Anda di halaman 1dari 6

RESUME

BATUAN PIROKLASTIK

1. Pengertian Batuan Piroklastik

Pada dasarnya batuan piroklastik merupakan batuan yang tersusun atas


material hasil dari letusan gunung berapi yang merupakan dampak dari adanya
gaya endogen, setelah gunung api meletus hasil material vulkanik tersebut
mengalami pengendapan yang sesuai dengan zona pengendapan nya, lalu
setelah material-material tersebut mengalami proses pengendapan lalu
mengalami proses kompaksi (litifikasi) yang kemudian menjadi batuan piroklastik.
Sedangkan menurut Henrick,1959 “ Batuan yang terdiri dari bahan
rombakan yang diletuskan dari lubang volkanik, diangkut melalui udara sebagai
bahan maupun awan pijar, kemudian diendapkan di atas tanah dalam kondisi
kering atau dalam tubuh air”.

Sumber: anonim,2015
Gambar 1
Batu Piroklastik

2. Genesa Batuan Piroklastik


Keterbentukan batuan piroklastik ini diawali oleh letusan gunung api yang
berawal dari magma yang keluar dari dasar bumi. Pada saat gunung api meletus
magma yang berasal dari pusat bumi keluar menuju permukaan bumi yang
diakibatkan oleh energi yang sangat besar yaitu adalah gaya endogen. Gaya
endogen ini berupa panas dari inti bumi yang menyebakan arus konveksi terjadi.
Magma yang dikeluarkan oleh gunung itu terhembus ke udara bebas yang
berada di permukaan gunung melalui bidang yang lemah ataupun melalui celah,
sehingga magma tersebut membeku karena penurunan suhu dan membentuk
gumpalan yang mengeras yang kemudian disebut batu piroklastik. gumpalan
tersebut memiliki tekstur dan struktur yang tertentu pula. Sedangkan untuk batu-
batu tadi yang telah mengalami proses pengangkutan (transportasi) oleh faktor
luar yaitu angin dan air, maka batuan tersebut disebut dengan batuan epiklastik.
Untuk tipe-tipe pola endapan batuan piroklastik dibagi ke dalam tiga jenis
diantaranya : fall deposite( jatuhan), flow deposite (aliran), dan yang terakhir ialah
surge.

Sumber: anonim,2014
Gambar 2
Macam-Macam Endapan

2.1. Endapan Fall Deposite


Untuk endapan tipe fall deposite ini merupakan endapan yang terbentuk
setelah material yang diletuskan oleh gunung api ini menuju atmosfir bumi yang
nantinya akan membentuk kolom asap yang berupa tefra dan gas , kemudian
material-material tersebut jatuh kembali ke permukaan bumi yang dipengaruhi
oleh gaya gravitasi bumi. Untuk ciri yang dimiliki oleh endapan fall deposite
adalah memiliki ketebalan endapan yang seragam dan mengikuti kondisi dari
topografi pada daerah itu sendiri, tidak pernah ditemukanya lapisan yang silang-
siur, endapan pada umumnya ditemukan pada dekat sumber dari erupsi atau
dengan kata lain terekat antara satu dengan yang lainnya, dan pada fall deposite
ini dapat terpilah dengan baik walaupun biasanya endapan piroklastik terendap
dengan buruk.
2.2. Endapan Flow Deposite
Endapan flow deposite atau tipe endapan aliran ini dihasilkan oleh aliran
material pada permukaan yang bergerak cepat dan memiliki suhu yang
cenderung tinggi dan juga memiliki konsentrasi gas yang tinggi, bahkan untuk
beberapa bagian berbentuk cairan. Pergerakan endapan aliran ini sangat
dipengaruhi oleh topografi dan juga gravitasi sehingga endapan tipe ini
cenderung untuk mengisi lembah-lembah atau bagian yang rendah.
Aliran piroklastik yang memiliki material pembentuk utama batuapung
pada umumnya sangat merusak, dikarenakan material tersebut bergerak sangat
cepat dan sebarannya membentuk suatu fasies aliran piroklastik yang
menyelimuti topografi.
Endapan dengan mekanisme pengendapan flow deposite atau aliran ini
biasanya memiliki ciri sebagai berikut :
a). Pada umumnya batuanya massif dan terpilah cukup buruk,
b).Pemilahan yang buruk terjadi dikarenakan oleh konsentrasi partikel
yang tinggi dan mekanisme aliran yang mendominasi sehingga dihasilkan
aliran laminasi. Bukan dikarenakan faktor turbelensi.
c). terdapat lapisan bersusun dari butiran besar, yang biasanya disebut
dengan lapisan ekor pengendapan.
2.3 Endapan Surge
Untuk endapan tipe piroklastik surge merupakan tipe flow deposite tetapi
yang membedakan antara keduanya yaitu untuk tipe endapan surge factor yang
mendominasi utama ialah jumlah dari kandungan air. Pada mekanisme
pembentukannya ialah penyebaran material vulkanik pada permukaan yang
dipengaruhi oleh turbulensi dan konsentrasi gas rendah.
Endapan tipe surge ini memiliki ciri diantaranya ialah:
a). pada umumnya menyelimuti topografi, sehingga biasanya tipe
endapan surge ini endapannya berada menumpuk di bagian topografi
rendah.
b). Lapisannya tidak menerus, terbentuk dari struktur-struktur sedimentasi
lapisan silang-siur, bentuk dune, membaji, bergelombang, pembebanan
atau pengerukan,
c). Untuk perlapisannya baik, dan dapat terpilah dengan baik juga, tetapi
untuk bagian dasar pada umumnya terpilah dengan buruk.

3. Mineral Penyusun
Pada dasarnya untuk mineral penyusun dari batuan piroklastik sendiri
hampir sama dengan mineral pembentuk pada batuan beku. Hal ini disebabkan
oleh karena zat yang terkandung pada mineral yang menyusunya sama, yaitu
tersusun dari magma, mengingat batuan piroklastik ini terbentuk dikarenakan
oleh letusan gunung api. Untuk membedakan antara batu piroklastik dengan
batuan beku maka dapat dilihat dari bentuk butirannya, pada batuan beku
umumnya butirannya merupakan campuran dari beberapa butir sedangkan pada
batuan piroklastik butirannya merupakan gabungan dari butiran. Mineral
penyusun batuan piroklastik umumnya terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
a). Mineral Sialis : mineral kuarsa, mineral feldspar dan mineral felspatoid.
b). Mineral Femis : Mineral Femis sendiri biasanya sangat kaya akan
kandungan besi magnesiumnya, yang terdiri dari olivin, melilit dan
piroskin.
c).Mineral Tambahan : biotit, amfibol dan hipersten.

4. Jenis-Jenis Batuan Piroklastik


Batuan piroklastik memiliki beberapa jenis diantaranya adalah:
A).Scoria adalah sebuah bebatuan vulkanik. Nama lama Scoria adalah
cinder. Scoria diproduksi oleh fragmentasi aliran lava. Kubah vulkanik
scoria dapat ditinggalkan setelah letusan, biasanya membentuk gunung
dengan kawah di puncaknya. Contohnya Gunung Wellington, Auckland di
Selandia Baru yang seperti gunung Three Kings di selatan kota yang
sama.

Sumber: anonim,2018
Gambar 3
Batuan Scoria
B). Tuff (dari bahasa Italia "tufo") adalah jenis batu yang terdiri dari
konsolidasi abu vulkanik yang dikeluarkan dari lubang ventilasi selama
letusan gunung berapi. Tuff kadang-kadang disebut tufa, terutama bila
digunakan sebagai bahan bangunan, meskipun tufa juga mengacu pada
batu yang sangat berbeda.

Sumber: anonim,2015
Gambar 4
Batu Tuff

5. Klasifikasi Batuan Piroklastik


Pada batuan piroklastik sendiri memiliki klasifikasi tertentu. Banyak para
ahli yang membuat klasifikasi batuan piroklastik ini dengan dasar
pengklasifikasian yang berbeda-beda tiap ahlinya. Meskipun yang menjadi factor
utama dasar penamaan ialah ukuran butir tetapi tiap ahli tidak memiliki
keseragaman pada tiap ukuran besar butirnya. Pada umumnya klasifikasi yang
digunakan ialah klasifikasi menurut Wentworth dan Fisher.

Sumber: Anonim,2014
Gambar 5
Klasifikasi Batuan Piroklastik
KESIMPULAN

Batuan piroklastik merupakan batuan yang tersusun atas material hasil


dari letusan gunung berapi yang merupakan dampak dari adanya gaya endogen,
setelah gunung api meletus hasil material vulkanik tersebut mengalami
pengendapan yang sesuai dengan zona pengendapan nya, lalu setelah material-
material tersebut mengalami proses pengendapan lalu mengalami proses
kompaksi (litifikasi) yang kemudian menjadi batuan piroklastik.
Keterbentukan batuan piroklastik ini diawali oleh letusan gunung api yang
berawal dari magma yang keluar dari dasar bumi. Pada saat gunung api meletus
magma yang berasal dari pusat bumi keluar menuju permukaan bumi yang
diakibatkan oleh energi yang sangat besar yaitu adalah gaya endogen. Untuk
tipe-tipe pola endapan batuan piroklastik dibagi ke dalam tiga jenis diantaranya :
fall deposite( jatuhan), flow deposite (aliran), dan yang terakhir ialah surge.
Mineral penyusun batuan piroklastik terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
a). Mineral Sialis : mineral kuarsa, mineral feldspar dan mineral felspatoid.
b). Mineral Femis : Mineral Femis sendiri biasanya sangat kaya akan
kandungan besi magnesiumnya, yang terdiri dari olivin, melilit dan
piroskin.
c).Mineral Tambahan : biotit, amfibol dan hipersten.

Anda mungkin juga menyukai