Anda di halaman 1dari 6

Uts paleon

1. Meningkatkan pemahaman tentang sejarah dan evolusi kehidupan di bumi: Dengan


mempelajari fosil, kita dapat memahami bagaimana spesies berevolusi, yg selalu mengalami
perkembangan dan perubahan menuju kearah regenerasi dan penyempurnaan.
2. Membantu mengidentifikasi spesies yang telah punah: Mempelajari fosil dapat membantu
kita mengidentifikasi spesies yang telah punah dan memahami alasan mengapa mereka
punah
3. Membantu mengidentifikasi pola dan perubahan iklim masa lampau: m.h akan berkembang
dengan baik di lingkungan dengan iklim yang sesuai. Maka ketika dijumpai fosil dapat
diidentifikasi iklim masa lampaunya sesuai dengan jenis m.h nya.
4. Menentukan Lingkungan Pengendapan: Kandungan fosil dapat mencirikan suatu lingkungan pengendapan
batuan tempat fosil terendapkan.
5. Membantu menentukan Umur Relatif: spesies tertentu dapat digunakan sebagai fosil penciri atau fosil indeks
karena memiliki rentang masa hidup yg relatif pendek. Suatu fosil indeks menunjukkan umur geologi
tertentu.
6. Memecahkan Masalah Struktur Geologi dan Stratigrafi: Dari orientasi dan kedudukannya dapat
direkonstruksi kembali lapisan-lapisan yang telah mengalami gaya tektonik sekaligus mengetahui bagian top
dan bottom lapisan.
7. Membantu dalam korelasi dengan mencocokkan fosil yang ditemukan dalam lapisan batuan di lokasi
berbeda, ber tujuan untuk menentukan apakah lapisan batuan tersebut terbentuk pada waktu yang
sama atau berbeda.
Merupakan fosil tak termineralisasi terubah sebagian yaitu berupa rangka. Melalui pengamatan gambar, dapat
diketahuin bahwa fosil berasal dari kingdom animalia, filum kordata (bertulang belakang), kemungkinan dari kelas
mamalia pemakan tumbuhan/omnivora karena dapat dilihat fosil memiliki struktur gigi yang tidak runcing.
Terendapkan dalam batuan sedimen tekstur pasir halus-lanau, terawetkan secara sempurna dalam artian rangkanya
tergolong masih utuh dan bentuknya bagus menunjukkan fosil belum mengalami proses transportasi, kemungkinan
besar adalah fosil berjenis biocoenose. Organisme tersebut mati di habitat aslinya. Karena fosil tunggal bisa jadi
organisme bersifat soliter, namun bisa juga sebenarnya hidup berkoloni tetapi terpisah dari kawanan kemudian mati
kelaparan. Setelah organisme mati bagian tubuh yang lunak terurai menyisakan rangkanya yang kemudian tertimbun
sedimen halus. Lama kelamaan sedimen tersebut terlitifikasi. pada masa fosil ditemukan lapisan batuan yang
menimbunnya telah tererosi.

Fosil berjenis cast, berasal dari cetakan jejak tubuh yang ditinggalkan organisme kemudian cetakan tersebut terisi
material lain hingga membatu. terfosilkan dengan bentuk yang masih sempurna. Fosil berasal dari organisme dari
kingdom animalia, filum arthropoda (dilihat dari tubuhnya yang bersegmen), kelas trilobita. Trilobit merupakan
penciri umur relatif Cambrian-Permian. Organisme hidup berkoloni dan mati di habitat aslinya (biocoenose) karena
dijumpai dalam jumlah banyak dengan spesies sama. Terendapkan dalam sedimen berbutir halus yang kemungkinan
kaya karbonat karena fosil terendapkan di habitat asli yaitu di laut dangkal. Karena dijumpai dalam jumlah banyak
bisa jadi organisme mati karena suatu kondisi yang mengakibatkan lingkungan laut tempat mereka hidup tidak sesuai
lagi, yang jelas bukan karena pemangsa.

Proses terjadinya fosil ini cukup panjang dan rumit. Kira kira seperti ini:

1. Trilobit mati dalam keadaan terlentang perut ke atas krn struktur tubuhnya yang kaku dan dilindungi
oleh cangkang Ketika mati, otot-ototnya melemah dan tidak mampu lagi mempertahankan posisi
tubuhnya sehingga cangkangnya terguling dan jatuh ke posisi terlentang. Mati pada sedimen lepas
2. ketika tubuh asli akan hancur sehingga meninggalkan cetakan tubuh. Seiring waktu cetakan tersebut
terisi oleh sedimen lain, terus tertumpuk hingga mengalami pembatuan.
3. Suatu ketika lapisan batuan mengalami proses tektonik yang mengakibatkan lapisan batuan
terangkat, terlipatkan, hingga top dan bottomnya terbalik.
4. karena telah tersingkap, kontak dengan lingkungan luar, maka terjadilah proses pelapukan, erosi
yang mengakibatkan batuan paling atas (yg sebenarnya justru lebih tua) terkikis.
5. Karena lapisan paling atas telah terkikis, fosil berupa cast trilobit akhirnya terekspos.

Persamaan:

1. berumur mesozoikum
2. menunjukkan jejak kehidupan kelompok dinosaurus
3. berjenis foot print
4. berada pada batuan sedimen

perbedaan:
1. gambar 1 dan 2 (dihitung dari sebelah kiri) menunjukkan jejak dinosaurus herbivora pemakan tumbuhan
sementara gambar 3,4,5 menunjukkan jejak dinosaurus karnivora dilihat dari morfologinya yang
meruncing.
2. Kedalamannya berbeda, kedalaman jejak dapat memberi info ttg ukuran/berat organisme, dan sifat
sedimen.
3. Ukurannya berbeda, ada yang raksasa dan lebih kecil
4. Lingkungan berbeda
5. Mengalami proses geologi berbeda yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 1 dan 2: awal mulanya organisme berjalan di atas sedimen yang tidak terlalu keras juga tidak
terlalu lembut sehingga jejak dapat bertahan hingga mengeras kemudian tertimbun material lain dan
terlitifikasi sehingga jejak terlindungi.
Seiring berjalannya waktu dan proses geologi lapisan tempat fosil tersimpan menjadi daerah
sungai/daerah yang dialiri air secara intens mengakibatkan lapisan batuan paling atas terabrasi terlebih
dahulu oleh air hingga fosil jejak tersingkap. Kondisinya tampak lembab karena aliran air.

Gambar 3,4: awalnya organisme berjalan di atas sedimen meninggalkan jejak yang kemudian mengering
(membentuk semacam cetakan). Bekas jejak itu terisi sedimen lain yang kelamaan terlitifikasi. dilihat dari
bentuknya menunjukkan bahwa lapisan batuan tersebut telah mengalami gaya tektonik, kemungkinan
telah terlipat, terebahkan, akibatnya lapisan batuan terbalik.
Ketika lapisan paling atas (batuan paling tua yang telah terbalik) tererosi, fosil seperti pada gambar
akhirnya tersingkap.

Gambar 5: prosesnya sama 3,4 namun tidak mengalami gaya tektonik yang mengakibatkan lapisan
batuan terbalik.

Mold adalah Fosil mold adalah jejak atau bekas cetakan fosil dari organisme yang telah mati dan
terkubur dalam batuan atau sedimen. Tubuh aslinya terurai meninggalkan cetakan bagian luar
berupa rongga kosong.

Cast adalah fosil yang berasal dari cetakan fosil (mold) yang terisi material seperti sedimen atau
mineral dan membentuk tiruan tiga dimensi fosil.

karbonisasi terjadi akibat zat

organik yang ada pada organisme mengalami pembusukan setelah terkubur. Selama proses dekomposisi,
zat organik tersebut akan kehilangan gas dan cairannya. Akhir dari proses ini adalah zat
organik tersebut hanya akan meninggalkan suatu lapisan tipis dari karbon.

Proses karbonisasi fosil daun serpih (shale)


berumur Pennsylvanian
2. water
beetle, Hydrophilus sp., preserved in oil-impregnated sands of a late Pleistocene (roughly 35, 000 years old) tar
seep in the vicinity of the Kettleman Hills. The fossil came from a brea deposit similar to the world-famous
Rancho La Brea Tar Pits in Los Angeles, California.

Fosil tar impregnation terbentuk ketika organisme mati terperangkap dalam tar atau aspal alami,
dan tubuhnya terendam dalam bahan tersebut. Tubuh lunak organisme yang terendam
kemudian hancur sehingga hanya meninggalkan bahan yang lebih keras.

Leaching atau pelarutan fosil adalah proses di mana mineral-mineral tertentu pada fosil larut,
karena lingkungan tempat fosil tersimpan terendam air bersifat asam. Pelarutan ini dapat
menghilangkan atau merusak bagian-bagian tertentu dari fosil.

bagian organisme yang porous


(pori-pori) terisi oleh mineral-mineral sekunder, akibatnya fosil
menjadi lebih berat dan lebih tahan terhadap pelapukan.

Fosil gastropoda yang sudah mengalami permineralisasi

Footprint adalah Proses pemfosilan yg terjadi ketika suatu organisme, meninggalkan jejak kaki
pada sedimen yang belum terpadatkan, seperti lumpur atau pasir. Jejak kaki tersebut kemudian
tertimbun oleh lapisan sedimen yang selanjutnya mengeras menjadi batuan

Anda mungkin juga menyukai