Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mata Kuliah Vulkanologi

DISUSUN OLEH :
NAMA : M FADLI ASH SHIDDIQI
NIM :  03071381823061

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang didefinisikan sebagai
suatu saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi  sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan saat dia meletus. Secara singkat,  gunung
berapi adalah gunung yang masih aktif dalam mengeluarkan material di dalamnya .  Gunung
berapi yang aktif mungkin akan berubah menjadi separuh  aktif, padam dan akhirnya menjadi
tidak aktif atau mati. Gunung berapi akan padam dalam waktu 610 tahun sebelum akhirnya
aktif kembali. Oleh karena itu, sukar bagi  kita untuk menentukan apakah suatu gunung itu
sudah mati ataukah masih aktif. Karena sudah mengalami letusan berulang kali di sepanjang
“hidupnya” , gunung berapi  mempunyai beberapa bentuk. Apabila gunung berapi meletus,
magma yang terdapat di bawah gunung berapi akan keluar sebagai lahar atau lava. Lava ini
sangat panas dan  berbahaya bagi makhluk hidup. Selain aliran lava,  material lain yang juga
berbahaya dari gunung yang sedang meletus adalah aliran lumpur, abu, dan gas beracun.
Selain  itu, meletusnya gunung berapi juga akan mengakibatkan kebakaran hutan, gelombang
tsunami, bahkan gempa bumi.

a. Stratovolcano
Gunung berapi ini tersusun dari beberapa jenis batuan hasil letusan yang tersusun secara
berlapis-lapis. Jenis gunung berapi ini membentuk suatu kerucut besar   (raksasa) dan
terkadang bentuknya tidak beraturan. Hal ini dikarenakan adanya letusan yang terjadi
beberapa ratus kali. Gunung Merapi di Yogyakarta termasuk gunung   berapi jenis ini.
Gunungapi strato berbentuk runcing dan banyak terdapat di Kepulauan Indonesia.
Bentuk gunungapi ini terjadi akibat adanya tumpukan berlapis bahan–bahan piroklastika yang
dikeluarkan ketika erupsi magma. Gunung api ini berbentuk seperti kerucut. Puncak gunung
api ini semakin lama semakin tinggi karena endapan erupsi lava dan bahan piroklastik dari
kawah gunung. Pembentukan stratovolcano ini terjadi di zona subduksi. Di Indonesia gunung
api strato paling banyak dijumpai.
Gunung api strato selain berciri bentuknya seperti kerucut juga memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
 Berbentuk akibat erupsi yang berganti-ganti antara efusif dan eksplosif, sehingga
memperlihatkan batuan beku yang berlapis-lapis pada dinding kawahnya
 Mengalami letusan yang berkali-kali, dengan dapur magma yang dalam dan viskositas
serta kekentalan magma tinggi
Contohnya Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu atau secara umum sebagian besar
gunung api di Indonesia memiliki bentuk strato atau kerucut.
Strato artinya lapisan, oleh karena badan gunung api ini terdiri dari lapisan lapisan
lava yang bercampur dengan hasil-hasil vulkanis lainnya seperti debu, pasir, kerikil, dan bom.
Campuran yang dikandungnya memungkinkan endapan pada lereng gunung berlapis-lapis
sehingga gunung api semakin tinggi menjulang keatas. Sebagian besar gunung api di
Indonesia tergolong bentuk gunung api strato.
Gambar : Gunung Api Strato

b. Perisai

Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai contohnya
Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena magma cair keluar
dengan tekanan rendah tanpa adanya letusan. Lereng gunung yang terbentuk menjadi sangat
landai.
Gunungapi tipe perisai bukan terbentuk dari adanya letusan, melainkan lebih karena
adanya aliran lava basal bersifat tipis dan basah. Tersusun dari batuan aliran lava yang pada
saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tingggi
(curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat
basaltik.
Gunung api perisai atau sering diekanl dengan gunung api tameng, memiliki ciri-ciri:
 Gunung api ini terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa
letusan atau letusan efusif.
 Dapur magma dangkal dengan magma yang sangat cair
 Lereng yang terbentuk menjadi sangat landai.
Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai, Mauna Loa dan Mauna Kea.

Gambar : Gunung Api Perisai ( Shields )c. CinderCone

c.Maar
Gunung jenis CinderCone merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil
batuan vulkaniknya menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini
membentuk mangkuk di puncaknya. Gunung jenis ini jarang yang mempunyai tinggi di atas
500 meter dari permukaan tanah sekitarnya.
Gunungapi ini terbentuk dari adanya ledakan atau letusan yang bersifat eksplosif dan
biasanya cenderung terjadi sekali dengan kekuatan yang cukup hebat.
Bentuk gunung api ini memiliki ciri-ciri:
 Gunung api ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar atau
eksplosif pada puncak yang disebut kawah.
 Bentuk gunung api ini, sekali meletus dengan eksplosif, maka menjadi gunung api
yang mati
 Memiliki dapur magma yang dangkal dengan tekanan yang tinggi
Gunung api ini memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan Jawa Timur dengan
kawahnya Klakah
Kata maar berasal dan bahasa Jerman yang berarti “kawah”. Maar terjadi karena
letusan gunung berapi hanya terjadi satu kali. Setelah itu aktivitas vulkanik berhenti sama
sekali. Akibat letusan tersebut, sebuah lubang berbentuk corong besar, yang dikelilingi tebing
berombak jika terjadi erupsi. Jika dasar dan dinding maar tidak bisa ditembus oleh air, maká
membentuk danau yang disebut danau maar. Namun, ada juga maar kering karena jenis tanah
pada dasarnya tidak bisa menahan air.
Contoh maar gunung berapi termasuk maar di Gunung Lamongan (Jawa Timur), maar di
Pegunungan Eifel (Jerman), maar di Dataran Tinggi Auvergne (Prancis).

Gambar : Gunung Api Maar

d. Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat sehingga melempar
ujung atas gunung dan membentuk cekungan. Gunung Bromo termasuk gunung jenis ini.
Kaldera merupakan suatu kawasan berbentuk bulat yang membentang rendah di
tanah. Kawasan ini terbentuk pada saat tanah amblas akibat letusan eksplosif. Bentuk
morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas :

 kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar
tubuhnya;
 kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat
pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma;
 kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan
runtuhnya blok bagian tengah;
 kaldera erosi, terjadi akibat erosi terus menerus pada dinding kawah sehingga melebar
menjadi kaldera;

Gambar : Gunung Api Kaldera


 e.Kubah (Dome)
Kadang juga disebut sebagai “kubah-sumbat (plug-dome )“, terbuat dari lava kental
mengandung asam yang keluar saat terjadi letusan. Lava ini mengisi lubang kawah di bagian
puncak gunung. Lava yang mengeras pada kawah ini dapat menurup lubang pada dinding
gunung, dan ini dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Lava ini mengisi lubang kawah di
bagian puncak gunung. Gunung-api Kubah umumnya memiliki sisi yang curam dan bentuk
cembung. Ciri : Akumulasi vikositastinggi, contoh Puncak Lassen di Sierra Nevada dan
gunung Pelee di Martinique

Gambar : Gunung Api Kubah ( Dome )

Anda mungkin juga menyukai