PENDAHULUAN
Menurut Salim dkk (1995) sejarah geologi tentang batuan pre-Tersier adalah
tidak terlalu dikenali. Deskripsi kejadian pre-Tersier adalah berdasarakan pada
penggalan data dari singkapan di Jajaran Pegunungan Barisan, Gunung Tiga Puluh,
dan Gunung Dua Belas dan di kepulauan di timur Sumatra seperti Pulau Bangka,
Belitung, Singkep dan juga dari data sumur. Bervariasi pada komposisi, bagian pre-
Tersier terusun atas granit, kuarsit, batugamping, serpih, meta-sedimen, filit, sekis,
andesit, dan basalt. Umur sekuen litologi pre-Tersier berkisar antara Paleozoik akhir
sampai Mesozoik Akhir.
Tanpa adanya titik berat terhadap pengetahuan serta wawasan yang luas
terhadap ilmu Petrologi dan geologi struktur ini, maka seorang Geologist akan sangat
sukar menginterpretasikan data – data Geologi yang ditemukan dilapangan. Terlebih
lagi bila hal tersebut berhubungan dengan batuan, karena batuan adalah salah satu
data yang dapat memperkuat bukti keadaan morfologi suatu daerah pada masa
lampau. Selain pengamatan pada batuannya, pengamatan pada struktur geologi juga
tidak kalah penting. Melalui ilmu ini kita dapat mengetahui kondisi keadaan suatu
daerah dan proses apa yang telah terjadi pada daerah tersebut, sehingga menyebabkan
terjadinya perubahan – perubahan pada daerah tersebut.
I.5 Waktu dan Lokasi Penelitian
Studi pembelajaran mengenai fieldwork di Desa Tanjung Kurung
dilaksanakan pada Hari Jum’at Tanggal 11 September sampai 13 September 2019.
Lokasi pengamatan kali ini berada di Desa Tanjung Kurung, Kecamatan Kikim
Selatan, Kabupaten Lahat, OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi ini
terletak pada koordinat yang sudah didapatkan ketika survey ke Desa Tanjung
Kurung. Berdasarkan jarak serta estimasi waktu pada google map dapat dilihat bahwa
jarak yang ditempuh menuju lokasi pengamatan melalui transportasi darat, yaitu
keberangkatan ditempuh dari Palembang – Desa Tanjung Kurung sejauh 313 km
dengan waktu tempuh sekitar 7 jam 35 menit. Berikut gambaran perjalanan dari
Palembang menuju Desa Tanjung Kurung (Gambar I.1)
Sumber: https://google.maps.com
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
Gambar II.3 Pembentukan Cekungan Belakang Busur di Pulau Sumatra (Barber dkk,
2005).
1. Sunda outer-arc ridge, berada sepanjang batas cekungan fore-arc Sunda dan
yang memisahkan dari lereng trench.
4. Bukit Barisan, terjadi pada bagian axial dari pulaunya dan terbentuk terutama
pada Perm-Karbon hingga batuan Mesozoik.
5. Intra-arc Sumatra, dipisahkan oleh uplift berikutnya dan erosi dari daerah
pengendapan terdahulu sehingga memiliki litologi yang mirip pada fore-arc
dan back-arc basin.
Fase kompresi yang berlangsung dari Jurasik awal sampai Kapur. Tektonik
ini menghasilkan sesar geser dekstral WNW – ESE seperti Sesar
Lematang, Kepayang, Saka, Pantai Selatan Lampung, Musi Lineament dan
N – S trend. Terjadi wrench movement dan intrusi granit berumur Jurasik –
Kapur.
Gambar II.5. Fase Kompresi Jurasik Awal Sampai Kapur dan Elipsoid Model
(Pulonggono dkk, 1992).
Fase tensional pada Kapur Akhir sampai Tersier Awal yang menghasilkan
sesar normal dan sesar tumbuh berarah N – S dan WNW – ESE. Sedimentasi
mengisi cekungan atau terban di atas batuan dasar bersamaan dengan kegiatan
gunung api. Terjadi pengisian awal dari cekungan yaitu Formasi Lahat.
Gambar II.6. Fase Tensional Kapur Akhir Sampai Tersier Awal dan Elipsoid Model
(Pulonggono dkk, 1992).
Fase ketiga yaitu adanya aktivitas tektonik Miosen atau Intra Miosen
menyebabkan pengangkatan tepi-tepi cekungan dan diikuti pengendapan
bahan-bahan klastika. Yaitu terendapkannya Formasi Talang Akar, Formasi
Baturaja, Formasi Gumai, Formasi Air Benakat, dan Formasi Muara Enim.
Gambar II.7. Fase Kompresi Miosen Tengah Sampai Sekarang dan Elipsoid Model
(Pulonggono dkk, 1992).
II.1.4. Sistem Subduksi Sumatera
Gambar II.9. Segmen Utama Sesar Sumatera (Sieh dan Natawidjaja, 2000)
II.2. Struktur Geologi Regional
1. Syn-Rift Megasequence
Karena adanya hasil dari subduksi di sepanjang Parit Sumatra Barat, kerak
kontinental di Sumatera Selatan menjadi sasaran dari kegiatan ektensional utama dari
waktu Eocene ke awal Oligocene. Ekstensi ini mengakibatkan membukanya sejumlah
half-grabens dimana geometri dan orientasi dipengaruhi oleh keheterogenan
basement. Awalnya, ekstensi muncul berorientasi dari timur-barat menghasilkan
urutan horst dan graben dari utara-selatan.
2. Post Syn Megasequence
3. Syn-Orogenic/Inversion Megasequence
Stratigrafi daerah cekungan Sumatra Selatan secara umum dapat dikenal satu
megacycle(daur besar) yang terdiri dari suatu transgresi dan diikuti regresi. Formasi
yang terbentuk selama fase transgresi dikelompokkan menjadi Kelompok Telisa
(Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja, dan Formasi Gumai). Kelompok
Palembang diendapkan selama fase regresi (Formasi Air Benakat, Formasi Muara
Enim, dan Formasi Kasai), sedangkan Formasi Lemat danolderLemat diendapkan
sebelum fase transgresi utama. Stratigrafi Cekungan Sumatra Selatan
menurut(DeCoster,1974)adalah sebagai berikut:
Gambar II.15 Peta Sebaran Granit Sumatera (Cobbing dkk, 1992; dalam
Barber dkk, 2005)
Batas sutur ataupun batas mikroplate tersebut biasanya akan memiliki sejarah
tektonik dan menjadi Mandala tektonik tersendiri. Untuk mendapatkan gambaran
sejarah serta kerangka tektonik dan perkembangan struktur di Cekungan Sumatra
Selatan, pembaca disarankan untuk membaca tulisan sebelumnya yang berkaitan
dengan hal tersebut. Potensi keterdapatan hidrokarbon pada batuan dasar yang pejal
adalah merupakan suatu yang tidak selalu didapati pada setiap wilayah kerja migas.
Umumnya reservoir batuan dasar terdiri dari granit, karbonat, konglomerat dan
batupasir dengan porositas rendah (<10%) dan permeabilitas matrik yang rendah.
Aktivitas hidrotermal dan karstifikasi batuan dasar karbonat menyebabkan secara
lokal berkembang porositas sekunder (Chalik dkk, 2004; dalam Ginger dan Fielding,
2005). Permeabilitas dikontrol rekahan dan laju alir gas yang baik adalah tercapai
pada area yang terdapat sistem rekahan yang ekstensif. Mengenai genesa,
karakteristik serta mekanisme pembentukan porositas dan permeabilitas pada batuan
dasar sehingga berpotensi sebagai reservoir ditulis pada tulisan bagian lainnya pada
kategori yang sama yaitu Basement Reservoir.