Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

AKTIVITAS PENAMBANGAN BATUAN ANDESIT DI


PT. SUMBER GUNUNG MAJU, SERANG, BANTEN

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Permohonan Kerja Praktek

di PT. Sumber Gunung Maju, Serang, Banten

Oleh:

ANNISA OCTAVIANIE ARIYATI (03021181722011)

YUDI ARIYANTO (03021181722073)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
IDENTITAS DAN PENGESAHAN
USULAN KERJA PRAKTEK

1. Judul : Aktivitas Penambangan Batuan Andesit di PT Sumber


Gunung Maju, Serang, Banten
a. Pengusul
Nama/Nim : Annisa Octavianie Ariyati (03021181722011)
Yudi Ariyanto (03021181722073)
b. Institusi : Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya
2. Tempat : PT Sumber Gunung Maju, Serang, Banten
3. Waktu : 11 Juli s.d. 31 Juli 2019

Indralaya, Juli 2019


Pemohon 1, Pemohon 2,

Annisa Octavianie Ariyati Yudi Ariyanto


NIM. 03021181722011 NIM. 03021181722073

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Pembimbing Proposal,
Universitas Sriwijaya

Dr. Hj. RR. Harminuke Eko Handayani S.T, M.T. Harry Waristian, S.T., M.T.
NIP.1969020991997032001 NIP. 198905142015041003
A. JUDUL
Aktivitas Penambangan Batuan Andesit di PT Sumber Gunung Maju, Serang, Banten

B. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan

C. LATAR BELAKANG
Berdasarkan UU RI No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh kegiatan dalam rangka penelititan, pengelolaan,
dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan pasca tambang.
Pada dasarnya Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satu
dari sumber daya tersebut adalah melimpahnya sumber daya alam berupa batuan. Batuan-
batuan yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang terdapat di wilayah Indonesia sangat
banyak. Melimpahnya jumlah batuan di Indonesia menimbulkan hadirnya perusahaan-
perusahaan besar yang ingin menanamkan investasi dan melakukan kegiatan eksploitasi
dalam industri pertambangan sehingga kegiatan eksplorasi dan eksploitasi terhadap tambang
semakin meningkat, dimana pertambangan merupakan industri dengan resiko tinggi baik dari
resiko ekonomi maupun teknologi, sehingga perlu dilakukannya sebuah perencanaan yang
baik untuk meminimalisir resiko-resiko tersebut. Perencanaan itu meliputi perencanaan dari
segi operasi, biaya, metode penambangan yang efisien dan efektif dan lain lain
Kegiatan penambangan merupakan salah satu penunjang utama perekonomian
Indonesia. Potensi sumberdaya alam berupa mineral, energi dan batuan khususnya batuan
Andesit di wilayah desa Ukirsari, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi
Banten merupakan sumberdaya alam yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi
perekonomian bangsa dan negara pada umumnya serta masyarakat setempat pada khususnya.
PT Sumber Gunung Maju merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang
berlokasi di desa Ukirsari, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten. PT Sumber
Gunung Maju melakukan kegiatan penambangan batuan Andesit sebagai bahan galian utama
yang diproduksi. Metode penambangan yang digunakan yaitu Tambang Terbuka dan
kegiatan pemberaian didukung dengan kegiatan Peledakan.
Berdasarkan uraian diatas, pemohon mengajukan Kerja Praktek (KP) di PT Sumber
Gunung Maju yang terletak di desa Ukirsari, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang,
Provinsi Banten dengan judul “Aktivitas Penambangan Batuan Andesit di PT Sumber
Gunung Maju, Serang, Banten” untuk mendapatkan gambaran secara langsung di lapangan
mengenai tahapan-tahapan aktivitas penambangan batuan Andesit, mulai dari pencarian
sampai tahap pemasaran. Dengan pengalaman yang nantinya diperoleh, semoga wawasan dan
aplikasi ilmu di dunia pertambangan secara nyata dapat bertambah dan bermanfaat.

D. DASAR PEMIKIRAN
Kegiatan Kerja Praktek ini diselenggarakan berdasarkan:
1. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman secara nyata kepada
mahasiswa/i mengenai keselarasan antara teori-teori yang didapat dengan
implementasinya di lapangan sehingga dapat memahami berbagai permasalahan yang
ada di lapangan. Dengan menghadapi langsung permasalahan yang ada di lapangan,
mahasiswa/i dituntut untuk dapat berpikir lebih spesifik lagi terhadap penerapan teori
yang ada dengan kondisi di lapangan sebenarnya sehingga dapat melakukan
perencanaan tambang yang tepat dan sesuai dengan kaidah pertambangan.
2. Agar dapat membentuk relasi berupa program link and match antara sektor industri
pertambangan dengan perguruan tinggi.
3. Kerja Praktek merupakan bagian dari kurikulum tahun 2014 yang berlaku di
Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya. Dimana menjadikan Kerja
Praktek sebagai syarat untuk melaksanakan Tugas Akhir dan kelulusan sarjana.

E. PERMASALAHAN
Permasalahan pada Kerja Praktek ini adalah :
1. Bagaimana mekanisme operasi aktivitas penambangan di PT Sumber Gunung Maju,
Serang, Banten ?
2. Bagaimana metode penambangan dan peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses
produksi di PT Sumber Gunung Maju, Serang, Banten ?
3. Teknologi apa saja yang digunakan pada setiap proses penambangan batuan andesit PT
Sumber Gunung Maju, Serang, Banten?

F. TUJUAN
Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah:
1. Memahami mekanisme operasi aktivitas penambangan di PT Sumber Gunung Maju,
Serang, Banten.
2. Memahami metode penambangan dan peralatan-peralatan yang digunakan dalam
proses produksi di PT Sumber Gunung Maju, Serang, Banten.
3. Menambah wawasan mengenai teknologi pertambangan yang semakin berkembang
seiring dengan berjalannya waktu dan kondisi di lapangan yang menuntut teknologi
yang mampu bekerja mengimbangi kondisi yang semakin sulit.

G. MANFAAT
Kerja Praktek yang dilakukan memberikan manfaat, terutama bagi mahasiswa, serta
baik bagi pihak Perguruan Tinggi maupun perusahaan yang bersangkutan, yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa mengenai penerapan teori yang
ada dengan kondisi nyata di lapangan, memahami secara jelas terhadap mekanisme
penambangan dan pengolahan batuan andesit di PT Sumber Gunung Maju, Serang,
Banten serta memahami setiap metode serta alat maupun teknologi yang digunakan
dalam penambangan dan pengolahan batuan andesit di PT Sumber Gunung Maju,
Serang, Banten.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Dapat menjalin hubungan baik dengan perusahaan dimana mahasiswa melaksanakan
Kerja Praktek, serta dapat mencari solusi yang baik dan tepat untuk berbagai persoalan
yang ada.
3. Bagi Perusahaan
Dapat menjalin hubungan baik dengan Perguruan Tinggi di mana mahasiswa yang
melaksanakan Kerja Praktek mengemban ilmu. Kemudian dapat mencari mahasiswa-
mahasiswa yang berkompeten dan berkualitas untuk dapat bekerja di perusahaan
tersebut.

H. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-Undang Mineral dan Batubara No. 4 Tahun 2009 pasal 1 butir (1),
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Pada pasal 1 butir (2), Mineral
adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia
tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam
bentuk lepas atau padu.
Menurut Lerner dan Lemer (2003) Andesit adalah batuan Volkanik yang bertekstur
porfiritik yang terdiri dari kristal kasar sebagai fenokris yang mengambang dalam matriks
butir atau gelas. Komposisi utama Andesit umumnya adalah andesine, salah satu seri dari
plagioklase. Andesit dibagi menjadi tiga kelas menurut komponen felsparnya, yaitu andesit
kuarsa, andesit biotit dan hornblende, serta andesite piroksene.
Kegiatan dalam usaha pertambangan meliputi tugas – tugas yang dilakukan untuk
mencari, mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi kemudian mengolahnya agar bisa
bermanfaat bagi manusia. Secara garis besar kegitan-kegiatan dalam usaha pertambangan
adalah sebagai berikut:
1. Penyelidikan Umum
Penyelidikan umum dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi
adanya mineralisasi. (Tim RedaksiFokusmedia, 2009)
2. Eksplorasi
Eksplorasi dilakukan untuk memperoleh informasi secara rinci dan teliti tentang lokasi,
bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari endapan, serta informasi
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. Eksplorasi ini terdiri dari beberapa tahap
eksplorasi, yaitu:
a. Eksplorasi Pendahuluan
Eksplorasi pendahuluan adalah eksplorasi tahap awal, tahap ini berasal dari referensi-
referensi dari perpustakaan dan literatur-literatur untuk melihat keberadaan cadangan pada
suatu daerah yang terdapat mineral, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan surat izin
eksplorasi untuk terjun langsung kelapangan. Pada umumnya sumber daya yang terpetakan
masih relatif besar dan luas, karena belum dilakukan pengambilan sampel untuk mengetahui
apakah kekayaan pada daerah tersebut layak dan ekonomis untuk ditambang.
(Prodjosoemarto, Partanto, 2000)
b. Eksplorasi Detil
Eksplorasi detil adalah eksplorasi tahap dimana pengerjaan eksplorasi semakin detail dan
rinci, tahap ini dikerjakan apabila pada tahap sebelumnya mengidentifikasikan adanya
cadangan yang cukup ekonomis untuk ditambang, maka luasan dari sumber daya tahap
sebelumnya menjadi lebih kecil, tetapi peralatan yang digunakan semakin banyak dan
semakin canggih. (Prodjosoemarto, Partanto, 2000)
c. Eksplorasi Lanjut
Eksplorasi lanjut adalah eksplorasi tahap akhir yang bertujuan untuk menentukan apakah
akan ditambang atau tidak, apabila hasil dari tahap-tahap sebelumnya pada suatu lokasi
adalah ekonomis dan menguntungkan untuk ditambang, maka akan dilanjutkan pada
pengerjaan berikutnya. (Prodjosoemarto, Partanto, 2000)
Tujuan akhir dari eksplorasi mineral adalah untuk mengetahui berapa nilai ekonomi dari
endapan bahan galian di suatu daerah. Untuk itu harus diketahui berapa banyak atau besarnya
atau kualiatas dan kuantitasnya endapan bahan galian itu. Secara umum, besarnya atau
kualitas dan kuantitas dinyatakan sebagai cadangan bahan tambang.
3. Studi kelayakan
Studi Kelayakan, merupakan tahap kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis
dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta
perencanaan pasca tambang. (Tim Redaksi Fokus media, 2009)
4. Konstruksi
Kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi
produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan. (Tim Redaksi Fokus media,2009)
5. Eksploitasi
Kegiatan eksploitasi merupakan kegiatan penambangan untuk memproduksi mineral
dan/atau batubara dan mineral ikutannya. Metode penambangan yang biasa diterapkan
terhadap andesit adalah tambang terbuka (quarry). Kegiatan ini terdiri dari:
a. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Land clearing bertujuan untuk membersihkan area penambangan dari tumbuhan semak
belukar dan pohon. Dengan menggunakan peralatan seperti bulldozer dan gergaji.
(Rochmanhadi,1982). Berbagai peralatan yang dapat digunakan dalam pekerjaan land
clearing bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
Pemotongan Pembenaman
Luas rata dengan pohon kedalam
Pembongkaran Akar Diurug dengan tanah.
Pekerjaan muka tanah atau tanah dengan
diatasnya pukulan
PEMBERSIHAN RINGAN : (diameter pepohonan 5 cm)
Sampai Dengan blade Kapak, machet, Dengan blade Bajak mold - board, bajak
dengan 4 bulldozer, cangkul brushhook, bull· dozer piringan, piringan
ha. besar dan cangkul cangkul besar penyobek (Discharrow).
kecil, kapak (garpu),
cangkul, dengan
gergaji sirkular
yang bermesin
Blade
Bulldozer, sabit
Bajak mold · board, bajak
Dengan Blade putar. Flail type
4 - 40 Ha. pi· ringan, piringan
Bulldozer. (tipe bebas).
penyobek (Disc harrow)
cutter. Rolling
brush cutter.
Rolling brush
Blade bulldozer, Sabit besar
cutter,
penggaruk akar, bermesin Pemotong bentuk
40 - 400 Pemotong tipe
grabber, bajak akar, (Heavy duty piringan, bajak moldboard
ha atau bebas rantai
rantai yang di· mower), Gergaji bajak piringan, piringan
lebih yang kan di
rentangkan diantara sirkular yang penyobek
antara dua
dua tractor bermesin
tractor
PEMBERSIHAN SEDANG (diameter pepohonan 5- 20 em).
Kapak, gergaji, Bajak piringan besar,
s/d 4 ha. Blade bulldozer Blade Bulldozer
gergaji mesin piringan penyobek
Gergaji rantai Blade
bermesin, mesin Bulldozer,
Bajak piringan besar,
4 - 40 Ha Blade Bulldozer pada tractor, rolling brush
piringan penyobek
gunting besar cutter, sabit
bermesin. putar.
Shearing blade,
angling Blade bulldozer
40 - 400 blade,penggaruk, flail type {tipe
Blade·bulldozer,dengan
ha atau rantai yang Shearing blade bebas), rotary
duty heavy harrow
lebih direntangkan pada cutter, anchor
dua crawler chain
tractor,bajak akar
PEMBERSIHAN BERAT : (diameter pepohonan > 20 cm)
Sampai
Dengan blade Gergaji, kapak,
dengan 4 Blade Bulldozer
bulldozer gergaji mesin.
Ha
Shearing blade,
Shearing blade,
kombinasi
angling blade
4 - 40 Ha. shearing blade Blade Bulldozer
penggaruk, balok
dengan gergaji
pemukul
mesin
Shearing blade,
angling blade balok Shearing blade,
Rantai yang
40 - 400 pemukul, penggaruk, kombinasi
direnyangkan
ha atau rantai yang shearing blade
diantara dua
lebih direntangkan dengan gergaji
crawlwer tractor
diantara dua tractor mesin

b. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil)


Tanah pucuk (top soil) merupakan tanah yang mempunyai ketebalan lebih kurang 0,5 m
dan merupakan lapisan tanah yang paling atas yang mengandung bahan-bahan organik.
(Rochmanhadi,1982)
Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dahulu dan ditempatkan terpisah
terhadap batuan penutup (overburden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi dapat
dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan sub soil,
yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan penutup. Kegiatan pengupasan
tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa rona awal yang asli (belum pernah
digali).
Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan dikumpulkan pada lokasi
tertentu yang dikenal dengan istilah top soil bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang
terkumpul di top soil bank pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada
lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program reklamasi. Penggalian atau
pemisahan tanah pucuk dilakukan dengan menggunakan bulldozer, excavator, dan truck.
Tanah pucuk yang telah ditimbun pada lokasi khusus pada saat diperlukan akan
dihamparkan kembali diatas tanah timbunan yang bersifat permanen. Tujuan penanganan
tanah pucuk tersebut adalah untuk menjaga agar tidak tercampur dengan tanah lain, agar
unsur hara tidak mati, dan tanah pucuk tidak tererosi. Penebaran kembali tanah pucuk
dilakukan dengan ketebalan antara 20 – 30 cm diatas lahan yang telah ditata dan dirapikan
agar bebas erosi.
c. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden)
Pembongkaran lapisan tanah penutup bertujuan untuk membuang tanah penutup
(overburden) agar endapan atau bahan galian mudah di dapat atau mudah di tambang.
Pengertian pengupasan tanah penutup sendiri adalah pemindahan suatu lapisan tanah atau
batuan yang berada diatas cadangan bahan galian agar bahan galian tersebut dapet diambil.
Kegiatan pengupasan tanah penutup mutlak harus dilaksankan pada kegiatan
pertambangan terutama yang menggunakan metode tambang terbuka.
Menurut Tenrianjeng (2003), karena perbedaan kekerasan dari material yang akan
digali sangat bervariasi maka sering dilakukan pengelompokan sebagai berikut:
1. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya: tanah atas atau top soil, pasir
(sand), lempung pasiran (sandy clay), dan pasir lempungan (clayed sand).
2. Agak keras (medium hard digging), misalnya: tanah liat atau lempung (clay) yang
basah dan lengket dan batuan yang sudah lapuk (wheathered rock).
3. Sukar digali atau keras (hard digging) misalnya: batu sabak (slate), material yang
kompak (compacted material), batuan sedimen (sedimentary rock), konglomerat
(conglomerat), dan breksi (breccia).
4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh rock)
yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya: batuan
beku segar (fresh igneous rock) dan batuan malihan segar (fresh metamorfic rock).
Dalam pengerjaan penggalian tanah penutup ada berbagai macam metode yang di
terapkan, di antaranya sebagai berikut :
1. Back Filling Digging Method
Pada metode ini pengerjaanya di lakukan dengan cara tanah penutup di buang ke
tempat yang bahan galianya telah di ambil (mine out). Peralatan yang banyak di gunakan
pada metode ini adalah power shovel atau backhoe. Back Filling Digging method cocok
diterapkan untuk tanah penutup yang memiliki ciri sebagai berikut:
a) Tidak diselingi oleh berlapis-lapis bahan galian
b) Material atau batuanya lunak
c) Letak endapan mendatar (horizontal)
2. Benching Method
Pengupasan lapisan tanah penutup dengan cara ini yaitu pada saat pengupasan tanah
penutup dilakukan sekaligus dengan membuat jenjang, sehingga kemajuan penambangan
didahului dengan kemajuan pada pengupasan lapisan tanah penutup. Pengupasan tanah
penutup dengan system jenjang (benching) ini di lakukan pada waktu pengupasan
(overburden) sekaligus sambil membuat jenjang. Berikut ini merupakan gambar yang
menunjukan bagaimana pengaplikasian benching system.
3. Conventional Method
Cara ini menggunakan kombinasi berbagai macam alat-alat pemindahan tanah
mekanis, seperti kombinasi antara Excavator, Dump Truck, Motor greder, Bulldozer. Bila
material tanah penutup tidak terlalu keras bias langsung dilakukan penggalian, namun
apabila material penutup keras bisa menggunakan ripper ataupun pemboran peledakan
untuk mempermudah pembongkaran tanah penutup yang selanjutnya di muat kea lat
angkut untuk di buang ke disposal.
4. Drag Scrapper Method
Cara ini biasanya langsung diikuti dengan penggalian batubara setelah tanah
penutupnya dibuang, tetapi lebih sering tanah penutup dihabiskan terlebih dahulu kemudian
baru batubaranya ditambang. Sistem ini cocok untuk tanah penutup yang material lepas dan
lunak.
d. Pemboran dan Peledakan
Pemboran adalah bagian dari kegiatan eksplorasi langsung untuk mendapatkan data-
data geologi di bawah permukaan bumi. Di dalam suatu industri pertambangan, kegiatan
pemboran adalah suatu aktivitas vital baik dalam pengambilan sample maupun  pemboran
produksi. Tujuan pemboran eksplorasi adalah membuktikan kemenrusan data-data geologi
permukaan ke bawah permukaan bumi, tentunya dengan memperhatikan pola serta geometri
pemboran agar fragmentasi yang didapat sesuai.

Kegiatan peledakan yaitu suatu upaya pemberaian batuan dari batuan induk
menggunakan bahan peledak dengan kesesuaian geometri yang ditentukan.

Menurut kamus pertambangan umum, bahan peledak adalah senyawa kimia yang dapat
bereaksi dengan cepat apabila diberikan suatu perlakuan, menghasilkan sejumlah gas bersuhu
dan bertekanan tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Suatu operasi peledakan dinyatakan
berhasil dengan baik pada kegiatan penambangan apabila :
1) Target produksi terpenuhi (dinyatakan dalam ton/hari atau ton/bulan)
2) Penggunaan bahan peledak efisien yang dinyatakan dalam jumlah batuan yang
berhasil dibongkar per kilogram bahan peledak (disebut powder faktor ).
3) Diperoleh fragmentasi batuan berukuran merata dengan sedikit bongkah
(kurangdari 15% dari jumlah batuan yang terbongkar per peledakan).
4) Diperoleh dinding batuan yang stabil dan rata (tidak ada overbreak, overhang, dan
retakan - retakan).
5) Aman.
6) Dampak terhadap lingkungan minimal.(Koesnaryo, 1998)
Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang diinginkan, maka
perlu suatu perencanaan peledakan dengan memperhatikan besaran-besaran geometri
peledakan. Dan salah satunya dengan menggunakan teori coba-coba atau yang sering disebut
dengan Geometri Peledakan “Rules of Thumb” (Dyno Nobel). Dasar dari penggunaan Teori
“Rules of Thumb” adalah dari percobaan para praktisi di lapangan maupun dari produsen
bahan peledak yang tujuannya ingin mempermudah dalam menentukan geometri peledakan
karena geometri yang selama ini digunakan seperti R.L. Ash (1963) dan C.J. Konya (1972)
menyajikan batasan range/konstanta untuk menentukan dan menghitung geometri peledakan,
terutama menentukan ukuran burden berdasarkan diameter lubang tembak, kondisi batuan
setempat dan jenis bahan peledak., sehingga para praktisi dilapangan mencetuskan
pendesainan geometri “Rules of Thumb” yang penggunaannya lebih simpel dan disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
a. Burden
Burden dapat didefinisikan sebagai jarak dari lubang bor terhadap bidang bebas (free
face) yang terdekat pada saat terjadi peledakan.
Menurut R.L. Ash
d
B=Kb .
12
Keterangan:
B = burden (ft)
Kb = burden ratio (14 – 49 ; harga rata-rata 30)
d = diameter mata bor (inch)
b. Spacing
Spacing adalah jarak antara lubang tembak dalam satu baris (row) dan diukur sejajar
terhadap pit wall.
Menurut R.L. Ash
S=Ks . B
Keterangan:
S = spacing (ft)
Ks = spacing ratio (1-3; rata-rata 1,5)
B = burden (ft)
c. Sub-drilling
Subdrilling adalah tambahan kedalaman daripada lubang bor dibawah rencana lantai
jenjang.
Menurut R.L. Ash
J=Kj. B
Keterangan:
J = subdrilling (ft)
Kj = subdrilling ratio (rata-rata 0,33 dan minimum 0,3)
B = burden (ft)
d. Stemming
Stemming adalah panjang isian lubang ledak yang tidak diisi dengan bahan peledak tapi
diisi dengan material seperti tanah liat atau material hasil pemboran (cutting), dimana
stemming berfungsi untuk mengurung gas yang timbul sehingga air blast dan flyrock dapat
terkontrol.
Menurut R.L Ash
T =Kt . B
Keterangan:
T = stemming (ft)
Kt = stemming ratio (0,5-1; rata-rat 0,7)
B = burden (ft)
e. Kedalaman Lubang Tembak / Blast Hole Depth
Kedalaman lubang ledak tergantung pada ketinggian bench, burden, dan arah pemboran.
Untuk lubang ledak vertikal
H=L+ J
Keterangan:
H = kedalaman lubang ledak (m)
L = tinggi bench (m)
J = subdrilling (m)
Untuk lubang ledak miring
L
H= +J
cos α
Keterangan:
H = kedalaman lubang ledak (m)
L = tinggi bench (m)
J = subdrilling (m)
α = sudut kemiringan lubang ledak terhadap bidang vertical.
f. Bench Height/Tinggi Jenjang
Tinggi jenjang berhubungan erat dengan parameter geometri peledakan kainnya dan
ditentukan terlebih dahulu atau terkadang ditentukan kemudian setelah parameter atau aspek -
aspek lainnya diketahui. Tinggi jenjang maksimum biasanya dipengaruhi oleh kemampuan
alat bor dan ukuran mangkok serta tinggi jangkauan alat muat.
g. Charge Length / Panjang Kolom Isian Bahan Peladak
Bagian dari lubang tembak yang berisikan bahan peledak dan juga primer.
h. Powder Factor (PF)
Powder factor adalah perbandingan antara jumlah bahan peledak dengan berat batuan
yang diledakkan.
i. Fragmentasi
Kepentingan dari fragmentasi tidak bisa diremehkan karena pada tingkatan yang luas
fragmentasi merupakan ukuran dari suksesnya peledakan, hal ini mempengaruhi biaya
operasional dan perawatan dari operasi-operasi selanjutnya serta termasuk pengoperasian
alat berat seperti penggalian atau pemuatan, pengangkutan dan crushing. Oleh karena itu
pengeboran dan peledakan sangat berhubungan dengan optimasi operasi-operasi
selanjutnya. Fragmentasi yang buruk menghasilkan oversize atau bongkahan besar yang
mengakibatkan bertambahnya biaya penghancuran sekunder untuk mengurangi ukurannya
sampai pada ukuran yang dapat diolah secara ekonomis, aman dan efisien dengan alat-alat
angkut dan muat.
6. Pengangkutan
Pengangkutan atau hauling adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan
mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian
sampai tempat penyerahan. (Tim Redaksi Fokusmedia, 2009)
Untuk memperkirakan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut, dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
a. Produktivitas Alat Gali Muat untuk Overburden
Menurut Indonesianto (2005), Produktifitas alat gali muat untuk overburden dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Kb x Ff x Sf x Eff x 3600
Q= Ct
Keterangan:
Q = Produktivitas alat muat bcm/jam
Kb = Kapasitas bucket specs alat
Ff = Fill factor (faktor koreksi pengisian bucket)
Sf = Swell factor
Eff = Effisiensi kerja alat
Ct = Waktu edar alat muat/excavator, detik

b. Produktivitas Alat Angkut untuk Overburden


Untuk memperkirakan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut untuk overburden,
dapat digunakan rumus (Indonesianto, 2005) berikut ini:
n x Kb x Ff x Sf x Eff x 60
Q= Ct
Keterangan:
Q = Produktivitas alat angkut bcm/jam n
Kb = Kapasitas bucket specs alat
Ff = Fill factor (faktor koreksi pengisian bucket)
Sf = Swell factor
Eff = Effisiensi kerja alat
Ct = Waktu edar alat angkut/dump truck, menit

c. Produktivitas Alat Gali Muat untuk Batuan Andesit


Produktifitas alat gali muat untuk Batuan Andesit dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:

Kb x Ff x Sf x Eff x 3600 X Densitas Batuan Andesit


Q= Ct

Keterangan:
Q = Produktivitas alat muat ton/jam
Kb = Kapasitas bucket specs alat
Ff = Fill factor (faktor koreksi pengisian bucket)
Sf = Swell factor
Eff = Effisiensi kerja alat
Ct = Waktu edar alat muat/excavator, detik
Densitas Batubara = Massa jenis Batuan Andesit
d. Produktivitas Alat Angkut untuk Batuan Andesit
Untuk memperkirakan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut, dapat digunakan
rumus berikut ini:
n x Kb x Ff x Sf x Eff x 60 X Densitas Batuan Andesit
Q= Ct

Keterangan:
n = Frekuensi pengisian truck
Kb = Kapasitas bucket specs alat
Ff = Fill factor (faktor koreksi pengisian bucket)
Sf = Swell factor
Eff = Effisiensi kerja alat
Ct = Waktu edar alat angkut/dump truck, menit
Densitas Batubara = Massa jenis Batuan Andesit
7. Pengolahan dan Pemurnian
Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu
bahan galian agar dapat dimanfaatkan. Pada kegiatan pertambangan andesit, pengolahan
dilakukan dengan melakukan pengecilan ukuran atau kominusi.
Kominusi bertujuan untuk membebaskan mineral berharga dari material pengotornya,
menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses
berikutnya, dan memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat
lain seperti reagen. Kominusi terbagi menjadi dua, yaitu peremukan (crushing) dan
penggerusan (grinding).

8. Penjualan
Penjualan,kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral
atau batubara.(Tim Redaksi Fokus media, 2009)
9. Reklamasi
Reklamasi kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya . (Tim Redaksi Fokus media,2009)
10. Pasca Tambang
Kegiatan Pasca tambang, kegiatan terencana, sistematis dan berkelanjutan setelah akhir
sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan
alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan. (Tim Redaksi
Fokus media, 2009)

I. HASIL YANG DIHARAPKAN


Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah agar mahasiswa
lebih mengetahui serta memahami teknis aktivitas produksi andesit, peralatan yang
digunakan pada kegiatan pertambangan dan faktor yang mempengaruhi pemilihan alat
sehingga dapat menjadi bekal serta pengalaman bagi mahasiswa yang bersangkutan ketika
memasuki dunia kerja.

J. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam pengambilan data atau sampel yang dibutuhkan untuk
keperluan penyelesaian penulisan laporan kerja praktek adalah:
1. Studi literatur merupakan pencarian bahan pustaka terhadap masalah yang akan
dibahas seperti:
a. Buku dan jurnal yang membahas dasar teori dan rumus-rumus yang akan
digunakan.
b. Laporan perusahaan yang digunakan untuk membahas tinjauan umum perusahaan
dan data-data laporan kerja yang bersifat harian atau bulanan.
2. Pengamatan lapangan dan pengumpulan data, yang mencakup :
a. Data primer, mencakup pengamatan langsung aktivitas penambangan
di front kerja, seperti data waktu edar (cycle time) alat gali muat dan angkut untuk
menyelesaikan satu siklus kegiatan, data dokumentasi alat penambangan dan data
dokumentasi aktivitas penambangan.
b. Data sekunder, mencakup spesifikasi alat gali-muat dan angkut, jarak
angkut, dan target produksi .
3. Penyusunan laporan dengan analisis data mengenai produksi peledakan, jumlah bahan
peledak, produktivitas alat gali-muat dan alat angkut, dan match factor.
4. Pengambilan kesimpulan dan saran, yaitu menyimpulkan hasil pengamatan lapangan
dan pengolahan data sebelumnya.

Aktivitas Penambangan Batuan Andesit di PT Sumber


Gunung Maju, Serang, Banten

Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme operasi aktivitas penambangan di PT Sumber Gunung Maju,
Serang, Banten ?
2. Bagaimana metode penambangan dan peralatan-peralatan yang digunakan dalam
proses produksi di PT Sumber Gunung Maju, Serang, Banten ?
3. Teknologi apa saja yang digunakan pada setiap proses penambangan batuan andesit
PT Sumber Gunung Maju, Serang, Banten?

Studi Literatur

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


Datacycletimealat penambangan Data spesifikasi alat gali-muat dan
Datadokumentasialat alat angkut
penambangan Data
- jarak angkut
Data dokumentasi aktivitas Data
- target produksi
penambangan
Data geometri peledakan

Analisis Data
Produksi peledakan
Jumlah bahan peledak
Produktivitas alat gali-muat dan alat angkut
Match factor
Kesimpulan

K. Waktu dan Lokasi Penelitian


Sesuai dengan surat permohonan yang kami ajukan, kami bermaksud melaksanakan
Kerja Praktek pada tanggal 11 Juli s.d 31 Juli 2019. Waktu pelaksanaan dapat diperpanjang
sesuai dengan kebijakan perusahaan penyelenggara. Tetapi kami mohon agar jadwal
pelaksanaan tidak jauh dari waktu yang telah kami ajukan. Rincian kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Orientasi Lapangan

2 Pengamatan dan Observasi Lapangan

3 Pengumpulan Data Lapangan


4 Konsultasi dan Bimbingan

5 Penyusunan Laporan

L. PENUTUP
Demikian proposal permohonan Kerja Praktek yang kami rencanakan akan dilakukan
di PT Sumber Gunung Maju, Serang, Banten. Besar harapan kami akan dapat melakukan
kerja praktek dan mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Melihat keterbatasan
dan kekurangan yang kami miliki, maka kami sangat mengharapkan bantuan dan dukungan
baik moril maupun materil dari pihak perusahaan untuk kerja praktek ini.
Bantuan yang sangat kami harapkan dalam pelaksaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Adanya bimbingan selama melaksanakan
Kerja Praktek.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun pengambilan data-data
yang diperlukan selama melaksanakan Kerja Praktek.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak institusi
pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara harmonis demi kemajuan
dunia pendidikan dan perkembangan industri pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan
bantuan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
M. DAFTAR PUSTAKA
Apriadi, S., 2007. Pemindahan Tanah Mekanis. Seri Tambang Umum UPN Veteran:
Yogyakarta.
Apriani, Widya. 2018. Aktivitas Penambangan Batubara Dan Produktivitas Alat Gali Muat
Serta Alat Angkut Penambangan Batubara Di Pit Serelo PT. Bumi Merapi Energi Di
Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan [Laporan]. Palembang (ID): Universitas
Sriwijaya.
Ilahi, Riki Rizki, dkk. 2014. Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali-Muat (Excavator) dan
Alat Angkut (Dump Truck) Pada Pengupasan Tanah Penutup Bulan September 2013 di
Pit 3 Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk UPTE. Jurnal Ilmu Teknik. 2: 1-9.
Indonesianto, Y., 2016. Pemindahan Tanah Mekanis. UPN.: Yogyakarta.
Irwandy, A., 2002.  Perencanaan Tambang. Gunadarma: Jakarta.
Jimeno, C. L., Jimeno, E. L., Carcedo, F. S. A., dan Raniro, Y. V. D., 1995.
Drilling and Blasting of Rocks. Rotterdam: Belanda.
Novalina, Roca, 2011, Perbandingan Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
Antara Metode Blasting dan Metode Ripping Di MT4 Air Laya Tambang
Batubara PT Bukit Asam (Persero) Tbk, Jurusan Teknik Pertambangan,
Universtitas Sriwijaya; Palembang.
Sukamto, 2004. Perencanaan Tambang. Gunadarma: Jakarta.
Teguh, E., 2000. Ensiklopedia Pertambangan Edisi 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral: Bandung.
Tenriajeng, A. T., 2003. Pemindahan Tanah Mekanis. Gunadarma: Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang membuat daftar riwayat hidup ini :

1. Nama Lengkap : Annisa Octavianie Ariyati


2. Tempat/ Tanggal Lahir : Palembang/ 18 Oktober 1999
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Status : Belum Kawin
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Mahasiswi
9. Alamat : Komplek Sembaja Indah, RT 11, RW 03,
Kecamatan Alang- alang Lebar, Kelurahan
Alang-alang Lebar, Palembang, Sumatera
Selatan.
10. No. HP/ Email : 088809622198/ annisaoctavianie@yahoo.com
11. Pendidikan :
a. SD Negeri 140 Palembang tahun 2005 - 2011
b. SMP Negeri 11 Palembang tahun 2011 - 2014
c. SMA Negeri 13 Palembang tahun 2014 - 2017
d. Universitas Sriwijaya Indralaya tahun 2017 - Sekarang

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini Saya buat dengan sesungguhnya dan
menurut keadaan yang sebenarnya.
Indralaya, Juli 2019
Hormat Saya,

Annisa Octavianie Ariyati


NIM. 03021181722011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang membuat daftar riwayat hidup ini :


1. Nama Lengkap : Yudi Ariyanto
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Palembang/ 15 Oktober 1999
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Status : Belum Kawin
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Mahasiswa
7. Alamat : Jalan Sribangun, RT 001, RW 004, Desa
Mainan, Kecamatan Sembawa, Banyuasin,
Sumatera Selatan.
8. No. HP/ Email : 082376495616/ yudiariyantory15@gmail.com

9. Pendidikan :

a. SD Negeri 8 Sembawa tahun 2005 - 2011


b. SMP Negeri 1 Sembawa tahun 2011 - 2014
c. SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III tahun 2014 - 2017
d. Universitas Sriwijaya Indralaya tahun 2017 - Sekarang

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini Saya buat dengan sesungguhnya dan
menurut keadaan yang sebenarnya.
Indralaya, Juli 2019
Hormat Saya,

Yudi Ariyanto
NIM. 03021181722073

Anda mungkin juga menyukai