PENDAHULUAN
Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan. Cabang ilmu geologi
batuan merupakan dasar yang harus diketahui oleh semua mahasiswa Geologi.
Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral, yang merupakan bagian dari
kerak bumi. Terdapat tiga jenis batuan yang utama, yaitu batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Semua jenis batuan ini dapat diamati dipermukaan
sebagai (singkapan).
Batuan piroklastik adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi,
dinamakan sebagai piroklastika, yang berasal dari kata pyro berarti api /magma
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau dari hasil aktivitas kimia
ataupun organisme, yang diendapakan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang
sidimen klastik .
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain :
1. Referensi Petrologi
3. LKP
4. Pensil Warna
6. Sampel Batuan
7. Lup
8. Komparator
9. HCL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batuan
Kerak bumi merupakan bagian bumi yang padat disusun oleh mineral dan
batuan. Batuan merupakan agregasi dari mineral. Batuan yang menyusun kerak
yaitu batuan beku, batuan sedimen (batuan endapan), dan batuan metamorf (batuan
ubahan). Ketiga macam batuan tersebut membentuk suatu daur atau perputaran
penghancuran, dan pembentukan kembali dari sebuah batuan sebagai hasil dari
Siklus batuan merupakan konsep dasar yang menunjukkan transisi dinamis dari
Batuan piroklastik adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi,
dinamakan sebagai piroklastika, yang berasal dari kata pyro berarti api magma
dan clast artinya fragmen, pecahan atau klastika. Dengan demikian, pada
prinsipnya batuan piroklastika adalah batuan beku luar yang bertekstur klastika.
batuan sedimen. Misalnya diangkut oleh angin atau air dan membentuk struktur
batuan sedimen. Pada kenyataannya, setelah menjadi batuan, tidak selalu mudah
untuk menyatakan apakah batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari suatu
klastikanya, sebagai bahan lepas endapan dan setelah menjadi batuan piroklastika.
bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan
letusan gunung api, dengan material asal yang berbeda, dimana material penyusun
mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang sangat besar
yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma yang dikeluarkan oleh gunung itu
yang mengeras (yang kemudian disebut batu). Gumpalan tersebut memiliki tekstur
dan struktur yang tertentu pula. Sedangkan batu-batu tadi yang telah mengalami
prosespengangkutan (transportasi) oleh angin dan air, maka batuan tersebut disebut
Batuan epiklastik ini yaitu batuan yang telah mengalami pengangkutan yang
mengakibatkan terjadinya pengikisan pada batuan oleh media air dan angin yang
membawanya. Batuan epiklastik ini terdapat pada dataran yang rendah, disebabkan
oleh air dan angin yang membawanya ke tempat yang rendah disekitar gunung api.
Tempat-tempat yang rendah itu seperti di daerah sungai, danau, laut dan
lembah-lembah pegunungan.
Gambar 2.3 Genesa pembentukan gunung api
2.4 Klasifikasi Endapan Piroklastik
gunung api meletus, dan pada saat pengendapan memiliki ukuran ketebalan yang
Endapan jatuhan piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang
maka akan semakin menipis dan ukuran butir menghalus karena terelimnasi oleh
gunung api yang memiliki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran. Endapan
aliran ini berisikan batu yang berukuran bongkah dan abu. Mekasnisme yang
material piroklastik
kemudian mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran.terdapat 3 tiga
• Base surge
• Ground surge
ke darat yang kering dengan medium udara saja, kemudian mengalami litifikasi
pengangkutan.
2. Tipe II Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik ke
tempat pengendapannya di daratan yang kering dengan media gas yang dihasilkan
dari magma sendiri yang merupakan aliran abu yang merupakan onggokan aliran
3. Tipe III Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat erupsi yang
jatuh ada suatu tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang tenang arusnya sangat
kecil. Onggokan tersebut belum tercampur dengan material lain dan tidak juga
mengalami “re-warking”.
jatuh pada suatu tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang arusnya aktiv
bercampur dengan batuan lain yang dihasilkan akan mempunyai struktur sedimen
biasa.
kemudian diangkut dan diendapkan di tempat lain (bisa laut, bisa cekungan di
daratan) dengan media air. Hasilnya batuan sedimen dengan asal-usulnya adalah
proses litifikasi, kemudian diendapkan kembali ketempat yang lain. Batuan yang
1. Ukuran Butir
Ukuran butir adalah ukuran dari batuan piroklastik itu sendiri, terbagi
2. Bentuk Butir
Bentuk butir adalah bentuk dan keadaan batuan tersebut, ada beberapa
macam yaitu :
3. Kompaksi
Pada batuan piroklastik yang berbutir kasar maupun halus bisa didapatkan
struktur – struktur yang sering kali terdapat pada batuan sedimen, seperti
perlapisan. Batuan piroklastik yang berbutir halus (tufa) seringkali memperlihatkan
yaitu :
(tuff). Batuan ini terdiri dari material fragmen kristal / mineral. Berdasarkan
batuan yang terbentuk dari aktivitas kimia dan mekanik yaitu material asal
70% batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen, tetapi batuan itu
hanya 2% dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen
seperti:
1. Pettijohn, 1995
material hasil perombakan batuan yang sedah ada sebelumnya atau hasil
atau batuan (batuan beku maupun batuan metamorf). Pelapukan dapat juga
diartikan sebagai proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah
pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik,
kimia dan/atau biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source)
membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan
klastika mempunyai komposisi yang sangat berbeda dengan batuan
asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk, tetapi
juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama pelapukan serta proses
oleh:
tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
batuan dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air
menjadi larutan. Selain itu, bagian unsur mineral yang lain dapat
Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisika dan kimia, salah
satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah
akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu
pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk
Transportasi dapat terjadi melalui media air, udara, es, ataupun oleh
pengaruh gravitasi.
1. Akibat Air
mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada
transportasi partikel oleh air, partikel dan air akan bergerak secara bersama-
sama. Sifat fisik fluida yang berpengaruh terutama adalah densitas dan
2. Akibat Udara
kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun. Kapasitas
udara.
3. Akibat Es
Air dan udara adalah media fluida yang jelas, tapi kita juga dapat
besar debris klastik. Pergerakan detritus oleh es penting pada daerah didalam
Yang termasuk dalam sistem sedimen gravity flow antara lain adalah debris
Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya,
dan juga glasier akan meleleh. Akibatnya, pecahan batuan yang terbawa
berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru
pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita
lihat di batuan sedimen saat ini. Deposisi sedimen oleh gravity flow akan
flow karena pada gravity flow transportasi dan deposisi terjadi sangat cepat
menjadi batupasir.
2.8.1.7 Diagenesis
temperatur dan tekanan yang lebih tinggi daripada kondisi selama proses
yaitu proses fisik, kimia, dan biologi. Proses diagenesis sangat berperan dalam
1. Sedimen Klastik
Kata klastik berasal dari bahasa Yunani yaitu clatos yang artinya
pecahan. Batuan sedimen klastik yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Fragmentasi
yang berlangsung pada temperatur rendah dalam suatu sedimen selama dan
2. Sedimen Non-Klastik
dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi
klastik atau non klastika. Namun demikian apabila batuannya sudah sangat
kristalin umumnya terjadi pada batu gamping dan batuan sedimen kaya
1. Fragmen
2. Matrik
3. Semen
yang terbentuk sangat keras. Semen itu tidak selalu dapat diamati
secara megaskopik.
Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopis. Ukuran
butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih terasa ada
butir sepertipasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus
dan lembut ditangan, tidak terasa ada gesekan butir seperti pada lanau, dan bila
Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis
proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987). Butiran dari mineral yang
resisten seperti kuarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan
butiran dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan piroksin. Butiran
berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir. Jarak transport akan
mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin jauh
2. Rounded (membundar)
5. Angular (menyudut)
Gambar 2.9 Kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk.,
1987).
2.10.4 Pemilahan (Sorting)
sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka,
yaitu :
1. Kemas terbuka
Apabila ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka
disebut bimodal clast supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada
supported).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi
Metode yang akan digunakan dalam praktikum acara pertama ini adalah
evaluasi data.
3.2 Tahapan
tahapan yang sistematis guna mendukung pelaksanaan praktikum ini. Adapun tahap
asistensi umum dipaparkan mengenai tata tertib serta peralatan yang wajib
asistensi acara III yaitu batuan Piroklastik dan batuan sedimen klastik Setelah
pertama kali dilakukan adalah melakukan responsi guna mengetahui sejauh mana
ilmu yang ditangkap praktikan seusai asistensi acara. Setelah responsi dilakukan,
sketsa serta mendeskripsi sampel batuan yang telah diberikan pada lembar kerja
praktikum masing-masing.
Pada tahapan ini kami melakukan asistensi dengan asisten terkait lembar
kerja yang telah diisi serta mengamati kembali ke 10 sampel batuan yang telah
Setelah memperoleh analisis data yang benar berdasarkan hasil asistensi dari
asisten, dilanjutkan dengan penusunan laporan sesuai dengan format laporan yang
Laporan yang telah selesai dan telah diasistensikan kembali serta telah
diperoleh hasil yang benar kemudian dikumpulkan di tempat dan waktu yang telah
disepakati.
4.1 Sampel 1
keadaan segar berwarna putih abu-abu dan dalam keadaan lapuk berwarna abu
terbuka, sortasi baik. Ukuran butir yang diamati adalah 2-64 mm dengan struktur
sedimen masif. Komposisi kimianya adalah SiO2 dengan material yang berhasil
(2-64 mm), serta semen yang berbentuk Very Angular berukuran Ash (<2mm).
Batuan Tufa lapilli ini terbentuk berlapisan dengan lava pada gunung api
dengan tipe erupsi yang eksplosif. Deposit yang sangat besar dapat dijumpai pada
jarak yang relatif dekat dengan kawah vulkanik pada zona eksplosif.
Batuan Tufa lapilli ini digunakan sebagai batu penunjang konstruksi dan
keadaan segar berwarna putih abu-abu dan dalam keadaan lapuk berwarna coklat.
Batuan ini memiliki permeabilitas buruk, porositas baik, kemas terbuka, sortasi
buruk. Ukuran butir yang diamati adalah >64 mm dengan struktur sedimen masif.
Komposisi kimianya adalah CaCO3 dengan material yang berhasil diamati adalah
Matriks yang berbentuk Very Angular berukuran Lapili (2-64 mm), serta semen
batu gamping. Jenis batu gamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang
sebagai batu gamping dolomitan. Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka
batu kapur tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping lempungan, dan batu
sangat berpengaruh terhadap warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna
putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-
bersifat keras dan padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal dijumpai
pula yang porous. Batu gamping yang mengalami metamorfosa akan berubah
dijumpai pada marmer. Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap
kalsit.
pengatur pH atau keasaman tanah, sebagai penjernih air, serta sebagai bahan baku
keadaan segar berwarna putih abu-abu dan dalam keadaan lapuk berwarna coklat
muda. Batuan ini memiliki permeabilitas buruk, porositas baik, kemas tertutup,
sortasi baik. Ukuran butir yang diamati adalah 1/256-1/16 mm dengan struktur
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada
feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit
dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz
membuat jenis batuan ini dijadikan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena
kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat
baik untuk dibuat menjadi batu asah yang digunakan untuk menajamkan pisau dan
4.4 Sampel 4
keadaan segar berwarna cokelat abu-abu dan dalam keadaan lapuk berwarna
kemas terbuka, sortasi buruk. Ukuran butir yang diamati adalah 256 mm dengan
struktur sedimen masif. Komposisi kimianya adalah SiO 2 dengan material yang
1922).
Konglomerat terbentuk sebagai hasil penyatuan berbagai gravel terasosiasi
dan terdeposisi pada laut dangkal serta mengalami turbulensi. Umumnya kondisi
4.5 Sampel 5
keadaan segar berwarna kuning kecoklatan dan dalam keadaan lapuk berwarna
abu-abu. Batuan ini memiliki permeabilitas baik, porositas buruk, kemas terbuka,
sortasi baik. Ukuran butir yang diamati adalah 1/12 -1/2 mm dengan struktur
sedimen tidak berlapis. Komposisi kimianya adalah SiO 2 dengan material yang
berhasil diamati adalah Fragmen yang berbentuk Angular dengan ukuran 1/8-1/4
laut dalam. Adapun nama batuannya adalah Batupasir sedang (Wentworth, 1922).
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada
feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit
dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz
Batupasir ini tahan terhadap cuaca tetapi mudah untuk dibentuk. Hal ini
membuat jenis batuan ini dijadikan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena
kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat
baik untuk dibuat menjadi batu asah yang digunakan untuk menajamkan pisau dan
4.6 Sampel 6
keadaan segar berwarna putih abu-abu dan dalam keadaan lapuk berwarna abu
tertutup, sortasi buruk. Ukuran butir yang diamati adalah >2 mm dengan struktur
sedimen tidak berlapis. Komposisi kimianya adalah CaCO3 dengan material yang
berhasil diamati adalah Matriks yang berbentuk Sub-Angular berukuran 1/2 - 1
Batulempung ini terbentuk pada lingkungan darat maupun laut, contoh di daerah
dataran banjir, delta, danau, lagoon dan laut. Batulempung yang terbentuk pada
tebal, mengandung fosil laut dalam, atau binatang yang hidup di laut dangkal yang
4.7 Sampel 7
keadaan segar berwarna kuning kecoklatan dan dalam keadaan lapuk berwarna
putih kecoklatan. Batuan ini memiliki permeabilitas baik, porositas buruk, kemas
terbuka, sortasi buruk. Ukuran butir yang diamati adalah 1/8 -1/4 mm dengan
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada
feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit
dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz
keadaan segar berwarna putih kelabu dan dalam keadaan lapuk berwarna hitam
tertutup, sortasi buruk. Ukuran butir yang diamati adalah 1/16 -1/8 mm dengan
material yang berhasil diamati adalah Fragmen yang berbentuk Rounded dengan
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada
feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit
dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz
Gedung dan bangunan sebab sifatnya yang lebih tahan terhadap pengaruh cahaya
4.9 Sampel 9
keadaan segar berwarna kuning kecoklatan dan dalam keadaan lapuk berwarna
kemas tertutup, sortasi buruk. Ukuran butir yang diamati adalah 1/2 -1 mm
dengan struktur sedimen masif. Komposisi kimianya adalah SiO2 dengan material
tertransportasi oleh angin dan air baik itu pada arus torensial ataupun alluvial. Pada
deposit laut, umum ditemukan pada dasar dari transgresi konglomerat yang
4.10 Sampel 10
keadaan segar berwarna kuning kecoklatan dan dalam keadaan lapuk berwarna
kemas tertutup, sortasi baik. Ukuran butir yang diamati adalah 1/256 -1/16 mm
dengan material yang berhasil diamati adalah semen yang berbentuk Very
Batulempung ini terbentuk pada lingkungan darat maupun laut, contoh di daerah
dataran banjir, delta, danau, lagoon dan laut. Batulempung yang terbentuk pada
tebal, mengandung fosil laut dalam, atau binatang yang hidup di laut dangkal yang
5.1 Kesimpulan
1. Batuan piroklastik adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi,
sedimen adalah batuan yang terbentuk dari aktivitas kimia dan mekanik
yaitu material asal yang mengalami proses pelapukan dan erosi yang
komposisi kimia, komposisi material yang terdiri dari fragmen, matriks, dan
ialah Fisher (1966).batuan sedimen klastik dimulai dari tekstur yang terdiri
dari permeabilitas, porositas, kemas, dan sortasi. Lalu, ukuran butir, struktur
mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang sangat
besar yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma yang dikeluarkan oleh
5.2 Saran
Haldar S.K. 2014. Introduction to Mineralogy and Petrology, Elsevier Library and
Congress : Oxford.
Noor Djauhari. 2012. Pengantar Geologi, Program studi Teknik Geologi, Fakultas
Noor Djauhari. 2009. Pengantar Geologi Edisi Pertama, Program studi Teknik
Simon dan Schusters. 2008. Guide to Rocks and Minerals, Rockefeller Center:
New York
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA III : BATUAN SEDIMEN I (BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN
BATUAN PIROKLASTIK)
LAPORAN
OLEH:
URIP CAHYADI
D061201021
GOWA
2021