Anda di halaman 1dari 5

Teodas 5

Batuan Piroklastik

Batuan Piroklastik adalah bebatuan klastik yang terbentuk dari material vulkanik.
Ketika material vulkanik dikirim dan diolah kembali melalui proses mekanik, seperti
dengan air atau angin, bebatuan tersebut disebut vulkaniklastik. Piroklastik biasanya
berhubungan dengan aktivitas vulkanik, seperti gaya letusan gunung Krakatau.
Piroklastik biasanya dibentuk dari abu vulkanik, lapilli dan bom vulkanik yang
dikeluarkan dari gunung berapi, bergabung dengan bebatuan di daerah tersebut yang
hancur. Batuan piroklastik sangat berbeda teksturnya dengan batuan beku, batuan
piroklastik terdiri dari himpunan material lepas-lepas (dan mungkin menyatu kembali)
dari bahan-bahan yang dikeluarkan oleh aktifitas gunung api, yang berupa material
padat berbagai ukuran (dari halus sampai sangat kasar, bahkan dapat mencapai ukuran
bongkah).

Tipe Tipe Endapan


Secara genetik batuan piroklastik dapat dibagi menjadi tiga tipe utama, yaitu:
 Endapan Jatuhan (Pyroclastic Fall Deposits)
Endapan ini dihasilkan oleh erupsi eksplosif yang melemparkan material material
volkanik ke atmosfer dan jatuh di sekitar pusat erupsi. Karakteristik khusus dari tipe
ini adalah memiliki sortasi yang baik dan beberapa batuan seperti pumis dan lithic
fragments tampak membentuk gradasi normal.
 Endapan Aliran (Pyroclastic Flow Deposits)
Endapan ini dihasilkan dari gerakan material piroklastik ke arah lateral berupa aliran
gas atau material setengah padat berkonsentrasi tinggi di atas permukaan tanah. Ciri
umum dari tipe ini adalah memiliki sortasi buruk dan pada batuan pumis dapat
dijumpai gradasi yang berlawanan (reverse grading). Hal tersebut disebabkan oleh
densitas material yang lebih rendah daripada medianya (aliran gas/padatan).
 Pyroclastic Surge Deposits
Mekanisme pembentukan surge deposit ini mirip dengan flow deposit, tetapi
material piroklastik berada dalam media gas atau padatan berkonsentrasi rendah.
Endapan ini cenderung menyebar dan menyelimuti area di sekitar pusat erupsi
namun umumnya lebih berkonsentrasi di lembah lembah dan daerah depresi.
Struktur yang mencirikan endapan ini antara lain: perlapisan silang siur, dune,
antidune, laminasi planar, baji dan bergelombang.

Genesa Keterbentukan Batuan Piroklastik


batuan yang dihasilkan (secara langsung) oleh aktifitas erupsi secara eksplosif dari
gunung api. Pembentukan (genesa) batuan piroklastik akan selalu dimulai dari aliran
lava. Umumnya aliran lava yang terjadi adalah lava basaltik dengan penyebaran luas
ataupun bentuk lidah.

Pembagian Fasies Gunung Api


a) Fasies Pusat (sentral)
Berada disekitaran erupsi dengan jarak 0-2 Km. Fasies ini banyak ditemukan,
dike, sill, aglomerat, breksi pipa, lava berlapis tebal, kubah lava dan tephra
dengan sortasi yang buruk. Serta memiliki alterasi yang tinggi.
b) Fasies (Proksimal)
Berjarak 5- 10 Km dari pusat erupsi, serta mengalami autobreksiasi, terdapat
batuan piroklastik yang kasar, dan memiliki dip yang terjal.
c) Fasies Medial
Berada pada lereng gunung api bagian bawah. Didominasi batuan piroklastik
dibandingkan dengan lava. Autobreksiasi kuat. Breksi lahar yang memilki
sortasi buruk. Jaraknya dari sumber erupsi sekitar 10-15 Km.
d) Fasies Distal
Terletak paling jauh dari sumber erupsi, berjarak >15 Km dan didominasi batuan
epiklastik.
Klasifikasi Batuan Piroklastik
 Klasifikasi Batuan Piroklastik berdasarkan Fisher 1966

 Klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan ukurannya


a) Tefra (tak terkonsolidasi) Batuanpiroklastik (terkonsolidasi) > 64 mm Bom,
b) Tefra bom atau blok Aglomerat, breksi piroklastik 2 – 64 mm.
c) Tefra lapili Batulapili (lapillistone)
d) 1/16 – 2 mm Abu/debu kasar Abu kasar Tuf kasar, < 1/16 mm Abu/debu
halus Abu/debu halus tuf halus
 Klasifikasi Penamaan batuan piroklastik berdasarkan ukuran butir menurut
klasifikasi White & Houghton, 2006

Contoh Batuan Piroklastik


Pumice, Scoria, Tuff, Lapili, dan Obsidian.

Anda mungkin juga menyukai