Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK

INSTRUMENTASI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Nabila Azzahra
05061282025022

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme adalah mikrobiologi.
Mikroorganisme yang dipelajari dalam studi mikrobiologi mencakup bakteri,
jamur, protozoa, dan mikroalga (Tortora dkk., 2010). Selain itu, studi
mikrobiologi juga mempelajari virus, viroid, dan prion (Black, 2008).
Mikroorganisme yang telah dipelajari ternyata mempunyai rentang ukuran yang
sangat besar, mulai dari ukuran virus terkecil (20 nm) (Black, 2008).  Alat-alat
yang digunakan di laboraturium memiliki banyak sekali variasi, baik bentuk,
ukuran maupun jenisnya. Setiap alat-alat tersebut mempunyai fungsi spesifik yang
berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pada saat melakukan
percobaan atau praktikum. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat ini
beraneka ragam. Bahan yang diginakan untuk membuat alat-alat dilaboratorium
kimia antara lain gelas, plastik, kertas dan besi. Adanya bahan yang berbeda
dalam pembuatan alat-alat laboraturium bukan tanpa alasan melainkan
disesuaikan dengan keperluan, manfaat serta tingkat keamanannya masing-
masing. Oleh karena itu, diperlukan pengenalan dan pemahaman dari alat itu
masing-masing dalam penggunaannya. Sehingga dalam melakukan praktikum
dilaboratorium dapat dilakukan dengan aman, efektif (dwidjoseputro, 2002).
Ketelitian juga diperlukan dalam melakukan praktikum. Ketelitian yang
perlu dilakukan oleh praktikan pada saat praktikum antara lain ketelitian dalam
membaca skala yang tertera pada alat-alat. Selain ketelitian dalam melihat skala,
setiap praktikan juga harus teliti dalam menggunakan bahan-bahan terutama
larutan-larutan yang keras dalam melakukan percobaan karena apabila praktikan
ceroboh dalam melakukan praktikum, larutan-larutan yang berhaya dapat menjadi
suatu ancaman yang penting untuk diperhitungkan (Soetarto, 2006). Oleh karena
itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat – alat tersebut
dengan tepat pada saat sebelum dimulainya praktikum secara aktif. Sehingga tidak
akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari
kesalahan praktikan. Selain itu, pengenalan alat ini sangat penting demi

Universitas Sriwijaya
kelancaran praktikum kita selanjutnya. Dalam sebuah praktikum, tentu saja
praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan alat-alat yang akan
digunakan dalam praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang cukup untuk menggunakannya. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya
berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus
menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian
gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta mudah
digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau
sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun skala ini tidak akurat
dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif. Begitu
pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan
menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut (Abdullah, 2014).Mengingat
betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan peralatan laboratorium,
maka praktikum pengenalan alat laboratorium dirasa penting agar setiap
praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa
terjadi hal – hal yang tidak di inginkan. (Astuti, 2009).

1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memperkenalkan instrumen yang biasa
digunakan untuk kegiatan mikrobiologi baik fungsi maupun penggunaannya

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi


Didalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat
yang berada di laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium
mikrobiologi hampir sama dengan peralatan yang umumnya digunakan
dilaboratorium kimia, yaitu berupa alat-alat gelas antara lain : tabung
reaksi,cawan petri, pipet ukur, dan pipet volumetrik, labu ukur ,erlenmeyer, gelas
piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spirtus, kaki tiga
dengan kawat asbes, dan rak tabung reaksi. Di samping peralatan gelas tersebut,
pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain :
autoklaf, oven, mikroskop, jarum ose(inokulum), jarum preparat, gelas objek,
kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakan
mikroorganisme dengan suhu tertentu yang konstan, spektrofotometer untuk
mengukur kepekatan suspensi atau larutan,penangas air untuk mencairkan
medium, magnetic stirrer untuk mengaduk, dan tabung durham untuk penelitian
fermentasi. Untuk mengukur kepekatan suspensi atau kostan (Waluyo dkk, 2010).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai
fungsi yang sangat spesifik. percobaan kadang kala diperlukan sambungan dengan
gelas atau membuat peralatan khusus sesuai dengan kebutuhan. Pekerjaan dengan
laboratorium sering menggunakan alat-alat yang menunjang proses praktikum
dimana praktikan harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat tersebut
serta memahami fungsi dari masing-masing alat. Penggunaan berbagai alat
laboratorium ini harus digunakan dengan tepat agar nantinya pekerjaan tersebut
dapat berjalan dengan baik dan benar. Selain itu, kesalahan dalam penggunaan
alat-alat ini dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh bahkan kecerobohan dalam
menggunakan alat-alat dapat membahayakan jiwa praktikan. Untuk itulah
ketelitian dan kehati-hatian dalam mempergunakan alat-alat ini sangat
diperhatikan dan menggunakan ketelitian yang ekstra di lab (Hadietomo, 2013)

Universitas Sriwijaya
2.2. Bahan Kimia Laboratorium Mikrobiologi
Zat kimia (juga disebut zat murni) didefinisikan sebagai "semua material
dengan komposisi kimia tertentu" dalam pendahuluan buku teks kimia
umum.Menurut definisi ini, sebuah zat kimia dapat berupa unsur kimia murni atau
senyawa kimia murni. Tetapi, terdapat pengecualian untuk definisi ini; suatu zat
dapat juga didefinisikan sebagai suatu bentuk materi yang memiliki baik
komposisi yang pasti dan sifat yang berberda. Indeks zat kimia yang diterbitkan
oleh CAS juga mencakup beberapa paduan dengan komposisi yang tidak tentu.
Senyawa non stoikiometri adalah kasus khusus (dalam kimia anorganik) yang
melanggar hukum komposisi konstan, dan untuk mereka, kadang-kadang sulit
untuk menarik garis antara campuran dan senyawa, seperti dalam kasus paladium
hidrida. Dapat dijumpai definisi bahan kimia atau zat kimia yang lebih luas,
misalnya: istilah bahan kimia adalah segala zat organik atau anorganik dengan
identitas molekul tertentu, termasuk segala kombinasi zat yang terjadi seluruhnya
atau sebagian sebagai hasil eraksi kimia atau terjadi secara alami.. Dua yang
terakhir mengandung banyak zat kimia; namun, identitas mereka dapat tetap
terjaga sampai bagian hasil reaksi kimia menjadi alami. (Schwarz dan Lee, 1988).
Bahan kimia merupakan salah satu aset yang dimiliki olch setiap
laboratorium. Hampir semua laboratorium menggunakan bahan kimia untuk
menunjang operasinalnya. Bentuknya bermacam-macam ada yang padat, cair,
maupun gas. Bahan-bahan kimia yang bersifat racun keras, di antaranya:
Sublimat, Sianida, Arsen dan senyawanya, Brom, Fosfor putih, Zat radioaktif,
Hidrogen fluorida, Air raksa, dan lain-lain. Zat berbentuk gas, misal: Gas klor,
Oksigen, Asetilenan dan lain-lain. Zat padat, bermacam-macam asam, basa,
garam, dan unsur, misal: Asam oksalat, Asam stearat, NaOH, KOH, CaO, NaCl,
Serbuk besi, Sn, Cu, dan lain-lain. Namun, pada praktiknya, tidak ada zat yang
sepenuhnya murni, dan kemurnian kimia ditentukan sesuai dengan penggunaan
zat kimia yang dimaksud. Zat kimia berada sebagai zat padat, cairan, gas, atau
plasma, dan dapat berubah antara fase materi ini dengan perubahan suhu atau
tekanan. Zat kimia dapat digabungkan atau diubah menjadi zat lain melalui reaksi
kimia. Bentuk energi, seperti cahaya dan panas, bukan materi, dan karena itu
dalam hal ini bukan termasuk zat. Kimia sebagai zat (Peranginangin et al., 1999).

Universitas Sriwijaya
2.3. Naoh
Natrium hidroksida digunakan dalam banyak skenario di mana di inginkan
untuk meningkatkan alkalinitas campuran, atau untuk menetralisir asam, misalnya
dalam industri perminyakan, Natrium hidroksida digunakan sebagai aditif dalam
lumpur pengeboran untuk meningkatkan alkalinitas dalam sistem lumpur bentonit,
untuk meningkatkan viskositas lumpur, dan untuk menetralisir setiap gas asam
(seperti hidrogen sulfida dan karbon dioksida) yang mungkin ditemui dalam
formasi geologi saat pengeboran berlangsung. Seperti halnya di atas, Natrium
hidroksida bereaksi dengan asam lemah seperti hidrogen sulfida dan mercaptan
untuk menghasilkan garam Natrium non-volatil, yang dapat dihilangkan. Natrium
hidroksida, juga dikenal sebagai soda kaustik adalah senyawa anorganik dengan
rumus kimia NaOH. Ini adalah padatan putih, dan merupakan dasar logam kaustik
yang sangat kaustik dan garam alkali. Ini tersedia dalam pelet, serpih, butiran, dan
sebagai solusi yang disiapkan pada sejumlah konsentrasi yang berbeda. Natrium
hidroksida padat diperoleh dari larutan ini dengan penguapan air. Larutan NaOH
sangat basa dan biasanya digunakan untuk reaksi dengan asam lemah, dimana
asam lemah seperti natrium karbonat tidak efektif. NaOH tidak bisa terbakar
meskipun reaksinya dengan metal amfoter seperti aluminium, timah, seng
menghasilkan gas nitrogen yang bisa menimbulkan ledakan. NaOH juga
digunakan untuk mengendapkan logam berat dan dalam mengontrol keasaman air
dan juga mengatur suhu maupun ph yang ada di air . (Riana, Glory. 2012)
Natrium hidroksida murni adalah padatan kristal tidak berwarna yang meleleh
pada suhu 318 °C (604 °F) tanpa terurai, dan dengan titik didih pada suhu 1388
°C (2530 °F). Senyawa ini sangat larut dalam air, dengan kelarutan yang rendah
dalam pelarut polar seperti etanol dan metanol. NaOH tidak larut dalam eter dan
pelarut non-polar lainnya. yang sangat eksotermis sehingga mampu menghasilkan
sejumlah besar panas ke lingkungan, dan mengancam keselamatan melalui potensi
paparan melalui percikan. Larutan yang dihasilkan umumnya tidak berwarna dan
tidak berbau. Layaknya larutan alkali lainnya, senyawa ini terasa licin bila
mengalami kontak dengan kulit akibat proses saponifikasi yang terjadi antara
NaOH dan minyak alami pada kulit. Natrium hidroksida bereaksi dengan asam
protik menghasilkan air,lalu larutan alkali lainnya terasa licin (Imerson, 1992).

Universitas Sriwijaya
2.4. Alkohol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna,
dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman
beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang
paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia
C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari
dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan
singkatan dari gugus etil (C2H5). Fermentasi gula menjadi etanol merupakan
salah satu reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari
konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman
modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri sering kali
dihasilkan.sebagai bahan yang digunakan pada era sekarang (Astuti, 2009).
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau
etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung
karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi.
Definisi ini menunjukkan bahwa jenis alkohol yang diizinkan dalam minuman
beralkohol adalah Etanol.Batas maksimum etanol yang diizinkan adalah 55%
(Kemenperin, 2012).Alkohol terbentuk oleh hasil fermentasi gula dalam berbagai
makanan yang berbeda; misalnya anggur terbuat dari gula dalam buah anggur, bir
dari gula dalam barley malt (sejenis gandum), cider dari gula dalam apel, dan
vodka dari gula dalam kentang, bit atau tanaman lainnya. Alkohol merupakan
salah satu senyawa yang bersifat larut dalam air. Mengingat pemanfaatan
bioetanol/ etanol beraneka ragam, sehingga grade etanol yang dimanfaatkan harus
berbeda sesuai dengan penggunaannya. Untuk etanol yang mempunyai grade 90-
96,5% dapat digunakan pada industri, sedangkan etanol yang mempunyai grade
96-99,5% dapat digunakan sebagai campuran untuk miras dan bahan dasar
industri farmasi. Besarnya grade etanol yang dimanfaatkan sebagai campuran
bahan bakar untuk kendaraan sebesar 99,5- 100%. Perbedaan besarnya grade akan
berpengaruh terhadap proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air
dan karbohidrat akan berpengaruh pada proses konversi (Indyah, 2007).

Universitas Sriwijaya
2.5. Colony Counter
Colony counter adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang
rendah. Pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel darah. Memiliki garis-
garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9 mm2.
Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1
mm di atas chamber floor. Penghitungan konsentrasi sel ini bergantung pada
volume di bawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1
mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil
sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml
(Zatuhrrahmi, 2012) . Untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri dapat
dilakukan dengan menghitung jumlah colony bakteri, salah satu metode yang
digunakan adalah metode pour plate. Metode pour plate adalah suatu teknik di
dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar-agar dengan cara
mencampurkan media agar-agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri
sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik di permukaan agar-agar
atau di dalam agar-agar yang dimasukan kedalam moteode pour (Setiyono,2013
Penghitung koloni IUL memudahkan dan mempercepat proses ini dengan
penggunaan lampu LED dan luv yang berkualitas tinggi. User dapat menandai
koloni yang terdeteksi dengan penanda khusus, sedangkan tampilan digital akan
meningkatkan jumlah total. Pointer yang bisa langsung menghubungi koloni juga
tersedia. Jenis colony counter ada yang otomatis dan semi otomatis, untuk yang
otomatis adalah penghitungan jumlah sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem
komputerisasi. Sedangkan yang semi otomatis adalah perhitungan dengan cara
menyentuh bakteri yang tumbuh kemudian alat akan menghitung secara otomatis.
Pada alat Colony Counter, penghitungan jumlah koloni bakteri dipermudah
dengan adanya counter electronic. Dengan adanya counter tersebut peneliti tinggal
menandai koloni bakteri yang dihitung dengan menggunakan pen yang terhubung
dengan counter. Setiap koloni yang ditandai maka counter akan menghitung. Pada
tugas akhir ini akan dibuat suatu alat untuk inkubasi bakteri dilengkapi dengan
colony counter dilengkapi dengan pengaturan suhu dan waktu. Untuk inkubasi
bakteri di lengkapi dengan colony counter untuk akhir (Winarno et al., 1980).

Universitas Sriwijaya
2.6. Erlenmeyer
Leher yang sempit dan sisi yang meruncing pada labu ini akan
memungkinkan isi labu dicampur dengan cara diputar-putar, tanpa takut
tertumpah, dengan begitu sangat cocok untuk titrasi. Fitur seperti ini juga
membuat labu sesuai digunakan untuk cairan mendidih. Uap panas yang
mengembun pada bagian atas labu, akan mengurangi kehilangan pelarut. Pada
dasarnya labu erlenmeyer ini digunakan sebagai alat untuk mengukur,
menyimpan, dan mencampur cairan. Alat laboratorium yang satu ini merupakan
salah satu alat paling umum yang digunakan di dalam laboratorium kimia. Ukuran
paling umum dari erlenmeyer ini adalah 250 ml hingga 500 ml, tetapi juga ada
yang berukuran 50 ml, 125 ml, 250 ml, hingga 1000 ml. Selain itu, labu
erlenmeyer juga dapat digunakan di dalam mikroba, yang digunakan untuk
persiapan kultur mikroba. Erlenmeyer yang digunakan pada kultur sel disterilkan
dan kemungkinan mempunyai penutup yang tertutup guna meningkatkan
pertukaran gas selama terjadinya inkubasi dan bergetar. Volume cairan yang
digunakan minimal, biasanya tidak lebih seperlima dari volume labu total. Pada
intinya adalah labu erlenmeyer ini digunakan sebagai tempat atau wadah
penyimpanan media atau larutan. Labu Erlenmeyer adalah salah satu perangkat
dari uji laboratorium berbentuk seperti botol. Ada banyak alat laboratorium yang
memang terbuat dari bahan pyrex (bahan sejenis mika, namun bukan kaca).
Namun, pemakaian alat lab yang berbahan pyrex ini tidak boleh dilakukan secara
asal.karna akan menyebabkan kerusakan pada labu (Muchtadi dkk., 2010).
Sebuah labu Erlenmeyer, juga dikenal sebagai labu berbentuk kerucut, adalah
jenis labu laboratorium yang banyak digunakan. Memiliki tubuh berbentuk
kerucut, leher silinder dan dilengkapi dengan dasar yang datar. Alat ini dinamai
menurut nama kimiawan asal Jerman Emil Erlenmeyer, yang menciptakannya
pada tahun 1860. Memiliki dasar yang lebar, dan sisi yang melengkung ke atas,
tentunya labu ini bisa dibangun dari plastik atau kaca, dalam berbagai volume.
Mulut labu erlenmeyer dapat mempunyai bibir manik-manik yang dapat
dihentikan menggunakan selembar kapas, karet bug atau gabus atau jenis stopper
lainya. Sebagai alternatif, leher erlenmeyer ini dilengkapi kaca ground atau
konektor lainnya yang digunakan dengan sumbat khusus. (Muchtadi dkk., 2010).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1.Waktu dan Tempat


Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 19 febuari 2021 pada pukul 13.30 WIB sampai dengan selesai,
dilaksanakan secara online melalui aplikasi tatap muka zoom.

3.2.Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Dasar-Dasar
Mikrobiologi Akuatik adalah laptop,pena,buku dan hp.

3.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini sebagai berikut:
1. membuka google classroom yang tersedia
2.klik link ke 1 untuk melihat video pertama,lalu
3.klik link ke 2 untuk melihat video kedua

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil dari praktikum Instrumen Laboratorium Mikrobiologi adalah
sebagai berikut.

Tabel 4.1.1. peralatan yang umum digunakan di laboratorium mikrobiologi


No Nama alat Gambar alat fungsi Prosedur penggunaan
1 Dalam penggunaannya,
maka tabung durham itu
ditempatkan terbalik di
dalam tabung reaksi yang
lebih besar dan tabung ini
kemudian diisi dengan
untuk
Tabung medium cair. Setelah
menampung
Durham seluruhnya disterilkan dan
hasil
(Durham medium sudah dingin,
fermentasi
Tube) maka dapat dilakukan
mikroorganism
inokulasi. Jika bakteri
e berupa gas.
yang ditumbuhkan dalam
media tersebut memang
menghasilkan gas, maka
gas akan tampak sebagai
gelembung pada dasar
tabung durham.
2 Termomet Berfungsi
er untuk
Prinsip kerjanya yaitu
(thermom mengukur
mengukur suhu sesuai laju
eter) suhu suatu
air raksa di dalam
larutan atau
thermometer.
ruang
inkubator.
3 Mikropipe Memindahkan 1. Sebelum
t cairan yang digunakan Thumb
(Micropip bervolume Knobsebaiknya
pete) dan cukup kecil, ditekan berkali-kali
Tip biasanya untuk memastikan
kurang dari lancarnya mikropipet.
1000 µl, dalam

Universitas Sriwijaya
penggunaanny 2. Masukkan Tip
a, micropipet bersih ke
memerlukan dalam Nozzle / ujung
tip. mikropipet.

3. Tekan Thumb
Knob sampai
hambatan
pertama / first stop,
jangan ditekan lebih
ke dalam lagi.

4. Masukkan tip ke
dalam cairan sedalam
3-4 mm.

5. Tahan pipet dalam


posisi vertikal
kemudian lepaskan
tekanan dari Thumb
Knob maka cairan
akan masuk ke tip.

6. Pindahkan ujung tip


ke tempat penampung
yang diinginkan.

7. Tekan Thumb
Knob sampai
hambatan
kedua / second
stopatau tekan
semaksimal mungkin
maka semua cairan
akan keluar dari ujung
tip.

8. Jika ingin melepas tip


putar Thumb
Knob searah jarum
jam dan ditekan maka
tip akan terdorong
keluar dengan
sendirinya, atau

Universitas Sriwijaya
menggunakan alat
tambahan yang
berfungsi mendorong
tip keluar.

4 Penangas Untuk 1. Isi wadah


air / menyimpan waterbath
Waterbath media agar menggunakan
supaya tetap aquades dengan
dalam kondisi volume minimal
leleh / cair menutupi alat
waterbath.

2. Hubungan dengan
arus listrik.

3. Tekan tombol
power untuk
menyalakan alat.

4. Buat batasan suhu


maksimal dengan
memutar tombol over
temperature
limit menjaga
kestabilan pemanasan.

5. Buat program suhu


dengan menekan
tombol temp dan
dilanjutkan dengan
menekan tombol atas
dan bawah untuk
mengelola program,
berikutnya dengan
tekan
tombol enter untuk
menetapkan program.

6. Tekan
tombol start untuk
memulai pemanasan.

Universitas Sriwijaya
7. Kemudian
perhatikan
lampu run yang jika
menyala artinya
sedang menjalankan
program dan
lampu heat yang
artinya sedang
memanaskan. Jika
kedua lampu tersebut
sudah aktf artinya alat
berfungsi dengan
normal.

8. Masukkan media
yang ingin
dipanaskan.

5 Hot plate untuk 1. Hubungkan alat


stirrer dan  menghomogen dengan arus listrik.
kan suatu
Stirre bar 2. Masukkan bahan
larutan dengan
pengadukan. yang akan dipanaskan
Pelat (plate) ke dalam beaker glass
yang terdapat dan masukkan juga
dalam alat ini magnetic stirer ke
dapat dalamnya.
dipanaskan 3. Lalu letakkan
sehingga beaker glass tersebut
mampu ke atas piringan Hot
mempercepat Plate.
proses
homogenisasi. 4. Putar tombol suhu
ke suhu yang
dikehendaki.

5. Putar juga tombol


magnetic stirer
sampai stabil.

6. Biarkan sampai
bahan mendidih.

Universitas Sriwijaya
7. Setelah mendidih
putar tombol suhu dan
tombol magnetic
stirer ke angka nol.

8. Angkat beaker
glass menggunakan
hot hands.

9. Terakhir, lepaskan
hubungan arus listrik.

6 Pembakar  Membakar zat Untuk menggunakan


atau pembakar spiritus kita
Spritus  memanaskan harus menyiapkan bahan
larutan dan bakar yakni spiritus
dapat pula terlebih dahulu. Buka
digunakan penutup luar pembakar
sebagai spiritus dan lepaskan
strelisasi suatu bagian penutup dalam
proses. dengan sumbunya. Isikan
spiritus ke dalam
pembakar spiritus tersebut
sampai penuh dan
kemudian tutup kembali
dengan sumbu pembakar
spiritus.

Biarkan beberapa saat


hingga spiritus meresap ke
dalam sumbu bakar.
Setelah itu bakar sumbu
dengan menggunakan
korek api. Untuk
mematikan pembakar
spiritus, gunakan tutup
luar untuk menutup bagian
apinya. Pastikan kita tidak
meniup api para spiritus
karena hal tersebut tidak
akan menyebabkan api

Universitas Sriwijaya
mati.

7 Oven Berfungsi  Pertama hubungkan


untuk oven laboratorium
sterilisasi dengan sumber listrik
kering. alat- yang ada. 
alat yang
disterilkan  Selanjutnya masukan
menggunakan peralatan
oven antaralain laboratorium yang
peralatan gelas ingin Anda sterilisasi
seperti cawan dan atur dengan
petri, tabung sebaik mungkin dan
reaksi, dll. rapi kemudian tutup
serilisasi pintu oven hingga
kerning rapat 
dengan oven  Hidupkan oven
dilakukan laboratorium dengan
dengan cara menekan tombol ON
memanaskan pada alat kemudian
dengan suhu tunggu hingga lampu
180oC selama oven berkedap kedip. 
1 jam.
 Jangan lupa untuk
mengatur suhu dan
waktu yang
diinginkan untuk
membuat alat alat lab
menjadi steril. 

 Jika bahan bahan dan


alat yang ingin Anda
sterilisasikan
berbahan plastik maka
sebaiknya jangan atur
suhu diatas 100
derajat celcius. 

 Suhu yang diatur


1700 celcius diatur
dalam waktu 1 jam

Universitas Sriwijaya
sedangkan suhu 1600
derajat celcius
sedangkan untuk suhu
1400 derajat ialah 3
hingga 5 jam

 Bila telah selesai


maka pengatur waktu
akan kembali
otomatis ke nol.

 Setelah selesai
biarkan terlebih
dahulu jangan
langsung dikeluarkan
dari oven
laboratorium dan
mendiamkan alat alat
tersebut sampai
dingin di dalam oven

 Setelah dirasa cukup


keluarkan alat alat lab
tersebut dengan hati
hati dan letakan
kembali ke tempat
semula

 Jangan lupa untuk


mencabut kabel listrik
dan matikan oven
laboratorium.

8 Pembakar alat yang 1. Sebelum kamu


Bunsen berfungsi atau menggunakan bunsen
(Bunsen digunakan pastikan lubang udara
Burner) untuk pada bunsen ditutup
memanaskan dengan cara
zat dalam memutar collar untuk
laboratorium menutup lubang
udara.

2. Tutup Katup Pasokan

Universitas Sriwijaya
Lokal dengan
Memutar Pegangan
dan Pastikan Saluran
Gas Aktif

3. Tutup Katup Jarum di


Bagian Bawah Alat
Pembakar

4. Buka Katup Pasokan


Lokal dengan
Memutar Pegangan

5. Buka Katup Jarum di


Bagian Bawah Alat
Pembakar Hingga
Terdengar Desis Gas

6. Letakkan Nyala Api


Di Bagian Atas
Tabung

7. Nyalakan Keran Gas


Secara Perlahan untuk
Mengatur Api

9 Colony Untuk 1. Hubungkan Kabel


Counter menghitung Power ke sumber
jumlah koloni listrik.
mikroba.
2. Tekan tombol di
sebelah kiri belakang
sampai lampu colony
counter menyala dan
stabil.

3. Letakkan cawan
petri dengan posisi
terbalik.

4. Tekan tombol set


agar angka pada
display menunjukkan

Universitas Sriwijaya
angka 0.

5. Hitung jumlah
colony mikroba
dengan menekan
koloni yang terlihat.

6. Jumlah yang tertera


pada display
menunjukkan jumlah
koloni yang telah di
hitung.

CATATAN : Jika
penggunaan memerlukan
waktu yang lama, colony
counter harus sering di
matikan.

10 Untuk 1. Sambungkan kabel


Vortex melakukan ke sumber listrik.
Mixer proses
homogenisasi 2. Tekan saklar di
atau posisi 'ON'.
menyeragamka 3. Atur kecepatan
n cairan putaran sesuai
keinginan. Nanti
alatnya akan mulai
berputar secara
kontinyu.

4. Pegang sampel
dalam wadah yang
kuat, kemudian
tempelkan (tekan) ke
bagian Vortex Mixer
yang berputar, bisa di
tengah atau di
samping, untuk
menghomogenkan
larutan yang ada di

Universitas Sriwijaya
dalamnya.

11. Autoclave Untuk 1. Sebelum


mensterilkan melakukan sterilisasi cek
alat dan bahan dahulu banyaknya air
dalam autoclave. Jika air
secara
kurang dari batas yang
sterilisasi fisik. ditentukan, maka dapat
ditambah air sampai
batas tersebut. Gunakan
air hasil destilasi, untuk
menghindari
terbentuknya kerak dan
karat.
2. Masukkan
peralatan dan bahan. Jika
mensterilisasi botol
bertutup ulir, maka tutup
harus dikendorkan.
3. Tutup autoclave
dengan rapat lalu
kencangkan baut
pengaman agar tidak ada
uap yang keluar dari
bibir autoclave. Klep
pengaman jangan
dikencangkan terlebih
dahulu.
4. Nyalakan
autoclave, diatur timer
dengan waktu minimal
15 menit pada suhu
121oC.
5. Tunggu sampai air
mendidih sehingga
uapnya memenuhi
kompartemen autoclave
dan terdesak keluar dari
klep pengaman.
Kemudian klep
pengaman ditutup
(dikencangkan) dan
tunggu sampai selesai.
Penghitungan waktu 15’

Universitas Sriwijaya
dimulai sejak tekanan
mencapai 2 Patm.

6. Jika alarm tanda


selesai berbunyi, maka
tunggu tekanan di dalam
kompartemen turun
hingga   sama dengan
tekanan udara di
lingkungan (jarum pada
preisure gauge
menunjuk ke angka nol).
Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan
keluarkan isi autoclave
dengan hati-hati.
Untuk Jarum Ose disentuhkan
memindahkan pada bagian mikrobia
atau kemudian menggosokkan
mengambil pada kaca preparat untuk
koloni suatu diamati.
12 Jarum Ose
mikrobia ke
media yang
akan
digunakan
kembali.

13 Inkubator Tempat 1. Hubungkan kabel


menyimpan power ke stop kontak.
hasil 2. Putar tombol
penanaman power ke arah kiri
mikroba. (lampu power hijau
menyala).
3. Atur suhu dalam
incubator dengan
menekan tombol set.
4. Sambil menekan
tombol set, putarlah 
tombol di sebeklah
kanan atas tombol set
hingga   mnencapai suhu
yang di inginkan.
5. Setelah suhu yang
diinginkan selesai diatur,

Universitas Sriwijaya
lepaskan tombol set.

6. Inkubator akan
menyesuaikan setingan
suhu secara otomatis
setelah beberapa menit.
Menimbang 1. Meletakkan bahan
bahan yang pada timbangan tersebut.
akan
2. Melihat angka
digunakan
Timbanga yang tertera pada layar,
14 dalam dan angka itu merupakan
n Analitik
praktikum berat dari bahan yang
dengan tingkat ditimbang.
ketelitian yang
tinggi.

1. Menyiapkan
Untuk Erlenmeyer yang sudah
Erlenmeye menampung bersih.
15
r larutan, bahan
atau cairan. 2. Isi dengan  benda
cair dengan jumlah besar
dan berskala.
Wadah untuk 1. Sterilisasikan alat
mereaksikan yang akan digunakan
dua atau lebih untuk melakukan
larutan/ bahan percobaan.
Tabung kimia. Wadah 2. Masukkan tabung
16 pengembangan reaksi yang telah
Reaksi mikroba, disterilkan pada rak
misalnya tabung reaksi.
dalam
pengujian 3. Masukkan bahan
yang akan dilarutkan
jumlah bakteri.
pada tabung reaksi
1. Meletakan medium
Sebagai wadah di dalam cawan petri.
Cawan penyimpanan 2. Menutup Cawan
17
Petri dan pembuatan petri dengan penutup
kultur media. cawan.

Universitas Sriwijaya
Untuk
menyiapkan
larutan yang
Caranya adalah untuk
akan
larutan yang tidak
digunakan,dan
berwarna, maka anda
sebagai tempat
hanya perlu melihat batas
mereaksikan
meniscus cekung pada
Beaker zat dalam
18. bagian bawahnya. Pastikan
Glass volume yang
bahwa gelas ukur tersebut
banyak dan
berada pada bidang yang
Untuk
memiliki permukaan datar.
melarutkan zat
Dengan begitu, meniscus
padat ke dalam
bisa dibaca sejajar dengan
zat cair dalam
mata anda.
proses
pembuatan
larutan.
19. Gelas sebagai alat  Anda perlu menyiapkan
Ukur ukur volume larutan yang ingin Anda
larutan atau ukur volumenya, serta
cairan kimia jangan lupa juga pilih
yang tidak gelas ukur dengan
memerlukan ukuran yang sesaui.
ketelitian yang
tinggi. Untuk  Tungkan larutan
mengukur tersebut ke dalam gelas
ketelitian yang ukur. Ingat bahwa cara
tingga, Anda membaca skala peda
bisa gelas ukur bergantung
manggunakan dengan jenis larutan
pipet volume yang ingin Anda ukur
atau pipet volumenya. Jika larutan
ukur. tak berwarna maka
perhatikanlah batas
meniskus cekung
bagian bawah, dan jika
larutan raksa maka
perhatikanlah batas
meniskus cembung.

 Setelah volume
larutan sesuai dengan
keinginan Anda, serta

Universitas Sriwijaya
meniskus laruatan telah
sesuai dengan skala
gelas ukur, maka
langkah selanjutnya
Anda perlu
menuangkan larutan
tersebut ke dalam
wadah lain yang sudah
disiapkan.

untuk
menyebarkan
cairan di
permukaan
Batang L Cara Penggunaannya yaitu
20. agar supaya
(L Rod) disebarkan secara merata
bakteri yang
seperti pada gambar.
tersuspensi
dalam cairan
tersebut
tersebar merata

4.2 Pembahasan
Oven merupakan alat yang digunakan untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
Oven atau sering juga disebut hot air. Oven adalah alat sterilisasi yang

Universitas Sriwijaya
menggunakan prinsip panas kering. Oven digunakan untuk mensterilkan alat gelas
yang berongga atau material seperti minyak yang tidak dapat disterilkan dengan
autoklaf karna tidak permeable teradap uap air. Alat ini terdiri dari panas elektrik,
pengontrol suhu dan ruang insulasi yang umumnya dilengkapi kipas untuk
mensirkulasi udara sehingga panas merata. Kondisi sterilisasi yang umumnya
adalah 160 - 170°C dalam waktu 1 jam. Autoklaf adalah alat untuk menterilkan
berbagai macam alat dan bahan yang pada mikrobiologi menggunakan uap air
panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 psi atau sekitar 2
atm dan dengan suhu 121°C. lama waktu untuk mensterilkan alat kurang lebih
15–20 menit. Sedangkan lama waktu untuk menstrilkan bahan kurang 10–15
menit. Komonen – komponen autoklaf adalah tombol pengatur waktu mundur,
katup pengeluaran uap, pengatur tekanan, klep pengaman, termometer dan
lempeng sumber panas. Autoklaf digunakan untuk sterilisasi bahan yang tidak
tahan terhadap panas tinggi, bahan-bahan yang teroksidasi dengan suhu tinggi,
alat yang memiliki skala. Cawan petridish atau talepa pitri adalah sebuah wadah
yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk
membiakkan sel Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil
sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Alat ini digunakan
sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri,
khamir spora atau biji-- bijian. Cawan petri plastik dapat dimusnahkan setelah
sekali pakai untuk kultur bakteri. Jarum ose dibuat dari kawat chrom berukuran
0,5 – 0,75 mm. Jarum ose berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni
suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Jarum preparat digunakan
untuk menipiskan dan melepaskan gumpalan–gumpalan obyek diatas gelas benda,
terutama obyek yang berupa potongan media yang mengandung miselium jamur
sebelum ditutup dengan gelas penutup. Jarum enter berbentuk serupa dengan
jarum preparat, tetapi ujungnya ditipiskan dan dibengkokkann. Jarum enten 21
digunakan bersama-sama dengan jarum preparat untuk menipiskan obyek di atas
Komponen dari mikroskop adalah lensa okuler, tubus, sekerup pengatur tubus
(kasar), sekerup pengatur tubuh (halus), sekerup pengatur meja benda, meja
benda, sekerup pengatur kondensor, kondesor, cermin, revolver dan lensa
obyektif. Enkas merupakan alat laboratorium yang berfungsi sebagai tempat

Universitas Sriwijaya
penanaman mikroba. Shaker adalah alat laboratorium yang berfungsi untuk
menghomogenkan larutan dengan menggunakan tabung reaksi.dengan prinsip
mengalirikan udara kering 105oC selama 30 menit. Sterilisasi ini biasanya
digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang berbahan utama dari gelas. Selain
alat sterilisasi ada pula alat untuk melihat mikroorganisme. Ukuran
mikroorganisme yang sulit untuk dilihat dengan mata telanjang menginspirasi
Antoni Van Leewenhoek untuk menelitinya yaitu dengan menggunakan
mikroskop. Mikroskop adalah alat untuk melihat organismen yang berukuran
mikroskopis. Mikroskop ada dua jenis dilihat dari jumlah lensa okulernya yaitu
mikroskop monokuler dengan satu lensa okuler dan mikroskop binokuler dengan
dua lensa okuler. Berbicara mengenai mikroba tentu perlu mengenal media atau
kulturnya juga. Tujuannya agar mengetahui jenis dan ciri media yang digunakan
spesifiknya praktikum ini dengan media agar. Faktor yang mempengaruhi media
agar dikatakan bagus dilihat dari pH, kesterilan, osmosis sesuai mikroba dan
unsur haranya. tetap menggumakan LAF jika menginginkan kerja pada udara
yang steril. Bahan yang digunakan pada desinfeksi yaitu alkohol 70 %, karena
pada konsentrasi 70 % ini sudah efektif dalam bekerja dan harganya ekonomis.
Sterilisasi dibagi menjadi dua cara, sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
Sterilisasi basah dengan menggunakan uap air seperti autoklaf. Dikatakan basah
karena didalamnya terdapat air. Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam
autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak
udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan
uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada
saat tercapai tekanan dan suhu 1210C, maka proses sterilisasi dimulai dan timer
mulai menghitung waktu mundur selama 15 menit. Sterilisasi kering dengan uap
panas menggunakan oven. dimasukkan ke dalam tabung keramik panas (815 C)
selama 6 detik untuk mensierilisasinya. Pembakar spirtus dapat menciptakan
sirkulasi udara dari bawah ke atas melewati api karena proses pembakaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Universitas Sriwijaya
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum instrumentasi laboratorium
mikrobiologi adalah sebagai berikut:
1. Ddalam laboratorium mikrobiologi alat-alat yang digunakan diantaranya
alat-alat yang terbuat dari gelas seperti gelas objek, cawan petri, tabung
reaksi, Erlenmeyer, ose, pipet tetes, batang pengaduk, dan sebagainya.
2. Alat-alat sterilisasi seperti coven, inkubator, autoklaf dan hot plate, alat-alat
lainnya seperti  mikroskop, neraca analitik, erlenmeyer, bunsen, dan tabung
reaksi.
3. Oven digunakan untuk sterilisasi yang kering sedangkan Autoclave
sterlisasi basah.
4. Mikroskop juga digunakan untuk mengamati suatu bakteri.
5. Jarum ose digunakan untuk mengambil dan memindahkan bakteri ke media
isolasi. 

5.2 Saran
Sebelum memberikan laporan alangka baiknya untuk di jelaskan terlebih
dahulu mekanisme dari laporan agar praktikan tidak bingung saat membuat
laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Ririn. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi Vol. 1

Universitas Sriwijaya
Haika,Rudi.2012.PengenalanAlatAlatLaboratorium.
(Online)http://www.academia.edu/pengenalan-alat-alat-laboratorium.
(Diakses pada tanggal 28 Februari 2018).
Rizki. 2010. Alat-Alat mikrobiologi. Bandung: Widya Medika.
Suwarno. 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi. (Online) http://www.academia.edu
/dasar-dasar-mikrobiologi. (Diakses pada tanggal 28 Februari 2018).
Triono. 2010. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.
Willy. 2013. Sterilisasi Alat Laboratorium. Jakarta: Pustaka Media.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai