Anda di halaman 1dari 4

Secara umum,

jurnal ini membahas tentang biostratigrafi mikrofosil suksesi Paleogen di lepas pantai
Greenland Barat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat zonasi biostratigrafi yang lebih rinci
dari suksesi Paleogen bagian bawah dan untuk mengevaluasi interpretasi baru terhadap fauna
mikrofosil yang dapat memberikan penjelasan lebih lanjut tentang palynostratigrafi fauna
mikrofosil yang baru direvisi. Jurnal ini juga membahas distribusi mikrofosil dalam sedimen
dari masing-masing sumur yang diselidiki, serta keadaan geologi daerah yang diselidiki.
Selain itu, penelitian ini juga mencatat perbedaan signifikan antara interpretasi
palinostratigrafi Toxwenius (1986a) dan Nøhr-Hansen (1998). Penelitian ini bertujuan untuk
menunjukkan apakah interpretasi baru terhadap biostratigrafi fauna mikrofosil dapat
memberikan penjelasan yang lebih jauh mengenai palynostratigrafi fauna mikrofosil yang
baru direvisi.

Lokasi penelitian ini adalah di lepas pantai Greenland Barat, khususnya di Selat Davis.
Penelitian ini juga mencakup beberapa sumur bor, yaitu Hellefisk-1, Ikermiut-1, Kangâmiut-
1, Nukik-1, dan Nukik-2.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis biostratigrafi mikrofosil suksesi
Paleogen di lepas pantai Greenland Barat dengan tujuan utama sebagai berikut:
1. Membuat zonasi biostratigrafi yang lebih rinci dari suksesi Paleogen bagian bawah di
wilayah tersebut.
2. Mengevaluasi interpretasi baru terhadap fauna mikrofosil yang dapat memberikan
penjelasan lebih lanjut tentang palynostratigrafi fauna mikrofosil yang baru direvisi.
3. Menyediakan informasi tentang distribusi mikrofosil dalam sedimen dari masing-
masing sumur yang diselidiki.
4. Menyediakan pemahaman yang lebih baik tentang keadaan geologi daerah yang
diselidiki, termasuk pembukaan Laut Labrador pada masa Mesozoikum Akhir -
Kenozoikum Awal dan pembentukan cekungan keretakan di sepanjang tepi
Greenland Barat.
5. Meningkatkan kerangka stratigrafi wilayah lepas pantai Greenland Barat untuk
mendukung kegiatan pengeboran minyak bumi dan penelitian geologi lainnya.

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang biostratigrafi mikrofosil suksesi Paleogen di lepas pantai Greenland Barat
dan memberikan kontribusi penting dalam pemahaman geologi wilayah tersebut.
Metode penelitian melibatkan pengumpulan sampel dari lima sumur bor, yaitu Hellefisk-1,
Ikermiut-1, Kangâmiut-1, Nukik-1, dan Nukik-2. Sampel-sampel ini kemudian dipersiapkan
dan dianalisis untuk mengidentifikasi dan mempelajari mikrofosil seperti foraminifera,
radiolaria, ostracoda, gastropoda, dan bivalvia.

distribusi mikrofosil dijelaskan berdasarkan analisis sampel dari lima sumur bor di lepas
pantai Greenland Barat, yaitu Hellefisk-1, Ikermiut-1, Kangâmiut-1, Nukik-1, dan Nukik-2.
Berikut adalah rangkuman distribusi mikrofosil secara rinci:
1. Hellefisk-1:
 Sedimen Paleosen Atas dan Eosen Bawah mengandung beragam fauna mikrofosil
yang terpelihara dengan baik, termasuk foraminifera, radiolaria, ostracoda,
gastropoda, bivalvia, dan diatom.
 Interval Eosen Tengah dan Eosen Bawah Atas kurang terwakili oleh mikrofauna,
dengan sampel sering kali tandus atau hanya mengandung fragmen batubara.
 Litologi sedimen terdiri dari batupasir klastik yang bersinggungan dengan lapisan
batulumpur tipis. Sedimen ini diendapkan pada lingkungan paleoen laut marginal
dekat pantai.
2. Ikermiut-1:
 Sedimen ini mengandung proporsi terbesar foraminifera bentik berkapur dari semua
sumur bor yang diselidiki pada interval Eosen dan Paleosen paling atas.
 Interval Paleosen Akhir ditandai oleh kehadiran Stensioeina beccariiformis dan
Cibicidoides harii.
 Litologi sedimen terdiri dari batupasir Neogen hingga Eosen Tengah di bagian atas,
diikuti oleh batulumpur Eosen Bawah dan Paleosen. Bagian bawah sedimen ini juga
mengandung batulumpur Kapur (Turonian?-Santonian).
3. Kangâmiut-1:
 Sedimen ini mengandung campuran foraminifera bentik dan planktik yang
diaglutinasi, diikuti oleh diatom dan kadang-kadang ostrakoda.
 Interval Cenodiscus-Cenosphaera ditandai oleh kehadiran Cenodiscus spp. dan
Cenosphaera spp.
 Litologi sedimen terdiri dari batulempung klastik dan batulanau dengan lapisan
batupasir berselang-seling. Sedimen ini diendapkan di lingkungan laut marginal dekat
pantai.
4. Nukik-1 dan Nukik-2:
 Sedimen Paleosen (Nukik-2) dan Eosen (terutama Nukik-1) mengandung fosil mikro
seperti radiolaria, ostracoda, dan diatom.
 Foraminifera bentik dan planktik berkapur jarang ditemukan di kedua sumur bor ini.
 Partikel batubara melimpah di sedimen Paleosen paling atas dan Eosen Bawah
Nukik-2.
 Litologi sedimen Paleosen dan Eosen Bawah terutama terdiri dari batupasir klastik
yang bersinggungan dengan lapisan batulumpur tipis. Sedimen ini diendapkan pada
lingkungan paleoen laut marginal dekat pantai.

zonasi mikrofosil dijelaskan secara rinci dan detail dalam beberapa interval yang dikenali
dalam studi ini. Berikut adalah penjelasan tentang interval-interval tersebut:

5.1. Interval Cenodiscus - Cenosphaera:


 Interval ini ditandai oleh kehadiran radiolaria yang didominasi oleh genera
Cenodiscus dan Cenosphaera.
 Interval ini dicirikan oleh foraminifera aglutinasi tubular, terutama Rhabdammina
diskreta.
 Interval ini hanya diamati di lubang bor Ikermiut-1.
 Usia interval ini adalah Eosen Awal Akhir, Ypresian akhir, dan/atau Eosen Tengah,
Lutetian awal.

5.2. Interval Pseudohasterigerina wilcoxensis:


 Interval ini kurang terwakili di lubang bor Hellefisk-1, hanya ada satu spesimen
Pseudohasterigerina wilcoxensis yang ditemukan.
 Spesies penanda lainnya pada interval ini, seperti Alomorfinaspp. dan
Subbotinamantan gr.patagonica, tidak ditemukan di lubang bor ini.
 Interval ini ditandai oleh keanekaragaman yang rendah termasuk ostracoda langka,
Mikrotrias Stellarima, dan pecahan batubara.

5.3. Interval Midway:


 Interval ini ditandai oleh kehadiran fauna tipe Midway, termasuk Haplofragmoides
spp., Recurvoids spp., Cyclammina amplectens, Alveolophragmium spp.,
Trochammina spp., Haplophragmoides walteri, Bathysiphon annulatus, Cyclammina
rotundidorsata, dan Rhabdammina Robusta.
 Fauna tipe Midway awalnya dideskripsikan dari sedimen Paleosen Formasi Midway
di Texas dan telah ditemukan di berbagai tempat di seluruh dunia.
 Interval ini ditandai oleh kehadiran Stensioeina beccariiformis dan Epigona
Rzehakina, tetapi tidak ditemukan di lubang bor Hellefisk-1.

5.4. Interval Aulacodiscus hirtus:


 Interval ini ditandai oleh kemunculan terakhir indikator zona Aulacodiscus hirtus.
 Interval ini memiliki kemunculan terakhir yang sama dengan kemunculan umum
Cenodiscus dan Cenosphaera.
 Interval ini tidak ditemukan di lubang bor Hellefisk-1.

5.5. Interval Praeglobobulimina ovata:


 Interval ini ditandai oleh kemunculan terakhir foraminifera Praeglobobulimina ovata.
 Interval ini memiliki kumpulan campuran foraminifera bentik, diatom, dan ostracoda
yang diaglutinasi dan berkapur.
 Interval ini umumnya ditemukan pada Paleosen Atas.

5.6. Interval Stensioeina beccariiformis:


 Interval ini ditandai oleh kemunculan terakhir Stensioeina beccariiformis.
 Interval ini juga ditandai oleh kemunculan Cibicidoides harii pada kedalaman yang
lebih rendah.
 Interval ini tidak ditemukan di lubang bor Hellefisk-1.

5.7. Interval Epigona Rzehakina:


 Interval ini ditandai oleh kemunculan Epigona Rzehakina.
 Interval ini tidak ditemukan di lubang bor Hellefisk-1.

5.8. Interval ovulum hormonina:


 Interval ini ditandai oleh kemunculan ovulum hormonina.
 Interval ini tidak ditemukan di lubang bor Hellefisk-1.

Dalam keseluruhan, zonasi mikrofosil ini memberikan informasi tentang kehadiran dan
kemunculan spesies mikrofosil yang berbeda dalam sedimen Paleogen di lepas pantai
Greenland Barat. Interval-interval ini membantu dalam mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan fosil mikroskopis serta memahami urutan waktu dan perubahan
lingkungan selama periode tersebut.

"Suksesi mikrofosil dan korelasi bioevent" menjelaskan tentang urutan perubahan fosil
mikroskopis yang ditemukan dalam sedimen Paleogen di lepas pantai Greenland Barat, serta
korelasinya dengan peristiwa biologis yang terjadi selama periode tersebut. Berikut adalah
penjelasan rinci dan detail untuk setiap sub-bagian yang diminta:

6.1. Hellefisk-1:
Di Hellefisk-1, interval mikrofosil sulit dikenali karena rendahnya kelimpahan dan keragaman
kumpulan mikrofauna dalam sebagian besar interval yang diteliti. Interval mikrofosil
seringkali didasarkan pada hanya beberapa spesimen spesies penanda. Beberapa spesies
penanda yang ditemukan di lubang bor lain, seperti Pseudohasterigerina wilcoxensis dan
Cenodiscus-Cenosphaera, tidak ditemukan di Hellefisk-1.
Interval ini juga ditandai dengan kumpulan mikrofauna yang memiliki keanekaragaman yang
rendah, termasuk ostracoda langka, Mikrotrias Stellarima, dan pecahan batubara.

6.2. Ikermiut-1:
Di Ikermiut-1, interval mikrofosil lebih mudah dikenali karena kelimpahan dan keragaman
kumpulan mikrofauna yang lebih tinggi. Beberapa batas zona telah ditandai oleh puncak
spesies, seperti pada interval Cenodiscus-Cenosphaera.

Interval ini juga mencakup fauna tipe Midway, yang awalnya dideskripsikan dari sedimen
Paleosen Formasi Midway di Texas dan telah ditemukan di berbagai tempat di seluruh dunia.
Interval ini ditandai oleh kehadiran spesies seperti Haplofragmoides spp., Recurvoids spp.,
Cyclammina amplectens, Alveolophragmium spp., Trochammina spp., Haplophragmoides
walteri, Bathysiphon annulatus, Cyclammina rotundidorsata, dan Rhabdammina Robusta.

6.3. Kangâmiut-1:
Di Kangâmiut-1, interval mikrofosil juga lebih mudah dikenali karena kelimpahan dan
keragaman kumpulan mikrofauna yang tinggi. Beberapa batas zona telah ditandai oleh puncak
spesies, seperti pada interval Cenodiscus-Cenosphaera.

Interval ini juga mencakup fauna tipe Midway, dengan kehadiran spesies seperti
Haplofragmoides spp., Recurvoids spp., Cyclammina amplectens, Alveolophragmium spp.,
Trochammina spp., Haplophragmoides walteri, Bathysiphon annulatus, Cyclammina
rotundidorsata, dan Rhabdammina Robusta.

6.3. Nukik-1 dan Nukik-2:


Di lubang bor Nukik-1 dan Nukik-2, sedimen Paleosen dan Eosen Bawah mengandung
beragam fauna mikrofosil yang terpelihara dengan baik. Foraminifera bentik dan planktik
berkapur jarang ditemukan di kedua lubang bor ini. Sedimen Paleosen paling atas dan Eosen
Bawah Nukik-2 mengandung banyak partikel batubara. Fosil lainnya yang ditemukan
termasuk radiolaria, ostracoda, dan diatom.

Anda mungkin juga menyukai