasar yang tidak terlayan.
3. Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan
Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan karena berbagai imablan yang dapat
dikellompokkan dalam tiga kategori dasar : Laba, kebebasan, dan kepuasan dalam menjalani
hidup.
Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan
uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi resiko dan
inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan
demikian imbalan berupa laba merupakan motofasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.
Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa
wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba
seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan
bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain
karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha
disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir
kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan
kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang
dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative
Sebelum kita masuk lebih jauh terkait perbedaan pengusaha dan wirausaha, kita
harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari kedua istilah tersebut. Seorang
pengusaha adalah orang yang menjalankan sebuah bisnis seperti aktivitas jual-beli,
termasuk produksi barang dan lain sebagainya. Yang mana, tujuan pengusaha yaitu
memperoleh keuntungan dari aktivitas usaha jual-beli dan menanggung risiko bisnis
yang dijalankan seperti gagal produksi, penurunan penjualan, hingga terparah
mengalami gulung tikar. Sedangkan memilih sebagai wirausaha, berarti kamu layaknya
seseorang yang super kreatif dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak
berguna, untuk kamu manfaatkan kembali untuk suatu hal yang berguna dan memiliki
nilai jual tentunya. Contohnya memanfaatkan ampas kopi, kulit telur, dll untuk karya
seni yang bernilai tinggi yang diincar para kolektor. Jika kamu memilih sebagai
pengusaha atau wirausaha pasti kedua-duanya memiliki tingkat risiko bisnis yang perlu
ditanggung dalam menjalankan profesi ini, berikut ini merupakan risiko seorang
pebisnis yang mungkin perlu kamu ketahui ketika menjadi seorang pengusaha atau
wirausaha.
Pengusaha Besar adalah seseorang yang Memiliki modal yang besar untuk
nya target untuk pengusaha Menengah adalah pasaran lokal yang berada di negara
sendiri, pengusaha menengah pun memiliki beberapa orang karyawan tetapi tidak
lingkup sekitar lingkungan nya saja, dan biasanya modal yang di butuhkan tidak
besar ataupun harus memiliki seorang karyawan yang terdapat pada golongan
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau
adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi
ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna
2. Saran
meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang tertulis
di Bab Pembahasan di atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi sebuah
risiko, karena dari proses risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan
juga semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang sangat dibutuhkan oleh
DAFTAR PUSTAKA
Adji Wahyu, Suwerli, & Suratno. Editor : Setiawan Yusuf. S, Utami Diyah .P. 2007.
Kuratho H. 2004. Entrepreneurship : Theory, Proccess and Practise. Six edition. Thomson South
Western.
Kusnendi. 2004. Modul 19. Membuat Rencana Usaha. Penerbit Lembaga Penelitian Universitas
Indonesia.
Winarno, M. 2001. Pengantar Kewirausahaan Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis. edisi
Penerbit FE UI Jakarta.
Pickering.Peg. 2006. How to Manage Conflict (Tj: Kiat Menangani Konflik, Jadikan Konflik
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1995 Tentang Gerakan Nasional
Nasional.
Supardi.S. 2004. Model 6. Kiat Mengambil Risiko dan Tanggung Jawab. Penerbit Lembaga
1 kg daging sapi
2 kg tulang iga
Bumbu :
6 buah jahe
2 buah kemiri
Garam
Penyedap rasa
Cara memasak :
1. Cuci bersih daging sapi dan tulang iga kemudian potong-potong sesuai dengan selera.
2. Haluskan bawang putih, bawang merah, jahe dan kemiri kemudian campur dan tumis
hingga berasa harum.
3. Masukkan daging sapi yang telah dipotong-potong tadi ke dalam panci dan masak
4. Kemudian masukkan bawang putih, bawang merah, jahe dan kemiri yang telah ditumis
dan jangan lupa tambahkan merica dan kunyit. Menyusul tambahkan juga garam dan
penyedap rasa secukupnya.
5. Masukkan kelapa sangrai yang telah dihaluskan sampai mengeluarkan minyak sebanyak
2 sendok makan. Lalu tambahkan daun cemba segenggam dan masak hingga 3 jam
selanjutnya Nasu Cemba siap dihidangkan. Selamat Menikmati.