PENDAHULUAN
1.1 Maksud
a.Mengamati batuan dan mendeskripsikan secara megaskopis.
b.Menentukan komposisi material penyusun yang terdapat dalam batuan.
c.Menentukan struktur, tekstur, sortasi, serta petrogenesa batuan.
d.Menentukan nama batuan dengan menggunakan klasifikasi yang ada.
1.2 Tujuan
a.Mampu mengamati batuan dan mendeskripsikan secara megaskopis.
b.Mampu menentukan komposisi material penyusun yang terdapat dalam
batuan.
c.Mampu menentukan struktur, tekstur, sortasi, serta petrogenesa batuan.
d.Mampu menentukan nama batuan dengan menggunakan klasifikasi yang
ada.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, tanggal
: Rabu, 24 April 2013
Waktu
: 16.00 17.30 WIB
Tempat
: Laboratorium Petrologi Gedung Pertamina Sukowati
BAB II
DASAR TEORI
Page
Page
Page
Piroklastik Aliran
Piroklastik aliran adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi,
dekat permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi
yang dihasilkan oleh erupsi volkanik (Wright et al 1981, vide Mc Phie et
al 1993). Fisher & Schmincke (1984) menyebutkan bahwa piroklastik
aliran adalah aliran densitas partikel-partikel dan gas dalam keadaan
panas yang dihasilkan oleh aktifitas volkanik. Aliran piroklastik
melibatkan semua aliran pekat yang dihasilkan oleh letusan atau guguran
lava baik besar maupun kecil.
b. Piroklastik Jatuhan
Page
Sortasi
Ketebalan lapisan
Piroklastik Jatuhan
Sortasi baik (well sorted)
Teratur
dan
mengikuti
Piroklastik aliran
Sortasi buruk (poorly sorted)
Tidak teratur, menipis pada tinggian,
permukaan
menebal
yang
ditutupi
Gradasi dan
(mantle bedding)
Lapisan massif jarang; gradasi
laminasi
umum
terakumulasi
normai
pada
endapan
banyak
turbulen
yang
dan
ditemukan
dijumpai
itu
mendasari
pada
umumnya
atau
Struktur primer
yang lain
lapisan
atas
subaerial
pada
tidak ada.
Tidak ada
subagueous.
Lubang/pipa
gas-escape umum
Sekuen struktur
pada
beberapa
endapan
primer. (Phmary
sructure
jarang
seguence)
transportasi
teramati
pada
sedimen
massa
(mass-
c. Piroklastik Surge
Piroklastik surge adalah ground hugging, dilute (rasio partikel gas
rendah), aliran purticulate yang diangkut secara lateral di dalam gas
Page
b. Aglomerat
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi materialmaterial dengan kandungan yang didominasi oleh bomb gunung api
dimana kandungan lapili dan abu kurang dari 25%.
c. Batu Lapili
Batu lapili adalah batuan yang dominan terdiri dari fragmen lapili
dengan ukuran 2 64 mm.
d. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami
konsolidasi, dengan kandungan abu mencapai 75%. Macamnya : tuff
lapili, tuff aglomerat, tuff breksi, dan tuff breksi piroklastik (Endarto,
Danang, 2005).
a.
b.
Page
Page
Ukuran Butir
> 64 mm
< 64 mm
< 2 mm
< 0,063 mm
Jenis Butir
Coarse Fine Block & Bomb
Lapili
Coarse Ash
Fine Ash
khususnya
yang
berbutir
halus
berdasarkan
perkembangan
terbentuknya
batuan
Page
Ukuran fragmen
Komposisi fragmen
a.
Essential
:
Accessor
:
Accidental
Rudyte
:
2,5 0,5 mm
Arenyte
:
< 0,5 mm
Lutyte
:
Klasifikasi batuan piroklastik dari Wenworth dan Williams (1932)
dalam Pettijohn banyak dipakai, tetapi kisaran yang dipakai tidak sama
antara batuan sedimen dan piroklastik :
Aglomerat
antara 4 mm 32 mm
Tuff kasar
Tuff halus
Page
0,25 4 mm
: tuff kasar
< 0,25 mm
: tuff halus
Vitric Tuff
Lithic Tuff
Crystal Tuff
c.
Page
Tuf mengandung gelas antara 50% - 75% dan kristal 25% - 50%.
3. Crystal vitric tuff
Tuf mengandung gelas antara 25% - 50% dan kristal 50% - 75%.
4. Crystal tuff
Tuf mengandung gelas antara 0% - 25% dan kristal 75% - 100%.
Heinrich (1956) mengatakan bahwa selama pengendapan tuf bisa
bercampur dengan material sedimen yang bermacam-macam. Material
sedimen yang paling banyak dapat dipakai untuk pemberian nama tuf.
Misal serpihan atau mengandung gamping, tuf gampingan dan
sebagainya.
Batuan sedimen non volkanik, bisa tercampuri oleh tuf hasil letusan
gunung berapi, sehingga membentuk campuran dua bahan pembentuk
batuan yang mempunyai sumber dan proses pembentukan yang tidak
sama. Pettijohn (1975), adanya tuf di dalam batuan sedimen bisa
dipergunakan untuk pemerian tambahan. Sehingga akan diperoleh
penamaan seperti batupasir tufan, serpih tufan dan lainnya.
Klasifikasi berdasarkan komposisi sangat penting untuk analisa tuf.
Batuan yang berdasarkan ukuran fragmen dengan mudah dan sederhana
dapat dimasukkan ke dalam kelompok tuf ini, ternyata mempunyai
komposisi
yang
cukup
berariasi.
Variasi
komposisi
tersebut
dikelompokan lagi.
Vitric Tuff menurut Heinrich (1956), penyusun utama terdiri atas
gelas. Tuf vitrik merupakan hasil endapan primer material letusan
gunungapi. Komposisi umumnya bersifat riolitik, meskipun juga
dijumpai berkomposisi dasitik, trasitik, andesitik dan basaltik.
Kepingan gelas umumnya mempunyai bentuk meruncing. Inklusiinklusi magnetit banyak dijumpai dalam gelas. Gelas biasanya tidak
berwarna, tetapi apabila berkomposisi basaltik berwarna kuning sampai
coklat.
Page
Tuf palagonit
Penyusun utama gelas basa, dengan warna kuning kehijauan
sampai coklat tua. Tuf palagonit umumnya mengandung kristal-kristal
plagioklas, olivin, piroksen dan bijih besi, lubang-lubang banyak terisi
kalsit atau zeolit, Heinrich (1956).
Tuf pisolit
Penyusun terdiri atas pisolit-pisolit abu gelas yang sangat halus,
Williams, Turner dan Gilbert (1954).
Crystal tuff komposisi dominan terdiri atas kristal, sedangkan
gelas dijumpai berjumlah sedikit.
Tuf kristal riolitik, yaitu kristal kuarsa, sanidin, biotit, hornblende, lain
yang terkadang dijumpai seperti augit. Tuf kristal yang mengandung
tridimit.
Page
Page
BAB III
HASIL DESKRIPSI
Page
Gambar Batuan
Lubang gas
Ash
Biotit
Nama Batuan
Hornblende
Page
Deskripsi Megaskopis
a. Warna
: Abu-abu pucat
b. Struktur
: Massif
c. Tekstur
: Glassy
d. Sortasi
: Baik
Deskripsi Komposisi
a. Matriks
: Ash 100%
b. Fragmen
:Petrogenesa
:
Struktur massif, teksturnya glassy, dan sortasi baik. Komposisinya seluruh
ash. Kandungan gasnya cukup tinggi, sifat magmanya asam, viskositasnya
tinggi, dan tipe letusannya eksplosif. Jenis depositnya fall deposit. Pada
fasies gunung api, batuan ini mungkin ditemukan pada zona medial.
Gambar Batuan
Tuff
Nama Batuan
Page
Gelas
Nama Batuan
Petrogenesa
:
Struktur massif, teksturnya fragmental, dan sortasi sedang. Komposisinya
ash dan kristalin. Kandungan gasnya sangat rendah bahkan tidak ada, sifat
magmanya basa, viskositasnya rendah, dan tipe letusannya efusif. Jenis
depositnya flow deposit, fragmennya terbentuk terlebih dahulu pada aliran
lava kemudian matriksnya menyisip saat lavanya mengalir pada tubuh
Page
gunung api. Pada fasies gunung api, batuan ini mungkin ditemukan pada
zona medial.
Gambar Batuan
Biotit
Lapili
Tuff
Hornblende
Nama Batuan
BAB IV
PEMBAHASAN
Batuan beku fragmental merupakan batuan yang dihasilkan oleh proses
lisenifikasi bahan-bahan lepas yang dilemparkan dari pusat vulkanik selama
erupsi eksplosif kemudian bahan-bahan jatuhannya mengalami litifikasi baik
sebelum ditransport maupun rewarking oleh air atau es (W.T. Huang, 1962).
Pada praktikum ini dengan menggunakan media batuan peraga, dikenalkan
jenis-jenis batuan beku fragmental beserta struktur dan teksturnya. Kemudian
dilakukan deskripsi secara megaskopis terhadap empat contoh batuan peraga
dengan deskripsi berupa warna, struktur, tekstur, serta komposisi dan kelimpahan
mineral penyusunnya. Sehingga dapat diinterpretasikan petrogenesanya dan
Page
Page
deposit, karena berasal dari letusan magma yang bersifat asam. Pada saat
gunung api mengalami erupsi, partikel-partikel berukuran halus yang terlontar
saat erupsi langsung mendingin dengan cepat sehingga memiliki ukuran ash
atau debu vulkanik sekitar < 2mm (Fischer, 1966). Kemudian berjatuhan pada
tubuh gunung api dan sekitarnya kemudian terendapkan. Pada saat yang
bersamaan pula kristal-kristal yang terbentuk dalam gunung api juga terlontar
saat erupsi sehingga mengalami pengendapan bersamaan dengan abu
vulkanik. Dalam selang beberapa waktu batuan tersebut mengalami
kompaksi. Pada fasies gunung api, batuan ini kemungkinan terbentuk pada
zona medial.
Karena strukturnya yang skoria dan teksturnya gelasan, nama batuan ini
adalah Skoria (Thorpe & Brown, 1985).
Page
batuan ini terbentuk saling mendorong keluar hingga terbentuknya lubanglubang pada batuan saat membeku. Kemudian memiliki tipe letusan berupa
eksplosif karena umumnya magma dengan tingkat viskositas tinggi akan
mengalami letusan tipe ini. Jenis deposit dapat diperkirakan berupa fall
deposit, karena berasal dari letusan magma yang bersifat asam. Pada saat
gunung api mengalami erupsi, partikel-partikel berukuran halus yang terlontar
saat erupsi langsung mendingin dengan cepat sehingga memiliki ukuran ash
atau debu vulkanik sekitar < 2mm (Fischer, 1966). Kemudian berjatuhan pada
tubuh gunung api dan sekitarnya kemudian terendapkan. Dalam selang
beberapa waktu batuan tersebut mengalami kompaksi. Pada fasies gunung
api, batuan ini kemungkinan terbentuk pada zona medial.
Karena komposisinya terdiri dari abu vulkanik seluruhnya, maka nama
batuan ini adalah Tuff (Fischer, 1966).
4.3 Nomor Batuan Peraga PR 02
Melalui pengamatan secara megaskopis batuan peraga ini merupakan
batuan beku fragmental, dapat dikatakan batuan beku fragmental karena
memiliki tekstur dan struktur tertentu. Batuan beku fragmental merupakan
batuan beku yang terbentuk dari hasil lontaran material gunung api saat
mengalami erupsi. Selain itu tekstur batuan beku fragmental mirip dengan
batuan sedimen tetapi tidak sama. Umumnya terdiri dari gelasan atau
fragmental dan bisa saja terdapat kristalin.
Dari pengamatan megaskopis, nomor batuan peraga PR 02 memiliki
warna biru transparan. Strukturnya berupa massif, karena terlihat pejal tanpa
adanya lubang-lubang gas. Kemudian teksturnya berupa glassy. Batuan ini
memiliki komposisi seluruhnya terdiri dari gelasan.
Pada pembentukan batuan ini dapat diinterpretasikan bahwa batuan
beku ini terbentuk dari magma yang bersifat asam kemudian saat erupsi, lava
magma tersebut mengalir pada tubuh gunung api dan sekitarnya. Akibat dari
kontak langsung dengan air, maka batuan ini mengalami pembekuan yang
sangat cepat. Sehingga lava yang membeku tersebut tidak sempat membentuk
kristal-kristal saat mengalami pembekuan dan akhirnya yang terbentuk adalah
gelasan.
Page
Page
deposit dapat diperkirakan berupa flow deposit, karena berasal dari letusan
magma yang bersifat basa. Pada saat gunung api mengalami erupsi, fragmenfragmen yang keluar mengalir di atas tubuh gunung api dengan cepat
sehingga membawa dan menyeret material apapun yang dilaluinya. Hal
tersebut yang menyebabkan sortasi pada batuan ini buruk hingga sedang.
Pada saat pembentukannya, fragmen-fragmen batuan yang berupa ash dan
kristalin ini mengalir melewati endapan lapili sehingga lapili tersebut
menyisip di celah-celah fragmen membentuk matriks dan mengalami
pengendapan. Dalam selang beberapa waktu batuan tersebut mengalami
kompaksi. Pada fasies gunung api, batuan ini kemungkinan terbentuk pada
zona medial.
Karena komposisinya terdiri dari abu vulkanik sebanyak 50% dan lapili
sebanyak 30%, maka nama batuan ini adalah Tuff-brecia (Fischer, 1966).
Page
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Batuan peraga nomor 47, warna abu-abu gelap, struktur skoria,
teksturnya glassy dengan sortasi sedang, jenis depositnya fall deposit,
fasies gunung api zona medial, merupakan batuan beku fragmental yang
menurut klasifikasi Thorpe & Brown (1985) dinamakan skoria.
Batuan peraga nomor PR 10, warna abu-abu pucat, struktur massif,
teksturnya fragmental dengan sortasi baik, jenis depositnya fall deposit,
fasies gunung api zona medial, merupakan batuan beku fragmental yang
menurut klasifikasi Fischer (1966) dinamakan tuff.
Batuan peraga nomor PR 02, warna biru transparan, struktur massif,
teksturnya glassy, merupakan batuan beku fragmental yang menurut
klasifikasi Thorpe & Brown (1985) dinamakan obsidian.
Batuan peraga nomor PR 01, warna putih pucat, struktur massif,
teksturnya fragmental dengan sortasi sedang, jenis depositnya flow
deposit, fasies gunung api zona medial, merupakan batuan beku
fragmental yang menurut klasifikasi Fischer (1966) dinamakan tuffbrecia.
5.2 Saran
a. Pada penentuan jenis deposit kurang akurat jika hanya dilihat dari
handspacement.
b. Perlu diperdalam lagi materi mengenai batuan beku fragmental,
khususnya saat melihat kasus langsung di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Page
(Diakses
Page
LAMPIRAN
Page