Anda di halaman 1dari 34

I.

MATERI

7.1 KEKELUARGAAN

7.1.1 Latar Belakang


Kekeluargaan merupakan salah satu nilai yang terkandung di dalam
organisasi UKSU-ITB (Anggaran Dasar UKSU-ITB BAB II Pasal 5). Oleh
karena itu, nilai kekeluargaan UKSU-ITB harus diperkenalkan kepada setiap
peserta PPAB sebagai calon anggota UKSU-ITB. Terlebih, nilai kekeluargaan
diharapkan akan menyatukan seluruh peserta PPAB UKSU-ITB sehingga
menghasilkan generasi UKSU-ITB yang kompak dan memiliki rasa kepemilikan
satu sama lain.

7.1.2 Tujuan:
Angkatan 2019 yang saling mengenal satu angkatan.
Garis Besar Materi:
1. Kekeluargaan dan Kesatuan
2. Pembentukan Angkatan yang Memiliki Rasa Saling Memiliki.

7.1.3 Materi

Defenisi Kekeluargaan dan Kesatuan menurut KBBI adalah:

Keluarga /ke.lu.ar.ga/n 3. sanak saudara; kaum kerabat;4. Satuan


kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.

Kekeluargaan /ke.ke.lu.ar.ga.an/ n perihal (yang bersifat, berciri) keluarga.


Kesatuan /ke.sa.tu.an/n 1. Perihal satu; 2. Keesaan; sifat tunggal.

Sesuai dengan defenisi diatas maka didapat bahwa kekeluargaan dan


kesatuan merupakan sifat tunggal sangat mendasar dalam masyarakat atau
kelompok. Artinya, kelompok yang memiliki sifat kekeluargaan dan kesatuan
memiliki satu rasa, asa dan cita, bukan lagi kelompok yang terdiri atas individu-
individu yang memiliki tujuan dan konsepsi yang berbeda.
Dalam keberjalanannya, individu-individu tidak langsung terbentuk
sebagai suatu kelompok yang memiliki sifat kekeluargaan dan kesatuan. Proses

terbentuknya kelompok secara teori (Tuckman’s Model) tersusun sebagai berikut:

Forming : Memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan,


struktur, dankepemimpinan kelompok tersebut. Tahap ini selesai ketika para
anggotanya mulaimenganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.

Storming : Satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima


keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan –
batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu. Pada tahap
ini kelompok menuju kekohesifan, dimana terdapat seorang pemimpin untuk
membawa kelompoknya.

Norming : Tahap ketiga ini adalah tahap dimana hubungan yang dekat
terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kesatuan.Dalam tahap ini
kelompok telah memiliki identitas kelompok dan terdapat sebuah rasa yang kuat
akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi (norming stage)
ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid (satu).

Performing : Pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima.
Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi
mengerjakan tugas yang ada.

Untuk itu, dalam mencapai kelompok yang memiliki rasa kekeluargaan dan
kesatuan dibutuhkan proses panjang yang melibatkan konflik, dialog, kumpul
bersama, dan penyatuan konsepsi yang berbeda.
Sense of Belonging

Defenisi menurut McMilan (1976) adalah rasa kepemilikan satu sama lain dalam
sebuah kelompok dan memiliki kepercaan kebutuhan mereka akan terpenuhi
lewat satu komitmen yang dibuat bersama. Beberapa cara menumbuhkan rasa
kepemilikan adalah:

- Saling memberi apresiasi.


- Memimpin dan mau dipimpin
- Adanya partisipasi aktif oleh setiap anggota kelompok.
- Menghabiskan waktu bersama lebih lama.

7.2 KEBUDAYAAN

7.2.1 Latar Belakang:

UKSU-ITB memiliki maksud dan tujuan untuk mengenal budaya bangsa


Indonesia, khususnya Sumatera Utara sebagaimana tertulis dalam AD/ART BAB II
Pasal 6 poin 2. Karena itu, sebagai seorang calon anggota UKSU-ITB, kader harus
diberikan materi mengenai kebudayaan khususnya 7 etnis yang ada di Sumatera
Utara.

7.2.2 Tujuan

Calon kader memenuhi profil kader ‘Angkatan 2019 yang mengenal dan
mampu mengaplikasikan kesenian dan kebudayaan Sumatera Utara.’

7.2.3 Garis besar materi:

1. Defenisi kebudayaan dan kesenian.


2. Pengenalan singkat 7 etnis di Sumatera Utara. Lagu daerah, adat istiadat,
pakaian, rumah adat ke-7,gorga, tarian, alat musik dan kebudayaan tertentu
yang hanya dimiliki beberapa etnis di 7 etnis yang termasuk dalam UKSU-
ITB.

7.2.4 Materi
Menurut KBBI kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal
budi) manusiaseperti kepercayaan, kesenian, hukum dan adat istiadat. Kesenian
adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.

7.2.4.1 Tujuh Etnis Sumatera Utara

7.2.4.1.1 Melayu

Suku Melayu adalah nama yang menunjuk


pada suatu kelompok yang ciri utamanya
adalah penuturan bahasa Melayu. Suku
Melayu di Sumatera Utara mendiami
daerah sepanjang pesisir timur pulau
Sumatera, mulai dari daerah Langkat di
utara sampai ke Labuhan Batu di selatan.
Untuk membedakan diri dengan kelompok
suku bangsa melayu lain mereka lebih suka
menyebut kelompoknya sebagai orang Melayu Deli atau Melayu Langkat.

Lagu Daerah: Selayang Pandang –


berisi pantun tentang kerinduan
seseorang terhadap kekasihnya.
Pakaian Adat: Cekak Musang –
Dipakai saat penobatan raja,
perkawinan dan pertemuan resmi
kerajaan
Rumah Adat: Selaso Jatuh Kembar.
Tarian: Tari Serampang Dua belas –
tentang cinta suci dua manusia hingga
tahap pernikahaan.
Adat Istiadat: Berbalas Pantun – 2
orang mengucapkan pantun bertema
dan saling berbalasan.
Ornamen Melayu Deli : Ada
beberapa jenis ornamen melayu yang
memiliki makna yang berbeda-beda.
Contohnya ornamen corak motif itik sekawan (itik pulang petang) yang
menggambarkan tingkah laku hewan Itik yang selalu berjalan beriringan ketika
petang hari akan pulang ke kandang. Tingkah laku berjalan beriringan serasi,
bersahabat, kompak, bersama-sama, menjadi contoh bagi manusia akan arti
kehidupan.
7.2.4.1.2 NIAS
Etnis Nias adalah kelompok masyarakat yang
hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang
Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono =
anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias
sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah). Masyarakat
Nias kuno hidup dalam budaya megalitik
dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa
ukiran pada batu-batu besar yang masih
ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini
sampai sekarang. Hukum adat Nias secara umum
disebut fondrakö yang mengatur segala segi
kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian.

Lagu daerah: Nagoyo Manase – menceritakan ketekunan seekor burung


dalam menjalani hidup dengan segala keterbatasan dan kekurangannya.
Pakaian adat: Oroba Sioli – Perempuan; Baru Ohulu – Laki Laki.
Rumah adat: Omo Hada.
Tarian: Maena – tentang kebersamaan, kegembiraan, dan kemeriahaan.
Adat Istiadat: Fahombo – tradisi pemuda suku
Nias melompati batu setinggi 2 meter untuk
mendapatkan status kedewasaan.
Warna, lambang dan pola Nias
Warna Nias adalah merah, kuning dan hitam. Arti dari warna adalah:
Kuning (emas): mewakili kekayaan, kemuliaan dan kesuksesan.
Merah (darah): mewakili keberanian dan
keganasan pendekar Nias, serta marga
mereka dan keluarga.
Hitam (tanah): mewakili tanah air mereka
dan tanah yang subur di Nias, serta
ketabahan dari orang-orang biasa.
Ornamen Suku Nias, seperti pada gambar
disamping.

7.2.4.1.3 Batak Simalungun

Etnis Simalungun kebanyakan berasal dari


Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Beberapa
sumber menyatakan bahwa leluhur etnis ini berasal
dari daerah India Selatan. Marga asli penduduk
Simalungun adalah Damanik, dan 3 marga
pendatang yaitu, Saragih, Sinaga, dan Purba.
Kemudian marga marga (nama keluarga) tersebut
menjadi 4 marga besar di Simalungun.

Lagu Daerah: Tolu Sahundulan – lagu tentang tutur keluarga (Tolu


sahundulan Lima Saodoran).
Pakaian Adat: Hiou
Rumah Adat: Rumah Bolon.
Tarian: Tari Manduda – tarian rakyat Simalungun yang bersukaria masa
panen.
Adat Istiadat: Tolu Sahundulan Lima Saodoran – 3 kedudukan disandang
oleh 5 manusia.

Ornamen : Ada beberapa jenis


ornamen simalungun yang
memiliki makna yang berbeda-
beda. Contohnya ornamen
PINAR BULUNG NI
ANDURDUR. Andurdur adalah
tumbuhan menjalar yang
dilambangkan sebagai
kesetiaan, menepati janji dan
memahami kepentingan
bersama.

7.2.4.1.4 Batak Pakpak

Etnis Batak Pakpak tersebar


banyak di Kabupaten Dairi,
Kabupaten Pakpak Barat dan
sebagian kecil berada di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam.
Etnis Pakpak/Dairi kemungkinan
besar berasal dari keturunan
tentara kerajaan Chola di India yang
menyerang kerajaan Sriwijaya pada
abad 11 Masehi. Berdasarkan dialek
dan wilayah persebarannya, Pakpak
dapat dibagi menjadi 5 bagian subsuku
yang sering disebut suak , yang
membuat suku Pakpak sering juga
disebut Pakpak silima suak yang terdiri dari : Simsim, Keppas, Pegagan, Boang,
dan Kelasen.

Lagu daerah: Dak kekelengenku Tanoh Dairi I – tentang keindahan Tanah


Dairi.
Pakaian Adat: Oles.
Rumah Adat: Rumah Bolon Pakpak.
Tarian Adat: Tatak Tintoa Serser –
menggambarkan kegiatan masyarakat saat
proses memanen padi.
Adat Istiadat: Sulang Silima – Kelima
unsur kehidupan.
Ornamen : Ada beberapa jenis ornamen
pakpak yang memiliki makna yang
berbeda-beda. Contohnya ornamen
gerga nengger atau Nipermunung,
melambangkan kedudukan raja,
pertaki (penguasa) seorang
bangsawan yang bermarga asli di
daerah tempat dia berdomisili.
Hiasan ini serta merta
melambangkan kejayaan
pemerintahan seorang raja.
Letaknya tegak lurus dari puncak
atas sampai pertengahan bagian
depan atau di tengah-tengah
melmelen bonggar.
7.2.4.1.5 Batak Toba
Etnis Batak Toba banyak mendiami daerah
Tapanuli. Etnis batak toba sering menyebut
kelompok mereka sebagai BANGSO BATAK
(BANGSA BATAK). Etnis batak toba pada zaman
dahulu percaya bahwa orang batak pertama
(disebut SIANJUR MULA-MULA) awalnya dari
PUSUK BUHIT, PULO SAMOSIR.

Lagu Daerah: Mariam Tomong – lagu seperti


nina bobo yang menggambarkan kasih sayang
seorang Ibu.
Pakaian Adat: Ulos.
Rumah Adat: Jabu Bolon.
Tarian:Martumba – tarian untuk
menyambut atau melepas kepergian para
pejuang.
Adat Istiadat: Dalihan na Tolu – Kaki
tungku berjumlah 3 buah yang saling
menopang. (Somba marhula hula, manat
mardongan tubu, dan somba marhula-
hula)
Gorga Batak Toba : Terdiri
dari 3 warna (tiga bolit),
yaitu : merah,hitam, dan
putih. Salah sat contoh gorga
batak yaitu simeoleol yang
berarti melenggak-lenggok.
Gorga Simeoleol ini
berbentuk sulur yang terjalin
dengan kesan melenggak-
lenggok yang menghasilkan
keindahan. Gorga ini
melambangkan kegembiraan
dan berfungsi untuk menambah keindahan.
7.2.4.1.6 Batak Mandailing

Etnis Mandailing banyak mendiami daerah


selatan Tapanuli. Nama Mandailing diambil dari
kata Mandala dan Holing yang merupakan sebuah
wilayah Kerajaan Kalinga yang berdiri sebelum
Kerajaan Sriwijaya. Orang Mandailing
didefinisikan sebagai mereka yang bermarga
Nasution, Lubis, Pulungan, Batubara, Rangkuti,
Daulae, Parinduri, Dalimunte, dan Matondang
sahaja seperti ketetapan Mahkamah Tertinggi
Folks Road Batavia 1926 dan keturunan yang berpecah daripada sembilan
marga tadi (i.e. Mardia daripada Rangkuti).

Lagu Daerah: Sahata Saoloan – lagu yang mengajak seluruh masyarakat


untuk selalu seia sekata.
Pakaian Adat: Ulos
Rumah Adat: Bagas Godang
Tarian: Tor Tor Naposo bulung – tarian tentang kesantunan seorang pemuda.
Adat Istiadat: Dalihan Na Tolu –
kahanggi, mora, dan anak boru.
Bolang (Ornamen Mandailing) berfungsi
sebagai simbol atau lambang yang di
dalamnya terkandung nilai-nilai yang
mendalam.
Bolang diberi warna na rara (merah)
melambangkan kekuatan, keberanian dan
kepahlawanan; na bontar (putih)
melambangkan kesucian, kejujuran dan kebaikan; na lomlom (hitam)
melambangkan kegaiban (alam gaib) dalam sistem kepercayaan animisme yang
disebut Sipelebegu. Contohnya Bolang Bindu / Pusuk ni Robung
melambangkan sistem organisasi sosial. Makna: Kehidupan sosial-budaya
masyarakat Mandailing
berlandaskan Adat Dalian
Na Tolu (Tiga Tungku
Sejarangan) atau Adat
Markoum-Sisolkot (adat berkaum-kerabat)
7.2.4.1.7 Batak Karo

Karo mendiami Dataran


Tinggi Karo, Sumatera
Utara, Indonesia. Suku ini
memiliki bahasa sendiri
yang disebut Bahasa Karo
atau Cakap Karo. Suku
karo mendiami sebuah
daerah disekitaran gunung
Sinabung seperti
berastagi, Tiga panah,dll. Etnis karo menggunakan sistem patrinienal
dimana garis keturunan dari Ayah. Beberapa contoh marga pada etnis
Karo adalah Ginting, sitepu, Tarigan, Sembiring, dll

Lagu Daerah: Piso Surit – Lagu tentang penantian pria atas kedatangan
kekasihnya.

Pakaian Adat: Uis.

Rumah Adat: Siwaluh Jabu.

Tarian: Tari Terang Bulan –


menggambarkan percintaan muda
mudi pada malam hari dibawah
terang sinar bulan purnama.

Adat Istiadat: Rakut Sitelu – 3


unsur: kalimbubu, anak beru, dan sanina

Ornamen : Ada beberapa jenis ornamen Karo yang memiliki makna yang
berbeda-beda. Contohnya Ornamen embun sikawiten, yaitu ornament yang
berbentuk awan yang berkaitan atau rangkaian awan yang beriringan yang
berarti Rakut Sitelu dalam
masyarakat karo. Lapisan atas
menunjukkan Kalimbubu dan
lapisan awan bawah sebagai
pengikut menunjukkan Anak
Beru.

7.2.4.2 Alat Musik daerah Sumatera Utara di UKSU-ITB

7.2.4.2.1 Taganing
Taganing ialah salah satu
elemen alat musik dalam
gondang sabagunan yang
berbentuk gendang.
Taganing terdiri dari enam buah gendang (satu gondang besar dan
lima taganing) yang digantungkan dalam sebuah rak. Urutan gendang dari
kanan ke kiri : Odap-odap, Odap, Paidua Odap, Painonga, Paidua Tingting,
Tingting. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri
ukurannya semakin kecil. Nadanya juga demikian, semakin ke kiri
semakin tinggi nadanya.

7.2.4.2.2 Ogung
Ogung terdiri atas 4 bagian : Oloan, Ihutan,
Panggora dan Doal yang berfungi
sebagai pembawa tempo dan pengatur

7.2.4.2.3 Hasapi

Alat musik ini terbuat dari


kayu. Alat musik sejenis
gitar ini memiliki dua senar.
Di bagian lehernya terdapat
dua pasak dari kayu kelapa
yang berfungsi untuk
mengatur nada.

7.2.4.2.4 Sulim
Sulim adalah alat musik tiup
yang terbuat dari bambu seperti
seruling atau suling. Sulim
memiliki 6 lubang nada.
7.2.4.2.5 Garantung
Merupakan salah satu jenis alat
musik dengan cara dipukul, terbuat
dari wilahan kayu (xylophone) yang
berbahan dasar dari kayu ingol dan
dosi. Garantung yang ada di UKSU-
ITB terdiri atas 11 wilahan kayu
yang digantungkan di atas kotak
yang sekaligus berfungsi sebagai
resonatornya. Masing-masing wilahan mempunyai nada yaitu, sol(5), la (6),
si(7) ,1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la), 7 (si), do(1). Alat musik ini
dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan tangan
kanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan
pembawa ritme, yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan
wilahan sekaligus dalam memainkan sebuah lagu.

7.2.4.2.6 Kulcapi
Kulcapi adalah salah satu alat musik
tradisional Suku Karo. Kulcapi
hanya mempunyai 2 senar yaitu
senar 1 dan senar 2. Kulcapi dibuat
dari bahan dasar kayu yang di
bentuk dan di ukir dengan ornamen
khas karo.

7.2.4.2.7 Keteng – Keteng


Keteng-keteng adalah alat musik pukul
tradisional Suku Karo dari Sumatera
Utara yang berbahan dasar dari
bambu. Keteng-Keteng memiliki senar
yang terbuat dari kulit bambu itu
sendiri. Alat pemukul keteng-keteng
juga terbuat dari potongan bambu dan
terdiri dari dua buah.
Cara memainkannya dengan
menabuhnya seperti drum.

7.2.4.2.8 Sarune
Sarune terdiri atas beberapa
bagian seperti anak sarune,
tongkeh sarune, ampang-
ampang sarune, batang sarune,
dan gundal sarune. Anak
sarune, terbuat dari daun
kelapa dan embuluembulu
Tongkeh sarune merupaka
bagian yang berguna untuk
menghubungkan anak-anak
sarune, panjangnya sama
dengan jarak antara satu
lubang nada dengan nada yang lain pada lobang sarune Ampang-ampang sarune,
bagian ini ditempatkan pada embulu-embulu sarune yang berguna untuk
penumpang bibir pada saat meniup sarune. Batang sarune adalah tempat lobang
nada sarune. Sarune mempunyai delapan buah lobang nada. Tujuh di sisi atas dan
satu di belakang. Gundal sarune, letaknya pada bagian bawah batang sarune.
Gundal sarune terbuat dari bahan yang sama dengan batang sarune.
7.2.4.2.9 Penganak
Penganak sebagai pembawa ketukan dasar
diulang-ulang dalam hitungan delapan

7.2.4.2.10 Hesek
Hesek, adalah instrument pembawa tempo (ketukan dasar) yang terbuat dari
pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol kosong. Instrumen
ini dimainkan dengan cara mengadu pecahan logam tersebut.

7.2.4.3 Cara Memainkan Alat Musik yang ada di UKSU-ITB

7.2.4.3.1 Hesek
Cara memegang
Hesek dipegang dengan dua tangan, satu tangan satu hesek. Cara memegangnya
seperti forehand grip dalam permainan bulu tangkis
Cara mengatur tempo
Cara mengatur tempo adalah, menyesuaikan dengan ketukan lagu dan dipukulkan
secara konstan. Untuk tempo cepat, pukulan akan lebih cepat, demikian dengan
lagu yang bertempo lambat, pukulan akan melambat.
Cara memainkan lagu
Untuk memainkan lagu, hesek harus menguasai tempo lagu dan harus memainkan
hesek dengan konstan karena akan menjadi pembawa ketukan. Hal ini bisa dilatih
dengan sering mendengar lagu dan mendengarkan ketukan lagu tersebut.

7.2.4.3.2. Sulim
Cara memegang
Jari manis tangan kanan menutup lubang pertama dari bawah, jari tengah tangan
kanan menutup lubang kedua dari bawah, jari telunjuk tangan kanan menutup
lubang ketiga dari bawah, jari manis tangan kiri menutup lubang keempat dari
bawah, jari tengah tangan kiri menutup lubang kelima dari bawah, jari telunjuk
tangan kiri menutup lubang keenam dari bawah, jari jempol menumpu sulim di
sisi bawah sulim. Sulim dipegang dengan posisi hampir tegak lurus dengan kepala
dengan posisi lubang peniupan di depan mulut.
Cara meniup
Meniup sulim dengan memusatkan tiupan ke satu titik (tidak menyebar). Atur
kemiringan lubang peniupan dengan mulut, agar sulim berbunyi dengan nyaring
(suara udara akibat tiupan tidak terlalu terdengar dibandingkan suara sulim yang
dihasilkan)
Tangga nada
Do : Semua lubang ditutup
Re : Lubang pertama dibuka
Mi : Lubang pertama dan kedua dibuka
Fa : Lubang pertama, kedua, dan ketiga dibuka
Sol : Lubang pertama, kedua, ketiga, dan keempat dibuka
La : Lubang pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima dibuka
Si : Lubang pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam dibuka
Do tinggi: Semua lubang ditutup kecuali lubang keenam
Meniup menggunakan lidah
Teknik ini adalah teknik meniup sulim dengan memainkan lidah untuk mengatur
tiupan dari mulut. Lidah dinaik turunkan atau dimaju mundurkan di dalam mulut
agar udara tidak kontinu masuk ke lubang peniupan sulim sehingga terdengar
staccato.
Cara memainkan lagu :
Ada dua cara : melihat not yang telah dibuat oleh penulis lagu atau cara yang
paling mudah adalah menghapal nadanya. Kita bisa latihan dengan
mensenandungkan sampai kita hapal nadanya.

7.2.4.3.3 Ogung
Cara Memukul
Memainkan ogung menggunakan pemukul, bisa dimain kan satu orang dengan
memegang 2 pemukul sekaligus. Namun bisa juga dimainkan dua orang dengan
masing masing memegan 1 pemukul, 1 memainkan oloan dan ihutan, satunya lagi
memainkan panggora dan doal.
Cara mengatur tempo
 ogung oloan yang memiliki fungsi ritme konstan dipukul kemudian diikuti oleh
ogung lainnya.
 ogung ihutan yang memiliki fungsi mengikuti irama dari ogung oloan.
 ogung panggora yang memiliki fungsi mengikuti irama ogung oloan dan ogung
ihutan
 ogung doal memiliki fungsi meramaikan irama dari ogung oloan,ihutan dan
panggora.

Cara memainkan lagu


Untuk membawakan sebuah lagu, ogung dimainkan sesuai tempo yang telah
ditentukan/disepakati sebelum memainkan lagu.

7.2.4.3.4 Penganak
Cara memukul
Penganak dipukul tepat di tengahnya sehingga menghasilkan bunyi yang nyaring.
Cara mengatur tempo
Penganak sebagai pembawa ketukan dasar diulang-ulang dalam hitungan delapan.
Usahakan memukul penganak dengan konstan sesuai dengan tempo lagu yang
telah disepakati.
Cara memainkan lagu
Untuk memainkan dalam sebuah lagu, cara memainkannya cukup dengan
memukul konstan sesuai tempo yang telah ditentukan sebelumnya., umumnya
dipukul satu kali dalam hitungan 1x8.

7.2.4.3.5 Keteng-Keteng
Cara memukul
Keteng keteng dipukul dengan alat pukul terbuat dari bambu. Caranya dengan
menabuhnya seperti bermain drum. Variasi pukulan, memukul bagian tengah
secara bergantian dan memukul bagian kiri dan kanan secara bersamaan.
Cara mengatur tempo.
Kecepatan pukulan dalam bermain keteng-keteng menyesuaikan dengan tempo.
Bila tempo cepat, maka pukulan lebih cepat dari tempo lambat. Berlatihlah
dengan memukul secara konstan.
Cara memainkan lagu.
Untuk memainkan dalam sebuah lagu, keteng-keteng dimainkan sesuai tempo
lagu yang telah disepakati sebelum bermain. Biasanya variasi pukulan akan sama
saja untuk lagu apa saja hanya bermain di tempo saja.

7.2.4.3.6 Gitar
Cara memetik
Gitar memiliki enam buah senar, dari bawah dihitung senar satu sampai ke atas
adalah senar ke enam. Dari bawah ke atas, nada defaultnya adalah E, B, G, D, A,
E. Untuk memetik gitar, 3 tali teratas, akan menjadi bass nya dan dimainkan
dengan ibu jari tangan kanan sementara 3 senar terbawahnya( senar satu dipetik
jari manis tangan kanan, senar dua dipetik jari tengah tangan kanan, senar tiga
dipetik jari telunjuk tangan kanan). Selain dipetik, gitar juga dapat dimainkan
dengan cara menggenjreng/merambas yakni membunyikan sekaligus beberapa
senar. Dalam hal ini perlu juga diperhatikan tempo atau irama lagu yang
dibawakan. Jadi tidak boleh asal-asalan dalam menggenjreng.
Teori Dasar Chord
Pada tangga nada dikenal pola 1-1-1/2-1-1-1-1/2, yakni perbedaan tinggi nada
antara nada satu dengan nada berikutnya. C-1-D-1-E-1/2-F-1-G-1-A-1-B-1/2-C
Dalam bermain gitar, kita biasanya akan diberi sebuah kunci dasar dan kita akan
bermain chord untuk mengiringi lagu tersebut. Untuk lagu-lagu sederhana, kita
dapat menggunakan teori berikut untuk menentukan chord mana saja yang akan
kita pakai saat diberikan sebuah kunci dasar.
 Tentukan dahulu chord dasarnya
 Buat tangga nadanya, seperti contoh diatas. Pastikan polanya sudah mengikuti
1-1-1/2-1-1-11/2
 Contoh : nada dasar G.
 G-1-A-1-B-1/2-C-1-D-1-E-1/2-F-1-G agar mengikuti pola maka harus ada
nadayang di kreskan (#) atau dimol (b), sehingga menjadi G-1-A-1-B-1/2-C-
1-D-1-E-1-F#-1/2-G
 Agar dapat menjadi pilihan chord, maka kita biasanya akan meminorkan nada
ke dua dan keenamnya, sehingg pilihan chord yang dapat kita gunakan untuk
bermain gitarnya adalah G-Am-B-C-D-Em-F-G
 Cobalah latihan dengan variasi kunci yang lainnya.
Cara memainkan lagu
Untuk mengiringi sebuah lagu dalam permainan gitar, dibutuhkan feeling yang
baik dalam mendengar nada lagunya. Bila kita telah mengetahui nada lagunya dan
telah menentukan chord dasar yang akan kita pakai, maka tinggal menyesuaikan
ke chord-chord lainnya sesuai dengan teori dasar sebelumnya.

7.2.4.3.7 Hasapi
Cara memetik
Hasapi memiliki dua senar dan biasanya diatur dengan nada do mi. Tali pertama
dari atas adalah do, tali kedua dari atas adalah mi. Jika kita melepas senar
pertama, akan berbunyi do, jika kita menekan senar pertama pada area jari manis,
akan menjadi re. Mi adalah tali kedua, tidak ditekan. Jika kita menekan pada
daerah jari telunjuk pada senar dua, akan berbunyi fa, dan bila kita menekan pada
daerah jari manis pada senar dua, akan berbunyi sol.

Untuk menekan senar, akan lebih baik bila kita menekan dengan menggunakan
bantuan ujung kuku jari tangan kiri sehingga suara lebih nyaring. Sedangkan
untuk memetik disarankan menggunakan pick atau bahan sejenis pick gitar.
Cara memegang
Cara memegang hasapi adalah dengan merangkulnya di lengan bagian dalam
sikut kanan dan memegang lehernya dengan tangan kiri. Tangan kanan leluasa
memetik hasapi pada posisi tersebut.
Cara memainkan lagu
Dalam memainkan lagu, hasapi bisa dimainkan sebagai hasapi doal dan hasapi
ende. Hasapi ende adalah memainkan hasapi sehingga hasapi mengikuti suara
vokal/ pembawa melodi dari lagu tersebut. Sedangkan hasapi doal adalah
memainkan hasapi sebagai pembawa ritem konstan.

7.2.4.3.8 Kulcapi
Cara memetik
Mirip dengan hasapi, kulcapi memiliki dua senar namun diatur dengan nada sol
dna re (G dan D bila kunci dasar C). Senar satu adalah senar paling bawah, senar
dua adalah senar paling atas. Berbeda dengan hasapi, kulcapi memiliki fret yang
mempermudah kita dalam menekan senar, sehingga tidak perlu menggunakan
bantuan ujung kuku jari tangan kiri juga senar dapat berbunyi dengan nyaring.
Untuk memetik kulcapi juga disarankan menggunakan pick atau bahan sejenis
pcik gitar.
Cara memegang
Mirip seperti hasapi, cara memegang kulcapi adalah dengan merangkulnya di
lengan bagian dalam sikut kanan dan memegang lehernya dengan tangan kiri.
Tangan kanan leluasa memetik kulcapi pada posisi tersebut.
Cara memainkan lagu
Berbeda dengan hasapi, kulcapi dimainkan dengan membawa melodi lagu
tersebut.

7.2.4.3.9 Garantung
Garantung adalah salah satu alat musik pukul, yang cara memainkannya sama
seperti piano yang menekan tuts berbeda untuk mendapatkan nada berbeda.
Namun pada alat musik ini, tuts itu berupa dan kayu dan tidak ditekan lagi,
namun dipukul untukmenghasilkan nada.
Cara Memukul
“Tuts” dari garantung dibuat dari wilahan kayu .... (lupa kayu apa). Untuk
menghasilkan nada, tuts tersebut dipukul menggunakan stik yang juga terbuat dari
kayu. Stik yang digunakan berjumlah dua buh, untuk masing – masinjg tangan.
Pada umumnya, tuts dipukul secara gantian dengan kedua stick untuk
menghasilkan sebuha nada. Namun sering teknik ini diubah dengan berbagai
variasi yang cukup berbeda. Salah satu variasinya adalah memukul dua tuts secara
bersamaan, namun bukan sembarang tuts. Dua tuts tersebut harus berjarak satu
tuts, misalnya tuts pertama dan tuts ketiga, atau tuts keempat dan tuts keenam,
dan seterusnya. Sebenarnya tidak ada ketentuan yang mknyatakan bagaiaman
teknik memukul garantung tersebut, garantung dimainkan sebebas dan senyaman
mungkin oleh pemain. Namun permainan garantung akan kedengaran baik/enak,
jika dimainkan sedeikian rupa sehingga kedengaran ramai.
Tangga Nada
Tangga nada pada Garantung sama dengan piano, namun tidak memiliki nada
pada tuts hitam piano, dengan kata lain tidak memadai untuk menghasilkan nada
setengah. Tuts pertama garantung tidak selalu nada do, tergantung dari pembuat
garantung tersebut. Tangga nada pada garantung paling rendah di sebelah kanan,
dan semakin ke kiri, akan semakin tinggi nadanya. c.
Cara Memainkan Lagu
Dalam memainkan lagu, pemain garantung dibebaskan bagaimana mengisi lagu
tersebut selama permainannya sinkron dengan lagu. Namun ada dua cara umum
untuk mengiringi lagu, pertama pemain garantung memainkan nada sama persis
dengan bagaimana lagu dinyanyikan. Dan cara kedua, tidak mengikuti nada lagu
namun memainkan nada lain yang menambah keindahan pada lagu.

7.2.4.3.10 Taganing
Cara memukul
Taganing dimainkan dengan dua buah stick yang dipukul ke kulit dari taganing
itu sendiri. Keenam gendang yang ada di taganing mempunyai suara yang khas.
Nama gendang – gendang tersebut dari kanan ke kiri pemain adalah odap odap,
odap, paidua odap, painonga, paidua tingting, dan tingting. Suara taganing
semakin tinggi dari kanan ke kiri pemain. Secara umum taganing dimainkan oleh
satu orang. Namun, taganing dapat juga dimainkan oleh dua orang.
Cara mengatur tempo
Secara garis besar, taganing mempunyai dua warna suara, yaitu bass (dua
gendang di kanan) dan melodi (empat gendang di kiri). Cara memainkannya
adalah dengan memadukan unsur bass dan melodi menjadi satu kesatuan yang
harmonis. Apabila taganing dimainkan oleh satu orang, tangan kiri pemain akan
bermain melodi dan tangan kanannya akan bermain bass. Apabila taganing
dimainkan oleh dua orang, pemain di kiri akan memainkan melodi dan pemain di
kanan akan memainkan bass. Pemain taganing harus dapat bermain dengan tempo
yang tepat sehingga harmonisasi dengan pemain musik lainnya terutama perkusi
dapat dijaga.
Cara memainkan lagu
Taganing dimainkan sesuai jenis lagu yang dibawakan. Tempo lagu yang
dibawakan akan berpengaruh pada permainan taganing. Biasanya lagu yang
dibawakan taganing bertempo cepat karena warna alunan ritme yang dibawa
taganing adalah riang dan menghentak walaupun tidak menutup kemungkinan
untuk memainkan lagu bertempo lambat sesuai kebutuhan. Satu hal yang menjadi
ciri khas taganing adalah rapel. Rapel adalah variasi pukulan yang menandakan
bahwa lagu akan memasuki bait, reff, interlude, dan ending. Rapel inilah yang
membuat permainan taganing menjadi bervarisai dan penuh warna.
7.2.4.3. 11. Bass
Cara memetik
Gitar bass tidak seperti gitar lain yang senarnya dapat dimainkan dengan cara
memetik seluruh senar bersamaan, gitar bass hanya dapat dimainkan dengan
memetik satu per satu senar. Sangat penting untuk berlatih cara memetik gitar
bass untuk menghasilkan suara yang indah. Gitar bass juga dapat dipetik seperti
gitar biasa, yang tergantung pada jenis musik yang dimainkan.
1. Selalu potong kuku jari Anda. Kuku Anda akan berpengaruh terhadap suara
yang dihasilkan senar gitar.
2. Petik menggunakan dua jari untuk meningkatkan efisiensi. Petik gitar
menggunakan jari tengah dan jari telunjuk secara bergantian. Tidak masalah
dengan jari apa Anda memulai, asalkan kecepatan dan irama kedua jari tetap
sama.
3. Petik senar berdekatan dengan leher gitar untuk nada yang lembut. Jika Anda
memetik senar di bagian ujung badan gitar, suara yang dihasilkan akan lebih
perkusi. Ketika Anda berlatih, lokasikan petikan Anda ke area gitar tertentu
tanpa sering berpindah-pindah.
4. Petik senar dengan cara menggesekan ujung jari Anda ke senar. Jangan
menarik senar pada saat memainkan gitar, karena suara yang dihasilkan
kurang enak didengar. Jika Anda ingin memperbesar suara, besarkan tingkat
suara di amplifier, bukan menguatkan petikan pada senar.
Teori dasar Musik
Dalam bermain bass sangat penting buat kita untuk tahu nada dasar dari lagu yang
akan kita bawakan. Karena kalau salah mendeteksi nada dasar sebuah lagu maka
dijamin kita bakalan ngebass dengan amat sangat anehnya...karena tidak akan ada
satupun nada yang kita mainkan sebagai improvisasi yang masuk ke nada dasar
lagu yang kita bawakan.
Bass yang biasa kita pakai normalnya memiliki 4 senar. Senar yang paling atas
atau yang tebal adalah kunci E, dibawahnya kunci A, lalu D, dan terakhir yang
paling tipis adalah G dimana 1,4,5 selalu major; 2,3,6 selalu minor dan 7 selalu
diminished.
Ada dasarnya bass adalah salah satu alat musik yang menentukan tempo dalam
bermain musik, menjaga agar gitar dan vokal tetap konstan pada tempo yang telah
ditentukan.
Seperti halnya gitar, bass adalah alat musik yang menggunakan dawai atau senar
sebagai sumber suara. Hanya saja bass memakai 4 (senar paling atas kalo ada di
gitar), yaitu senar E yang paling rendah, senar A, senar D dan senar G yang paling
tinggi. Susunan senar pada bass (4senar) juga dimulai dari senar 6=E, 5=A, 4=D,
dan 3=G. Begitu juga dalam penulisannya pada tablature, bass hanya
menggunakan 4 garis yang mewakili senar-senar tersebut.
Cara Memainkan Lagu
Peran Bass Pada Lagu:
1. Bass berperan sebagai penentu dan pemandu chord yang sedang dimainkan
dalam setiap pergerakan lagu.
2. Bass juga berperan sebagai pengiring musik, yang mana peran ini berbagi
dengan pemain drum. Bass juga bisa menghubungkan antara pemandu (gitar
dan piano) dengan pengiring (drum) sehingga dapat menjadi kesatuan yang
harmonis.
Kita menggunakan chord sebagai pengiring sebuah lagu. Chord adalah
kumpulan dari paling sedikit 3 nada yang dibunyikan secara bersama atau
berdekatan. Nah, bunyi utama yang bisa dikenali dari ketiga nada itu disebut
root note, dan nada kedua adalah pelengkap chord yang dapat menghasilkan
nuansa tersendiri. Misalnya chord C minor (Cm), berarti root note-nya adalah
C dan nada kedua berikutnya adalah yang menentukan chord C tersebut
menjadi sebuah chord jenis minor.
7.3 ORGANISASI

7.3.1 Latar Belakang:


UKSU-ITB merupakan suatu organisasi kemahasiswaan di ITB. Para calon
kader yang mengikuti PPAB harus mengetahui dan mengenal organisasi yang akan
diikutinya, yaitu UKSU-ITB.

7.3.2 Tujuan:
Calon kader mencapai profil kader “Angkatan 2017 yang mengenal UKSU-ITB
sebagai suatu organisasi.”
Garis Besar Materi:
1. Defenisi Organisasi.
2. Asas, sifat, identitas, maksud dan tujuan, keanggotaan, dan badan kelengkapa
UKSU-ITB.
3. Hymne PPAB UKSU-ITB.

7.3.3 Defenisi Organisasi:


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi /or·ga·ni·sa·si/ n
1.kesatuan (susunan dsb) yg terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dl perkumpulan
dsb untuk tujuan tertentu; 2. kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan
untuk mencapai tujuan bersama.
Adapun, pengertian kesatuan itu sendiri adalah kesatuan /ke·sa·tu·an/ n 1
perihal satu; 2 keesaan; sifat tunggal: Sedangkan pengertian kumpul adalah
kumpul /kum·pul/ v, berkumpul /ber·kum·pul/ v 1 bersama-sama menjadi satu
kesatuan atau kelompok (tidak terpisah-pisah).

7.3.4 Asas UKSU-ITB


Asas merupakan dasar yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat dalam
sebuah organisasi. Dalam AD/ART Bab II pasal 4, UKSU-ITB memiliki asas-asas
sebagai berikut:
a. Kemahasiswaan
b. Kebenaran
c. Kebebasan mimbar yang dewasa serta bertanggung jawab.
7.3.5 Sifat UKSU-ITB
Dalam AD/ART Bab II Pasal 5, sifat UKSU-ITB ada 3 yaitu:
a. Kekeluargaan yang demokratis, kemahasiswaan, dan sarana pelestarian budaya.
b. Berdaulat dan mempunyai hak otonomi penuh dalam perencanaan dan pelaksanaan
programnya.
c. Saling menghormati dan menjaga hubungan baik diantara sesama satuan kegiatan
dan lembaga lainnya di lingkungan ITB.

7.3.6 Identitias UKSU-ITB


Lambang UKSU-ITB memiliki makna:
a. Gambar “Ganesha dengan tulisan UKSU-ITB
dibawahnya”: mencerminkan bahwa UKSU-ITB
berada di ITB.
b. Gambar “bunga matahari dengan tujuh kelopak”:
melambangkan etnis asli di Sumatera Utara, yaitu:
Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak,
Nias, Melayu.
c. Tulisan “UNIT KESENIAN
SUMATERA UTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG”: sebagai
identitas UKSU-ITB.
d. “Lingkaran dibagi empat”: Letak Indonesia di antara dua samudera dan dua
benua.
e. Warna “biru”: melambangkan bangsa yang berkepribadian.
f. Warna “kuning”: melambangkan kemakmuran.
g. Warna “merah”: melambangkan keberanian

7.3.7 Maksud dan Tujuan UKSU-ITB


Sebagaimana tertulis pada AD/ART Bab II Pasal 6, maksud dan tujuan UKSU-
ITB adalah:

a. Ikut berusaha mencapai maksud dan tujuan kehidupan kemahasiswaan ITB.


b. Menyalurkan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa ITB dalam mengenal
budaya bangsa Indonesia, khususnya Sumatera Utara.
c. Membawa kesadaran bernegara dan bertanggung jawab dalam pelestarian budaya
bangsa Indonesia.
d. Ikut membantu ITB dalam bidang pengembangan dan pelestarian budaya bangsa.

7.3.8 Keanggotaan UKSU-ITB


Sebagaimana tertulis pada AD/ART UKSU-ITB, terdapat 3 keanggotaan di
UKSU-ITB:
a. Anggota Biasa: Mahasiswa S1 ITB sah yang telah mengikuti Program Pembinaan
Anggota Baru (PPAB) UKSU-ITB dan telah disahkan sebagai anggota UKSU-
ITB oleh ketetapan Ketua Umum UKSU-ITB.
b. Anggota Luar Biasa: Anggota biasa UKSU-ITB yang telah menyelesaikan studi
S1-nya di ITB, atau Anggota biasa yang diangkat dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Anggota UKSU-ITB
c. Anggota Kehormatan: anggota yang berasal dari dalam atau luar ITB serta telah
banyak membantu UKSU-ITB dan telah mendapat pengesahan dari Musyawarah
Anggota yang sah dan khusus untuk itu.

Hymne PPAB UKSU-ITB


Tempat sepasang kaki terhenti
Di rumah budaya bangsaku
Kuikrarkan dalam jiwaku
Budayaku, cermin bangsaku
Kuderapkan langkah bersatu
Menuju cita mulia
Isei? UKSU-ITB
Bersatulah!
Isei? UKSU-ITB
Tetap jaya!
7.4 PENAMPILAN BUDAYA
7.4.1 Nias: NAGOYO MANASE
nagoyo manase
sise’ise bawa
ba sanau ahe
ba sanae kaewa
i’urai nidanö
i’uraini mbombo
wangalui gönia
sa ono guro
Reff:
lö u lö a 3x
akaewa-kaewa
ha ha ha ha 3x
isöndra gönia
Lagu Nagayo Manase bercerita tentang perjuangan hidup burung nagayo

manase dalam segala keterbatasannya. Burung tersebut menjalani hidup

dengan sabar dan sangat berhati-hati dalam bertindak. Seperti bagian dari

satu baris lirik lagu ‘lö u lö a, akaewa-kaewaha ha ha haisöndra gönia’ berarti ‘Dia

diam-diam dan tidak menimbulkan suara apa pun dia mendapatkan

makanannya’. Bagian dari lirik lagu tersebut menggambarkan burung

nagoyo manase sabar ketika mencari makanannya di pinggir sungai.

7.4.2 Simalungun: TOLU SAHUNDULAN

SANINA pangalopan riah


Jongjong nasiam ase rup hita manortor
Riap ma hita mangembas manortor
Mangalo-alo haganupan sindohorta
TONDONG pangalopan podah
Roh ma nasiam ase roh hanami marsombah
Podahi nasiam hanami na lepak
Ulang manlembang humbani adat Simalungun

Nasiam panggual nami


Gual nasiam ma gondang in
Ase manortor hanami on
Na marsanina janah martondong maranak boru
Ase manortor hanami on
Na marsanina janah martondong maranak boru

BORU pangalopan gogoh


Roh ma nasiam ase roh hanami mangelek
Hobashon nasiam ganupan horjata
Ulang tarbador hita humbani pestata

TONDONG pangalopan podah


Roh ma nasiam ase roh hanami marsombah
Podahi nasiam hanami na lepak
Ulang manlembang humbani adat Simalungun

Nasiam panggual nami


Gual nasiam ma gondang in
Ase manortor hanami on
Na marsanina janah martondong maranak boru
Ase manortor hanami on
Na marsanina janah martondong maranak boru
BORU pangalopan gogoh
Roh ma nasiam ase roh hanami mangelek
Hobashon nasiam ganupan horjata
Ulang tarbador hita humbani pestata

Ase manortor hanami on


Na marsanina janah martondong maranak boru
Ase manortor hanami on
Na marsanina janah martondong maranak boru

Lagu Tolu Sahundulan adalah lagu yang menyampaikan tentang


pentingnya 3 unsur dalam adat simalungun yaitu: Sanina, Tondong, dan
Boru. Tolu sahundulan sendiri memiliki ari tiga unsur tadi. Ketiga unsur
tersebut juga merupakan syarat utama untuk mengadakan acara adat
Simalungun.

Sanina pada acara adat Simalungun posisinya sebagai teman untuk


memusyawarahkan seperti apa sebuah pesta akan dilangsungkan. Tondong
posisinya sebagai orang yang paling di hormati sekaligus pemberi nasehat.
Boru posisinya sebagai orang yang bertanggungjawab mengerjakan semua
pekerjaan yang berhubungan dengan acara adat tersebut.

7.4.3 Melayu: SELAYANG PANDANG


Lama sudah tidak ke ladang
Tinggi rumput dari lah lalang
Lama tak kupandang
Hatiku bimbang

Layang-layang selayang pandang


Hati di dalam rasa bergoncang
Jangan ragu dan jangan bimbang
Ini lagu selayang pandang
Manis sungguh kelapa tuan
Tidak tuan kelapa bali
Kalau tak tuan
Siapa lagi

Layang-layang selayang pandang


Hati di dalam rasa bergoncang
Jangan ragu dan jangan bimbang
Ini lagu selayang pandang

Pisang emas bawa berlayar


Masak sebiji di atas peti
Hutang lah emas boleh dibayar
Hutang lah budi dibawa mati

Layang-layang selayang pandang


Hati di dalam rasa bergoncang
Jangan ragu dan jangan bimbang
Ini lagu selayang pandang

Manis sungguh tebu seberang


Dari akar sampai ke pucuk
Manisnya sungguh mulutnya orang
Hati menangis jadi terbujuk

Lagu Selayang Pandang merupakan rangkaian pantun 4 baris atau 2 baris


yang berisi tentang kerinduan seorang kekasih dan nasihat untuk berbuat
baik. Lirik lagu Selayang Pandang berupa pantun karena pantun adalah
salah satu adat Melayu Deli dalam menyampaikan perasaan, nasihat, atau
pendidikan.
Pada bait pertama dan ketiga, pantun tersebut menceritakan tentang
kerinduan dan kecintaan seorang nona kepada seorang tuan. Pada bait
ketiga dan keempat, pantun tersebut menyampaikan nasihat tentang
hendaknya kita membalas kebaikan seseorang dan selalu bertutur kata baik
kepada setiap orang.

7.4.4. Mandailing: SAHATA SAOLOAN


Sahata saoloan 
na sapangambe sapanaili
Satahi dohot dongan 
maroban sonang pangarohai
Songon siala sampagul 
sai rap tu ginjang rap tu toru
Muda madabu saulak lalu
muda magulang sai rap margulu
Muda sabara sabustak 
bope salumpat saindege
Hasonangan na so unjung mantak
do baritana sai tarbege

Lagu yang memiliki makna untuk mengajak kita semua agar selalu
kompak, bersama-sama dan bersatu padu dalam keadaan apapun. Lagu ini
berasal dari daerah Tapanuli Selatan / Mandailing Natal.

7.4.5. Batak Toba: TARI MARTUMBA


Tari Tor Tor Martumba merupakan sebuah tarian yang berasal dari adat
batak toba yang pada awalnya ditarikan sebagai media komunikasi doa
(tonggo) kepada opputa mula jadi na bolon. Tarian dilakukan untuk
berdoa agar hujan turun juga sekaligus meminta berkat (pasu-pasu).
Matumba juga digunakan untuk menyambut kedatangan dan kepergian
pejuang yang berperang melawan penjajah dengan tujuan menyampaikan
doa dan juga ucapan rasa syukur terhadap opputa mula jadi na bolon.
Sekarang tarian ini dilakukan sebagai rasa penghormatan dan ikatan
kekeluargaan yang kuat kepada sesamanya.

Adapun beberapa gerakan yang penting dalam tarian martumba yaitu:


Gerakan somba adat, somba adat marhaliang, martopak tangan
mangakkat pat margotti-gotti dohot mangahormat, manganggutton tangan
tu siamun tu hambirang dohot pat mangalakka tu jolo, marsitiopan tangan
marhaliang, madalan tu jolo dohot tu pudi.

7.4.6. Karo: TARI TERANG BULAN


Salah satu tari adat dari tanah Karo yang menggambarkan perintaan muda-
mudi pada malam hari dibawah terang sinar bulan purnama. Tari ini
dibawakan dengan karakter gerak yang lemah gemulai.

7.4.7. Pak-pak: TATAK TINTOAN SER-SER


Tatak merupakan istilah tari dari masyarakat Pak-Pak analog dengan Tor
Tor pada masyarakat Batak Toba. Tatak Tintoa Serser menggambarkan
tentang bagaimana masyarakat Pak-Pak dalam bercocok tanam, mulai dari
memanen padi, mengirik, membersihkan dan membawa hasil panen.
Manerser senidir menggambarkan aktivitas memisahkan bulir-bulir padi
dengan cara menginjak-injak padi. Aktivitas tersebut tidak dapat dilakukan
sendiri-sendiri namun harus dialakukan bersama-sama. Adapun gerakan
gerakan penting dalam tarian ini adalah: Mangirik (memisahkan bulir padi
dari tangkainya), Manarsari (membuang sisa padi yang kosong),
Erserakan Page (menyerakkan padi), Mangumpulkan Page
(menggumpulkan padi), Menjunjung Page (menjunjung padi).
Dalam setiap gerakannnya mengandung nilai keindahan, nilai solidaritas
dan nilai gotong royong.

Anda mungkin juga menyukai