ABSTRAK
Dari Miosen awal sampai Miosen tengah diperoleh endapan dari 3 pengeboran Sumur
di Area Sumatera Selatan dan sudah di evaluasi untuk konten Mikropaleontologi termasuk
foraminifera , calcareous nannoplankton dan palynomorph. Batas dari Miosen Awal dan
Miosen Tengah dengan jelas digambarkan oleh zona N8/N9. Batasan berdasarkan analisis
foraminifera dan batas zona NN4/NN5 berdasarkan analisis cacareous nanno plankton.
Kumpulan dari foraminifera dan calceoreous nannoplankton menunjukkan adanya peristiwa
sedimen dari marine/ laut di bagian bagian sumur. Dan juga, ahli lingkungan di bidang
bentonik foraminifera mengusulkan adanya dasar- tengah neritik di sepanjang bidang studi.
Akan tetapi analisis Palinologi, membuktinya tinggi kemungkinan adanya pollen dan
spora di sepanjang penggantian situasi laut dalam Miosen awal/ Miosen Tengah yang mana
pertama kali menghasilkan catatan palinologi yang berkualitas baik..
Batasan Dari Miosen awal/tengah di tandai dengan rendahnya permukaan laut di kurva
permukaan laut dunia yang tandai oleh penurunan signifikan dari foraminifera and
calcareous nannoplankton. Dan juga catatan palinologi mencerminkan perubahan iklim pada
N8/N9 endapan menandai batasan Miosen awal/tengah dengan penurunan dengan kumpulan
polen yang menimbulkan iklim kemarau. Endapan N8 menunjukkan banyaknya dan beragam
palinomorphs termasuk penanda iklim hujan. Kumpulan Palionological menurun secara
bertahap mendekati batasan foram zona N9/N8, sementara indikator iklim musiman
meningkat. Di satu sisi catatan palinological mendapatkan kembali kumpulan dari endapan
N9.
Kata Kunci : Catatan Pollen ,Miosen awal/tengah,Cekungan Sumatera Selatan.
1
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
2
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
II. BAHAN DAN METODE mengidentifikasi umur dari endapan yang diteliti.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini Kelimpahan dan keragaman palynomorph dicatat
adalah cutting sampel yang dikumpulkan dari dalam persentase pada diagram pollen, yang
sumur eksplorasi yang dibor di daerah pantai. biasanya berubah-ubah dari satu sampel ke yang
Dengan ini, data yang dihasilkan selama lain, mencerminkan vegetasi dan perubahan
penelitian ini dianggap rahasia. Mengenai iklim. Selain itu, nannoplankton dan analisis
kerahasiaan data, nama asli disembunyikan dan foraminifera juga dilakukan berdasarkan metode
diganti dengan kode kode bersifat abjad. Tiga kuantitatif. Zonasi nano dan foraminifera
sumur yang dipilih untuk mencakup endapan direkonstruksi berdasarkan munculnya indeks
awal sampai tengah miosen termasuk E, B dan L. taksa yang pertama atau terakhir. Taksa ini juga
selain itu, hanya informasi yang relevan yang digunakan untuk menentukan umur bagian yang
ditunjukkan di makalah ini terkait dengan dipelajari. Terjadinya penanda lingkungan
keterbatasan ruang. Di kasus ini, diagram benthonic poraminifera memungkinkan stratigrafi
biostratigrafi hanya menunjukkan taksa terpilih untuk menerangkan penelitian paleontology
yang menentukan penafsiran. Pada dasarnya, selama sedimentasi dari sampel yang diteliti yang
penelitian ini menggabungkan analisa dari mengarah ke identifikasi dari perubahan
palynological dengan nannoplankton dan analisis permukaan laut. Kumpulan benthonic
foraminifera untuk mendapatkan interpretasi yang foraminiferal dikombinasikan dengan planktonic
terpercaya. foraminifera dan kumpulan nannoplankton
Nannoplankton dan foraminifera digunakan mendukung identifikasi penurunan permukaan
untuk menentukan umur dari golongan golongan. laut di batasan awal sampai miosen tengah.
Selain itu, nannoplankton dan
foraminifera dapat menjadi
indikasi dari perubahan
permukaan laut terutama dari
foraminifera benthonic. Untuk
tujuan ini, masing masing sumur
dianalisa menggunakan tiga
disiplin ilmu yaitu palinologi,
mikropaleontologi (foraminifera)
dan nannoplankton. Sampel
dibagi menjadi tiga bagian jika
memungkinkan. Bagian pertama
digunakan untuk palinologi
sementara bagian kedua untuk
mikropaleontologi. Di sisi lain,
bagian ketiga digunakan untuk
nannoplankton. Untuk palinologi,
dibutuhkan 250 palynomorphs
untuk memakai analisis
kuantitatif. Kelimpahan dan
keragaman palynomorph di
masing-masing sampel berguna
untuk mengerti iklim paleontologi
dan penelitian paleontologi.
Kejadian pertama atau kejadian
terakhir dari batasan umur
palynomorphs digunakan untuk
3
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
IV. BATAS MIOSEN AWAL/TENGAH yang berlimpah dari sedang sampai tinggi dan
BERDASARKAN FOSIL INDEKS keragaman menunjukkan pengaruh laut lebih kuat
FORAMINIFERA DAN NANOPLANKTON dari zona N9 (Gambar 3).
Berdasarkan pada zona foraminifera, batas Berdasarkan analisis nannoplankton
Miosen Awal/Tengah yang sesuai dengan zona berkapur, batas Miosen Awal/Tengah terletak
N8/N9 batas yang ditandai dengan hadir pertama dalam zona Nanno NN4 / NN5 yang batasnya
kali foraminifera planktonik Orbulina universa didefinisikan oleh hadir terakhir Helicosphaera
atau hadir terakhir foraminifera planktonik ampliaperta (Martini, 1971). Munculnya
Globigerinoides bisphaericus (Blow, 1969 nannoplankton berkapur ini dapat diamati secara
dengan modifikasi oleh Baumann, 1974). Di teratur sepanjang sumur dipelajari (Gambar 4).
daerah yang diteliti, terjadinya Orbulina universa Akhirnya, batas Miosen Awal/Tengah dapat
tidak teratur dan bahkan tidak teramati di diidentifikasi berdasarkan terjadinya indeks fosil
beberapa bagian. Ini mungkin berhubungan baik foraminifera planktonik dan nannoplankton
dengan kehadiran foraminifera planktonik langka berkapur. Penggunaan hadir terakhirnya
dalam zona N9 yang disebabkan oleh lingkungan microfossils ini untuk mengidentifikasi batas
tidak baik yang mengakibatkan terjadinya Miosen Awal/Tengah adalah sangat yakin
penurunan muka air laut (gambar 3). Dalam terutama untuk pemotongan sampel untuk
kasus ini, permukaan air laut rendah diwakili oleh mencegah terjadinya masalah.
keadaan laut dangkal yang sesuai dengan
foraminifera bentonik penanda laut dangkal V. PERUBAHAN IKLIM BATAS MIOSEN
seperti Amonia umbonata, A. beccarii, AWAL/TENGAH
Asterorotalia yabei dan Pseudorotalia sp. Akibat Iklim purba selama batas Miosen
terjadinya kondisi laut dangkal perkembangan Awal/Tengah (batas zona foram N8 / N9 atau
foraminifera planktonik sedikit seperti yang batas zona nanno NN4 / NN5) dijelaskan
ditunjukkan pada Gambar 3. Di sisi berdasarkan terjadinya indikator iklim
lain, munculnya Globigerinoides bisphaericus palynomorphs terpilih. Indikator iklim basah
dapat secara tetap ditemukan sampai ke puncak diwakili oleh Blumeodendron sp.,Cephalomappa
zona N8 karena kondisi lingkungan laut yang sp. ,Durio jenis, Sapotaceoidaepollenites spp.,
sesuai. Planktonik dan foraminifera benthonik Lycopodium cernuum, dan Selaginella plana.
4
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
5
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
6
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
7
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
8
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
9
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
10
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
nannoplankton berkapur. Di sisi lain, catatan Proc. Ind. Petrol. Assoc., 2nd. Annual
palynological memberikan bukti yang jelas Convention, pp. 89-103.
tentang/kondisi iklim kering musiman dalam 4. Haq, B. U., Hardenbol, J., Vail, P. R. and
batas Miosen Awal/Tengah. Iklim basah selama Baum, G. R., 1988. Mesozoic and
zona N8 yang ditandai dengan kejadian umum Cenozoic Chronostratigraphy and
dari penanda iklim basah. Iklim ini berhubungan Eustatic Cycles. In: Wilgus, C. K.,
dengan permukaan laut tinggi hasil dari Hasting, B. S., Posamentier, H. and Van
perkembangan baik dari mangrove dan back- Wagoner, J. (eds.), Sea Level Change: An
bakau palynomorphs. Selain itu, iklim Integrated Approach. Society of
menyebabkan peningkatan vegetasi air Economic Paleontologists and
tawar. Selanjutnya, iklim musiman/kering Mineralogists Special Publication 42, pp.
muncul untuk menandai batas Miosen 71-108.
Awal/Tengah sesuai dengan peningkatan 5. Hartanto, K., Widianto, E. and Safrizal,
indikator iklim kering. Iklim kering yang 1991. Hydrocarbon Prospect Related to
berkaitan dengan permukaan laut rendah the Local Unconformities of the Kuang
menyebabkan munculnya banyak daerah Area, South Sumatera Basin. Proc. Ind.
perendaman yang mengurangi kumpulan bunga Petrol. Assoc., 20th. Annual Convention,
payau. Iklim kering juga dapat mencegah pp. 17-36.
perkembangan vegetasi air tawar. Iklim 6. Hasjim, N., Purwatinah, Panuju,
cenderung basah selama zona N9 yang Nugrahaningsih, L. and Lelono, E. B.,
ditunjukkan dengan peningkatan indikator iklim 1993. Analisis Biostratigrafi Sumur
basah. Selain itu, palynomorph air tawar Tangai-1, PERTAMINA UEP
meningkat secara bertahap menunjukkan Sumbagsel. Unpublished Service Report
pemulihan vegetasi air tawar. by LEMIGAS.
7. Lelono, E. B., 2003. Stratigraphic
VII. SAMBUTAN Interpretation of the Middle Miocene
Penulis berterima kasih kepada Stratigrafi Deltaic Sediment in the Sangatta Area,
Kelompok LEMIGAS Eksplorasi Divisi yang Based on Quantitative Palynological
besar membantu dalam mengidentifikasi Data. Lemigas Scientific Contributions,
palynomorphs, nannoplankton berkapur dan No. 2/ 2003, pp. 2-16.
foraminifera dari sumur dipelajari terletak di 8. Lelono, E. B., 2004a. Palynological
daerah daratan dari Cekungan Sumatera Selatan. Events of the Talang Akar Formation in
Penulis mengucapkan terima kasih kepada the On-Shore Area of the South Sumatera
Mohammad Taufiq untuk nya membantu dalam Basin. Lemigas Scientific Contributions,
memproduksi diagram biostratigrafi. No. 2/ 2004, pp. 10-18.
9. Lelono, E. B., 2004b. Paleogene
REFERENSI Sediment in South Sumatera - Where Has
1. Baumann, P., 1974. Summaries of It Gone. Lemigas Scientific
Lectures in Micropaleontology. Lemigas Contributions, No. 3/ 2004, pp. 29- 37.
Report No. EP-0185.Dept. of Geol. 10. LEMIGAS, 2001. Studi Integrasi
Jakarta. 36 p, 40 figs. Paleogen Synrift Sediment Cekungan
2. Blow, W. H., 1969. Late Middle Eocene Sumatra Selatan: Pendekatan Analisis
to Recent Planktonic Foraminiferal Palinologi/ Palinofacies dan Petrografi.
Biostratigraphy. Proc. 1st Int. Conf. Unpublished Service Report.
Plank. Microfossils 1. pp. 191-422. 11. LEMIGAS, 2006. Kuantifikasi
3. De Coster, G. L. and Adiwidjaja, P., Sumberdaya Hidrokarbon. Volume I:
1973. Pre- Tertiary Paleotopography and Kawasan Barat Indonesia. R & D Centre
Related Sedimentation in South Sumatra.
11
POLLEN RECORD OF EARLY/ MIDDLE MIOCENE BOUNDARY LEMIGAS SCIENTIFIC CONTRIBUTIONS
EKO BUDI LELONO VOL. 32. NO. 2, AUGUST 2009 : 71 - 81
for Oil and Gas Technology Lemigas, Daerah Lubuk Kambing dan Sekitarnya,
pp. 5-1 - 5.12. Cekungan Sumatera Selatan
12. LEMIGAS, 2008. Biostratigraphic Berdasarkan Studi Palinologi.
Analyses of the Well X, South Sumatra. Unpublished Thesis, Universitas
Unpublished Service Report. Padjadjaran, Bandung.
13. Martini, E., 1971. Standard Tertiary and 16. Sundoro, Prasetyo, B., Permono, W.,
Quaternary Calcareous Nannoplankton Sugiantoro, J. J., Kepies, S., Wiyanto, B.,
Zonation. In Farinacci, A. (Ed.), Proc. Permana, Y. And Hariyanto, N., 2006.
2nd Plank. Conf. Roma, pp. 739-784. Eksplorasi Overlook Zone Lapangan
14. Morley, R. J., 1995. Biostratigraphic Ogan, Sumatera Selatan. In House
Characterisation of Systems Tracts in Research, R & D Centre for Oil and
Tertiary Sedimentary Basins. Gas Technology Lemigas, 35 pp.
International Symposium on Sequence
Stratigraphy in SE Asia, Indon. Petrol.
Assoc., pp. 49-71.
15. Sundari, D., 1996. Penentuan Umur dan
Lingkungan Pengendapan, pada
Lintasan MK, Formasi Talang Akar,
12