Batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu hasil lelehan yang merupa
kan lava yang telah dibahas dan diklasifikasikan dalam batuan beku, serta dapat p
ula berupa produk ledakan atau eksplosif yang bersifat fragmental dari semua bent
uk cair, gas, ataupun padat.
Berdasarkan klasifikasi genetik, batuan piroklastik terdiri dari 3 jenis endapan
piroklastik yaitu:
1. Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastic fall deposits)
Dihasilkan dari letusan eksploif material vulkanik dari lubang vulkanik ke at
mosfer dan jatuh kembali ke bawah dan terkumpul di sekitar gunung api. Endapan
ini umumnya menipis dan ukuran butir menghalus secara sistimatis menjauhi pusa
t erupsi, pemilahannya baik, menunjukan grading normal pumis dan fragmen litik,
mungkin menunjukan stratifikasi internal dalam ukuran butir atau komposisi, kom
posisi pumis lebih besar daripada litik.
33
34
c. Lapili
Lapili berasal bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil erupsi
eksplosif gunung api yang berukuruan 2mm-64mm.
d. Debu Gunung Api
Debu gunung api adalah batuan piroklastik yang berukuran 2mm-
1/256mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat erupsi
eksplosif. Namun ada juga debu gunung berapi yang terjadi karena proses
penggesekan pada waktu erupsi gunung api. Debu gunung api masih
dalam keadaan belum terkonsolidasi (Endarto, Danang, 2005).
2. Endapan Piroklastik yang Terkonsolidasi (consolidated)
a. Breksi piroklastik
Breksi piroklastik adalah batuan yang disusun oleh blok-blok gunung api
yang telah mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50% serta
mengandung lebih kurang 25% lapili dan abu.
b. Aglomerat
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material-
material dengan kandungan yang didominasi oleh bomb gunung api
dimana kandungan lapili dan abu kurang dari 25%.
c. Batu lapilli
Batu lapili adalah batuan yang dominant terdiri dari fragmen lapili dengan
ukuran 2-64 mm.
d. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami konsolidasi,
dengan kandungan abu mencapai 75%.
2. Warna
3. Struktur
Struktur adalah hubungan antara golongan butir-butir penyusun batuan
piroklastik. Beberapa di antaranya adalah:
a. Masif
Yaitu apabila tidak terlihat struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.
b. Perlapisan
Terjadi karena adanya variasi warna, perbedaan besar butir, perbedaan
komposisi mineral, ataupun perubahan macam batuan.
c. Laminasi
Perlapisan sejajar bila memiliki kurang dari 1cm. Terbentuk dari suspensi
energi yang besar.
4. Tekstur
Suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta s
usunannya. Adapun tekstur meliputi:
a. Ukuran butir
Ukuran butir pada batuan piroklastik didasarkan pada skala Fisher (1966).
Tabel 5.1 Klasifikasi batuan piroklastik
(Sumber: Fisher, 1966)
d. Kemas (fabric)
Hubungan antara butir dalam material batuan sedimen ada dua macam:
1) Kemas terbuka, hubungan butir materialnya tidak saling
bersinggungan.
2) Kemas tertutup, hubungan antara material saling bersinggungan.
5. Komposisi Batuan Vulkanik Klastik
Komposisi batuan vulkanik dibagi menjadi fragmen, matriks, dan semen,
seperti halnya batuan sedimen klastik. Perbedaannya hanya terletak pada
klasifikasi ukuran butirnya.
6. Nama Batuan
7. Petrogenesa