Lintasan Kompas
Gambar 7.1. Contoh suatu lintasan geologi yang tertutup dan lintasan
terbuka.
7.2.1. Perencanaan lintasan.
Perencanaan lintasan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan
medan dimana lintasan tersebut akan dilakukan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1.
2.
3.
dilakukan
pengukuran
dengan
langkah,
sebelum
menghitung
langkah
dan
menentukan
besarnya
lereng.
titik
dan
A.
Ternyata
garis
DE
membuat
jam terhadap AF. Oleh karena itu semua segmen lintasan harus
dikoreksi ke arah yang searah jarum jam.
2. Bila ternyata bahwa AE lebih panjang dari pada AF. Oleh , maka
semua segmen harus dikurangi sebesar persentase kepanjangan AE
terhadap AF.
3. Buatlah dari A, B, C, dan D garis-garis AA, CC, dan DD yang
menyimpang dari garis-garis AB, BC, CD dan DE sebesar a o searah
jarum jam.
4. Ukurlah AM digaris AAsepanjang AB x koreksi.
5. Buatlah dari M garis MN yang sejajar dengan BB dan panjang MN =
BC x koreksi
6. Buatlah dari N garis No yang sejajar dengan CC, di mana panjang
NO = CD x koreksi.
7. Demikian juga untuk garis OF sejajar DD dimana OF = DE x koreksi.
8. Hubungkanlah O dan f. dengan demikian a-M-N-O-F adalah lintasan
yang telah dikoreksi.
Dengan
sendirinya
hasil
koreksi
jarak
dan
sudut
akan
memberikan perbedaan bentuk lintasan (Gambar 7.4c) karena koreksikoreksi tersebut dilakukan dengan mengacu terutama terhadap koordinat
titik akhir pengamatan.
pelaksanaan
di
lapangan,
patok-patok/titik-titik