Anda di halaman 1dari 29

Geologi Dinamik

Aktifitas Magma
Nama Kelompok
Novita Nadia Andini
Angelina Agnes
Eraswati Windi Saputri
Abdul Hafid
Rahmadun
Aktifitas Gunung Api

•Aktivitas vulkanik pada umumnya digambarkan sebagai


proses yang menghasilkan gambaran menakjubkan, atau
kadang menakutkan dari suatu bentuk struktur kerucut
yang secara periodik melakukan erupsinya.
•Erupsi merupakan aktifitas vulkanik
•Erupsi adalah pelepasan magma, gas, abu, dll ke atmosfer
atau ke permukaan bumi
•Erupsi dari gunung api ini kadang –kadang merupakan
letusan yang sangat hebat (eksplosif ), tetapi kadang-
kadang berlangsung dengan tenang (efusif). Faktor utama
yang mengontrol macam erupsi gunung api adalah
komposisi magma
Klasifikasi Gunung Api
•Gunung api aktif , apabila mengeluarkan
lava , batuan , gas, atau abu (Tidak
mengeluarkan erupsinya).
•Gunung api Dormant / Tidur , apabila tidak
pernah erupsi dalam jangka waktu panjang
•Gunung api Extinct / Mati , apabila tidak
ada lagi aktifitas vulkanisme
Aktifitas Gunung Api Aktif
Material yang di keluarkan pada saat
Erupsi

•Aliran Lava : Pada umumnya aliran lava terjadi pada lava


basaltik yang bersifat cair karena kandungan silikanya relatif
kecil .
•Gas : Magma mengandung bermacam gas yang jumlahnya kira-
kira 1 sampai 5% dari berat total, dan sebagian besar merupakan
uap ,Komposisi gas yang dikeluarkan dalam aktivitas gunung api
mengandung 70% uap air, 15% karbon dioksida, 5% nitrogen, 5%
sulfur dan sisanya terdiri dari klorida, hidrogen dan argon.
•Material Piroklastik : Material padat dan setengah padat yang
dikeluarkan oleh gunung api pada waktu erupsinya , Sebagian
besar material yang dikeluarkan ini diendapkan disekitar kawah,
sehingga membentuk struktur kerucut gunung api.
Gunung Api dan Erupsi Gunung Api
 
•Erupsi gunung berapi terjadi jika ada pergerakan atau
aktivitas magma dari dalam perut bumi menuju ke
permukaan bumi.
•Erupsi gunung api yang berkelanjutan, akan menghasilkan
material-material yang terkumpul di sekitar pusat erupsinya
dan membentuk gunung api (volkano).
•Setiap gunung api mempunyai sifat dan tipe erupsi yang
berbeda-beda, sehingga masing-masing mempunyai bentuk
yang berbeda pula.
GunungApiPerisai : Tersusun dari aliran lava yang pada saat
diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk
suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng
landai, Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di
kepulauan Hawaii seperti Mauna Kea, Mauna Loa atau
Kilauea
Cinder cone : merupakan bukit berbentuk kerucut yang
curam terbentuk di atas ventilasi magma. Cinder cone
biasanya terbentuk oleh letusan sejenis Strombolian. Cinder
cone dibangun dari lava fragmen-fragmen yang disebut abu
vulkanik. Tipe gunung api ini jarang memiliki tinggi hingga
250m.
Gunungapi strato : terbentuk akibat erupsi yang
berganti-ganti antara efusif dan eksplosif, sehingga
memperlihatkan batuan beku yang berlapis-lapis pada
dinding kawahnya, Batuan yang berlapis ini berasal dari
pembekuan lava dan eflata yang silih berganti.
contohnya antara lain Gunung Merapi, Gunung
Tangkuban Perahu, Gunung Krakatau, Gunung Semeru,
dan Gunung Tambora.
Kaldera bisa terbentuk Dari erupsi besar maupun erupsi
kecil.

1 Erupsi besar
Secara sederhana kaldera terbentuk akibat habisnya magma
didapur magma (magma chamber) akibat dikeluarkan
sewaktu erupsi. Ketika erupsi gas-gas yang ada didalam
magma cair ini menyebabkan timbulnya tekanan yang dapat
menjadi sumber energi keluarnya magma. Ketika magma
beserta material lain dan juga gas ini keluar akhirnya
ruangan dapur menjadi kosong. Ruang kosong ini akhirnya
diisi oleh material diatasnya dengan cara ambles kebawah.
2 .Erupsi Kecil
Ketika terjadi lelehan lava pijar akibat menerobos melalui
celah kesamping, maka lelehan ini menjaid jalan keluarnya
magma yang ada di dapur magma. Mekanismenyapun sama.
Yaitu ambles mengisi rongga kosong yang ada dibawahnya.
Alam memiliki caranya sendiri untuk menjaga
kesetimbangan. Ketika ada ruang kosong dibawah maka
dinding atap sangat tidak stabil karena harus menjaga
elevasinya. Gaya gravitasi akan menarik dinding atas ini
turun kebawah, terjadilah amblesan membentuk kaldera.
Erupsi Celah Memanjang  
Erupsi celah umumnya terjadi di daerah-
daerah yang banyak mengalami sistem
retakan memanjang atau sistem retakan
yang sejajar . Erupsi tipe ini bersifat tenang
dan sedikit sekali material yang
terlontarkan ke udara. Bila erupsi ini
berhenti, magma yang berada di dalam
celah akan mendingin dan mengkristal
membenuk tubuh batuan beku .
Gunung Api Dan Iklim
Aktifitas vulkanik dapat mempengaruhi iklim seperti :
•Saat gunung api meletus yang mengeluarkan atau memuntahkan
awan panas yang mana dapat menyebabkan suhu di daerah
gunung merapi  meningkat dengan  demikian Tekanan didaerah
letusan merapi menurun atau rendah, yang mana kelembaban
(RH) juga menurun sehingga bersifat kering dan panas.
• Jika debu vulkanik yang dikeluarkan dalam kapasitas yang
banyak maka dalam lapisan troposfer bumi partikel-partikel padat
yang berupa debu vulkanik tadi juga akan menghalangi proses
radiasi matahari sehingga tidak dapat masuk kepermukaan bumi
sehingga menyebabkan suhu di daerah tersebut rendah
(menurun). yang mana  hal tersebut juga mempengaruhi pola
sistem cuaca,karena radiasi matahari merupakan salah satu unsur
utama dari unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca.
Aktifitas vulkanik juga dapat menimbulkan proses terjadinya hujan
dengan gunung berapi yang memuntahkan awan panas dan abunya
menyembur ke lapisan atmosfer bumi juga dapat menyebabkan dampak
yang cukup significant. Pada partikel debu vulkanik dapat di dibagi
menjadi dua:

1. Yang partikel debu vulkanik tersebut bersifat higroskopis, yakni dapat


mengikat uap air, sehingga dengan demikian dapat memicu proses
terjadinya kondensasi dan terbentuklah awan dengan catatan Rh
(kelembaban) tinggi. Sehingga dapat meningkatnya curah hujan di
daerah tersebut

2. Partikel debu yang memicu kekeringan, yang mana dapat


menimbulkan kekeringan sehingga curah hujan berkurang. 
Sehingga untuk daearh jogjakarta dan sekitarnya Curah Hujan meningkat
karena pembentukan Awan yang mana didukung oleh suhu yang tinggi
dan tekanan yang rendah yang di daerah tersebut partikel debu yang
bersifat higroskopis.
Bentuk Tubuh Batuan Beku Intrusif

Intrusi merupakan suatu proses yang terjadi


akibat suatu adanya aktivitas magma yang berada
dibawah permukaan bumi yang berusaha keluar
namun tidak muncul kepermukaan yang di akibat
adanya tekanan dan temperature yang sangat
tinggi dari dalam bumi, yaitu dengan cara
menerobos batuan yang sebelumnnya sudah
terbentuk atau ada, sehingga menghasilkan
beberapa bentuk tubuh dari batuan beku.
Macam-macam bentuk tubuh Batuan Beku intrisif :

-Batholit : rongga atau ruang dengan ukuran besar sebagai


tempat sekaligus hasil dari intrusi batuan beku (plutonic)
yang terbentuk akibat dari pembekuan magma didalam kulit
bumi
-Dike atau Dyke : adalah suatu jenis intrusi batuan beku
berbentuk lembar yang mengenai lapisan tanah dan
memotong secara bersebrangan (Vertikal)
-Sill  : yaitu magma menyusup diantara dua lapisan batuan,
(Horizontal)
-Lacolith : sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah
bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya
melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah
landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill
-Stock
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan
dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit,
Aktifitas Magma Dan Tektonik
Lempeng
Aktifitas Magma Sangat mempengaruhi pergerakan
lempeng, Magma cenderung panas dan memiliki arus
konveksi , akibat arus konveksi itulah yang menyebabkan
lempeng bergerak secara divergen , konvergen, maupun
transform.

-Asal Usul Magma


Seperti yang telah diketahui bahwa magma terbentuk
apabila batuan dipanaskan hingga mencapai titik leburnya.
Pada kondisi permukaan, batuan dengan komposisi granitik
mulai melebur pada temperatur sekitar 750oC, sedangkan
batuan basaltik mencapai temperatur 1000oC.
-Penyebaran Aktivitas Magma
 Sebagian besar dari lebih 600 gunung api aktif
yang telah diketahui terletak disepanjang busur
pertemuan lempeng konvergen. Beberapa gunung
api aktif terletak disepanjang pemekaran
samudera. Ada tiga jalur gunung api aktif yang
berhubungan dengan aktivitas tektonik global,
yaitu disepanjang pematang oceanic, palung
oceanic dan pada kerak oceanicnya sendiri.
•Vulkanisme pada sperading center
Batuan vulkanik sebagian besar terbentuk disepanjang pematang
benua dan pemekaran benua yang sangat aktif. Karena adanya
pemisahan kerak samudera, maka tekanan pada mantel bagian atas
berkurang. Berkurangnya tekanan ini menyebabkan turunnya titik
lebur batuan. Partial melting batuan ini menghasilkan magma
basaltik yang mengalir keluar melalui rekahan tadi.

•Vulkanisme pada zona subduksi


 Aktivitas vulkanisme pada daerah ini menghasilkan batuan yang
berkomposisi andesitik sampai granitik, dan terbentuk disepanjang
tepi kerak samudera. Sebagian besar vulkanisme yang menghasilkan
magma andesitik dijumpai di daratan atau pulau-pulau dekat
dengan jalur palung laut. Jalur gunung api Meriterane dan Pasifik
merupakan jalur gunung api yang dihasilkan pada zona subduksi.
 
 
•Vulkanisme pada kerak bumi
Proses aktivitas Vulkanik pada kerak yang tegar
biasanya sangat sulit terjadi. Aktivitas vulkanisme
ini dapat menghasilkan lava basaltik, maupun
lava granitik. Lava basaltik dapat terbentuk baik
pada kerak benua maupun oceanik. Lava basaltik
kemungkinan berasal dari partial melting batuan
mantel bagian atas. Lava granitik dan debu
Vulkanik dengan komposisi granitik umumnya
terbentuk pada daratan tepi benua. Lava jenis ini
kemungkinan berasal dari pelelehan kerak benua.
 
Gunung Api Di Indonesia
Geografi indonesia didominasi oleh gunung api yang
terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng eurasia dan
lempeng indo-Australia
Kira-kira 179 gunung api yang terdapat di negeri ini dan 129
diantaranya masih aktif sampai sekarang. Karena hal inilah
maka hampir setiap tahun paling sedikit satu gunung
melakukan erupsinya.
Beberapa gunung api terkenal karena letusannya, misalnya
krakatau , yang letusannya berdampak secara global pada
tahun 1883 ,letusan supervulkanik yang diperkirakan terjadi
74.000 tahun yang lalu yang menyebabkan terjadinya musim
dingin vulkanik selama enam tahun, dan gunung tambora
dengan letusan paling hebat yang pernah tercatat dalam
sejarah pada tahun 1815.
Gunung berapi yang paling aktif adalah kelut dan
merapi di pulau jawa , yang bertanggung jawab
atas ribuan kematian akibat letusannya di wilayah
tersebut. Sejak tahun 1000 M, Kelut telah meletus
lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar
berkekuatan 5 volcanic explosivity indeks (VEI),[4]
sedangkan merapi telah meletus lebih dari 80
kali.[5] Asosiasi internasional vulkanologi dan
kimia interior bumi menobatkan Merapi sebagai
gunung api dekade ini sejak tahun 1995 karena
aktivitas vulkaniknya yang sangat tinggi

Anda mungkin juga menyukai