Anda di halaman 1dari 2

Lelehan parsial terjadi ketika hanya sebagian dari fase padat batuan yang meleleh.

Untuk zat campuran, seperti batuan yang mengandung beberapa mineral yang berbeda atau
mineral yang menampilkan larutan padat, lelehan ini dapat berbeda dari komposisi solidnya
secara umum.
Lelehan parsial terjadi saat suhu solidus dan likuidus berbeda. Untuk mineral tunggal, ini
bisa terjadi ketika mereka menampakkan larutan padat, misalnya
dalam olivin antara besidan magnesium. Dalam batuan yang terdiri dari beberapa mineral
yang berbeda, beberapa akan mencair pada suhu yang lebih rendah daripada yang lain.
Lelehan parsial merupakan pertimbangan penting dalam geologi sehubungan
dengan diferensiasi kimia pada batuan kerak. Hampir semua batuan di Bumi berasal dari
bahan yang asalnya dari interior bumi yang sebagian telah meleleh.[1] Tempat utama di mana
lelehan parsial terjadi adalah zona subduksi, pematang tengah samudra dan hotspot. Di
tempat-tempat ini lelehan parsial sering dikaitkan dengan vulkanisme, padahal beberapa
lelehan tidak berhasil keluar ke permukaan. Lelehan parsial diiperkirakan memainkan peran
penting dalam memperkaya bagian tua litosfer benua dalam unsur-unsur
nonkompatibel.[2] Lelehan parsial yang diproduksi di kedalaman bergerak ke atas karena
pemadatan matriks sekitarnya.[3]
Seperti yang telah diketahui bahwa magma terbentuk apabila batuan dipanaskan
hingga mencapai titik leburnya. Pada kondisi permukaan, batuan dengan
komposisigranitik mulai melebur pada temperatur sekitar 750°C, sedangkan
batuan basaltikmencapai temperatur 1000°C. Karena batuan mempunyai komposisi mineral
yang sangat bervariasi, maka batuan akan melembur dengan sempurna dengan perbedaan
temperatur sampai beberapa ratus derajat dari pertama kali batuan mulai melebur.

Cairan yang pertama terbentuk pada waktu batuan mengalami pemanasan yang tinggi adalah
mineral yang mempunyai titik lebur terendah. Bila pemanasan berlangsung terus, maka
proses peleburan akan berlangsung terus mengikuti masing-masing titik lebur mineral yang
menyusun batuan tersebut, sampai komposisi cairan mendekati komposisi batuan asalnya.
Tetapi kadang-kadang proses peleburan ini tidak berlangsung sempurna.

Proses peleburan yang bertahap ini disebut partial melting. Hasil yang signifikan dari proses
partial melting adalah dihasilkannya cairan magma dengan kandungan silika yang lebih
tinggi daripada batuan asalnya. Salah satu sumber panas yang melebur batuan berasal dari
peluruhan mineral radioaktif yang terkonsentrasi pada mantel bumi bagian atas dan kerak
bumi.

Pekerja-pekerja tambang bawah tanah juga sudah lama mengetahui bahwa temperatur
meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Jika temperatur merupakan satu-satunya yang
menentukan apakah batuan akan meleleh atau tidak, maka bumi merupakan suatu bola pijar
yang dilapisi oleh lapisan padat yang tipis. Tetapi ternyata tekanan juga bertambah besar
sesuai dengan kedalaman. Karena batuan mengembang pada waktu dipanaskan, maka
diperlukan tambahan panas untuk melelehkan batuan yang ditutupinya untuk mengatasi efek
dari tekanan disekitarnya. Titik lebur batuan akan meningkat dengan meningkatnya tekanan.
Batuan vulkanik sebagian besar terbentuk disepanjang pematang benua dan pemekaran benua
yang sangat aktif. Karena adanya pemisahan kerak samudera, maka tekanan pada mantel
bagian atas berkurang. Berkurangnya tekanan ini menyebabkan turunnya titik lebur
batuan. Partial melting batuan ini menghasilkan magma basaltik yang mengalir keluar
melalui rekahan tadi.
Vulkanisme pada zona subduksi

Aktivitas vulkanisme pada daerah ini menghasilkan batuan yang


berkomposisiandesitik sampai granitik, dan terbentuk disepanjang tepi kerak samudera.
Sebagian besar vulkanisme yang menghasilkan magma andesitik dijumpai di daratan atau
pulau-pulau dekat dengan jalur palung laut. Jalur gunung api Meriterane dan Pasifik
merupakan jalur gunung api yang dihasilkan pada zona subduksi.

Vulkanisme pada kerak bumi

Proses aktivitas Vulkanik pada kerak yang tegar biasanya sangat sulit terjadi. Aktivitas
vulkanisme ini dapat menghasilkan lava basaltik, maupun lava granitik.Lava basaltik dapat
terbentuk baik pada kerak benua maupun oceanik. Lava basaltik kemungkinan berasal
dari partial melting batuan mantel bagian atas. Lava granitik dan debu Vulkanik dengan
komposisi granitik umumnya terbentuk pada daratan tepi benua. Lava jenis ini kemungkinan
berasal dari pelelehan kerak benua.

Jadi, magma hasil partial melting mantel peridotit itu suhunya bisa mencapai 1000-1200 C.
Sedangkan kerak bagian bawah di atas mantel itu mulai meleleh di suhu 650-700 C.
Akibatnya waktu magma dari mantel tadi naik, terus mampir ke kerak, keraknya bisa meleleh.
Nah, partial melting kerak bawah ini yang akhirnya jadi batuan dengan komposisi granitik.
Ini penjelasan tambahan buat yang

Ada kalanya yang meleleh adalah kerak/lithosphere bagian bawah. Kalau yang ini yang
terjadi, maka proses dan hasilnya akan sama sekali berbeda. Kalau sudah begini,
batuannya adalah batuan plutonik.

Anda mungkin juga menyukai