Anda di halaman 1dari 10

BATUAN PIROKLASTIK

A. Batuan Piroklastik
Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh
serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunungapi. Material
penyusun tersebut terendapkan dan terbatukan/terkonsolidasikan sebelum
mengalami transportasi (reworked) oleh air atau es (Williams, 1982).
Batuan piroklastik merupakan batuan yang susunannya terdiri dari
material hasil dari letusan gunung berapi akibat pengaruh dari gaya endogen
yang kemudian mengalami pengendapan yang seusai dengan bidang
pengendapannya, lalu mengalami proses kompaksi atau litifikasi.
Endapan piroklastik diklasifikasikan berdasarkan tipe transportasi dan
pengendapannya. Mereka dibagi menjadi jatuhan (falls) dan aliran (flows)
material.

Sumber:jacson,1997
Gambar 1
Contoh batuan piroklastik fall deposit

Batuan metamorf pun memiliki hubungan dengan batuan piroklastik


,batuan piroklastik sendiri merupakan suatu batuan yang dapat dikatakan
terbentuk karena adanya letusan gunung berapi yang di sebabkan adanya suatu
gaya-gaya endogen . dan selanjutnya sama seperti batuan sedimen yang lain
yang akan mengalami adanya pengendapan setelah keluar dari letusan gunung
berapi dan selanjutnya akan mengalami litifikasi dan adanya diagenesa .dan
pada pembentukan batuan piroklastik pun adanya yang disebut dengan :
 Fall deposit
 Flow deposit
Fall deposit sendiri merupakan hasil dari letusan gunung api yang terbang
atau terlempar keatas dan biasanya batuan yang termasuk fall deposit bentuk
butiran dari tersebut akan berbentuk seperti batuan apung atau ada pun yang
berongga rongga pada fall deposit. pada Flow deposit sendiri batuan yang
dihasilkan melalui keluar atau mengalir ayang nantinya akan sama terendapkan
yang nantinya tidak akan memiliki materi materi yang sebih dari satu atau pada
fall deposit sendiri yang hanya mempunyai 1 material.

Sumber:jacson,1997
Gambar 2
Contoh batuan piroklastik fall deposit

Pada gambar di atas merupakan sutau contoh batuan piroklastik yang


terbentuk secara fall deposit yang akan memilki bentuk batuan semacam batuan
apung dan pada proses keterbentukannya akan terlempar sesuai dengan ukuran
dari media yang terlempar semakin kecil akan semakin jauh tetapi dengan
tenaga yang sama sama dengan tenaga yang menghempaskan batuan yang
memiliki ukuran yang lebih besar.

B. Material Penyusun Batuan Piroklastik


Fisher, 1984 dan William, 1982 mengelompokkan material-material
penyusun batuan piroklastik menjadi :
A. Kelompok Material Esensial (Juventil)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah material langsung dari magma
yang diletuskan baik yang tadinya berupa padatan atau cairan serta buih
magma. Massa yang tadinya berupa padatan akan menjadi biok piroklastik,
massa cairan akan segera membeku selama diletuskan dan cenderung
membentuk bom piroklastik dan buih magma akan menjadi batuan yang porous
dan sangat ringan, dikenal dengan batuapung.
B. Kelompok Material Asesori (Cognate)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bila materialnya berasal dari endapan
letusan sebelumnya dari gunung api yang sama atau tubuh vulkanik yang lebih
tua.
C. Kelompok Asidental
Yang dimaksud dengan material asidental adalah material hamburan dari
batuan dasar yang lebih tua dibaewah gunung api tersebut, terutama adalah
batuan dingin disekitar leher volkanik. Batuannya dapat berupa batuan beku,
endapan maupun batuan ubahan.
Struktur Batuan Piroklastik

C. Mineral Penyusun Batuan Piroklastik


A. Mineral – mineral Sialis
Mineral – mineral sialis terdiri dari :
1. Kuarsa (SiO2), ditemukan hanya pada batuan gunung api yang kaya
kandungan silika atau bersifat asam.
2. Feldspar, baik alkali maupun kalsium feldspar (Ca)
3. Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang terjadi jika kondisi lautan
magma dalam keadaan tidak atau kurang jenuh silika.
B. Mineral Ferromagnesia
Merupakan kelompok mineral yang kaya kandungan Fe dan Mg silika
yang kadang – kadang disusul oleh Ca silika. Mineral tersebut hadir berupa
kelompok mineral :
1. Piroksen, mineral penting dalam batuan gunung api
2. Olivin, merupakan mineral yang kaya akan besi dan magnesium dan
miskin silika.
3. Hornblende, biasanya hadir dalam andesit
4. Biotit, merupakan mineral mika yang terdapat dalam batuan vulkanik
berkomposisi intermediet hingga asam.
C. Mineral Tambahan
Yang sering hadir adalah ilmenit dan magnetit. Keduanya merupakan
mineral bijih. Selain itu sering kali didapati mineral senyawa sulfida atau sulfur
murni.
D. Mineral Ubahan
Dalam batuan piroklastik mineral ubahan sering muncul saat batuan
terlapukan atau terkena alterasi hidrotermal. Mineral tersebut seperti : klorit,
epidot, serisit, limonit, montmorolonit dan lempung, kalsit

D. Tipe Endapan Batuan Piroklastik


1. Endapan Jatuhan Piroklastik (Pyroclastic Fall Deposits)
Endapan piroklastik jatuhan dihasilkan dari dampak erupsi atau plume dari
letusan eksplosif. (Houghton et al.,2000). Piroklastik didorong dengan paksa
untuk naik ke atas selama erupsi eksplosif berlangsung, atau terbawa ke atas
oleh aliran konveksi dan ‘buoyancy’ dari gas-gas panas di atas lubang vulkanik.
Fall deposits “menyelimuti” permukaan tanah. Ketebalannya berkurang secara
gradual dengan bertambahjauhnya jarak dari sumber, tetapi tidak bergantung
pada topografi (seperti salju). Fall deposits memiliki kesempatan yang lebih baik
untuk mendingin ketika dalam keadaan suspensi, sehingga mereka jarang
bersatu dengan panasnya setelah pengendapan, kecuali apabila dekat dengan
lubang vulkanik.
Apabila bahan-bahan piroklastik diendapkan pada kondisi air yang tenang
dan tidak mengalami reworking serta tidak tercampur dengan bahan yang bukan
piroklastik, maka akan didapatkan batuan dengan struktur-struktur sedimen
internal dan komposisi seluruhnya adalah bahan piroklastik. Bila dilihat dari
paleoenvirontment, maka jenis ini termasuk ke dalam batuan sedimen dengan
provenance piroklastik.
2. Endapan Aliran Piroklastik (Pyroclastic Flow Deposits)
Piroklastik aliran adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, dekat
permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan
oleh erupsi vulkanik (Wright et al 1981, vide Mc Phie et al 1993).
Endapan aliran piroklastik dihasilkan dari gerakan material piroklastik ke arah
lateral berupa aliran gas atau material setengah padat yang berkonsentrasi tinggi
di atas permukaan tanah. Proses pengendapannya dikontrol oleh topografi, dan
konsentrasi di lembah dan depresi, tidak seperti lapisan pada ash falls yang
seragam. Ciri dari endapan ini adalah sortasinya yang buruk, dan jika terdapat
perlapisan, maka pada lithic fragments akan dijumpai gradasi normal, sedangkan
pada pumice dijumpai gradasi yang berlawanan atau biasa disebut reverse
grading. Hal ini terjadi karena densitasnya yang kebih rendah dibandingkan
dengan densitas medianya (aliran gas/padatan).
3. Endapan Surge Piroklastik (Pyroclastic Surge Deposits)
Endapan ini dihasilkan dari sentakan (surge), yang mana merupakan tipe
dari aliran piroklastik (pyroclastic flow). Keberadaan dune dan antidune
mengindikasi hasil surge dari aliran yang lebih turbulen, bersama banyak gas
tetapi konsentrasinya lebih rendah dibandingkan aliran lainnya. Surge
menyelimuti permukaan tanah, tetapi karena densitasnya yang rendah dan
kecepatannya yang tinggi, ia tidak bergantung pada tipe topografi, seperti
layaknya aliran lain. Hasil endapannya baik topografi mantel dan konsentrasi
pada daerah yang rendah. Karena densitasnya yang rendah, surge kehilangan
momentum dengan sedikit lebih cepat, sehingga cenderung terakumulasi dekat
dengan lubang vulkanik. Endapannya biasanya bertingkat-tingkat dan dapat
menunjukkan sifat perlapisannya yang sekarang.

E. Tekstur Batuan Piroklastik


Tekstur dari batuan piroklastik adalah suatu parameter yang digunakan
untuk mendeskripsikan apakah batuan tersebut merupakan batuan piroklastik
atau tidak, berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang tekstur umum dari
batuan piroklastik:
 Ukuran butirnya berdasarkan pendapat dari Wentworth dan Fisher.
Menurut Wentworth, debu/tufanya memiliki ukuran butir 0-2 mm, lapili memiliki
ukuran butir 2-32 mm, block/bom memiliki ukuran butir 32-256 mm. Sedangkan
menurut Fisher, debu/tufanya memiliki ukuran butir <2 mm, lapili memiliki ukuran
butir 2-64 mm dan block/bomb memiliki ukuran butir >64mm.
 Bentuk butirnya bulat sempurna seperti bola dan memiliki sudut di setuap
permukaannya. Bentuk butir ini merupakan keadaan dari batuan tersebut.
 Kompaksinya terdiri atas kompaksi yang mudah hancur dan kompak,
dimana kompaksi yang mudah hancur bila dipegang akan meninggalkan serbuk
di tangan, sedangkan kompaksi yang kompak memiliki permukaan yang kuat,
keras dan padat.
Selain tekstur umum yang terdapat pada batuan piroklastik, ada juga tekstur lain
yang terdapat pada tufa yang diantaranya adalah:
 Weldered Tufa – Weldered tufa merupakan tufa yang identik memiliki
aliran yang sama dengan aliran lavanya, hal ini disebabkan karena fusi yang
berjalan ke seluruh bagian pada tufa pada saat proses pengendapan.
 Sindered Tufa – Sindered tufa terbentuk karena adanya percampuran dari
bahan-bahan tufa panas yang berasal dari aliran lava pada saat proses
pengendapan.
 Pumiceous (Pumisan) – Pumiceous adalah jenis tufa yang memiliki pori-
pori vesikuler yang bersifat halus dengan permeabilitak yang buruk.

F. Struktur Batuan Piroklastik

Seperti halnya batuan volkanik lainnya, batuan piroklastik mempunyai


struktur vesikuler, scoria dan amigdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan
keudara dan kemudia terendapkan dalam kondisi masih panas,
berkecenderungan mengalami pengelasa antara klastika satu dengan lainnya.
Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau welded. Struktur Batuan
Piroklastik yang lain adalah :
1. Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam.
2. Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan
kurang dari 1 cm.
3. Berlapis : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan
lebih dari 1 cm.
KESIMPULAN

Batuan piroklastik merupakan batuan yang susunannya terdiri dari


material hasil dari letusan gunung berapi akibat pengaruh dari gaya endogen
yang kemudian mengalami pengendapan yang sesuai dengan bidang
pengendapannya, lalu mengalami proses kompaksi atau litifikasi. Endapan
piroklastik diklasifikasikan berdasarkan tipe transportasi dan pengendapannya.
Mereka dibagi menjadi jatuhan (falls) dan aliran (flows) material. Mineral
penyusun batuan metamorf dibagi menjadi 4 yaitu mineral siliasi ,mineral
feromagnesia,mineral tambahan, mineral ubahan. Tekstur dari batuan piroklastik
adalah suatu parameter yang digunakan untuk mendeskripsikan apakah batuan
tersebut merupakan batuan piroklastik atau tidak, Seperti halnya batuan volkanik
lainnya, batuan piroklastik mempunyai struktur vesikuler, scoria dan
amigdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan keudara dan kemudia terendapkan
dalam kondisi masih panas, berkecenderungan mengalami pengelasa antara
klastika satu dengan lainnya. Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau
welded. Struktur lain dari batuan piroklastik yaitu masif atau tidak menunjukan
adanya struktur,laminasi lapisan yang kurang dari 1 cm dan berlapis ,lapisan
yang lebih dari 1 cm.
DAFTAR PUSTAKA

1.Andrian,2010 .”Batuan Piroklastik ”www.academia.edu diakses pada 9


Desember 2017 pukul 18:36 WIB.

2.Firmansyah,2012 .”Struktur Batuan Piroklastik” www.slide share diakses


pada 9 Desember 2017 pukul 19:00 WIB.

3.Ryahden,M. 2015. “Petrologi Batuan Piroklasti ” www.academia.edu diakses


pada 9 Desember 2017 pukul 19:47 WIB.

4.Suryana , 2014. ” Struktur Batuan Piroklastik ” www.academia.edu diakses


pada 9 Desember Pukul 21.37 WIB.
PENILAIAN RESUME

FORMAT ISI KESIMPULAN DAPUS

TOTAL NILAI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai