Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan......................................................................................13
5.2 Saran.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14
LAMPIRAN
1.1 Lampiran Perhitungan...................................................................16
A. pertumbuhan panjang mutlak ...........................................16
B. Pertumbuhan bobot mutlak.................................................16
C. specific growth rate(SGR)...................................................17
D. Survival Rate(SR).................................................................18
1.2 lampiran dokumentasi pembuatan – pemanenan budidaya
dalam ember ..................................................................................19
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari pratikum dasar-dasar akuakultur ini adalah untuk mengetahui
pertumbuhan ikan lele (Clarias Sp) dalam ember.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2
3
sirip dada P.9-10, sirip perut V.5-6 (Novriyanto,2010 ) diantaranya lebih panjang
dan besar. Sirip dada dilengkapi dengan sepasang duri tajam atau patil yang
memiliki panjang mencapai 40 mm terutama pada ikan lele dewasa, sedangkan
pada ikan lele yang sudah tua sudah berkurang racunnya. Panjang baku 5-6 kali
tinggi badan dan perbandingan antara panjang baku dan panjang kepala adalah 1:
3-4. Ukuran mata sekitar 1/8 panjang kepalanya. Giginya berbentuk viliform dan
menempel pada rahang (Rahardjo dan muniarti, 1984) Kulitnya tidak memiliki
sisik, berlendir, dan licin. Jika terkena sinar matahari, warna tubuh ikan lele
dumbo berubah menjadi pucat dan jika terkejut warna tubuhnya otomatis menjadi
loreng seperti mozaik hitam-putih. Morfologi ikan lele ditandai bagian kepala
yang pipih ke bawah (depreesed), bagian tengah membulat dan bagian belakang
pipih ke samping (compreseed), dilindungi oleh lempengan keras tulang kepala
(Rukmana dkk., 2017)
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini disajikan pada Tabel 3.2.2
Bahan - bahan yang digunakan seperti
No. Bahan Spesifikasi Kegunaan
1. Benih ikan lele* 3-8 cm Ikan budidaya
2. Pellet komersil Protein 39-41% Media budidaya
3. Kangkung - Tanaman
5. Probiotik EM-4 Memperbaiki kualitas air
6. Booster* - Menghilangkan jamur
pada ikan
3.3. Metode
6
7
L = Lt – Lo
Keterangan:
W = Wt – Wo
Keterangan :
W = Pertumbuhan bobot mutlak ikan (g)
Wt = Bobot ikan pada akhir pemeliharaan (g)
Wo = Bobot ikan pada awal pemeliharaan (g)
3.4.4 Specific Growth Rate
Laju pertumbuhan spesifik atau spesific growt rate (SGR) dihitung dengan
menggunakan rumus: (Zonneveld et al., 1991)
SGR (%) = ln 𝑊𝑡 − ln𝑊𝑜 × 100%
𝑡
Keterangan:
SGR = Laju pertumbuhan spesifik (% /hari)
9
ΣF
FCR =
(𝐵𝑡+𝐵𝑚)−𝐵𝑜
Keterangan :
Nt
SR = × 100%
No
Keterangan :
SR : Kelulusan hidup ikan (%)
Nt : Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)
N0 : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
4.1. Hasil
Adapun hasil dari praktikum budidaya ikan lele dalam ember sebagai berikut.
terlampir dalam tabel Tabel 4.1.1 Pengamatan sampling ikan lele perminggu
Minggu 1 Panjang Bobot ikan Panjang Jumlah daun
kangkung kangkung
Ikan 1 3 cm 0,03 10 cm 2 lembar
Ikan 2 3 cm 0,03 6cm 2 lembar
Ikan 3 4 cm 0,04 6cm Tidak ada
Ikan 4 4 cm 0,04 15 cm 2 lembar
Ikan 5 3 cm 0,03 20 cm 3 lembar
10
11
tersisa 12 ekor. Ikan yang mati berjumlah 3 ekor karna faktor ukuran ikan yang
membuat kanibalisme sehingga ikan yang pertumbuhannya lambat di makan oleh
temannya.
Para meter yang dihitung seperti Pertumbuhan (1)Survival Rate pada
awal pemeliharaan (N0) di tebar 15 ekor ikan dan jumlah ikan di akhir
pemeliharaan (Nt) yaitu 12 ekor jadi kelusan hidup ikan (SR) adalah 80%
menurut SNI kelulusan hidup ini sudah dikatakan pas, (2) Panjang Mutlak Pada
ikan ke-1 di dapat panjang mutlaknya yaitu 10cm, Pada ikan ke-2 didapat
panjang mutlaknya 7cm, Pada ikan ke-3 didapat panjang mutlaknya 10cm,
Pada ikan ke-4 didapat panjang mutlaknya 12cm, Pada ikan ke-5 maka panjang
mutlaknya 7cm. Panjang mutlak yang baik ditunjukan dengan rata-rata min 2,15
cm maka semuanya sudah memenuhi SNI (3) Pertumbuhan Bobot Mutlak Pada
ikan ke-1 didapat Bobot mutlaknya 0,17 g, Pada ikan ke-2 didapat Bobot
mutlaknya 0,15 g, Pada ikan ke-3 didapat Bobot mutlaknya 0,19g, Pada ikan
ke-4 didapat Bobot mutlaknya 0,22g , Pada ikan ke-5 didapat Bobot mutlaknya
0,14 g. Bobot mutlak yang bagus yaitu sebesar min 0,077gram (4) Specific
Growth Rate perhitungan ini menggunakan bobot awal , bobot akhir dan
pemeliharaannya Pada ikan ke-1 laju pertumbuhan spesifiknya adalah 0,486 %/
hari, Pada ikan ke- laju pertumbuhan spesifiknya adalah 0,428 %/ hari, Pada
ikan ke-3 laju pertumbuhan spesifiknya adalah 0,542 %/ hari, Pada ikan ke-4
laju pertumbuhan spesifiknya adalah:0,628 %/ hari, Pada ikan ke-5 laju
pertumbuhan spesifiknya adalah 0,4 %/ hari. ketinggian air tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap faktor pertumbuhan ikan lele seperti laju pertumbuhan
bobot harian, laju pertumbuhan panjang mutlak, kelangsungan hidup dan
koefisien keragaman panjang. ikan lele bisa hidup didalam air yang kandungan
oksigennya tipis karena memiliki ingsang tambahan atau labyrinth. Dan
kedalaman air diusahakan 5 - 20 cm.
13
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele adalah suhu yang
berkisar antara 20o -30o C, akan tetapi suhu optimalnya adalah 27o C, kandungan
oksigen terlarut > 3 ppm, pH 6,5-8 dan NH3 sebesar 0,05 ppm.
3. Para meter yang dihitung seperti Pertumbuhan (1)Survival Rate pada
awal pemeliharaan (N0) di tebar 15 ekor ikan dan jumlah ikan di akhir
pemeliharaan (Nt) yaitu 12 ekor jadi kelusan hidup ikan (SR) adalah 80% menurut
SNI kelulusan hidup ini sudah dikatakan pas
5.2. Saran
Sarannya semoga praktik - praktik selanjutnya lebih maksimal lagi dan
semoga praktik selanjutnya bisa secara offlen tapi karena kondisi sekarang yang
tidak kondusif yang membuat pratikum harus secara online semoga kondisi
sekarang cepat kondutif agar bisa praktif secara langsung atau oflen
13
DAFTAR PUSTAKA
Adipu Y, Rovik A. 2018. Performa kualitas telur Ikan Gabus (Channa striata
blkr) dengan pemberian pakan berbeda dalam wadah terkontrol.
Gorontalo Fisheries Journal. 1(1): 70-79.
Budi Santoso. 1994. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo (Clarias geriepinus)
dan Lokal. Kanisius. Yogyakarta.
Effendi, Usman. 2014. Asas Manajemen Edisi Kedua. Jakarta: PT raja Grafindo
Persada
Khairuman dan Amri, Khairul. 2002. Budidaya Lele Dumbo secara Intensif.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Rukman, H. Rahmat dan H, Heri yudirachman . 2017. Sukses budidaya ikan lele
secara intensif. Yogyakarta:Lyli Publisher.
Setiaji, A. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Petroleum eter, Etil asetat dan
Etanol 70% Rhizoma (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 11229
Serta Skrining Fitokimianya. [makalah]. Surakarta : Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
14
Setijaningsih, L dan C. Umar. 2015. Pengaruh Lama Retensi Air Terhadap
Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Pada Budidaya Sistem
Akuaponik dengan Tanaman Kangkung. Berita Biologi, Jurnal Ilmu-ilmu
Hayati. ISSN 0126-1754 636/AU3/P2MI-LIPI/07/2015 Volume 14 Nomor
35.
Supendi, M. R. Maulana dan S. Fajar. 2015. Teknik Budidaya Yumina-Bumina
sistem Aliran Atas di Bak Terpal. Bul. Tek. Lit. Akuakultur Vol. 13 No.
1 Tahun 2015: 5-9.
Suyanto, S.R. 2006. Budidaya Ikan Lele. Jakarta : Penebar Swadaya. Schneider,
O., V. Sereti, M.A.M. Machiels, E. H. Eding, and J.A.J. Verreth. 2006.
The potential of producing heterotrophic bacteria biomass on
aquaculture waste. Water Research, 40: 2684-2694.
Suyanto, S.R. 2008. Budidaya ikan lele (edisi revisi). Penebar Swadaya. Jakarta,
92 hlm.
15
LAMPIRAN
- Pada ikan ke-1 panjang awal pemeliharaannya (L0) 3cm dan panjang akhirnya
(Lt) 13 cm maka panjang mutlaknya:
L= Lt – L0
= 13cm – 3 cm = 10cm
- Pada ikan ke-2 panjang awal pemeliharaannya (L0) 3cm dan panjang akhirnya
(Lt) 10cm maka panjang mutlaknya:
L= Lt – L0
= 10cm – 3 cm = 7cm
- Pada ikan ke-3 panjang awal pemeliharaannya (L0) 4cm dan panjang akhirnya
(Lt) 14 cm maka panjang mutlaknya:
L= Lt – L0
= 14cm – 4cm = 10cm
- Pada ikan ke-4 panjang awal pemeliharaannya (L0) 4cm dan panjang akhirnya
(Lt) 16 cm maka panjang mutlaknya:
L= Lt – L0
= 16cm – 4cm = 12cm
- Pada ikan ke-5 panjang awal pemeliharaannya (L0) 3cm dan panjang akhirnya
(Lt) 10 cm maka panjang mutlaknya:
L= Lt – L0
= 10cm – 3 cm = 7cm
16
- Pada ikan ke-2 Bobot awal pemeliharaannya (W0) 0,03 g dan Bobot akhirnya
(Wt) 0,18g maka Bobot mutlaknya:
W= Wt – W0
= 0,18g – 0,03 g = 0,15 g
- Pada ikan ke-3 Bobot awal pemeliharaannya (W0) 0,04 g dan Bobot akhirnya
(Wt) 0,23 g maka Bobot mutlaknya:
W= Wt – W0
= 0,23 g – 0,04 g = 0,19g
- Pada ikan ke-4 Bobot awal pemeliharaannya (W0) 0,04 g dan Bobot akhirnya
(Wt) 0,26 g maka Bobot mutlaknya:
W= Wt – W0
= 0,26 g – 0,04 g = 0,22g
- Pada ikan ke-5 Bobot awal pemeliharaannya (W0) 0,03 g dan Bobot akhirnya
(Wt) 0,17g maka Bobot mutlaknya:
W= Wt – W0
= 0,17 g – 0,03 g = 0,14 g
17
-Pada ikan ke-4 Bobot awal pemeliharaannya (W0) 0,04 g dan Bobot akhirnya
(Wt) 0,26 g , lama pemeliharaannya 5minggu atau 35 hari maka laju pertumbuhan
spesifiknya adalah:
SGR =inWt – inW0 x 100% = 0,26g – 0,04 g x 100% = %/ hari
t 35
-Pada ikan ke-5 Bobot awal pemeliharaannya (W0) 0,03 g dan Bobot akhirnya
(Wt) 0,17 g , lama pemeliharaannya 5minggu atau 35 hari maka laju pertumbuhan
spesifiknya adalah:
SGR =inWt – inW0 x 100% = 0,17g – 0,03 g x 100% = %/ hari
t 35
d. Survival Rate
pada awal pemeliharaan (N0) di tebar 15 ekor ikan dan jumlah ikan di akhir
pemeliharaan (Nt) yaitu 12 ekor jadi kelusan hidup ikan (SR) adalah
Nt
SR = × 100%
No
= 12 x 100%
15
= 80%
18
Lampiran 1.2 Dokumentasi pembuatan- pemanenan dalam budidaya ember
( pemanenan
( pemberian pakan ( pemberian pakan
kangkung dilakukan
pada siang hari) pada sore hari)
pada minggku ke3)
19