DI INDONESIA
Banyak
bioluminesensi
jenis
zooplankton
(bioluminescence)
atau
yang
cahaya
dapat
menimbulkan
hayati.Bioluminesensi
yang sengatannya bagai tawon, maka dijuluki tawon laut (Sea wasp).
Dalam kasus tertentu sengatan tawon laut ini, yang terdapat antaralain
dari Australia hingga Filuipina yang bisa menyebabkan kematian.
SEJARAH
Meskipun plankton terdapat di seluruh permukaan laut dunia,
namun orang mulanya tidak menyadari kehadirannya. Ukurannya yang
umumnya mikroskopis membuatnya luput dari perhatian orang banyak.
Oleh sebab itu ketika Antony van Leeuwenhoek pertama kali
menciptakan mikroskop yang sangat sederhana pada tahun 1676, ia
sebenarnya membuka babak baru untuk melihat alam ini, dalam skala
mikro. Ia membuktikan bahwa dalam air, baik air tawar maupun air
laut,terkandung kehidupan yang begitu kaya akan keanekaragaman
hayati, termasuk berbagai tumbuhan renik, yang tak pernah diketahui
orang sebelumnya. Ini merupakan temuan dasar yang terpenting yang
memungkinkan berkembangnya planktonologi di kemudian hari, yakni
ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan plankton (ada juga yang
menyebutnya planktonologi).
Victor Hensen (1835-1924), perintis dalam penelitian kuantitatif plankton. Tahun 1887 ia
mengenalkan istilah plankton.[Kanan] Gambar jaring plankton untuk penarikan
vertical yang didesain oleh Hansen (Sumber : Lenz,2004)
Sumbangan
yang
sangat
bermakna
bagi
perkembangan
meliputi
of
Oceanography,
California.
Namun
perkembangan
yang
semakin
canggih,terutama
yang
didukung
oleh
fisiologi
plankton
yang
kini
mengarah
ke
fisiologi