Proses terjadinya vulkanisme dibedakan berdasarkan zona-zona dalam tempat terjadinya. Zona-
zona terjadinya vulkanisme yaitu zona divergen, zona konvergen, dan zona tengah.
Zona divergen merupakan gunung api yang muncul di jalur rengkahan antar lempeng kerak
bumi. Magma berasal dari lapisan astenosfer (lapisan yang terletak di bawah litosfer dan di atas
mantel atas bumi) yang cair dan keluar ke permukaan bumi.melalui rengkahan tersebut. Magma
sangat cair, bersuhu tinggi dan keluar secara meleleh tanpa letusan dahsyat. Gunung api
kemudian terbentuk berupa igir yang memanjang atau dataran lava yang sangat luas. Apabila
terjadi di dasar laut, maka terbentulkan igir tengah samudera (mid oceanic ridge). Contohnya
seperti di tengah Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik bagian selatan.
Contoh yang di daratan seperti deretan gunung api di Afrika Timur dan daratan di Pulau Islandia.
Zona konvergen adalah gunung-gunung api yang muncul di jalur pertemuan dua lempeng kerak
bumi. Magma terbentuk dari hasil pencairan endapan laut yang berasal dari darat ketika subduksi
(menyusup) ke bawah lempeng daratan atau benua. Endapan yang mencair bertambah
volumenya sehingga mendesak mencari jalan keluar melalui retakan-retakan yang terdapat di
atasnya. Di zona konvergen ini, terjadilah letusan dahsyat yang menyemburkan campuran
magma cair kental (efusiva), magma padat (eflata), dan gas (ekshalasi). Gunung api yang
dibentuk umumnya kerucut dan berlapis-lapis atau strato. Contohnya seperti Gunung Kelud,
Gunung Gamalama, Gunung Krakatau 1883, Gunung Merapi, Gunung Visuvius, Gunung St.
Zona tengah adalah gunung api yang muncul di tengah lempeng kerak bumi tanpa ada retakan.
Magma berasal dari mencairnya astenosfer dan kerak bumi di bagian bawah karena penumpukan
mineral radioaktif. Pencairan tersebut menyebabkan kerak bumi tipis dan mudah ditembusi oleh
magma yang terbentuk. Magma yang terbentuk meleleh tanpa adanya letusan yang dahsyat.
Gunung api yang dihasilkan biasanya berbentuk perisai dengan lunang kawah yang terbuka
Samudera Pasifik).
1. Berdasarkan Bentuk
Gunung Api Perisai berbentuk kerucut, lerengnya landai, dan aliran lavanya panas dari saluran
tengah. Magma menyebar secara luas. Proses pendinginan dan pembekuan lava berjalan lamban.
GUNUNG API PERISAI
b) Gunung Api Kubah
Gunung Api Kubah berbentuk kerucut cembung dengan lereng curam. Lava kental mengalir dari
saluran pusat sehingga mengakibatkan aliran lava berjalan lambat dan membentuk lapisan yang
tebal. Proses pendinginan dan pembekuan lava berlangsung cepat. Banyak lava yang yang
membeku pada saluran sehingga saluran menjadi tertutup. Jika tekanan dari dalam bumi
terseumbat, letusan yang sangat keras bisa saja terjadi. Seluruh bagian puncak gunung api bisa
Gunung Api Strato berbentuk kerucut, lerengnya curam dan luas, serta terdapat banyak lapisan
lava. Lapisan lava tersebut terbentuk dari aliran suatu lava yang berulang-ulang. Lava bisa
Gunung Api Lava Pijar berbentuk kerucut simetris dengan lereng cekung yang landai.
Bahan/emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur yang menyengat. Letusan bersifat sedang.
GUNUNG API LAVA PIJAR
2. Berdasarkan Letusan
a) Tipe Hawaii
Tipe Hawaii dapat ditandai dengan adanya lava yang cair dan tipis serta dalam
b) Tipe Stromboli
Tipe Stromboli memiliki magma yang sangat cair. Magma yang menuju permukaan sering
mengalami letusan pendek dilanjutkan ledakan. Bahan-bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom,
c) Tipe Vulkano
Tipe Vulkano memiliki ciri khusus yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol. Gas
yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Pada tipe ini, tekanan gas sedang
dan lava tidak terlalu cair. Berdasarkan kekuatan letusannya, tipe vulkano dapat dibedakan
menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Velvusius dan Gunung Etna), tipe vulkano lemah (Gunung
Bromo dan Gunung Raung), dan tipe peralihan (Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo).
d) Tipe Merapi
Tipe Merapi ditandai dengan adanya lava cair dan kental. Dapur magma relative dangkal dan
e) Tipe Perret
Pada Tipe Perret, letusan gunung api mengeluarkan suatu lava cair dengan tekanan gas tinggi.
Terkadang lubang pada lubang tersumbat sehingga gas dan uap terkumpul dalam tubuh bumi.
Akibatnya, sering terdapat getaran sebelum terjadinya letusan. Setelah meletus, material-material
yang keluar adalah abu, lapili, dan bom terlempar dahsyat ke angkasa.
a) Active Vulcano
b) Dorman Vulcano
Dorman Vulcano adalah gunung api yang tidak ada kegiatan dalam waktu lama, namun sesekali
Ezetint Vulcano adalah gunung api yang tidak akan bererupsi karena gunung tersebut sudah
mati.
d) Destructive Vulkano
Destructive Vulkano adalah gunung api yang mengalami erosi (pengikisan) dan meninggalkan
Abu vulkanis dari gunung api dapat menyuburkan tanah pertanian karena banyak
mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Material yang dikeluarkan gunung api yang berupa pasir, kerikil, dan batu-batu besar
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Magma yang keluar ke permukaan bumi membawa banyak mineral logam dan barang
tambang yang dapat dimanfaatkan dalam industry pertambangan.
Gunung api yang tinggi menyebabkan terjadi hujan orografis sehingga daerah sekitarnya
menjadi daerah yang banyak hujan.
Daerah gunung api biasanya merupakan daerah yang tinggi sehingga bisa menjadi area
hutan lindung, perkebunan atau daerah pariwisata.