Anda di halaman 1dari 67

PENUNTUN PRAKTIKUM

Disusun oleh:
TIM PENYUSUN

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya.


Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta pengikutnya sampai akhir zaman.
Buku Penuntun Praktikum ini disusun untuk dengan harapan dapat
membantu jalannyan praktikum, baik praktikan maupun asisten yang
mendampinginya. Mata kuliah Ikhtiologi adalah mata kuliah wajib untuk
diprogramkan oleh mahasiswa program studi Budidaya Perairan dan
Teknologi Hasil Perikanan.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada buku
penuntun ini. Maka dari itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
perbaikan buku penuntunt praktikum ini.

Tim Penyusun

ii
JADWAL PRAKTIKUM

Pertemuan ke- Materi Keterangan


1 Pendahuluan 1x pertemuan
2 Morfologi Ikan 1x pertemuan
3 Sistem Pencernaan Ikan 1x pertemuan
4 Sistem Integumen dan Urat Daging 1x pertemuan
5 Sistem Syaraf dan Sistem Respirasi 1x pertemuan
6 Sistem Rangka 1x pertemuan
7 Sistem Syaraf 1x pertemuan
8 UTS
9 Sistem Peredaran Darah 1x pertemuan
10 Sistem Reproduksi dan Urogenital 1x pertemuan
11 Morfometrik dan Meristik 1x pertemuan
12-13 Identifikasi 2x pertemuan
14-15 Pembuatan Laporan 2x pertemuan
16 UAS

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 : MORFOLOGI IKAN 1
BAB II : SISTEM INTEGUMEN 11
BAB III : SISTEM RANGKA 14
BAB IV : SISTEM URAT DAGING 19
BAB V : SISTEM RESPIRASI 24
BAB VI : SISTEM PEREDARAN DARAH 27
BAB VII : SISTEM PENCERNAAN 31
BAB VIII : SISTEM REPRODUKSI 38
BAB IX : SISTEM SYARAF 41
BAB X : SISTEM UROGENITAL 45
BAB XI : CIRI MORFOMETRIK DAN MERISTIK 48
BAB XII : IDENTIFIKASI 59

iv
BAGIAN I
MORFOLOGI IKAN

1. Tujuan

Mahasiswa mengenal bentuk-bentuk luar ikan dan mampu membuat deskripsi


tentang suatu jenis ikan.

2. Latar Belakang

Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk
luar merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari
organisme. Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan sejak ikan itu lahir
hingga ikan itu mati tua. Perubahan bentuk ini ada yang sangat mencolok dan ada
yang tidak.

Bagian – bagian tubuh ikan


a. Kepala : dari ujung mulut terdepan hingga tutup insang paling belakang.
b. Badan : bagian yang terletak antara tutup insang paling belakang hingga
permulaan sirip dubur.
c. Ekor : bagian yang terletak dari permulaan sirip dubur hingga ujung sirip
ekor belakang.

Gambar 1. Bagian – bagian tubuh ikan

1
Bentuk Tubuh
a. Simetris bilateral = jika ikan dibelah tubuhnya (potongan sagital) akan terbagi
menjadi dua bagian yang sama antar sisi termasuk organ-organ yang terdapat pada
bagian kanan dan kiri tubuh misalnya mata.
1. Pipih/kompres yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar
tubuh jauh lebih kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh
2. Picak/depres yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi
tubuhnya.
3. Cerutu/fusiform yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan
lebar dan panjang tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya
4. Ular/sidat yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai belut atau ular
5. Tali/filiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali
6. Pita/taeniform/flattedform yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan
tipis menyerupai pita
7. Panah/sagittiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah
8. Bola/globiform yakni ikan yang bentuk tubuhnyamenyerupai bola
9. Kotak/ostraciform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak

2
Gambar 2. Bentuk tubuh ikan bilametris simetris

b. Non Simetris bilateral = jika pemotongan melintang akan tampak perbedaan


antar sisinya baik ukuran maupun kelengkapan organ.

Gambar 3. Bentuk tubuh ikan campuran

3
Posisi Mulut
Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat
makanan yang akan dimakannya. Ada empat macam posisi mulut ikan yaitu:
1. Terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung
Contoh : ikan mas (Cyprinus carpio)
2. Sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung
Contoh : ikan kuro (Eutheronema tetradactylum)
3. Superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung, biasanya rahang
bawah lebih panjang dari rahang atas
Contoh : ikan julung-julung (Hemirhampus far)
4. Inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung, biasanya rahang atas
lebih panjang dari rahang bawah
Contoh : ikan cucut (Squalus sp.)
Posisi mulut ikan budidaya umumnya terminal dan subterminal.

Gambar 4. Posisi mulut pada ikan

Bentuk mulut
Mulut ikan dikatakan dapat disembulkan bila bibir atas dan bawah
dapat ditarik ke arah anterior dan akan menyebabkan tertariknya lipatan
kulittipis antara bibir dengan hidung dan rahang bawah. Bila tidak ada lipatan
kulit yang tertarik maka dikatakan mulut tersebut tidak dapat disembulkan.

4
A B
Gambar 5. Bentuk mulut pada ikan,
dapat disembulkan (A), tidak dapat disembulkan (B)

Sungut
Sungut pada ikan berfungsi sebagai alat peraba pada waktu mencari
makan. Tidak semua ikan bersungut. Letak, bentuk, ukuran dan jumlah sungut
ikan bervariasi.

Gambar 6. Letak, bentuk dan jumlah sungut pada ikan

Sirip
Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak.
Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak
berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan.

5
Gambar 7. Sirip-sirip pada ikan

Berdasarkan letak sirip perut terhadap sirip dada, dapat dibedakan empat
macam letak sirip perut yaitu:
1. Abdominal, yaitu jika letak sirip perut agak jauh ke belakang dari sirip dada,
misalnya pada ikan bulan-bulan (Megalops cyprinoides) dan ikan japuh
(Dussumieria acuta)
2. Subabdominal, yaitu jika letak sirip perut agak dekat dengan sirip dada,
misalnya pada ikan karper perak (Hypophthalmichthys molitrix)
3. Thoracic, yaitu jika sirip perut terletak tepat di bawah sirip dada, misalnya
pada ikan layang (Decapterus russelli)
4. Jugular, yaitu jika sirip perut terletak agak lebih ke depan daripada sirip
dada, misalnya pada ikan kasih madu (Kurtus indicus)

Gambar 8. Letak sirip perut pada tubuh ikan;


A. Abdominal; B. Subabdominal; C. Thoracic; D. Jugular

6
Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris, apabila lembar sirip ekor bagian
dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian ventral, ada pula bentuk
sirip ekor yang asimetris yaitu bentuk kebalikannya. Bentuk-bentuk sirip ekor yang
simetris antara lain:
1. Rounded (membundar), contoh pada ikan kerapu bebek (Cromileptes
altivelis)
2. Truncate (berpinggiran tegak), contoh ikan tambangan (Lutjanus johni)
3. Pointed (meruncing), contoh ikan sembilang (Plotosus canius)
4. Wedge shape (bentuk baji), contoh ikan gulamah (Argyrosomus amoyensis)
5. Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal), contoh ikan lencam merah
(Lethrinus obsoletus)
6. Double emarginate (berpinggiran berlekuk ganda), contoh ikan ketang-
ketang (Drepane punctata)
7. Forked / Furcate (bercagak), contoh ikan cipa-cipa (Atropus atropos)
8. Lunate (bentuk sabit), contoh ikan tuna mata besar (Thunnus obesus)
9. Epicercal (bagian daun sirip atas lebih besar), contoh ikan cucut martil
(Eusphyra blochii)
10. Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar), contoh ikan terbang
(Exocoetus volitans)

Gambar 9. Bentuk morfologi ekor ikan;


1. Rounded; 2. Truncate; 3. Pointed; Wedge shape; 5. Emarginate; 6. Double
emarginate; 7. Forked; 8. Lunate; 9. Epicercal; 10. Hypocercal

7
Linea lateralis (L.I)
Linea lateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori di sepanjang sisi
tubuh ikan. Pori-pori mengandung serabut saraf dan saluran darah. Linea lateralis
terdapat pada ikan bersisik mauun tidak. Fungsi linea lateralis untu mendeteksi
lingkungan dan untuk osmoregulasi. Jumlah dan bentuk linea lateralis bervariasi. Ada
yang hanya satu, dua atau lebih. Bentuknya ada yang melengkung, lurus, lengkap
(mulai dari belakang tutup insang sampai batang ekor) atau tidak lengkap (terputus)
(Gambar 10).

Gambar 10. Bentuk –bentuk linea lateralis

Ciri khusus pada ikan


Ciri-ciri khusus pada ikan digunakan untuk mengenal lebih mudah dan teliti
morfologi ikan-ikan tertentu, berupa pewarnaan, belang-belang, bintik-bintik
sirip tambahan, sirip lemak dan perubahan bentuk atau fungsi sirip.

8
Ciri-ciri khusus antara lain :
1. Finlet adalah sirip-sirip kecil yang terdapat di belakang sirip punggung
dan sirip belakang (dubur), contohnya akan kita dapati pada ikan kembung
(Rastrelliger sp.)
2. Skut adalah kelopak tebal pada bagian perut atau bagian pangkal ekor
ikan selar (Caranx sp)
3. Kil adalah rigi-rigi yang puncaknya meruncing dan terdapat pada pada
batang ekor, seperti yang terdapat pada ikan tongkol
4. Sirip lemak (adipose fin) adalah sirip tambahan berupa lapisan lemak
yang ada di belakang sirip punggung atau sirip belakang seperti pada ikan
jambal (Ketengus sp)

Gambar 11. Ciri khusus pada ikan

9
3. Alat
- Alat tulis
- Buku gambar
4. Bahan
Ikan-ikan air tawar dan ikan air laut
5. Cara Kerja
- Gambar semua ikan yang disediakan, lengkap dengan sirip-sirip dan ciri
khusunya.
- Beri keterangan pembatas bagian kepala, badan dan ekor serta bentuk dari
bagian tubuh tersebut.
- Tentukan morfologi ikan ; bentuk tubuh, posisi mulut, bentuk mulut,
sungut, letak sirip, Linea literalis, bentuk sirip ekor, ada tidaknya ciri
khusu.
6. Hasil
Hasil pengamatan dibuat dalam buku gambar A3 dengan sistematika yang
telah disiapkan.

10
BAGIAN II
SISTEM INTEGUMEN

1. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui serta memahami struktur dan fungsi sistem
integumen serta derivat-derivatnya.

2. Latar Belakang
Sistem integumen merupakan suatu sistem yang sangat bervariasi;
padanya terdapat sejumlah organ ataupun struktur tertentu dengan fungsi yang
bermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang
sebenarnya dan derivat-derivatnya. Gigi pada ikan hiu, scute, keel dan
beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi dari sisik. Pada
sistem sistem ini juga termasuk di dalamnya organ cahaya, pewarnaan kulit
dan kelenjar beracun.
Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ia dapat
berenang dengan lebih cepat, mencegah infeksi dan menutup luka, berperan
dalam osmoregulasi sebagai lapisan semi-permiable yang mencegah keluar
masuknya air melalui kulit. Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi
lendir yang lebih banyak dan tebal dibanding dengan ikan yang bersisik.
Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu
sisik Placoid, Cosmoid, Ganoid, Cycloid, dan Ctenoid. Ganoid merupakan
sisik besar dan kasar, sisik cycloid dan ctenoid merupakan sisik yang kecil,
tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut.

11
Gambar 12. Bentuk-bentuk sisik pada ikan

Cycloid Ctenoid
Gambar 13. Bagian-bagian sisik ikan

12
3. Alat
- Pinset - Pensil
- Benang - Buku Gambar A3
- Penggaris - Kaca pembesar/mikroskop
- Sterofoam - Lap/tisu
4. Bahan
Ikan-ikan air tawar dan ikan air laut
5. Cara Kerja
- Persiapan alat dan bahan
- Ukur panjang, lebar, dan tinggi ikan
- Kupas sisik ikan dengan menggunakan pinset, ambil bagian sisiknya, lalu
diamati menggunakan kaca pembesar/mikroskop
- Gambar sisik yang terlihat
6. Hasil
Hasil pengamatan dibuat dalam buku gambar A3 dengan sistematika yang
telah disiapkan.

13
BAGIAN III
SISTEM RANGKA

1. Tujuan Praktikum
Mengetahui dan memahami bentuk-bentuk, ukuran, penggolongan secara
umum sistem rangka pada ikan.

2. Latar Belakang
Rangka adalah struktur yang menyokong tegaknya tubuh, kombinasi
antara sistem rangka dan sistem urat daging memberikan bentuk tubuh.
Tulang sebagai penyusun rangka banyak mengandung garam kalsium,
selain itu juga mengandung fosfor, magnesium, dan sebagainya. pada ikan
bertulang sejati, tuang yang keadaanya keras sebenarnya berasal tulang
rawan. Rangka pada ikan mempunyai fungsi antara lain :
- melindungi bagian tubuh yang lemah seperti jantung, hati, alat
pencernaan,
- penunjang tubuh
- alat penggerak
- sebagai tempat pembentuk butir-butir darah merah
Yang termasuk ke dalam sistem rangka antara lain: tulang
belakang, jaringan pengikat, tulang sejati, tulang rawan, sisik-sisik,
komponen-komponen gigi, jari-jari sirip dan penyokong sel pada sistem saraf.
Berdasarkan jenis tulangnya, rangka dibagi 2 yaitu:
1.Tulang sejati (tulang benar): tulang-tulang pada golongan ikan Osteichtyes
2.Tulang rawan (cartilage): tulang-tulang pada golongan ikan Elasmobranchii,
juga tulang ikan Teleost muda.

14
Sedangkan berdasarkan letak dan fungsinya, rangka dibagi 3 yaitu;
1. Rangka aksial : terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk
2. Rangka visceral : terdiri dari tulang lengkung insang dan turunannya
3.Rangka apendikular : rangka anggota badan seperti jari-jari sirip dan
pelekat-pelekat lainnya.

Jari-jari sirip
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau
seluruhnya dimiliki oleh spesies ikan, yaitu :
1. Jari-jari sirip keras merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku
dan keras.
2. Jari jari sirip lemah merupakan jari jari siri p yang dapat ditekuk,
lemah, dan berbuku-buku.
3. Jari jari sirip lemah mengeras merupakan jari jari sirip yang keras tetapi
berbuku-buku.

Gambar 14. Bentuk jari-jari sirip pada ikan;


A. Jari-jari lemah mengeras, B. Jari-jari keras, C. Jari-jari lemah
3. Alat
Alat:
- Pinset - Sikat gigi
- Pisau/cater - Lap/tisu
- Sterofoam - Pensil
- Pinset - Buku Gambar A3
- Gunting

15
4. Bahan
Ikan-ikan air tawar dan ikan air laut
5. Cara Kerja
A. Rangka kepala dan badan
- Persiapan alat dan bahan
- Buang sisik ikan dan sayat daging dengan hati-hati secara mendatar
sepanjang sisi badannya/lateral, sedangkan daging pada bgaian kepala
diambil menggunakan pinset dan gunting
- Bersihkan daging yang masih tersisa menggunakan sikat gigi
- Gambar rangka yang terlihat

Keterangan:
1. Premaxilla
2. Maxilla
3. Dentary
4. Ethmoid
4a. Preethmoid
5. Prefrontal
6. Lacrimal
7. Frontal
Tulang kepala (tampak atas)

8. Suborbital
9. Preoperculum
10. Interoperculum
11. Suboperculum
12. Operculum
13. Parietal
14. Supraoccipital
15. Occipital
16. Preotic Tulang kepala (tampak samping)

Gambar 15. Tulang tengkorak

16
Gambar tulang punggung ikan

Gambar tulang penyokong sirip dorsal

Gambar tulang penyokong sirip dada dan perut

17
Gambar tulang penyokong sirip anal; 1. Kleitrum, 2. Basiptergium, 3. Sirip perut

Gambar tulang penyokong sirip ekor

B. Jari-jari sirip
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Perhatikan jari-jari sirip punggung (dorsal) ikan
3. Catat hasil pengamatan dalam buku gambar A3.

6. Hasil
Hasil pengamatan dibuat dalam buku gambar A3 dengan sistematika yang
telah disiapkan.

18
BAGIAN IV
SISTEM URAT DAGING

1. Tujuan Praktikum
Mampu menjelaskan system urat daging serta fungsi dan hubungannya
dengan pergerakan tubuh ikan.

2. Latar Belakang
Secara fungsional otot pada umumya dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak.
Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot
berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot
jantung. Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot
menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada
rangka yaitu otot jantung dan otot polos.

Gambar 15. Potongan melintang tubuh ikan bagian badan (1) dan bagian ekor (2)

19
Gambar 16. Urat daging lateral badan tampak samping ; 1. Red muscle, 2.
Mioseptum, 3. Miotom, 4. Epaksial, 5. Hypoksial

Gambar 17. Bentuk miotom

20
Serabut otot polos lebih sederhana dan kecil dibandingkan dengan
serabut otot lainnya. Serabut ini tumbuh dari mesenchim embrio. Kerja otot
polos ini disebut involuntary karena kerjanya tidak dipengaruhi oleh
rangsangan otak.
Otot jantung pada ikan umumnya berwarna merah tua, berbeda dengan
otot bergaris yang berkisar antara warna putih hingga warna merah jambu
bergantung pada jenis ikannya. Otot ini disebut pula sebagai myocardium.
Myocardium ini dilapisi oleh selaput pericardium (selaput luar) dan
endocaardium (selaput dalam).
Otot bergaris memperlihatkan melintang dengan banyak inti tersebar
pada bagian-bagian pinggirnya. Otot ini disebut juga otot rangka karena
melekat pada rangka atau kulit, dan disebut voluntary karena kerjanya
dipengaruhi oleh rangsangan otak. otot bergaris pada seluruh tubuh ikan
terdiri dari kumpalan blok otot atau urat daging. Tiap-tiap blok otot
dinamakan myotome (pada saat embryo disebut myomer). bagian jaringan ikat
yang membatasi antara myomer berurutan disebut myoseptum.

3. Alat dan Bahan


- Pinset - Pisau
- Penggaris - Steroform
- Alat tulis, Buku Gambar A3 - Lap/tisu
- Gunting
4. Bahan
- Ikan-ikan air tawar dan ikan air laut
- Air panas
5. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang dipersiapkan yaitu:
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Bagian kepala

21
- Dengan bantuan pisau dan pinset, kupas tulang yang menutupi
otot/daging pada bagian kepala
- Amati bagian-bagian urat daging

3. Bagian badan
a. Tampak samping
- Tuang air panas/mendidih sedikit demi sedikit menggunakan
sendok mulai dari belakang pangkal eko hingga badan sampai
ada kulit yang terkelupas
- Kupas kulit dengan bantuan pisau dan pinset sampai seluruh urat
daging terlihat
- Amati bagian-bagian urat daging dan bentuk miotom
b. Tampak depan
- Setelah kulit terkelupas, potong ikan bagian badan dan bagian
ekor secara vertikal sehingga terlihat bagian penampang daging
ikan
- Amati bentuk dan letak urat dagng yang terlihat
- Catat hasil pengamatan dalam buku gambar A3.
4. Bagian sirip (punggung, perut, anal dan ekor)
- Tuang air panas/mendidih sedikit demi sedikit menggunakan
sendok mulai dari depan sampai belakang sirip

22
- Kupas kulit dengan bantuan pisau dan pinset sampai terlihat
urat daging bewarna putih
- Amati bagian-bagian urat daging

6. Hasil
Sistematika hasil berupaa ambar yang disajikan dalam buku gambar A3

23
BAGIAN V
SISTEM PERNAFASAN

1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan insang pada ikan karnivora, ikan
herbivora, dan ikan omnivora. Serta, mengetahui alat bantu pernafasan pada ikan.

2. Latar Belakang
Pernafasan adalah proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida
oleh suatu organisme. Untuk dapat bernafas diperlukan alat pernafasan. Pada ikan alat
pernafasan ini umumnya adalah insang walaupun pada beberapa jenis ikan ada yang
menggunakan paru-paru sebagai alat pernafasannya seperti Australian longfish
(Neoceratodus sp.), African longfish (Protopterus sp. dan Lepidosiren sp.).
Insang ikan terdiri dari beberapa lembar(umumnya empat lembar), masing-
masing lembar insang terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Filamen insang ( gill filament), berwarna merah, terdiri dari jaringan lunak, berbentuk
seperti sisir, melekat pada lengkung insang. Banyak mengandung kapiler-kapiler darah
sebagai cabang dari arteri branchialis dan merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen
terlarut dari dalam air.
b. Tulang lengkung insang (gill arch), merupakan tempat melekatnya filamen dan tapis
insang, berwarna putih, dan memiliki saluran darah (arteri afferent dan arteri efferent)
yang memungkinkan darah dapat keluar dan masuk ke dalam insang.
c. Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang pendek dan
sedikit bergerigi, melekat pada bagian depan dari lengkung insang, berfungsi untuk
menyaring air pernapasan. Pada ikan-ikan herbivora pemakan plankton, tapis insangnya
rapat dan ukurannya panjang. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai alat penyaring
makanan. Sedangkan pada ikan-ikan karnivora tapis insang tersebut jarang digunakan
dan berukuran pendek.

24
Selain insang dan paru-paru, beberaapa jenis ikan tertentu mempunyai alat
pernapasan tambahan berupa :
a. Labyrinth, merupakan lipatan membran seperti bunga mawar yang merupakan derivat dari
lengkung insang. Fungsi labirin ini mengambil oksigen dari atas permukaan air
sehingga dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara. Contohnya pada ikan betok dan
gurami.
b.  Arborescent organ,  berbentuk seperti bunga karang. Alat pernapasan tambahan ini
terletak di bagian atas depan insang. Contohnya pada ikan lele.
c. Diverticula,  merupakan lipatan kulit pada bagian mulut dan ruang pharynx,
Contohnya pada ikan gabus.
d.  Dinding bagian dalam dari operculum yang banyak mengandung pembuluh darah. Contohnya
pada ikan blodok

A B
Gambar 18. Alat pernapasan tambahan, A. labirin, B. Arboescan organ

3. Alat
- 1 set alat bedah (Pinset) - Buku Gambar A3
- Penggaris - Pensil
- Steroform - Gelas
- Gunting -Lap/tisu
4. Bahan
Ikan-ikan air tawar dan air laut

25
5. Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Potong ikan bagian operculum secara horizontal sehingga terlihat
organ insangnya
3. Ambil bagian insang ikan, lalu amati
4. Catat hasil pengamatan dalam buku gambar A3.

5. Hasil
Sistematika hasil berupa gambar yang disajikan dalam buku gambar A3

26
BAB VI
SISTEM PEREDARAN DARAH

1. Tujuan
Untuk mengetahui serta memahami struktur dan fungsi sistem
peredaran darah ikan.

2. Latar Belakang
` Jantung ikan terdapat di dalam cavum pericardii. Ia terdiri atas sinus
venosus, atrium, ventriculus, dan bulbus arteriousus. Dinding sinus venosus,
atrium, dan ventriculus ialah kontraktil, tetapi dinding bulbus arteriosus tidak.
Bulbus arteriosus merupakan pangkal dari aorta ventralis.
Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari jantung beruang dua,
yaitu sebuah bilik (ventrikel) dan sebuah seeambi (atrium). Jantung terletak di
bawah faring di dalam rongga perikardium, yaitu bagian dari rongga tubuh
yang terletak di anterior (muka). Selain itu, terdapat organ sinus venosus,
yaitu struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan
terbuka di ruang depan jantung.
Darah ikan tampak pucat dan volumenya relatif sedikit jika
dibandingkan dengan vertebrata darat. Plasma darah mengandung sel darah
merah yang berinti dan sel darah putih dan lien (limpa) sebagai bagian dari
sistem peredaran, terdapat di dekat lambung dan dilengkapi dengan
pembuluh-pembuluh limpa.
Pada proses peredaran darah, darah dari seluruh tubuh mengandung
CO2 kembali ke jantung melalui vena dari berkumpul di sinus venosus,
kemudian masuk ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik
dan dipompa menuju insang melewati konus arterious, aorta ventralis, dan
empat pasang arteri aferen brakialis. Pada arteri aferen brakialis, oksigen
diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri aferen brakialis dan melalui aorta

27
dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan tubuh darah mengikat
CO2. Dengan adanya sistem vena, darah dikembalikan dari bagian kepala dan
badan menuju jantung. Beberapa vena yang penting misalnya vena cardinalis
anterior, dan vena cardinalis posterior (membawa darah dari tubuh melewati
hati) dan vena porta renalis (membawa darah dari tubuh melewati ginjal).
Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah
hanya satu kali melewati jantung.
Darah ikan mengalir melalui dua hamparan kapiler selama masing-
masing sirkuit (perputaran), satu dalam insang dan yang kedua, yang disebut
kapiler sistemik, dalam organ selain insang. Ketika darah mengalir melalui
hamparan kapiler, tekanan darah, tekanan hidrostatik yang mendorong darah
mengalir melalui pembuluhm menurun tajam. Dengan demikian darah yang
kaya oksigen dari insang mengalir ke organ-organ lain dengan sangat lambat
pada ikan, tetapi proses tersebut dibantu oleh pergerakan tubuh selama
berenang.

28
Gambar 19. Bagian jantung ikan

3. Alat
- 1 set alat bedah (Pisau) - Steroform
- Gunting - Pensil
- Buku Gambar A3 - Penggaris
- Lap/tisu

4. Bahan
o Ikan air tawar dan ikan air laut
o Larutan fisiologis

5. Cara Kerja
- Persiapan alat dan bahan
- Ukur panjang, lebar, dan tinggi ikan lalu gambarkan di buku gambar
- Bedah tubuh ikan, amati organ jantung

29
- Gunting bagian anterior bulbus arteriosus, cabang saluran cuvieri dan
vena hati sehingga jantung dapat di ambil
- Masukkan jantung ke larutan fisiologis untuk mempertahankan
denyutnya

6. Hasil
Hasil pengamatan dibuat dalam buku gambar A3 dengan
sistematika yang telah disiapkan.

30
BAB VII
SISTEM PENCERNAAN

1. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui serta memahami struktur dan fungsi sistem pencernaan


beserta organ-organ pada sistem pencernaan.

2. Pendahuluan
Organ pencernaan terdiri dari 2 macam yaitu saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan dari snterior ke posterior adalah mulut, rongga
mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus dan anus. Kelenjar pencernaan
ada 3 yaitu hati, empedu dan pankreas. Struktur alat pencernaan bervriasi tergantung
pada jenis dan cara makanannya. Organ-organ yang sering mengalami modifikasi
pada spesies ikan-ikan tertentu adalah mult bibir, gigi, lambung, pylorus, usus, hati,
dan pancreas. Sedangkan menurut jenis makanannya ikan dibedakan menjadi
karnivore, herbivore dan omnivore serta pemakan plankton.

Gambar 20. Saluran pencernaan ikan

31
Mulut dan Rongga Mulut
Organ ini merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi untuk
mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Lendir
yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur
dengan makanan, memperlancar proses penelanan makanan yang dibantu oleh
kontraksi otot dinding mulut. Ikan pada umumnya, rongga mulut meneruskan diri
menjadi farings, yang mempunyai beberapa kantung insang.
Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan
tipe terminal. Pada ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di
bagian bawah kepala (tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala (tipe
subterminal). Selain letak yang berbeda-beda, bentuk mulutpun bermacam-macam.
Bentuk dan letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam makanan yang
menjadi kesukaan ikan. Mulut tipe superior mendapatkan makanan dari permukaan
atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang lewat di atasnya.
Mulut seringkali dilengkapi dengan sungut yang bentuk dan jumlahnya sangat
bervariasi. Sungut ini berfungsi sebagai alat peraba ketika ikan tersebut mencari
makan. Sungut dilengkapi dengan saraf, untuk menemukan makanan di antara
material yang ada.
Pada rongga mulut terdapat gigi. Fungsi gigi adalah untuk mencabik atau
memotong makanan. Berdasarkan letaknya, gigi yang terdapat pada rahang, rongga
mulut dan faring. Berdasarkan bentuknya, ada 5 jenis gigi ikan, yaitu:
1. Gigi cardiform, untuk merobek, biasanya jumlahnya banyak, pendek-pendek,
runcing
2. Gigi viliform seperti cardiform tetapi ukurannya kecil-kecil, seperti bulu
3. Gigig canine, untuk mencekram, tajam, ujungny melengkung
4. Gigi molariform, untuk menggerus, ujungnya membulat, berlekuk-lekuk

32
Gambar 21. Tipe gigi pada ikan
A. Villiform, B. Molariform, C. Comb-like teeth, D. Canine, E.Incisor

Pharynx
Organ ini biasa disebut pangkal tenggerokan, merupakan lanjutan rongga
mulut. Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di dalam pharynx. Umumnya
terdapat empat pasang pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes
mempunyai 5-7 pasang lengkung insang. Di samping melindungi filament insang
yang lembut dari kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui insang.
Ikan-ikan yang memakan mangsa besar, mempunyai tapis insang yang berukuran
besar dan jumlahnya sedikit. Pada ikan-ikan pemakan plankton, tapis insangnya
ramping, memanjang dan jumlahnya banyak. Jari-jari tapis insang yang pendek dan
besar didapatkan pada ikan omnivora. Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis
makanan dengan bentuk dan jumlah jari-jari tipis insang.

Gambar 19. Bagian-bagian insang

33
Esophagus
Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan, pendek dan mempunyai
kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx,
bentuknya seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang.

Lambung
Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus, di
belakangnya dibatasi oleh otot sfinkter yang disebut pylorus, untuk kemudian
menjadi bagian depan dari usus bagian tengah. Lambung menunjukkan beberapa
adaptasi diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya. Pada ikan pemakan ikan,
lambung sematamata berbentuk memanjang seperti pada ikan gar (Lepisosteus),
bowfi (Amia), pike (Esox), barracuda (Sphyraena) dan striped bass (Horone
saxatilis). Pada ikan omnivore seringkali lambung terbentuk seperti kantung. Pada
ikan belanak (Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung
tersebut berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae
dan Eupharyngidae, lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang besar
sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relative besar.

Gambar 22. Modifikasi lambung pada ikan

Sebagain besar ikan mempunyai lambung. Lambung tidak terdapat pada


lamprey, hagfish, chimaera dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae,

34
Scomberesocoidae, dan Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut kelenjar lambung tidak
ada, dan makanan dari esophagus langsung ke usus. Adanya lambung dapat dicirikan
oleh rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada beberapa
ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga
bagian ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio).

Usus
Usus tengah dan usus akhir biasa disebut Intestinum, suatu bagian dari saluran
pencernaan mulai dari pylorus sampai di kloaka atau anus. Pada ikan carnivor
ususnya pendek, mungkin karena makanan berdaging dapat dicerna dengan lebih
muda dari pada tanaman. Sebaliknya usus ikan herbivore panjang dan teratur di
dalam satu lipatan atau kumparan. Pada beberapa jenis ikan, seperti Lamprey,
elasmobranchii dan beberapa Osteichtyes yang ususnya pendek untuk memperluas
permukaan absorpsi di dalam ususnya terdapat serangkaian klep spiral yang disebut
tyflosol.

Gambar 23. Usus beberapa jenis ikan

Pada usus sebagian besar ikan bertulang sejati, bagian depan usus yang
langsung berbatasan dengan pylorus disebut duodenum yang memiliki satu atau lebih
kantung buntu yang dinamakan pyloric caeca. Struktur ini tidak terdapat pada family

35
Ictaluridae dan Cyprinodontidae. Perca flavescense mempunyai tiga buah, sedangkan
pada family salmonidae biasa mencapai jumlah 200 atau lebih. Fungsi alat pyloric
caeca mungkin berkaitan dengan pencernaan dan penyerapan.

KELENJAR PENCERNAAN
Kelenjar pencernaan atau glandula digestoria berfungsi dalam proses
pencernaan terdiri atas hati, pankreas dan kantong empedu.

Hati
Hati atau hepar besar, berwarana merah kecoklatan. Letaknya di bagian depan
rongga badan dan meluas mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas. Hati biasanya
terletak di muka lambung atau sebagian mengelilingi lambung. Pada hati terdapat
kantung empedu yang mengeluarkan cairan empedu. Cairan empedu ini masuk ke
dalam saluran pencernaan makanan pada daerah pylorus melalui ductus choledochus.
Disamping berperan dalam pencernaan, hati juga berfungsi sebagai gudang
penyimpanan lemak dan glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel
darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan senyawa yang
berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan menetralkan racun serta menghasilkan
panas. Ikan-ikan mempunyai variasi dalam jumlah lemak yang di simpan dalam hati.

Pankreas
Pankreas terdiri dari dua bagian, yaitu bagian eksokrin yang menghasilkan
getah pankreas, penting bagi pencernaan makanan, dan bagian endokrin yang
menghasilkan hormon ensulin, mengendalikan kadar gula di dalam darah. Pankreas
mensekresikan beberapa enzym yang berfungsi dalam proses pencernaan makanan.
Pada ikan yang bertulang sejati biasanya menyebar di sekeliling hati ; bahkan pada
ikan yang berjari-jari sirip keras pankreas dan hati menyatu menjadi hepatopankreas.

36
Kantong Empedu
Kantung empedu atau vesica velea bila penuh bentuknya membulat dengan
warna kehijau-hijauan, letaknya pada hati bagian depan salurannya disebut ductus
cysticus bermuara pada usus dekat venticulus. Fungsi dari kantong empedu ini untuk
menampung/menyimpan empdu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam usus, bila
diperlukan. Bilus ini berfungsi mencerahkan lemak.

3. Alat
- 1 set alat bedah (Pisau) - Steroform
- Gunting - Pensil
- Buku Gambar A3 - Penggaris
- Lap/tisu
4. Bahan
Ikan air tawar dan ikan air laut

5. Cara Kerja
- Persiapan alat dan bahan
- Ukur panjang, lebar, dan tinggi ikan lalu gambarkan di buku gambar
- Bedah tubuh ikan, ambil bagian organ pencernaan ikan dan amati perbedaan
serta gambarkan
- Ukur panjang usus dan gambarkan
- Untuk melihat rongga mulut, faring dan esofagus, gunting bibir bawah sampai
ke tutup insang, amati dan gambarkan

6. Hasil
Hasil pengamatan dibuat dalam buku gambar A3 dengan sistematika yang
telah disiapkan.

37
BAGIAN VIII
SISTEM REPRODUKSI

1. Tujuan

Menjelaskan perbedaan anatomi organ reproduksi jantan dan betina


pada ikan serta menjelaskan seksualitas pada ikan.

2. Latar Belakang

Ovarium pada ikan terdiri dari oogonia dan jaringan penunjang atau
stroma. Mereka tergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan
perantaraan mesovaria, di bawah atau di samping gelembung renang (jika ada.
Ukuran dan perkembangannya pada rongga tubuh bervariasi dengan tingkat
kematangannya. Pada keadaan matang, ovarium bisa mencapai 70% dari berat
tubuhnya. Sebagian besar pada waktu masih muda warna keputih-putihan dan
menjadi kekuning-kuningan pada saat matang.
Testes (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya longitudinal,
pada umumnya berpasangan. Lamprey dan Hagfishes mempunyai testes
tunggal. Testes ini bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan
perantaraan mesorchium, di bawah atau di samping gelembung gas (jika ada).
Mereka tersusun dari folikel-folikel tempat spermatozoa berkembang. Ukuran
dan warna gonad bervariasi tergantung pada tingkat kematangannya dengan
berat bisa mencapai 12% atau lebih dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testes
berwarna putih kekuningan dan halus.
Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang
secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan
pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan
jantan. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk
membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang mempunyai

38
sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina
dengan jelas, maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun, apabila
satu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan
warna, maka ikan itu bersifat seksual dikromatisme. Pada umumnya ikan
jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik.

A B

Gambar 24. Alat reproduksi ikan; A. Betina, B. Jantan

3. Alat

- 1 Set alat bedah (Pisau) - Pinset

- Buku Gambar A3 - Steroform


- Penggaris - Pensil
- Gunting - Lap/tisu

4. Bahan

Ikan-ikan air tawar dan air laut

5. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

2. Amati sepasang ikan dengan ciri sekunder yang tampak

39
3. Kemudian bedah ikan, ambil gonad dan testis (ciri primer)

4. Catat dan gambar dalam buku A3 (letak, bentuk, ukuran, warna,


perbedaan antara gonad jantan dan betina, serta tingkat kematangan
gonad (TKG)

5. Hasil
Hasil disajikan dalam gambar pada buku gambar A3

40
BAGIAN IX
SISTEM SARAF

1. Tujuan Praktikum
Mampu menjelaskan sistem urat saraf serta fungsi dari organ saraf
tertentu

2. Pendahuluan
Sistem saraf pada vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital,
yaitu Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan
meresponnya mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian,
dengan bantuan kerja kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan kecerdasan
(khusus vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan oleh
saraf, medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh organ indra sebagai reseptor,
dan otot serta kelenjar sebagai efektor. Sistem saraf dibagi menjadi system
saraf pusat dan system saraf periferi. Sistem saraf pusat terdiri otak dan
medula spinalis. Sistem saraf periferi terdiri dari saraf cranial dan spinal
beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan bagian dari sistem
perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar.

OTAK
Otak terdapat pada susunan saraf pusat. Otak ikan dapat dibagi
menjadi lima bagian yaitu telencephalon, diencephalon, mesencephalon,
metencephalon dan myelencephalon.

41
Gambar 25. Topografi secara umum otak ikan
KETERANGAN : I. olfactory nerve; II. optic nerve; III. oculamotor nerve;
IV. trochlear nerve; V. Trigeminal nerve; VI. Abducens nerve; VII. Facial
nerve; 1-6. octavus nerve (VIIIa anterior ramus; VIIIp. Posterior ramus);
ALLN. Anterior lateral line nerve; PLLN. Posterior lateral line nerve; IX.
Glossopharyngeal nerve;X vagal nerve; C. Cerebellum; D. Diencephalon; R.
Rhombocephalon;T. Telencephalon; TE. Tectum mesencephali.

Telencephalon
Otak bagian depan yang dibentuk oleh serebral hemisfer dan
rhinecephalon sebagai pusat hal-hal yang berhubungan dengan pembauan.
Saraf utama yang keluar dari daerah ini adalah saraf olfactory (saraf cranial I).
Pada ikan yang mengutamakan pembauan untuk mencari mangsanya, otak
bagian depan menjadi lebih berkembang.
Diencephalon
Terletak pada bagian belakang telencephalon. Bagian ventral dari
dienchephalon adalah hypothalamus, bagian dorsalnya epithalamus dan
bagian lateralnya dinamakan thalamus. Epithalamus adalah bagian yang
nampak pada dorsal dari otak. Struktur yang paling nyata ialah dua tonjolan
dorsal yang tunggal, yaitu epifise (organ pineal) di sebelah belakang dan
parafise (organ parapineal) disebelah depannya. Keduanya tumbuh sebagai

42
evaginasi dari diencephalons embrio. Di bagian atas diencephalon terdapat di
atas badan pineal yang menerima rangsang cahaya.sedangkan di bagian
bawah terdapat kelenjar hipofisa atau pituitary.

Mesencephalon
Otak bagian tengah pada semua vertebrata memiliki atap berupa
sepasang lobus opticus yang bertindak sebagai pusat refleks penglihatan,
menerima serabut aferent dari retina. Mesencephalon pada ikan relatif besar
dan berfungsi sebagai pusat penglihatan. Lobus opticus terdiri dari tectum
opticum di bagian atas tegmentum di bagian bawah. Tectum opticum
merupakan organ koordinator yang melayani rangsang penglihatan. Bayangan
yang terjadi pada retina mata akan dipetakan pada tectum opticum. Sedang
tegmentum merupakan pusat sel-sel motoris. Pada mesencephalon terdapat
bagian menonjol yang disebut Cerebellum, memiliki fungsi utama yaitu
mengatur kesetimbangan tubuh dalam air, mengatur tegangan otot dan daya
orientasi terhadap ruang.

Myelencephalon
Bagian otak paling belakang (posterior), dengan medula oblongata
sebagai komponen utamanya. Komponen ini merupakan pusat untuk
menyalurkan rangsangan keluar melalui saraf cranial. Saraf cranial III-X
keluar dari medulla oblongata.

SARAF CRANIAL
Sebagian besar saraf cranial (SC) berhubungan dengan bagian-bagian
kepala, selain dari itu ditemukan juga yang berhungan dengan bagian-bagian
tubuh lainnya. Dari otak sendiri terdapat sebelas saraf cranial yang menyebar
ke organ-organ sensory tertentu dan otot-otot tertentu. Saraf terminal (SC 0)
adalah suatu saraf kecil yang bergabung dengan saraf cranial I, yang
berhubungan dengan otak depan, dan serabut-serabut saraf terbesar yang

43
mengelilingi ’’olfactory bulb”. Saraf olfactory (SC I) menghubungkan organ
olfactory dengan pusat olfactory otak depan, fungsinya membawa impuls bau-
bauan. Saraf optic (SC II) menghubungkan retina mata dengan tectum
opticum dan berfungsi membawa impuls penglhata. Saraf oculometer (SC III)
berfungsi sebagai saraf motor somatik yang mengatr otot mata superior rectus,
inferior oblique, inferior rectus dan internal rectus. Saraf ini berhubungan
dengan otak mesenchepalon dan merupakan saraf motor somatik. Saraf
trochlear (SC IV) menginervasi otot mata superior oblique. Saraf motor
somatik ini berhubungan dengan mesencephalon.

3. Alat dan Bahan


- Penggaris - Buku Gambar A3
- Pensil - Steroform
- Pisau -gunting
- Lap/tisu

4. Bahan
Ikan air tawar dan ikan air laut

5. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang dipersiapkan yaitu:
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Ukur dan gambar ikan di buku gambar A3
3. Bedah kepala ikan, usahakan tidak mengenai bagian otak ikan
4. Amati, ambil dan gambar organ otak di buku gambar A3

6. Hasil
Sistematika hasil berupa gambar dan bagian-bagiannya di buku gambar A3

44
BAGIAN X
SISTEM UROGENITALIA

1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang sistem sekresi pada ikan
menjelaskan tentang sistem hal-hal yang berhubungan dengan osmoregulasi

2. Pendahuluan
Sistem urogenital dibangunkan oleh dua sistem, yaitu sistem urinaria (sistema
uropoetica) dan genitalia (sistema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem
ekskresi. Fungsinya untuk membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan atau
membahayakan bagi kesehatan tubuh keluar dari tubuh sebagai larutan dalam air
dengan perantaraan ginjal dan salurannya. Pengaturan terhadap tekanan osmotik
cairan tubuh yang relative konstan adalah hal yang dibutuhkan ikan agar proses
fisiologi di dalam tubuhnya berjalan normal. Pengaturan tersebut disebut dengan
Omoregulasi.

EKSRESI
Hewan bertulang belakang membuang beberapa sisa hasil metaboliknya
melalui saluran pencernaan dan kulitnya, tetapi sebagian besar dibuang melalui
ginjal. Ginjal berjumlah sepasang, berbentuk ramping dan memanjang dengan warna
merah tua, terletak di bagian atas rongga perut di bawah tulang punggung.

OSMOREGULASI
Osmoregulai merupakan pengaturan terhadap tekanan osmotik cairan tubuh
ikan terhadap lingkungannya. Hal ini bertujuan agar proses fisiologi di dalam
tubuhnya berjalan normal. Organ yang berperan dalam proses osmoregulasi adalah

45
ginjal, Insang, kulit, membran mulut dan beberapa organ khusus yang digunakan
dengan berbagai cara.
Pada semua ikan yang hidup di air tawar memiliki cairan tubuh yang tekanan
osmotiknya lebih besar (hipersomatik) dari pada lingkungannya. Keadaan ini
menyebabkan air cenderung masuk ke dalam tubuhnya secara difusi melalui
permukaan tubuh yang semipermiabel. Sedangkan ikan air laut hidup pada
lingkungan hipersomatik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya, sehingga ikan laut
cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang serta kemasukan garam-garam.
Beberapa spesies kehilangan 30 – 60 persen air yang terambil pada proses osmose.
Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ``minum`` air laut, yang kemudian diserap
melalui saluran pencernaan. Akibatnya adalah meningkatnya kandungan garam dalam
cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini. Untuk itu kelebihan garam
harus dihilangkan.

Gambar 26. Sistem ekresi pada ikan

3. Alat dan Bahan


- Penggaris - Buku Gambar A3
- Pisau -Pensil
- Steroform Gunting
- -Lap/tisu

46
4. Bahan
- Ikan air tawar
- Garam krosok
5. Langkah Kerja
- Siapkan media air dengan salinitas yang berbeda antar kelompok dengan
melarutkan garam krosok sesuai salinitas yang diinginkan
- Pelihara ikan selama lebih kurang 3 hari, sebelum dipelihara dilakukan
adaptasi selama 1 hari;
- Beri pakan selama pemeliharaan dengan pemberian pakan pukul 09.00
WIB, 13.00 WIB dan 16.00 WIB selama 3 hari;
- Pemberian pakan dilakukan secara at satiation;
- Ukur ikan dan gambarkan
- Bedah ikan dan ambil organ orogenitalia (ginjal dan hati), feses dan lendir
serta sisik, amati dan gambarkan
6. Hasil
Hasil disajikan dalam gambar pada buku gambar A3 dan melengkapi table
dibawah ini.
Tanggal Nama Jam Bentuk feses Lendir
praktikan pemberian (padat/halus) (Banyak/sedikit)
yang pakan (banyak/sedikit)
memberi
pakan

BAGIAN XI
CIRI MORFOMETRIK DAN MERISTIK

47
Ciri Morfometrik
Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan
(measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian
tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara
lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan
panjang sirip, dan diameter mata
Fungsi morfometrik
1) Mengetahui ukuran tubuh ikan
2) Untuk identifikasi jenis ikan dan umurnya
3) Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan ikan
Satuan ukuran yang digunakan di dalam morfometrik sangat bervariasi. Di
Indonesia, satuan ukuran yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau
milimeter (mm), tergantung kepada keinginan peneliti. Ukuran-ukuran ini disebut
ukuran mutlak. Untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti, sebaiknya
menggunakan jangka sorong (calipper). Calipper Adalah suatu hal yang tidak
mungkin untuk memberikan ukuran bagian-bagian ikan dalam ukuran mutlak
(misalnya cm) pada saat melakukan identifikasi. Ukuran yang digunakan untuk
identifikasi hanyalah merupakan ukuran perbandingan. Seekor ikan yang memiliki
panjang total 25 cm dan panjang kepala 5 cm, maka perbandingan yang dinyatakan di
dalam buku-buku identifikasi adalah panjang kepala sama dengan seperlima panjang
total tubuhnya. Berbagai ukuran bagian tubuh ikan yang sering digunakan di dalam
identifikasi ikan adalah:
1. Panjang (biasa baku)
Jarak garis lurus antara ujung bagian kepala yang paling depan sampai ke
pelipatan pangkal sirip ekor

2. Panjang cagak (fork length)

48
Panjang ikan yang diukur dari ujung kepala yang terdepan sampai ujung bagian
luar lekukan cabang sirip ekor.
3. Panjang Total
Jarak garis lurus antara ujung kepala yang terdepan dengan ujung sirip ekor yang
paling belakang
4. Tinggi badan
Diukur pada tempat yang tertinggi antara bagian dorsal dengan ventral,
5. Tinggi batang ekor,
Diukur pada batang ekor di tempat yang mempunyai tinggi terkecil
6. Panjang batang ekor,
Merupakan jarak miring antara ujung dasar sirip dubur dengan pangkal jari-jari
tengah sirip ekor
7. Panjang dasar sirip punggung dan sirip dubur
Merupakan jarak antara pangkal jari-jari pertama dengan tempat selaput sirip di
belakang jari-jari terakhir bertemu dengan badan. Jarak ini diukur melalui dasar
sirip.
8. Panjang di bagian depan sirip punggung
Merupakan jarak antara ujung kepala terdepan sampai ke pangkal jari-jari
pertama sirip punggung.
9. Tinggi sirip punggung dan sirip dubur,
Diukur dari pangkal keping pertama sirip sampai ke bagian puncaknya.
10. Panjang sirip dada dan sirip perut,
Panjang terbesar menurut arah jari-jari dan diukur dari bagian dasar sirip yang
paling depan atau terjauh dari puncak sirip sampai ke puncak sirip ini.
Pengukuran panjang sirip dada hanya dilakukan jika bentuk sirip dada itu tidak
simetris.
11. Panjang kepala,
Jarak antara ujung termuka dari kepala hingga ujung terbelakang dari keping
tutup insang.
12. Tinggi kepala,

49
Merupkan panjang garis tegak antara pertengahan pangkal kepala dan
pertengahan kepala di sebelah bawah
13. Lebar kepala
Merupakan jarak lurus terbesar antara kedua keping tutup insang pada kedua sisi
kepala.
14. Lebar / tebal badan
Jarak lurus terbesar antara kedua sisi badan
15. Panjang hidung
Merupakan jarak antara pinggiran terdepan dari hidung atau bibir dan pinggiran
rongga mata sebelah ke depan.
16. Panjang ruang antar mata
Merupakan jarak antara pinggiran atas dari kedua rongga mata (orbita).
17. Panjang bagian kepala di belakang mata
Jarak antara pinggiran belakang dari orbita sampai pinggir belakang selaput
keping tutup insang (membrana branchiostega).
18. Tinggi bawah mata,
Merupakan jarak kecil antara pinggiran bawah orbita dan rahang atas.
19. Tinggi pipi
Merupakan jarak tegak antara orbita dan pinggiran bagian depan keping tutup
insang depan (os.preoperculare).
20. Panjang rahang atas
adalah panjang tulang rahang atas yang diukur mulai dari ujung terdepan sampai
ujung terbelakang tulang rahang atas.

50
Gambar 27. Beberapa ukuran tubuh ikan
 Keterangan:
PT. Panjang total 1. Moncong

PB. Panjang baku 2. Sungut

PC. Panjang cagak 3. Tutup insang

PK. Panjang kepala 4. Sisik pada linea lateralis

A. Sirip dubur 5. Scute batang ekor

C. Sirip ekor 6. Sisik di atas linea lateralis

D1. Sirip punggung depan 7. Sisik di bawah linea lateralis

D2. Sirip punggung belakang 8. Sisik tambahan

P. Sirip dada 9. Scute pada bagian perut

V. Sirip perut 10. Filamen (rambut) yang dapat


bergerak sendiri
11. Kell

51
Gambar 28. Beberapa ukuran kepala ikan

Keterangan :
a. Panjang hidung 1. Maxilla
b. Panjang kepala di belakang mata 2. Premaxilla
c. Panjang antara mata dengan sudut os preoperculare 3. Dentary
d. Tinggi pipi 4. Hidung
e. Tinggi di bawah mata 5. Os interoperculare
f. Lebar mata 6. Os preoperculare
g. Panjang rahang atas 7. Os operculare
h. Panjang rahang bawah 8. Os suboperculare
i. Panjang di depan mata 9. Membrana branchiostega
j. Tinggi kepala

Ciri Meristik
Morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-bagian tertentu
tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian
tubuh ikan (counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara

52
lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik,  jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah
kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang.

a. Menghitung jari-jari sirip


Untuk menentukan rumus suatu sirip tertentu, terlebih dahulu harus
dicantumkan huruf kapital yang menentukan sirip yang dimaksud. Sirip punggung
disingkat dengan D, sirip ekor dengan C, sirip dubur dengan A, sirip perut dengan V,
dan sirip dada dengan P.
Jari-jari sirip dapat dibedakan atas dua macam, yaitu jari-jari keras dan
jari- jari lemah. Jari-jari keras tidak berbuku-buku, pejal (tidak berlubang), keras, dan
tidak dapat dibengkokkan. Jari-jari keras ini biasanya berupa duri, cucuk, atau patil,
dan berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan diri. Jari-jari lemah bersifat agak
cerah, seperti tulang rawan, mudah dibengkokkan, dan berbuku-buku atau beruas-
ruas. Bentuknya berbeda-beda tergantung pada jenis ikannya. Jari-jari lemah ini
mungkin sebagian keras atau mengeras, pada salah satu sisinya bergigi-gigi,
bercabang, atau satu sama lain saling berlekatan. Perumusan jari-jari keras
digambarkan dengan angka Romawi, walaupun  jari-jari itu pendek sekali atau
rudimenter. Sirip punggung ikan yang terdiri dari 10  jari-jari keras maka rumusnya
ditulis D.X
Untuk jari-jari lemah, perumusan digambarkan dengan memakai angka Arab
(angka biasa). Jari-jari lemah yang mengeras, seperti yang terdapat pada ikan mas
(Cyprinus carpio), harus digambarkan tersendiri (Gambar 28). Jika pada ikan mas
terdapat 4 jari-jari lemah yang mengeras dan sekitar 16 – 22 jari-jari lemah, maka
rumusnya harus ditulis D. 4.16 – 22.

53
Gambar 29. Jari-jari sirip

Jika pada satu sirip terdapat jari-jari keras dan jari-jari lemah maka jumlah
tiap-tiap jenis jari-jari harus digambarkan berdampingan. Pada Gambar 23-B terlihat
sirip punggung yang disusun oleh 10 – 12 jari-jari keras dan 12 – 15 jari- jari lemah,
maka rumusnya adalah D.X-XII.12-15. Seandainya bagian sirip punggung pertama
yang berjari-jari keras jelas sekali terpisah dari bagian sirip punggung kedua yang
berjari-jari lemah, atau dengan kata lain terdapat dua buah sirip punggung, maka
untuk ikan tersebut di atas mempunyai rumus D1.X-XII. D2.12-15.
Pada Gambar 29A terlihat perbedaan antara jari-jari pokok dan jari-jari
cabang. Biasanya yang umum digambarkan adalah hanya jumlah pangkal jari-jari
yang nyata terlihat. Hal ini penting dilakukan karena cabang jari-jari tidak mudah
ditentukan dan jumlahnya pun berbeda-beda.
Untuk ikan-ikan dari famili Cyprinidae, jumlah jari-jari pokok senantiasa
sama dengan jumlah jari-jari bercabang ditambah dengan satu jari-jari tidak
bercabang, karena hanya satu jari-jari tidak bercabang yang begitu panjangnya
sehingga mencapai pinggiran atas dari keping sirip (Gambar 29B). Jika yang
dimaksudkan hanya jumlah jari-jari yang bercabang saja, maka hal ini harus
dinyatakan pula. Pada saat menghitung jumlah jari-jari yang tidak bercabang, harus
selalu diingat untuk menganggap satu jari-jari lemah yang secara morfologi agak
mengeras. Jari-jari bercabang adalah semua jari-jari yang mempunyai cabang,
walaupun terlihat kurang begitu jelas (Gambar 29C). Dua jari-jari yang terakhir pada

54
sirip punggung dan sirip dubur dihitung sebagai satu jari-jari pokok. Jari-jari pokok
yang terakhir ini sering tampak sebagai dua duri yang berdekatan. Cara menghitung
seperti ini biasa dilakukan pada penghitungan jari-jari yang nyata bercabang.
Sebaliknya cara ini tidak dapat dipakai pada ikan yang berjari-jari tidak bercabang.

A B

C
Gambar 30. Jari-jari ikan; A. Jari-jari pokok dan jari-jari bercabang, B. Jumlah jari-
jari pokok, C. Perbedaan jari-jari ikan

Rumus sirip ekor biasanya menggambarkan jumlah jari-jari pokok. Pada ikan
yang sirip ekornya berjari-jari yang bercabang maka jumlah jari-jari sirip ini
ditetapkan sebanyak jumlah jari-jari yang bercabang ditambah dua.

b. Menghitung jumlah sisik

1. Jumlah sisik di muka sirip punggung adalah jumlah semua sisik yang dikenai oleh
garis yang ditarik dari permulaan sirip punggung sampai ke belakang kepala.
Biasanya sisik ini dihitung pada ikan yang garis pangkal kepalanya merupakan
garis perbatasan antara kuduk yang bersisik dan kepala yang tidak bersisik. Jumlah
baris sisik di muka sirip punggung (biasanya lebih kecil daripada  jumlah sisik di
muka sirip punggung) adalah jumlah baris sisik pada suatu sisi dari garis antara
permulaan sirip punggung dengan kuduk.

55
2. Untuk mengetahui jumlah sisik pipi, terlebih dahulu dibuat sayatan garis yang
ditarik dari mata ke sudut keping tulang insang depan atau os preoperculare.
Selanjutnya, jumlah sisik pipi adalah jumlah baris sisik yang melewati garis
sayatan tersebut (Gambar 28).
3. Jumlah sisik di sekeliling badan dapat diketahui dengan cara menghitung  jumlah
semua sisik yang dikenai oleh suatu garis yang mengelilingi badan dan terletak di
muka sirip punggung. Jumlah sisik ini sangat penting untuk digunakan dalam
mengidentifikasi famili Cyprinidae.
4. Jumlah sisik batang ekor adalah jumlah sisik yang dikenai oleh suatu garis yang
mengelilingi batang ekor

Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung sisik-sisik di atas dan
di bawah garis rusuk, yaitu:
1. Membuat garis tegak dari permulaan sirip punggung pertama (D1) sampai ke
pertengahan dasar sirip perut, kemudian menghitung jumlah sisik-sisik yang
dilalui oleh garis tersebut (Gambar 30.A.). Jika cara di atas tidak mungkin
dilakukan karena garis tersebut melalui dasar sirip perut, maka harus diambil
garis tegak dari ujung dasar sirip perut sampai ke punggung dan kemudian
menghitung jumlah sisik-sisik yang dilalui oleh garis ini (Gambar 30.B)
2. Menghitung jumlah sisik di atas garis rusuk dihitung mulai dari permulaan
sirip punggung pertama terus ke bawah dan ke belakang, sedangkan untuk
jumlah sisik di bawah garis rusuk dimulai pada permulaan sirip dubur dan
dihitung miring naik ke atas dan ke muka (Gambar 30.C)

56
Gambar 30. Sisik di atas dan di bawah garis rusuk

Gambar 31. Sisik pada pipi ikan

Insang
Insang terdiri dari tapis insang, tulang lengkung insang, dan lembaran atau
daun insang. Lengkung insang terdiri dari lengkung atas dan lengkung bawah. Untuk
identifikasi biasanya digunakan jumlah tapis insang pada lengkung insang yang
pertama pada satu sisi badan, kecuali jika ada ketentuan lain. Jumlah tapis insang
ialah jumlah seluruh tapis insang pada lengkung insang pertama pada satu sisi badan,
termasuk yang rudimenter.

Organ-organ Dalam
Beberapa organ dalam sebagai ciri taksonomis dapat dijadikan pegangan
untuk kepentingan identifikasi. Organ-organ dalam tersebut di antaranya adalah

57
jumlah vertebra, jumlah pilorik kaeka (pyloric caeca), bentuk gelembung renang
(vesica natatoria), dan posisi gelembung renang.

3. Alat
- Penggaris - Buku Gambar A3
- Pisau - Pensil
- Steroform

4. Bahan
Ikan air tawar dan ikan air laut

5. Langkah Kerja
- Persiapkan alat dan bahan
- Ukur ikan lalu digambar
- Lakukan pengamatan ciri pada ikan yang disediakan
- Cocokkan dengan buku kunci identifikasi

6. Hasil
Hasil disajikan dalam lembar kerja identifikasi yang disertakan pada buku
gambar A3

58
BAB XII
IDENTIFIKASI

1. Tujuan Praktikum
Mampu memberikan mengidentifikasi suatu spesimen ikan tertentu.

2. Pendahuluan
Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri
taksonomi individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu
takson. Prosedur identifikasi berdasarkan kepaada pemikiran yang bersifat
deduktif, jadi dalam melakukan identifikasi mahasiswa harus selalu
berhubungan dengan kunci identifikasi.
Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan klasifikasi. Seringkali
kedua pengertian ini dicampur adukkan padahal prosedur klasifikasi bersifat
induktif. Identifikasi berhubungan dengan ciri taksonomi dalam jumlah
sedikit yang akan membawa suatu spesimen tertentu ke dalam suatu urutan
kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya
mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri. Klasifikasi adalah penataan hewan-
hewan ke dalam kelompok yang didasarkan atas kesamaan dan hubungan
mereka.
Identifikasi penting artinya bila ditinjau dari segi ilmiahnya, sebab
seluruh urutan pekerjaan berikutnya sangat tergantung kepada hasil
identifikasi yang benar dari suatu spesies.

59
3. Alat
- Penggaris - Buku Gambar A3
- Pisau - Pensil
- Steroform

4. Bahan
Ikan air tawar dan laut

5. Langkah Kerja
- Persiapkan alat dan bahan
- Ukur ikan lalu digambar
- Lakukan pengamatan cirri pada
- Cocokkan dengan buku kunci identifikasi

6. Hasil
Hasil disajikan dalam lembar kerja identifikasi yang disertakan pada buku
gambar A3

60
Lembar Kerja
Identifikasi

Nama : Praktikum ke :
NIM : Hari/tgl :

Kelas :
Subkelas :
Ordo :
Subordo :
Famili :
Sub famili :
Genus :
Spesies :
Nama lokal :

Keterangan :

61
Lembar Kerja
Identifikasi

Nama : Praktikum ke :
NIM : Hari/tgl :

Kelas :
Subkelas :
Ordo :
Subordo :
Famili :
Sub famili :
Genus :
Spesies :
Nama lokal :

Keterangan :

62
Jadwal Praktikum Ikhtiologi

BDA Materi THI


Minggu ke-1 Morfologi Minggu ke-1
Minggu ke-2 Sistem integumen dan rangka Minggu ke-3
Minggu ke-3 Sistem Urat daging Minggu ke-2
Minggu ke-4 Sistem Respirasi dan Sirkulasi Minggu ke-4
Minggu ke-5 Sistem pencernaan Minggu ke-5
Minggu ke-6 Sitem reproduksi dan saraf Minggu ke-8
Minggu ke-7 Sistem urogenital Minggu ke-9
Minggu ke-8 Morfometrik dan meristik Minggu ke-6
Minggu ke-9 Identifikasi Minggu ke-7

63

Anda mungkin juga menyukai