Anda di halaman 1dari 8

A.

PROSES TERJADINYA VULKANISME

Proses terjadinya vulkanisme dibedakan berdasarkan zona-zona dalam tempat terjadinya. Zona-

zona terjadinya vulkanisme yaitu zona divergen, zona konvergen, dan zona tengah.

1. Vulkanisme pada Zona Divergen

Zona divergen merupakan gunung api yang muncul di jalur rengkahan antar lempeng kerak

bumi. Magma berasal dari lapisan astenosfer (lapisan yang terletak di bawah litosfer dan di atas

mantel atas bumi) yang cair dan keluar ke permukaan bumi.melalui rengkahan tersebut. Magma

sangat cair, bersuhu tinggi dan keluar secara meleleh tanpa letusan dahsyat. Gunung api

kemudian terbentuk berupa igir yang memanjang atau dataran lava yang sangat luas. Apabila

terjadi di dasar laut, maka terbentulkan igir tengah samudera (mid oceanic ridge). Contohnya

seperti di tengah Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik bagian selatan.

Contoh yang di daratan seperti deretan gunung api di Afrika Timur dan daratan di Pulau Islandia.

2. Vulkanisme pada Zona Konvergen

Zona konvergen adalah gunung-gunung api yang muncul di jalur pertemuan dua lempeng kerak

bumi. Magma terbentuk dari hasil pencairan endapan laut yang berasal dari darat ketika subduksi

(menyusup) ke bawah lempeng daratan atau benua. Endapan yang mencair bertambah

volumenya sehingga mendesak mencari jalan keluar melalui retakan-retakan yang terdapat di

atasnya. Di zona konvergen ini, terjadilah letusan dahsyat yang menyemburkan campuran

magma cair kental (efusiva), magma padat (eflata), dan gas (ekshalasi). Gunung api yang

dibentuk umumnya kerucut dan berlapis-lapis atau strato. Contohnya seperti Gunung Kelud,

Gunung Gamalama, Gunung Krakatau 1883, Gunung Merapi, Gunung Visuvius, Gunung St.

Helena dan Gunung Fuji.


3. Vulkanisme pada Zona Tengah

Zona tengah adalah gunung api yang muncul di tengah lempeng kerak bumi tanpa ada retakan.

Magma berasal dari mencairnya astenosfer dan kerak bumi di bagian bawah karena penumpukan

mineral radioaktif. Pencairan tersebut menyebabkan kerak bumi tipis dan mudah ditembusi oleh

magma yang terbentuk. Magma yang terbentuk meleleh tanpa adanya letusan yang dahsyat.

Gunung api yang dihasilkan biasanya berbentuk perisai dengan lunang kawah yang terbuka

lebar. Contohnya adalah gunung-gunung api Manuaola di Kepulauan Hawaii (lempeng

Samudera Pasifik).

B. TIPE – TIPE GUNUNG API

Tipe-tipe gunung api bisa dibedakan berdasarkan beberapa hal berikut:

1. Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, tipe-tipe gunung api antara lain:

a) Gunung Api Perisai

Gunung Api Perisai berbentuk kerucut, lerengnya landai, dan aliran lavanya panas dari saluran

tengah. Magma menyebar secara luas. Proses pendinginan dan pembekuan lava berjalan lamban.
GUNUNG API PERISAI
b) Gunung Api Kubah

Gunung Api Kubah berbentuk kerucut cembung dengan lereng curam. Lava kental mengalir dari

saluran pusat sehingga mengakibatkan aliran lava berjalan lambat dan membentuk lapisan yang

tebal. Proses pendinginan dan pembekuan lava berlangsung cepat. Banyak lava yang yang

membeku pada saluran sehingga saluran menjadi tertutup. Jika tekanan dari dalam bumi

terseumbat, letusan yang sangat keras bisa saja terjadi. Seluruh bagian puncak gunung api bisa

hancur dalam sekejap.


GUNUNG API KUBAH
c) Gunung Api Strato

Gunung Api Strato berbentuk kerucut, lerengnya curam dan luas, serta terdapat banyak lapisan

lava. Lapisan lava tersebut terbentuk dari aliran suatu lava yang berulang-ulang. Lava bisa

mengalir melalui sisi kerucut. Letusan jenis ini bersifat keras.


GUNUNG API STRATO
d) Gunung Api Lava Pijar

Gunung Api Lava Pijar berbentuk kerucut simetris dengan lereng cekung yang landai.

Bahan/emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur yang menyengat. Letusan bersifat sedang.
GUNUNG API LAVA PIJAR
2. Berdasarkan Letusan

Berdasarkan letusannya, tipe-tipe gunung api antara lain:

a) Tipe Hawaii

Tipe Hawaii dapat ditandai dengan adanya lava yang cair dan tipis serta dalam

perkembangannya akan membentuk suatu tipe gunung api perisai.

b) Tipe Stromboli

Tipe Stromboli memiliki magma yang sangat cair. Magma yang menuju permukaan sering

mengalami letusan pendek dilanjutkan ledakan. Bahan-bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom,

lapili, dan setengah padatan bongkah lava.

c) Tipe Vulkano
Tipe Vulkano memiliki ciri khusus yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol. Gas

yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Pada tipe ini, tekanan gas sedang

dan lava tidak terlalu cair. Berdasarkan kekuatan letusannya, tipe vulkano dapat dibedakan

menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Velvusius dan Gunung Etna), tipe vulkano lemah (Gunung

Bromo dan Gunung Raung), dan tipe peralihan (Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo).

d) Tipe Merapi

Tipe Merapi ditandai dengan adanya lava cair dan kental. Dapur magma relative dangkal dan

tekanan gas relatif rendah.

e) Tipe Perret

Pada Tipe Perret, letusan gunung api mengeluarkan suatu lava cair dengan tekanan gas tinggi.

Terkadang lubang pada lubang tersumbat sehingga gas dan uap terkumpul dalam tubuh bumi.

Akibatnya, sering terdapat getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus, material-material

yang keluar adalah abu, lapili, dan bom terlempar dahsyat ke angkasa.

3. Berdasarkan Siklus Kehidupan

a) Active Vulcano

Active Vulcano adalah gunung api yang sering mengalami erupsi.

b) Dorman Vulcano

Dorman Vulcano adalah gunung api yang tidak ada kegiatan dalam waktu lama, namun sesekali

sempat berpotensi meletus.


c) Ezetint Vulkano

Ezetint Vulcano adalah gunung api yang tidak akan bererupsi karena gunung tersebut sudah

mati.

d) Destructive Vulkano

Destructive Vulkano adalah gunung api yang mengalami erosi (pengikisan) dan meninggalkan

bekas-bekas seperti sumbat lava.

C. DAMPAK DARI VULKANISME

1. Keuntungan dari Keberadaan Gunung Api

 Abu vulkanis dari gunung api dapat menyuburkan tanah pertanian karena banyak
mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
 Material yang dikeluarkan gunung api yang berupa pasir, kerikil, dan batu-batu besar
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
 Magma yang keluar ke permukaan bumi membawa banyak mineral logam dan barang
tambang yang dapat dimanfaatkan dalam industry pertambangan.
 Gunung api yang tinggi menyebabkan terjadi hujan orografis sehingga daerah sekitarnya
menjadi daerah yang banyak hujan.
 Daerah gunung api biasanya merupakan daerah yang tinggi sehingga bisa menjadi area
hutan lindung, perkebunan atau daerah pariwisata.

2. Kerugian dari Keberadaan Gunung Api

 Mengeluarkan lava pijar yang sangat berbahaya.


 Mengeluarkan gas yang sangat panas.
 Lava pijar akan bercampur dengan air danau kawah sehingga membentuk lahar panas
yang sangat berbahaya.
 Lahar dingin yang merupakan campuran lava dan air hujan membentuk aliran bati,
kerikil, dan pasir jenuh meluncur ke bawah menuruni lereng.
 Letusan gunung api bawah laut dapat menimbulkan tsunami.
 Abu vulkanis dapat mengganggu penerbangan dan juga dapat merusak tanaman.

Anda mungkin juga menyukai