Pemetaan Geologi
di Lokasi Tambang
PT Bukit Asam
(Geological Mapping in PT Bukit Asams Mine-Sites)
04 Oktober 2010
Instruktur :
Cikara Bhuana
Didukung oleh :
PT Bukit Asam
Teknik Pertambangan-UNSRI
Pengda IAGI Sumsel
Pemetaan Geologi
0
di Lokasi Tambang
PT Bukit Asam
(Geological Mapping in PT Bukit Asams Mine-sites)
Dipersiapkan Untuk
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas perkenan dan ridho-Nya, maka materi
short-course tentang pemetaan geologi dapat diselesaikan juga. Materi yang
diberikan sesungguhnya merupakan pengetahuan dasar dalam pemetaan geologi.
Karena ini adalah pelatihan yang ditujukan bagi mahasiswa yang bukan dari jurusan
teknik geologi, maka diharapkan materi ini cukup memberikan wawasan tentang
dasar pemetaan geologi, presentasikan data geologi dan mendapatkan prespekif
tentang pemanfaatannya. Misalnya penggunaan untuk keteknikan sipil atau
pertambangan.
Sebelum menjelaskan tentang teknik pemetaan geologi yang menjadi fokus dalam
materi ini, maka diberikan pengantar terlebih dahulu berkenaan dengan pentingnya
ilmu geologi bagi sendi kehidupan manusia. Berikutnya adalah pengetahuan dasar
tentang identifikasi batuan (diutamakan batuan sedimen) dan pengenalan data
struktur geologi termasuk penggunaan kompas Brunton dan teknik pengukuran
kedudukan struktur bidang. Setelahnya, peserta mendapatkan penjelasan
sederhana tentang pemetaan geologi dengan teknik tape & compass.
Target pelatihan ini adalah memberikan pemahaman bagi peserta agar dapat
memahami kaidah dalam pemetaan geologi dan berlatih langsung di lapangan untuk
mendapatkan data geologi, lalu mencoba memberikan presentasi atas kegiatan
pemetaan geologi yang sudah dilakukan. Dengan demikian, kegiatan short-course
ini adalah serangkai dengan kegiatan fieldtrip yang diselenggarakan setelahnya.
Adapun lokasi fieldtrip rencananya dilaksanakan di lokasi tambang, tepatnya pada
tambang Air Laya, PT Bukit Asam Persero (Tbk).
Atas inisiasi dan gagasan dan penyelenggaraan kegiatan ini disampaikan terima
kasih kepada Cikara Bhuwana yang telah mengorganisasikannya dengan baik.
Akhirnya disampaikan selamat mengikuti kegiatan short-course dan fieldtrip dengan
seksama. Semoga memberikan kemanfaatan bagi kita semua.
Hal2
1.1
1.2
1.3
4
5
6
14
16
18
15.20
22
24
26
31
memberikan
pemahaman
tentang
Daur Batuan
Daur batuan melibatkan magma, batuan beku, batuan sedimen
dan batuan metamorf. Masing-masing komponen memiliki
pertalian yang dapat membentuk suatu daur (Gambar 1.1).
Batuan Sedimen
Fokus pengenalan batuan kita adalah pada batuan sedimen.
Batuan ini secara volume kecil sekali, yakni sekitar 0,029%,
namun batuan ini tersingkap di permukaan meliputi dua per tiga
dari permukaan daratan.
Batuan sedimen sangat mudah dikenali dari kehadiran perlapisan
batuan. Perlapisan batuan yang adalah refleksi dari proses
pengendapan sedimen. Oleh karena itu, melalui pengamatan
asosiasi struktur sedimen dapat digunakan untuk interpretasi
mekanisme pengangkutan sedimen. Selain itu dilengkapi dengan
indikator lain, seperti beberapa jenis fosil dapat menunjukkan
kemungkinan lingkungan pengendapannya.
Struktur Sedimen
NAMA
BED
> 300 mm
100 300 mm
30 100 mm
10 30 mm
3 10 mm
1 3 mm
Massive
Very thickly bedded
Thickly Bedded
Mediumly bedded
Thinly bedded
Very thinly bedded
0,3 1 mm
< 0,3 mm
Thickly laminated
Thinly laminated
LAMINA
Mud crack
Ripple Marks
Load cast
Flute Cast
Graded Bedding
Flame structure
Wentworth
Grade Phi
() Scale
Nama Batuan
>256
>64
>4
>2
Boulder (bongkah)
Cobble (berangkal)
Pebble (kerakal)
Granule (kerikil)
8
6
2
1
Conglomerate
(konglomerat; butiran
rounded); Breccia
(breksi; butiran
angular)
>1
>1/2
>1/4
>1/8
>1/16
>1/32
>1/64
>1/128
>1/256
<1/256
1
2
Sandstone
(batupasir)
3
4
5
6
7
8
>8
Siltstone
(batulanau)
Claystone
(batulempung)
Sampling
Sampling batuan ditentukan oleh tujuan kegunaannya. Oleh
karena itu, berapa banyaknya sampel (volume) yang harus
diambil adalah relatif.
Metode pengambilan sampel sangat ditentukan juga oleh jenis
batuannya. Batuan yang kompak dan keras, pasti berbeda
dengan batuan lunak, atau material urai (lepas-lepas).
10
11
12
13
Sandstone
Coal (bituminous)
Coal (antrasite)
15
way-up
17
(b)
(a)
Gambar 2.1 Pennetuan stratigraphic way-up: (a) Pengenalan top
dan bottom lapisan berdasarkan pengenalan atas struktur
sedimen. (b) Kondisi geologi mempengaruhi stratigraphic
way-up, dimana pada A tatanan geologi sederhana
sehingga lapisan batuan berumur muda menutupi lapisan
batuan berumur tua. Pada B tatanan geologi kompleks
menunjukkan deformasi yang mengubah kondisi normal,
sehingga lapisan batuan berumur tua berada di atas
lapisan batuan berumur muda.
Pada uraian di atas, dinyatakan pentingnya memperhatikan
struktur sedimen dalam lapisan batuan. Sealin itu perlu
diperhatikan juga kontak antara lapisan batuan. Tentu saja lapisan
yang dimaksud adalah kontak pengendapan.
Pengendapan yang menerus akan memberikan kontak selaras
(conformable contact). Sedangkan pengendapan sedimen yang
terganggu akan menunjukkan ada interupsi dalam prosesnya.
Dengan demikian sempat terjadi tidak ada pengendapan.
Kemungkinan lain adalah terjadi deformasi tektonik yang
bertanggung jawab pada tersingkapnya batuan ke permukaan,
sehingga batuan mengalami erosi sebelum kemudian tertutupi
oleh pengendapan sedimen lanjutan yang menutupi permukaan
erosi. Kondisi ini disebut sebagai kontak tidak selaras
(unconformable contact).
Ciri pengenalan kontak selaras adalah sebagai berikut:
1) Batas antara lapisan yang berdekatan
2) Tidak ada substantial gap in time
3) Rangkaian lapisan yang diendapkan menerus; umur sama
18
19
20
Gambar 2.4. Tipe sesar dan hubungan antara sesar dan lipatan.
dan
21
22
(a)
(b)
23
Gambar 2.6. Posisi kompas adalah tegak lurus terhadap strikeline yang sudah digariskan pada pengukuran strike. Sisi
west dari kompas Brunton menempel bidang. Selanjutnya
menggerakkan pengatur clinometer di belakan kompas
untuk menempatkan gelembung tepat ditengah level
clinometer sehingga diperoleh dip angle.
24
25
26
3.2
Perencanaan
Lintasan
Pemetaan Geologi
pada
28
29
Gambar 3.7. Data yang diperlukan untuk koreksi dip angle pada
penggambaran penampang geologi.
Tabel 3.1 Penentuan apparent dip
Singkapan
Singkapan (outcrop) adalah kondisi dimana batuan tersingkap dari
kondisi biasanya tertutupi oleh vegetasi ataupun tebalnya tanah
yang merupakan produk lapukan dari batuan. Oleh karena itu,
batuan yang tersingkap kebanyakan dijumpai pada daerah yang
terangkat secara tektonik (uplifting) kemudian diikuti oleh proses
erosi. Misalnya batuan tersingkap pada tepi sungai, karena erosi
sungai. Batuan dapat tersingkap misalnya ada pemotongan bukit
untuk kepentingan pembuatan jalan atau pertambangan. Kondisi
yang demikian dimanfaatkan geologist untuk meneliti beragam
jenis batuan dan mengkonstruksi suatu kolom stratigrafi.
Kolom Stratigrafi
Kolom stratigrafi (stratigraphic column) didesain agar geologist
dapat menggambarkan dan mengidentifikasi lapisan batuan dan
sedimen serta menentukan proses geologi yang terjadi di suatu
daerah. Lapisan adalah satuan batuan terkecil dalam kolom
stratigrafi dimana memilik perbedaan dengan lapisan di atas dan
di bawahnya. Lapisan memberikan informasi ciri struktural dan
sedimen. Kehadiran fosil sering sebagai indikator penting penentu
umur batuan. Adapun ciri lain yang hadir seperti ripple marks dan
clast orientation dapat mengungkapkan arah aliran air, yang
menunjukkan pengendapan sedimen. Kadangkala dapat pula
menenukan kondisi iklim selama pengendapan berlangsung.
Peralatan
Dalam pembuatan kolom stratigrafi dibutuhkan sejumlah peralatan
yang digunakan untuk mengukur jarak lintasan, lebar singkapan,
ketebalan lapisan batuan, membantu deskripsi batuan dan
membantu pengukuran kedudukan perlapisan batuan. Peralatan
tersebut antara lain yaitu: lembar kolom stratigrafi (buku
lapangan), pensil/pena, potingan papan (clip board), jacob staff
(kayu ukur/meteran), lensa pembesar (Hand lens), cangkul (hoe),
31
Prosedur
Dalam melakukan kerja pembuatan kolom stratigrafi yang paling
penting adalah 1) menentukan suatu datum point, sebagai
landasan kerja; 2) membuat lintasan; 3) mengukur kedudukan
lapisan batuan; 4) mendeskripsi litologi; 5) penentukan ukuran
sedimen; 6) merekan struktur sedimen; 7) mengumpulkan sampel
batuan; 8) merekam gambar lapangan; dan 9) menginterpretasi
data.
Ketika mulai kegiatan, terlebih dahulu pelakukan orientasi
lapangan. Tengok dan amati sekeliling daerah untuk mendapatkan
indikasi petunjuk masa lampau. Lantas tentukan titik referensi
(reference point) sebagai pertanda lokasi kerja. Datum kerja
ditentukan, sehingga menjadi acuan jarak dalam bekerja.
Gunakan kompas untuk menentukan bearing dari datu ke tempat
kerja (working spot). Tandai lokasi ini sehingga dapat diketahui
lokasinya dari titik referensi.
Pada sedimen yang tidak terkonsolidasi, maka perlu mengupas
material yang menutupi lapisan sedimen. Lapisan yang tersingkap
akan memberikan data untuk pembuatan kolom stratigrafi. Pada
batuan yang lapuk, seringkali harus menggali sampai
mendapatkan batuan yang masih segar.
Seringkali satu kolom belum cukup menggambarkan lingkungan
pengendapan sedimen. Oleh karena itu, kemungkinan data yang
melum diperoleh dapat diperoleh dari kolom lain. Pada daerah
yang terisolasi, maka minimal dibuat tiga kolom stratigrafi yang
kadangkala harus digali (membuat sumur uji). Satu sumur dapat
menjadi referensi bagi minimal dua sumur lainnya.
Pada kolom stratigrafi seringkali dijumpai kesamaan ciri material.
Lapisan yang kecil mungkin terkandung di dalam lapisan yang
besar, tetapi jika itu menunjukkan pola perulangan (repetition).
Setiap lapisan dapat ditentukan ketebalannya.
Pengukuran ketebalan sering menggunakan jacob staff, yakni
tongkat yang ditandai untuk ukuran satu meter s.d satu setengah
meter panjang. Pada Jacobs staff dipasang clinometer untuk
kontrol sudut (Gambar 3.8; 3.9 dan 3.10). Awal pengukuran
dimulai dari poligon awal pengukuran atau bagian bawah dari
penampang. Namun, penggunaan jacob staf tidak familier
32
33
35
36
38
B
C
A
X
Y
X
C
(b) BC = ABCos(X+Y-90o) atau
BC = AB Sin [180o-(X+Y)]
B
Y
A
C
(c) AC = AB Sin (X Y)
(d) BC = AB Sin (Y X)
39
40
41
42
43
44
45
LEMBAR DESKRIPSI
Daerah
Tanggal
Tujuan
Cuaca
STA
LP
Catatan
46
SKETSA
STA/LP :
Lokasi :
47
LEMBAR DESKRIPSI
Daerah
Tanggal
Tujuan
Cuaca
STA
LP
Catatan
48
SKETSA
STA/LP :
Lokasi :
49
LEMBAR DESKRIPSI
Daerah
Tanggal
Tujuan
Cuaca
STA
LP
Catatan
50
SKETSA
STA/LP :
Lokasi :
51
LEMBAR DESKRIPSI
Daerah
Tanggal
Tujuan
Cuaca
STA
LP
Catatan
52
SKETSA
STA/LP :
Lokasi :
53
LEMBAR DESKRIPSI
Daerah
Tanggal
Tujuan
Cuaca
STA
LP
Catatan
54
SKETSA
STA/LP :
Lokasi :
55
LEMBAR DESKRIPSI
Daerah
Tanggal
Tujuan
Cuaca
STA
LP
Catatan
56
SKETSA
STA/LP :
Lokasi :
57