Anda di halaman 1dari 1

Nama : Harlen Munthe

NIM : 12018077

NANNOPLANKTON DAN ANALISISNYA

Sejarah nannoplankton dimulai ketika H.M.S Challenger Expedition menemukan


mikrofauna dan mikroflora pada sedimen di dasar laut yang mereka sebut sebagai
nannoplankton. Akhir abad 19 penelitian nannoplankton semakin berkembang karena
merupakan bagian dari rantai makanan yang terpenting di lautan. Pada tahun 1954 nannofosil
telah digunakan dalam biostatigrafi dan pada akhir 1960 W.H Hay & M.N. Bramlette
menggunakan biozonasi nannoplankton.

Nannofosil gampingan merupakan kelompok marin yang berukuran sangat kecil (2-25
mikrometer) yang diduga berasal dari coccolithophore. Coccolithophore adalah organisme
bersel tunggal, fotosintetik, termasuk golongan algae marin dari divisi chrysophyta, kelas
coccolithophyceae. Coccolithophore memiliki ukuran 5 – 100 mikrometer dengan bentuk bulat,
oval atau silindris yang memiliki kaki ketiga disebut sebagai haptonema dan memiliki sepasang
flagella dalam salah satu tahapan hidupnya. Coccolithophore yang sama dapat membentuk
coccosphere dengan bentuk coccolith yang berbeda.

Coccosphere adalah organisme yang mampu menghasilkan lempeng-lempeng


gampingan yang bertaut satu dengan lainnya, membentuk struktur kerangka bulat/silindris yang
melingkupi seluruh atau sebagian dari selnya. Coccosphere dapat berbentuk bola, silindris dsb.
Coccosphere yang telah mati ataupun terkena abrasi, dapat terpecah (disintegrasi) sehingga
lempeng-lempeng gampingannya menjadi individu-individu tersendiri yang disebut sebagai
coccolith. Coccolith berfungsi sebagai pelindung (proteksi) dari abrasi dan predasi, sebagai alat
pengambang, sebagai alat pemantul cahaya, sebagai alat pengumpul cahaya matahari dan
sebagai motif hiasan. Fosil nanoplankton disebut sebagai nanofosil yang terdiri dari coccolith
dan nannolith. Coccolith merupakan pecahan kalsit mikroskopis dengan struktur tertentu yang
diproduksi oleh alga laut bersel satu. Karena bentuk coccosphere yang tidak tersusun dengan
kuat, sehingga pada organisme yang mati maka jarang ditemukan coccosphere dalam bentuk
utuh. Coccolith inilah yang kemudian terawetkan dan menjadi fosil. Coccosphere dapat dijumpai
di lautan tropis Samudera Hindia dan Atlantik.

Coccolithophores bereproduksi secara aseksual dengan pembelajhan biner. Dam proses


ini coccoliths dari sel induk dibagi menjadi dua sel anak. Reproduksi seksusal melalui tahap
diploid. Ketika dalam masa haploid bersifat kompetitif di lingkungan dengan nutrisi rendah. Dua
tahap dalam siklus hidup coccolithopores ini terjadi secara musiman, di mana lebih banyak
nutrisi tersedia di musim yang lebih hangat dan sedikit nutrisi pada musim yang lebih dingin.

Hal pertama yang dilakukan sebelum analisis nannofosil adalah sampling yang bertujuan
untuk mengetahui jenis sampel, apakah sampel berasal dari surface/sub-surface, karbonatan,
terendapkan pada sedimen klastik halus atau kasar dll. Kemudian dilakukan preparasi untuk
memisahkan nannofosil dengan sedimen. Lalu dilakukan pengamatan dengan mikroskop
polarisasi perbesaran 400 kali sampai 1000 kali atau dengan menggunakan scanning electron
microscope yang memiliki perbesaran 10000 kali. Analisis yang digunakan pada nannofosil
adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan metode Cascading counting dan Field of View
(FOV).

Anda mungkin juga menyukai