Anda di halaman 1dari 6

NANNOPLANKTON

Plankton Organisma yang hidup melayang-layang dalam kolom air disebut plankton. Penyebaran plankton bahari juga dikontrol oleh parameter-parameter lingkungan seperti salintas, pasokan oksigen, temperatur, dan ketersediaan bahan makanan. Fitoplankton(phytoplankton) dikontrol oleh intensitas cahaya, yang nilainya akan menurun dengan bertambahnya kedalaman atau dengan makin keruhnya air. Karena itu, fitoplankton tidak hidup di daerah air turbid seperti di sekitar sistem delta yang berlumpur. Parameter lingkungan bahari berbeda-beda, tergantung pada asal-usul air, iklim, geografi, dan kedalaman. Keberadaan suatu plankton juga dipengaruhi oleh tingkat toleransi yang dimilikinya terhadap parameter-parameter lingkungan tersebut di atas. Sebagai contoh, radiolaria dan foraminifera planktonik jarang ditemukan di paparan, sedangkan dinoflagelata dan acritarch dapat hidup mulai dari lingkungan laut tepi hingga laut terbuka (gambar 6-6). Karena itu, penyebaran fosil plankton tertentu secara kasar dapat pula dikaitkan dengan massa air, kedalaman, dan jaraknya terhadap daratan. Nannoplankton berasal dari kata nain yaitu bahasa Yunani yang berarti kecil atau kerdil, dan plankton yang berarti mengapung di permukaan perairan secara pasif. Nannofosil berukuran 1 25 mikrometer. Elemen kerangka (skeletal) nanoplankton tersusun dari mineral kalsit, oleh karena itu disebutnanoplankton gampingan. Fosil nanoplankton disebut nanofosil. Coccolith merupakan pecahan kalsit mikroskopis dengan struktur tertentu yang diproduksi oleh alga laut bersel satu, coccolithophorid, yang termasuk dalam alga perang (Chrysophyta). Pada organisme yang masih hidup, coccolith ini tersusun dalam bentuk bulat yang kemudian disebut coccosphere. Bentuk coccosphere tidak tersusun dengan kuat, sehingga pada organisme yang telah mati jarang diketemukan dalam bentuk utuh (coccosphere). Bentuk-bentuk coccolith inilah yang kemudian terawetkan atau membentuk fosil. Secara garis besar nannoplankton dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Coccolithosphores 2. Nannoconus 3. Discoaster A. Coccolithosphores Coccolithosphores atau Coccolithosphorids adalah organisme bersel satu alga, protista dan fitoplankton yang termasuk ke divisi haptophytes. Mereka semua dibedakan oleh coccoliths (calcareous nannoplankton). Coccolithosphores banyak ditemukan di daerah marine dan hampir di seluruh zona eufotik permukaan laut dan mereka banyak berlimpah sebagai

mikrofosil. Sebagai contoh, Emiliania huxleyi terdistribusi dari daerah tropis sampai perairan subarctic. Banyak ilmuwan meyakini bahwa dengan mempelajari dan memperdalam tentang Coccolithosphores akan membantu mereka dalam memperkirakan suhu permukaan laut di masa lalu. Coccolithosphores tersusun dari: a) Sel berbentuk bulat dengan ukuran 5-100 mikrometer b) Tertutup oleh calcareous plates c) Coccoliths dengan ukuran 2-25 mikrometer Coccolithosphores yang sekarang ini banyak ditemukan memiliki dua kloroplas pigmen coklat dalam sel mereka dan diantara kedua kloroplas tersebut terdapat nukleus. Pigmen sendiri merupakan klorofil yang melakukan fotosintesis. Coccolithospores lebih banyak bergerak seperti melayang walaupun dia bisa berenang tetapi dia bisa bermanuver secara individu untuk tetap berada di zona eufotik. Ukuran coccoliths yang mikroskopis dan distribusi yang luas dari banyak taksa mereka dapat berfungsi sebagai fosil indeks untuk memecahkan berbagai masalah dalam stratigrafi. Mikrofosil sangat berguna sebagai indikator dari perubahan suhu dan salinitas laut dan air permukaan laut. Analisis kuantitatif terhadap kumpulan calcareous nannoplankton dapat digunakan sebagai indikator perubahan tersebut. Coccolithosphores telah lama diduga mampu dijadikan indikator peningkatan keasaman laut yang disebabkan oleh peningkatan kadar CO2. Pada tahun 2008 salah satu tim peneliti yang beranggotakan Iglesias-Rodriguez terkejut karena dalam beberapa keadaan, keberadaan model E. Huylexi 40% lebih berat dan lebih berlimpah di perairan dengan konsentrasi CO 2 yang lebih tinggi.

Coccolithosphores bloom

Bloom in Barents Sea

Coccolithus pelagicus

B. Nannoconus Nannoconus merupakan nannolithus yang berbentuk kerucut yang terbentuk dari unit kristal yang halus dan prismatik. Genus ini ditemukan hanya di zaman mesozoikum. Dimana keberadaan mereka berlimpah di lingkungan marine tertentu., terutama di marginal basins dari circum-western Teths, proto-Atlantic, dan Caribbean, dimana mereka ditemukan di tubuh batuan. Di Barremian dari North Sea, dapat ditemukan sebuah nannoconid yang beradaptasi dengan perairan beriklim epicontinental (Street and Brown, 2000) tetapi sekarang ini lingkungannya dibatasi pada daerah neritic atau laut dalam yang terdapat platform karbonat. Nannoconus memiliki pola persebaran yang sangat membingungkan. Hal ini menyebabkan berbagai penjelasan tentang paleoecology dan biology mereka, tetapi sebagian besar peneliti meyakini bahwa keterdapatan mereka banyak di daerah dengan lintang rendah (tropis), sediment-starved epicontinental basins dan berasosiasi dengan braarudosphaerids. (Roth and Krumbach, 1986; Mutterlose, 1989; Street and Bown, 2000).

Tetapi sekarang ini timbul keraguan bahwa nannoconus dapat ditemukan di daerah tropis, cekungan epicontinental sekitar Tethys Barat dan Atlantik Tengah. Jika fokus pada suhu, maka laut tropis tidak memungkinkan nannoconoids berada. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perpindahan atau migrasi selama interval warmer climate. Setelah melalui penelitian berkali-kali, dapat disimpulkan bahwa nannoconoids dapat berkembang di daerah detrital bebas dan tropis. Selain itu dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan nannoconoids adalah kedalaman air. Sebagai contoh, nannoconoids banyak berkurang ketika permukaan air laut menurun. Dan sekarang dapat dipastikan bahwa nannoconus tidak terdapat di lingkungan deep blue-water, tetapi banyak terdapat di marginal ocean basins, epicontinental shelves, and shallow-water oceanic platforms dan guyots.

Nannoconus compressus

Nannoconus circularis

C. Discoaster Discoaster merupakan organisme mikroskopik dengan cangkang berbentuk bintang yang tersusun dari kalsit yang memiliki hubungan dengan marine fitoplankton yang merupakan

family Coccolihtophyceae. Umur dari Discoaster diperkirakan dari paleocene atas hingga pliocene atas. Selama berjalannya waktu semasa hidup dari Discoaster, mereka memiliki perbedaan morfologi pada zamannya. Karakteristik yang perlu diperhatikan pada discoaster adalah: 1. Bentuk keseluruhan: Pada zaman Paleogen, bentuk discoaster lebih mirip "rosette, sedangkan pada zaman Neogene berbentuk seperti bintang. 2. Bentuk duri: Pada zaman Paleogen, bentuk duri discoaster sering melengkung dan asimetris, sedangkan pada zaman Neogene berbentuk lurus bilateral simetris. Pada zaman Paleogen, biasanya memiliki duri 8-30, sedangkan pada zaman Neogen 5 atau 6 (Jarang 3-8). Pada zaman Paleogen, biasanya miring dan melengkung sedangkan pada zaman Neogen planar dan vertikal

3. Jumlah duri:

4. Permukaan duri:

DAFTAR PUSTAKA

1. http://en.wikipedia.org/wiki/Coccolithophore
2. http://millilight.wordpress.com/2013/01/02/nannoplankton/

3. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/33/Coccolithus_pelagicus.jpg 4. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Coccolithophore_bloom.jpg 5. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Bloom_in_the_Barents_Sea.jpg 6. http://www-odp.tamu.edu/publications/198_SR/103/103_7.htm 7. http://nannotax.org.myspecies.info/content/discoaster 8. http://www.jstor.org/discover/10.2307/1485036?uid=2129&uid=2&uid=70&uid=4&sid=211 01997709191

Anda mungkin juga menyukai