PERTUMBUHAN
A. PENGANTAR
Pada bab ini akan dibahas pertumbuhan populasi ikan, yang akan meliputi
pola dan bentuk pertumbulan, kohort dan struktur populasi ikan, pendugaan umur
ikan, dan model-model pertumbuhan. Pada bagian akhir akan diperkenalkan
analisis pertumbuhan menggunakan program komputer. Pada pokok bahasan
perumbuhan ini akan dibagi dalam tiga sub pokok bahasan, yaitu: 1) konsep
pertumbuhan dan struktur populasi, 2) pola pertumbuhan dan 3) model - model
pertumbuhan.
1. Konsep Pertumbuhan
Umur dan perumbuhan merupakan dua hal yang berkaitan satu sama lain.
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran, baik ukuran panjang atau berat dalam suatu
rentang waktu tertentu. Pertumbuhan juga dapat dijelaskan sebagai pertambahan
jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis. Jadi, pertumbuhan dapat
dijelaskan sebagai pertambahan panjang, volume, berat basah atau berat kering,
dalam periode waktu tertentu. Secara fisik pertumbuhan ditandai dengan perubahan
jumlah sel penyusun jaringan tubuh dalam rentang waktu tertentu. Secara
morfologis pertumbuhan digambarkan dalam perubahan bentuk (metamorfosis).
Secara energetik, pertumbuhan dapat dijelaskan dengan perubahan kandungan total
energi (kalori) tubuh pada periode waktu tertentu. Pertumbuhan dapat dibedakan
menjadi pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan nisbi.
(1) Pertumbuhan mutlak ialah selisih panjang atau berat dalam dua waktu
pengamatan, yang secara matematis dapat kita tulis sebagai:
dG = Lt – Lo atau dG = Wt – Wo ...................................................... 4
(2) Pertumbuhan nisbi ialah panjang atau berat yang dicapai dalam satu periode
tertentu dibandingkan dengan panjang atau berat pada awal periode. Secara
matematis dapat kita tulis sebagai:
16
Pertumbuhan
Ganti kulit pada udang mengikuti alur proses sebagai berikut (Yamaoka dan
Scheer, 1970; Wickins, 1982) sebagaimana dikutip Anggoro (1992).
(a) Mobilisasi dan akumulasi cadangan material metabolik, seperti Ca, P dan bahan
organik ke dalam hepatopankreas selama akhir periode antar ganti kulit
(intermolt akhir).
(b) Pembentukan kulit baru diiringi dengan resorpsi material organik dan anorganik
dari kulit lama selama periode persiapan (awal) ganti kulit (premolt).
17
Pertumbuhan
(c) Pelepasan kulit lama pada saat ganti kulit dan diikuti dengan absorpsi air dari
media eksternal dalam jumlah besar.
(d) Pembentukan dan pengerasan kulit baru dari cadangan material organik dan
anorganik yang berasal dari hemolimfe (darah) dan hepatopankreas (sebagian
kecil berasal dari media eksternal), yang terjadi pada periode setelah ganti kulit
(postmolt).
(e) Pertumbuhan jaringan somatik selama periode setelah ganti kulit dan awal antar
ganti kulit (intermolt awal).
18
Pertumbuhan
merguiensis), berarti semua udang Jerbung yang ditetapkan pada suatu periode
tertentu (misanya pada bulan Februari 2009) di perairan Lguna Segara Anakan
Cilacap, ditemukan sebanyak 1.000.000 ekor.
Jumlah anggota kohort akan mengalami pengurangan dengan bertambahnya
waktu. Kecepatan pengurangan anggota kohort tersebut bergantung pada kondisi
perairan dan laju eksploitasi terhadapnya.
19
Pertumbuhan
20
Pertumbuhan
Gambar 8. Histogram dari data frekuensi panjang ikan Tongkol (Sumber : Saputra,
dkk. 2007).
Dari Gambar 8 tersebut dapat kita lihat sedikitnya ada dua modus yang
berbeda dan terpisah cukup nyata. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel
tersebut tersusun atas sedikitnya dua kelompok ukuran atau kohort. Umur kedua
kelompok ukuran tersebut belum dapat dipastikan, apakah berumur setengah tahun,
satu tahun dan seterusnya. Oleh karenanya maka hanya dapat disebutkan sebagai
kelompok umur I, II, dan seterusnya. Penentuan umur yang tepat memerlukan
informasi tambahan, seperti musim dan pola pemijahan dari ikan Tongkol tersebut.
Jika ikan Tongkol tersebut memijah musiman setiap tahun dua kali, misalnya pada
bulan Mei dan November, maka dapat diduga bahwa selisih umur antara kelompok
umur I dan II adalah 6 bulan, dan seterusnya.
Berbagai metode telah dikembangkan untuk menentukan umur ikan melalui
pengumpulan data frekuensi panjang. Metode-metode tersebut antara lain adalah
maximum likelihood – mixture analysis, Battacharya dan Cassie atau probalility
paper analysis, dan sebagainya. Saat sekarang telah dikembangkan berbagai
metode analisis frekuensi panjang menggunakan alat bantu komputer, seperti
ELEFAN (Electronic Lengths Frequency Analysis) yang dapat dijumpai dalam
paket program FiSAT (FAO-ICLARM Fish Stock Assessment Tools).
Prinsip dasar metode tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa dalam satu kohort,
maka individunya akan tersebar mengikuti sebaran normal. Oleh karenanya maka
metode tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi banyaknya kurva normal yang
terdapat dalam suatu kurva penyebaran frekuensi panjang yang diperoleh dari
sampling.
Untuk keperluan pengkajian stok, umur ikan dapat dibedakan sebagai “umur
absolut” dan “umur relatif”. Umur absolut dimaksudkan sebagai umur ikan dalam
satuan waktu (tahun), yang dihitung menggunakan metode tertentu, misalnya
terhadap sebagian besar jenis ikan yang hidup di perairan temperate (empat musim),
dilakukan dengan pengamatan pada tulang tertentu.
21
Pertumbuhan
Gambar 9. Zona hyalin dan opaque yang nampak pada bagian dasar sisik
Hal yang sama juga dapat juga dilihat pada otolith ikan, sebagaimana
dapat kita lihat pada Gambar 10.
22
Pertumbuhan
Gambar 10. Otolith pada ikan Pleuronecter plattesa (Holden dan Raitt, 1974)
Berdasarkan contoh tersebut jelas bagi kita bahwa pembacaan umur melalui
cincin-cincin sisik dan otolith untuk beberapa jenis ikan yang hidup di perairan
bermusim empat merupakan cara yang relatif mudah dan sederhana, dimana cincin-
cincin tersebut secara teratur terbentuk setiap tahun. Cincin-cincin sisik dan otolith
kadang-kadang sedemikian jelasnya, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang
tanpa bantuan alat pembesar. Lingkaran/cincin tersebut sebenarnya terdiri dari
cincin harian (daily ring) yang amat halus, akan tetapi karena ikan di daerah
bermusim empat itu hanya memijah satu kali dalam setahun, di suatu daerah yang
terbatas pula, penghitungan lingkaran harian untuk pendugaan umur ikan tersebut
tentunya tidak akan mempunyai nilai praktis sama sekali. Mudahnya pembacaan
lingkaran tahunan tersebut merupakan informasi yang sangat membantu bagi
keperluan pengkajian stok.
Jenis ikan yang hidup di perairan tropis jarang ditemukan sisik atau otolith
yang memperlihatkan adanya lingkaran tahunan. Demikian halnya dengan tulang
vertebrae dan operkulum. Untuk dapat membaca otolith diperlukan alat bantu yang
memadai, yang dapat digunakan untuk membaca lingkaran harian yang sangat halus
dan banyak sekali. Teknik ini, di samping membutuhkan ketelitian, juga
23
Pertumbuhan
memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal. Oleh karenanya, pendugaan
umur pada ikan menggunakan umur relatif melalui data frekuensi
panjang. 4.
Penutup
a. Rangkuman
RANGKUMAN
24
Pertumbuhan
b. Soal Latihan
25
Pertumbuhan
W = a Lb ............................................................................................ 7
Hal ini disertai dengan anggapan bahwa bentuk serta berat jenis ikan itu
tetap selama hidupnya.
26
Pertumbuhan
dengan Desember 2004. Jumlah udang yang diukur sebanyak 42.537 ekor, baik
berjenis kelamin betina maupun jantan.
Hasil perhitungan hubungan antara panjang karapas (mm) dengan bobot
individu (gram) M. elegans (Tabel 2), diperoleh persamaan regresi sebagai berikut
:
Log W = 0.004 + 2.19 Log CL atau dalam bentuk eksponensialnya W
= 0.004 CL2.19.
Persamaan tersebut dapat sebagai penduga nilai-nilai bobot udang
berdasarkan nilai-nilai panjang karapas udang M. elegans. Berdasarkan persamaan
tersebut dapat kita buat suatu kurva hubungan panjang karapas dan bobot udang
sebagaimana dapat kita lihat pada Gambar 11.
Nilai b pada udang M.elegans lebih kecil dari tiga atau berdasarkan kriteria
dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan udang M. elegans allomatrik negatif (b < 3).
Artinya pertumbuhan beratnya tidak secepat pertumbuhan panjang. Kesimpulan
tersebut diambil setelah melalui uji t, dengan hipotesis bahwa b tidak sama dengan
3.
27
Pertumbuhan
0 10 20 30 40 50
P. carapas (mm)
Gambar 11. Hubungan panjang karapas (mm) dan berat (gr) (W = 0,005 L2.19) M.
elegans di perairan Laguna Segara Anakan.
2. Faktor Kondisi
28
Pertumbuhan
1000W(gram) K= Lb (mm)
...................................................................... 9
10000W(pounds)
2) Sistem Inggris dengan rumus K = Lb (inches)
.................... 10
W.10^5(gram)
KTL = 3 .................................................................. 11
L (mm)
Apabila b ≠ 3, maka K
W.(gram)
KTL = aLb (mm) .......................................................................... 12
29
Pertumbuhan
Pada Gambar 12 terlihat bahwa udang M. elegans yang berasal dari perairan
Timur Karanganyar memiliki FK tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa udang yang
berasal dari perairan tersebut memiliki kemontokan yang paling baik. Sebagaimana
dijelaskan di depan, daerah perairan Timur Karanganyar paling banyak didapatkan
udang betina matang gonad, dan merupakan daerah pemijahan utama. Udang di
lokasi tersebut paling montok dibanding udang di tempat lainnya.
30
Pertumbuhan
3. Penutup
a. Rangkuman
100W ( gram)
1) Sistem metrik , dengan rumus : K = atau
Lb (mm)
10000W ( pounds )
2) Sistem Inggris dengan rumus K =
Lb (inches )
31
Pertumbuhan
b. Soal Latihan
1). Hasil pengukuran panjang dan berat ikan Lemuru, diperoleh data sebagai berikut
Panjang, Berat, W
L (mm) (gram)
103 18,7
150 61,2
182 112,7
196 142,4
219 202,2
231 239,3
242 277,2
251 311,2
256 331,2
a). Lakukan analisis hubungan panjang dan berat ikan tersebut, untuk
mendapatkan nilai-nilai a dan b
b). Tulis persamaan asalnya
c). Gambarkan kurva hubungan panjang dan berat tersebut
d). Buatlah tabel hubungan panjang dan berat berdasarkan persamaan yang
didapat.
32
Pertumbuhan
1. Model Pertumbuhan
33
Pertumbuhan
Lt = L∞ (1-e-K(t-to)) ............................................................................... 13
Keterangan:
Lt = panjang pada umur t
L∞ = panjang infinity (asimtotik)
K = parameter yang menggambarkan kecepatan mencapai L∞ to
= umur teoritis pada saat udang berukuran panjang nol.
e = bilangan natural (Neperian)
Bagi data berat, persamaan tersebut dapat diubah menjadi :
Wt = W∞ (1-e-K[t-to]3) ............................................................................ 14
34
Pertumbuhan
(2) Perhitungan matematik dalam memperoleh nilai panjang pada umur tertentu
(Lt) relatif mudah. Setelah diketahui semua parameter pertumbuhannya (L∞, K
dan to), dengan memasukkan nilai “t” (umur), selanjutnya dapat dengan mudah
melakukan beberapa perhitungan berupa perkalian, pengurangan dan suatu
kepangkatan tunggal.
(3) L∞ diintrepretasikan sebagai rata-rata panjang ikan pada umur yang sangat tua.
K adalah parameter garis lengkung (kurvatur parameter) yang menentukan
berapa kecepatan petumbuhan ikan tersebut dalam mencapai panjang
maksimum. Spesies ikan berumur pendek dapat mencapai panjang maksimum
dalam 1 – 2 tahun atau bahkan dalam beberapa bulan, sehingga nilai K-nya
tinggi. Sebaliknya spesies yang berumur panjang dapat mencapai panjang
maksimum dalam waktu yang lama (misalnya 10 tahun), sehingga mempunyai
nilai K yang rendah/kecil. Parameter yang ketiga, yaitu to menentukan ukuran
ikan pada umur nol. Jika L∞ dan K diketahui, maka panjang ikan pada umur
nol adalah:
Lo L (1 e Kto ).............................................................................. 15
35
Pertumbuhan
Lt (panjang)
L∞
-Kto
Lo = L∞(1-e )
t (umur)
Gambar 13. Ilustrasi grafis dan persamaan matematik model pertumbuhan Von
Bertalanffy.
36
Pertumbuhan
Lt L (1 e K(t to)
) ............................................................................ 15
K(t T to)
Lt T L (1 e ) ...................................................................... 16
K(t to) KT
Lt T Lt Le (1 e ............................................................ 17
KT
Lt T Lt (L Lt )(1 e ) ............................................................ 18
Lt T Lt L (1 e KT
) (1 e KT
)Lt ................................................ 19
Y = a - b X
Dari persamaan tersebut nampak jelas bahwa plot antara Lt T Lt
dengan Lt merupakan garis lurus dengan slope –(1-e-KT). Titik potong garis tersebut
dengan sumbu x (Lt) adalah L∞. Secara grafis model pertumbuhan Gulland dan Holt
plot dapat digambarkan sebagai berikut.
-KT
Slope=(1-e )
L∞
Lt
37
Pertumbuhan
b. Ford-Walford plot
Satu hal yang penting dari persamaan pertumbuhan di atas adalah jika T =
1 tahun, sehingga slope tersebut menjadi –(1-e-K). Bentuk lain dari persamaan
tersebut adalah :
KT KT
Lt T L (1 e ) e Lt ............................................................. 20
dan Lt =X
Persamaan garis lurus ini disebut garis Ford-Walfort, dengan slope positif
(e-K). Titik potong garis tersebut dengan garis 45o dimana Lt = Lt+1 adalah L∞.
Bentuk grafis dari plot tersebut adalah:
38
Pertumbuhan
-KT
Slope=(e )
Lt+1
o
45 L∞
Lt
Dari kedua plot tersebut, L∞ dan K dapat diperoleh secara langsung melalui
parameter garis regresi atau dengan menggunakan kertas grafik (by eye). to dapat
diestimasi melalui titik observasi tertentu dari data panjang dan umur, melalui
rumus :
1 ( )
to t ln L Lt ......................................................................... 22
K L
Jika diketahui panjang ikan pada saat ditetaskan (Lo), maka rumus tersebut
menjadi
1 (
to ln L Lt ............................................................................... 23
K L
Jika parameter VBGE tersebut sudah dapat diperoleh, selain dapat membuat
suatu kunci hubungan “panjang” – “umur”, juga dapat digunakan sebagai sub model
bagi model-model dinamik seperti “Beverton and Holt” atau “Yield-per-recruit”
atau biasa disebut sebagai “Dynamic Pool model”.
39
Pertumbuhan
Contoh soal :
Dari hasil pembacaan otolith ikan yang hidup di perairan bermusim empat
dan setelah dilakukan pengelompokan diperoleh data “umur” dan “rata-rata
panjangnya” sebagai berikut (data hipotetik):
t (tahun) 1 2 3 4 5 6 7
Lt (cm) 25,7 36,0 42,9 47,5 50,7 52,8 54,2
Hitunglan L∞, K dan to metode Ford-Walford plot dan Gulland dan Holt plot,
jika diketahui dari literatur bahwa panjang ikan pada waktu ditetaskan (Lo) adalah
0,9 cm.
Penyelesaian
Langkah pertama menyelesaikan soal tersebut adalah merubah susunan data
tersebut menjadi sebuat tabel vertikal, dengan susunan sebagai berikut.
T Lt Lt+1 Lt+1 - Lt
(A) (B) (C) (D)
1 25,7 36,0 10,3
2 36,0 42,9 6,9
3 42,9 47,5 4,6
4 47,5 50,7 3,2
5 50,7 52,8 2,1
6 52,8 54,2 1,4
7 54,2 - -
(1) Menggunakan Metode Ford-Walford plot
Untuk perhitungan dengan model Ford-Walford plot, maka data pada kolom B
sebagai variabel independen (x) dan data pada kolom C sebagai variabel dependen
(y) kita regresikan. Selanjutnya dengan menggunakan bantuan program EXEL for
windows, kita lakukan analisis regresi, sehingga kita dapatkan
persamaan regresi: Y = 18,7 + 0,67 X, dan grafiknya disajikan pada gambar 16.
40
Pertumbuhan
60
50 -K
Slope=e
40
30
Y = 18,7 + 0,67
20 X
10
o
45 L∞
0
10 20 30 40 50 60
Lt
Gambar 16. Ilustrasi Grafis Model Ford-Walford plot antara Lt (x) dengan Lt+1 (y)
Dari plot tersebut nampak bahwa b (slope) = e-K. Berdasarkan hal tersebut
infiniti) dapat kita hitung dengan cara menentukan titik potong antara garis regresi
y = 18,70 + 0,67 x
y= x-
41
Pertumbuhan
12
10
8 y = 18,7018 - 0,32751
x
6
2 L∞
0
20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
L(t)
Gambar 17. Ilustrasi grafis model Gulland dan Holt plot antara Lt (x) dengan
pertumbuhan relatif (Lt+1 – Lt (y))
Dari persamaan regresi nampak bahwa nilai slope (b) = 1 – e-K = 1 – 0,3275.
Dengan demikian maka K = Ln 0,6725 = 0,4 (absolut). Nampak bahwa nilai K, baik
menggunakan model Ford – Walford atau Gullang plot adalah sama yaitu 0,4. L∞
adalah titik potong garis regresi dengan sumbu x, atau dalam persamaan tersebut,
pada saat nilai y = 0, sehingga L∞ dapat diperoleh dari :
y = 18,7018 - 0,32751 x, jika y = 0, maka:
0,32751 x = 18,7018 x
= 57,1 = L∞
Jadi kedua metode tersebut menghasilkan dugaan parameter pertumbuhan
Von Bertalanffy yang sama, yaitu :
L∞ (panjang rata-rata maksimum) = 57,1 cm, K (indek kurva
pertumbuhan) = 0,4 to (umur hipotetik pada saat panjang
ikan nol) = -0,04 tahun.
Dengan demikian persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy dari ikan
tersebut adalah :
Lt = 57,1 (1 – e-0,4(t+0,04))
42
Pertumbuhan
Tabel 3. Tabel Kunci Hubungan Umur dan Panjang Ikan Berdasarkan Model
VBGE
Umur Panjang (cm)
(Tahun) Lt
-0,04 -
0,4 9,21
1 19,43
2 31,85
3 40,17
4 45,75
5 49,50
6 52,00
7 53,68
60
L∞
50
-0,4(t+0,04)
Lt = 57,1 (1 – e )
40
30
20
10
-
-5 0 5 10 15 20 25
Umur (th)
43
Pertumbuhan
Metode ini hanya digunakan untuk ikan-ikan pelagis kecil, dan tidak dapat
digunakan untuk ikan lain.
Metode untuk menduga umur teoritis saat panjang ikan nol (to) yang lebih
bersifat umum adalah plot von Bertalanffy (1934) sebagaimana disitir Sparre dan
Venema (1998) dengan rumus:
Laju pertumbuhan ikan dapat kita gambarkan dalam bentuk panjang atau
dalam berat. Kecenderungan dari kurva pertumbuhan akan selalu menurun sejalan
dengan bertambahnya umur ikan. Jika Lt adalah panjang ikan dan t adalah umur
ikan, maka laju pertumbuhan dapat digambarkan sebagai :
L(t 1) Lt ........................................................................... 26
cm/tahun
1,0
44
Pertumbuhan
L L(t t) Lt
cm/tahun
t t
Delta (Δ) merupakan simbol untuk suatu selisih (increment) dari suatu
besaran. Model matematis yang paling sederhana dalam menggambarkan
pertumbuhan dalam panjang adalah rumus Von Bertalanffy, dimana ΔL/Δt akan
menurun sejalan dengan bertambahnya umur (t), dengan persamaan berbentuk liner:
ΔL/Δt = a + b L t .................................................................................. 28
45
Pertumbuhan
terpisah. Jadi analisis stok antara jantan dan betina dipisahkan, sehingga menjadi
stok jantan dan stok betina.
Telah kita diketahui bahwa laju pertumbuhan (growth rate) tidak selalu
sama sepanjang hidup suatu organisme, sebagaimana terlihat pada kurva
pertumbuhan tersebut di atas. Pada awal kehidupan, ikan akan tumbuh secara cepat,
sehingga ukuran panjang akan bertambah dengan cepat. Setelah mencapai panjang
tertentu, pertumbuhan akan secara perlahan-lahan berkurang kecepatannya, sampai
akhirnya tidak lagi mengalami pertambahan, ketika panjangnya telah mencapai L∞.
Laju pertumbuhan pada suatu periode pendek dikenal sebagai laju
pertumbuhan instantaneus, bersifat menurun secara pangkat (eksponensial), sama
halnya dengan jumlah ikan yang hidup (survivor - pesintas) dalam populasi, sejalan
dengan bertambahnya waktu sebagaimana terlihat pada Gambar 19, dengan catatan
bahwa N pada sumbu y diganti dengan “laju pertumbuhan instantaneus” (G).
1,5
G
1,0
0,5
1 2 3 4 5
umur (tahun)
Gambar 19. Laju pertumbuhan instantaneus (G) dalam berat ikan Platichthys
flessus pada umur yang berurutan di Perairan Irlandia Utara
(Badruddn, 1987b)
46
Pertumbuhan
Contoh penerapan.
Mari kita bayangkan melakukan suatu penelitian, dengan mengumpulkan
data panjang dan berat ikan, dengan tujuan untuk melakukan pendugaan umur
spesies ikan tertentu, misalnya saja ikan Cakalang. Hasil penelitian tersebutkita
peroleh data sebagai berikut.
47
Pertumbuhan
Plot dari nilai G (laju pertumbuhan instantaneus) untuk tiap kelompok umur
dapat kita lihat pada Gambar 20. Nampak jelas oleh kita bahwa nilai G tersebut
memperlihatkan penurunan secara eksponensial. Secara teoritis, pada umur yang
sangat tua, maka nilai G akan sangat kecil atau bahkan sama dengan nol.
1, 4
1, 2
1
0, 8
0, 6
0, 4
0, 2
0
0 2 4 6 8 10
Umur (tahun)
48
Pertumbuhan
Gambar 20. Kurva dari laju pertumbuhan instantaneus (G) sejalan dengan
bertambahnya umur ikan
L L
a KL (ingat rumus a bLt ).......................................... 30
t t
L2 L1 L2 L1
Atau : a KL dimana L ................................... 31
t2 t1 2
Sedangkan L1 dan L2 adalah panjang ikan pada dua periode t1 dan t2 yang
terpisah.
L2 L1 y dan
L x , maka persamaan tersebut merupakan
Jika
t2 t1
persamaan garis lurus, y = a – b x, dimana nilai slope (b) = K atau K = -b, dan L∞ =
(a/K).
Pada suatu saat, mungkin dapat terjadi bahwa metode ini tidak menghasilkan
nilai dugaan yang baik. Hal ini dapat terjadi misalnya pada saat data L (panjang
rata-rata) terlalu dekat satu dengan yang lain. Dalam kasus seperti ini, maka suatu
set dari beberapa nilai L∞ dapat digabung lalu diambil rata-ratanya.
49
Pertumbuhan
Tabel 6. Data Hasil Percobaan dengan tagging pada Ikan Acanturus bahianus
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Lt
97 105 109 111 124 128 140 161 163 170 177
(mm)
Lt+Δt 102 109 118 120 155 136 143 164 165 172 180
t(hari) 53 33 108 102 272 48 53 73 63 106 111
Sumber : Randal, 1962 dalam Sparre dan Venema, 1989.
10,2 9,7 B
1: x365 3,44cm/tahun
53
50
Pertumbuhan
10,9 10,5 B
2: x365 4,42cm/tahun, dan seterusnya sampai
dengan ikan 33 nomor 11.
(4) Mengisi kolom F, yang kita peroleh dari perhitungan penjumlahan kolom B dan
kolom C, kemudian dibagi 2.
Hasil selengkapnya kita sajikan pada Tabel 7.
Gambaran yang lebih jelas kita dapatkan jika kita mem-plot-kan antara setiap
nilai pada kolom E (laju pertumbuhan) dengan setiap nilai pada kolom F (panjang
rata-rata), sesuai dengan model Gulland dan Holt plot.
Nilai dugaan K dan L∞, diperoleh dengan cara meregresikan nilai-nilai yang
terdapat pada kolom E dan F. Menggunakan bantuan kalkulator atau program EXEL
akan kita peroleh persamaan regresi:
51
Pertumbuhan
0 L∞ = 20,4
8 13 18 23
L rerata
Gambar 21. Kurva model pertumbuhan Gulland dan Holt plot antara ΔL/Δt dengan
Lt ikan Acanturus bahianus
Pada bagian depan telah kita pelajari bahwa pada awal daur hidup,
pertumbuhan ikan sangat cepat, kemudian terjadi perubahan kecepatan
pertumbuhan, artinya pertambahan biomass mulai berkurang sejalan dengan
pertambahan umur ikan. Alverson dan Carney (1975) seperti disiitir oleh Merta
(1992) mengenalkan suatu model terkait dengan umur saat ikan menghasilkan suatu
biomassa maksimum (ttp). Penentuan umur pada saat biomass maksimum dapat kita
lakukan dengan menggunakan persamaan:
52
Pertumbuhan
M
..................................................................... 32
ttp (1/ K)ln
3K)
M dimana ttp adalah sama dengan topt.
Titik ttp adalah titik saat laju kecepatan tumbuh maksimum tercapai, dimana
pada titik tersebut biomasa yang dihasilkan adalah maksimum. Untuk memperoleh
hasil tangkapan maksimum dan waktu yang cukup bagi ikan tersebut untuk tumbuh
dan memijah, maka seharusnya penangkapan kita lakukan setelah ikan mencapai
titik ttp. Sentongo (1971) sebagaimana diacu dalam Merta (1992) menjabarkan
rumus untuk menentukan umur pada titik perubahan kecepatan tumbuh berdasarkan
rumus von Bertalanffy, sebagai berikut :
1
ttp *lnb ................................................................................ 33
to K
Berdasarkan persamaan tersebut jelas bagi kita bahwa titik perubahan
kecepatan tumbuh (ttp) dapat kita ketahui setelah kita memperoleh parameter
pertumbuhan, khususnya K dan to.
Sebagai teladan aplikasi Persamaan 33, dapat kita kemukakan hasil
perhitungan terhadap udang M. elegans di Laguna Segara Anakan Cilacap yang
dilakukan oleh penulis pada tahun 2005. Hasil perhitungan yang diperoleh disajikan
pada Tabel 8.
Dari tabel 8 tersebut dapat kita ketahui bahwa terjadinya perubahan kecepatan
tumbuh (terjadi perlambatan pertumbuhan) pada udang jantan pada umur 0,57
53
Pertumbuhan
tahun, pada panjang karapas 21 mm. Sedangkan pada udang betina terjadi pada
umur yang lebih tua, yaitu pada umur 0,63 tahun pada panjang karapas 23,4 mm.
Setelah melampaui umur atau ukuran tersebut maka udang M. elegans kecepatan
pertumbuhannya berkurang. Apabila udang tersebut sedang dibudidayakan, maka
disarankan untuk dipanen. Karena biaya pakan dengan pertambahan biomas dari
pertumbuhan rasionya mulai mengecil, dan akhirnya sampai pada tingkat tidak
menguntungkan atau bahkan merugikan. Tahap ini tercapai ketika keuntungan
akibat pertambahan biomas lebih kecil dari biaya pakan. Apabila seluruh ikan di
laut dapat dipanen pada panjang di atas ttp tersebut, maka keuntungan nelayan dan
usahanya akan berkelanjutan, dan kelestarian sumberdaya akan terjaga.
8. Penutup
54
Pertumbuhan
a. Rangkuman
(5) VBGF terbukti dapat diterapkan untuk ikan, udang dan kekerangan.
55
Pertumbuhan
-KT
Slope=(1-e )
L∞
Lt
Ford-Walford plot
L∞
Lt
56
Pertumbuhan
to t 1 (L Lt )
ln
K L
to 1 (L Lt
ln .
K L
Laju Pertumbuhan
L2 L1 L2 L1
a K L dimana L
t2 t1 2
57
Pertumbuhan
b. Soal Latihan
1). Suatu model dapat dikatakan baik dan bermanfaat, setidak-tidaknya harus
memenuhi kriteria apa saja, sebutkan.
2). Model pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, jelaskan.
3). Apa sebabnya, model pertumbuhan Von Bertalanffy dapat memenuhi kriteria
sebagai model yang baik.
4). Gambarkan dan jelaskan ilustrasi grafis dari model pertumbuhan Gulland dan
Holt plot.
5). Gambarkan dan jelaskan ilustrasi grafis dari model pertumbuhan FordWalford
plot. Apa perbedaan mendasar dengan model Gulland dan Holt plot.
6). Hitunglan dari data berikut, L∞, K dan to metode Ford-Walford plot dan Gulland
dan Holt plot, jika diketahui dari literatur bahwa panjang ikan pada waktu
ditetaskan (Lo) adalah 0,5 cm.
t (tahun) 1 2 3 4 5 6 7
Lt (cm) 23,7 33,0 42,9 48,5 50,5 53,8 54,0
58
Pertumbuhan
berumur pendek akan lebih kecil dari L∞ = , dan sebaliknya ikan yang
Lmax 0,95
berumur panjang akan lebih besar dari nilai L∞ = .
59
Pertumbuhan
L max
Jika menggunakan L∞= , diperoleh dugaan awal L∞ sebesar 42,62
0.95
mm (untuk udang betina dan gabungan) dan 39,38 mm (untuk udang jantan). Nilai
ini lebih rasional dan dapat digunakan sebagai nilai dugaan awal dalam perhitungan
menggunakan ELEFAN untuk udang betina dan gabungan.
60
Pertumbuhan
Tabel 9. Data ukuran panjang karapas (mm) M. elegans dari laguna segara anakan
tahun 2004 (Saputra, 2005).
PK 4 20 24 22 23 18 16 19 15- 13 28- 27
(mm) Feb Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des
Jumlah
3.5 4 1 1 1 7
4.5 4 1 1 5 11
5.5 7 1 13 3 8 1 33
6.5 27 1 5 25 3 14 2 4 2 83
7.5 42 8 6 81 9 61 2 14 223
8.5 63 11 21 139 21 116 12 75 9 467
9.5 156 26 67 191 31 189 15 85 18 5 783
10.5 189 54 179 627 90 436 29 160 56 9 4 1833
11.5 312 104 348 693 174 690 55 258 95 20 7 17 2773
12.5 474 247 627 1164 409 1144 132 385 209 63 20 33 4907
13.5 676 481 951 1204 497 1210 198 395 164 83 55 74 5988
14.5 715 565 865 899 486 1159 276 430 246 113 112 138 6004
15.5 657 727 1138 925 610 1001 378 353 308 172 298 194 6761
16.5 498 679 758 447 371 559 359 281 284 159 205 177 4777
17.5 454 633 654 316 171 298 246 206 209 187 222 174 3770
18.5 221 430 345 219 115 111 163 144 172 129 126 112 2287
19.5 172 244 150 77 53 55 102 84 137 62 63 87 1286
20.5 115 236 155 101 35 50 63 80 112 126 129 78 1280
21.5 70 103 42 41 16 32 37 37 92 77 79 41 667
22.5 53 86 51 39 17 22 22 30 90 89 69 43 611
23.5 40 65 22 16 5 10 3 22 47 62 27 47 366
24.5 17 28 7 10 6 6 4 9 16 22 33 35 193
25.5 14 22 3 14 6 2 2 4 20 30 28 23 168
26.5 5 24 2 5 6 1 4 4 1 9 24 15 100
27.5 2 8 3 3 5 5 3 11 8 3 51
28.5 2 3 6 4 3 5 7 11 4 45
29.5 2 2 10 5 8 1 2 2 3 35
30.5 3 3 10 21 2 4 6 2 5 4 5 65
31.5 7 9 3 4 6 1 3 33
32.5 1 1 2 13 7 4 6 1 4 6 45
33.5 2 1 10 10 6 3 2 3 3 40
34.5 2 3 2 2 2 2 1 3 17
35.5 5 2 1 1 2 1 12
36.5 1 3 1 5
37.5 1 2 1 2 1 1 1 1 10
38.5 1 1
39.5
40.5
1 2 3
N 4987 4793 6404 7287 3214 7201 2139 3103 2303 1446 1529 1334 45740
61
Pertumbuhan
Gambar 22. Kurva pertumbuhan Von Bertalanffy M. elegans hasil analisis data
frekuensi panjang di perairan Laguna Segara Anakan (L∞ = 42,6. K =
1,3 /tahun dan to = -0,017 tahun) (Suradi, 2005).
M. elegans Jantan
Lt = 39,2 (1- e –1.3[t+0.021]) dalam panjang karapas dan
62
Pertumbuhan
M. elegans Betina
Lt = 42,6 (1- e –1.2[t+0.033]) dalam panjang karapas dan Wt
= 16,6 (1- e –1.2[t+0.033)2.21 dalam bobot.
Selanjutnya dapat kita susun suatu kunci hubungan panjang karapas (mm)
dengan umur (tahun), yaitu dengan memasukkan nilai umur (t) (Tabel 11).
Tabel 11. Kunci hubungan panjang karapas (mm) dengan umur dan berat udang
M. elegans di Laguna Segara Anakan Cilacap
0 1,06 0,17
0,1 5,71 4,97
0,3 13,37 13,00
0,5 19,29 19,31
0,7 23,85 24,28
0,9 27,36 28,19
1,1 30,07 31,27
1,3 32,16 33,68
1,5 33,77 35,59
1,7 35,02 37,08
1,9 35,97 38,26
2,1 36,71 39,19
63
Pertumbuhan
45
40
35
30
25 jantan
20 betina
15
10
5
0
0 1 2 3
umur (tahun)
2. Penutup
a. Rangkuman
RANGKUMAN
64
Pertumbuhan
b. Daftar Pustaka
King. 1996. Introduction to fisheries biology and stock assessment. Fishing News
Books. London.
Merta IGS. 1992. Dinamika populasi ikan lemuru, Sardinella lemuru Bleeker 1853
(Pisces: Clupeidae) di Perairan Selat Bali dan alternatif pengelolaannya.
disertasi. Bogor. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
-------------. 1987. A review of the ELEFAN system for analysis of length frequency
data in fish and aquatic invertebrate. P.7-34. Di dalam Pauly D, GR
Morgan.Eds. Length based methods in fisheries research. ICLARM
Conference proceeding 13,468p. International Centre for Living Aquatic
Resources Management, Manila, Philippines, and Kuwait Institute for
Scientific Research, Safat, Kuwait.
Pauly D, and N. David. 1981. ELEFAN I, A basic program for the objective
extraction of growth-parameters from length-frequency data. Meeres
forsch. 28 (4): 205-211.
65
Pertumbuhan
Saputra, SW, 2005. Dinamika Populasi Udang Jari Metapenaeus elegans de Man
1872 dan model pengelolaannyadi Segara Anakan. [disertasi] Sekolah
Pascasarjana IPB Bogor.
Saputra, S.W. 2006. Dinamika Populasi Udang Jerbung (Penaeus merguiensis ) dan
Pengelolaannya di Laguna Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah (2006).
Sparre, P., E. Ursin and S.C. Venema. 1989. Introduction to tropical fish stock
assessment. FAO. Rome Part 1. 337p.
66